Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 64 HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO
Relationship Nursing Mothers Work With Exclusive Breastfeeding In Public Health Mojolaban Sukoharjo
Nuri Meilani, Siti Muliawati
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
The main factors are not exclusive breastfeeding mother is breast-feeding for working mothers. Preliminary study in March 2015 in Public Health Mojolaban Sukoharjo (babies 6-12 months are 34bayi, 25 were not given exclusive breastfeeding, exclusive breastfeeding 9 granted). This study aims to determine the employment relationship breastfeeding mothers with exclusive breastfeeding.
This study design was analytic cross sectional approach. Samples taken mothers of infants aged 6-12 months, total of 34 people. Accidental sampling technique sampling. The research instruments used sheets Checlist. Technical analysis of the data using Analysis Univariate and Bivariate with Chi Square test.
Results of research X2 count > X2 table, 6.585> 3,841 and the value (0.010) <0.05 means that there is an employment relationship breastfeeding mothers with exclusive breastfeeding.
Keywords: Mothers work, Exclusive breastfeeding
ABSTRAK
Faktor utama ibu tidak memberikan ASI Eksklusif adalah karena Ibu yang menyusui bekerja. Studi pendahuluan pada bulan Maret 2015 di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo (bayi 6-12 bulan sebanyak 34 bayi, 25 tidak diberikan ASI Eksklusif, 9 diberikan ASI Eksklusif). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif. Desain penelitian ini adalah Analitik dengan pendekatan Cross sectional.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 65 Hasil penelitian X2hitung > X2tabel yaitu, 6,585>3.841 dan nilai (0,010) <0,05 berarti ada hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.
Kata kunci: Pekerjaan ibu menyusui, ASI Eksklusif
PENDAHULUAN
Menurut World Health
Organization (WHO) 2006, ASI
Eksklusif adalah bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari Ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat. ASI diberikan secara eksklusif, 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur
2 tahun atau lebih. ASI mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan, ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat berguna bagi kesehatan bayi dan kehidupan selanjutnya.
Pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Pada tahun 2010, cakupan pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan di Indonesia sebesar 31,0%.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 diketahui sebanyak 40,21% yang diberikan ASI eksklusif, terjadi
peningkatan dengan tahun 2008 (28,96), tetapi dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%. Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah bayi dengan ASI eksklusif sebesar 20,06 % dari 7.875 bayi usia 0-6 bulan.
Menurut Haryani (2014), selain itu berdasarkan laporan studi tentang permasalahan pemberian ASI Eksklusif menemukan faktor-faktor tidak diberikannya ASI Eksklusif pada bayi adalah karena ibu sibuk bekerja, pendidikan ibu rendah, gencarnya periklanan tentang penggunaan susu formula, kurangnya sekresi ASI,
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 66 dan pengetahuan ibu tentang ASI
kurang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, cakupan pemebrian ASI Eksklusif di Sukoharjo hanya sebesar 34,4% dari target Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo untuk pencapaian ASI Eksklusif adalah sebesar 80%.
Data pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2015 di Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, data jumlah bayi 6-12 bulan sebanyak 37 bayi dengan perincian bayi yang diberikan ASI Eksklusif 10 bayi, bayi
tidak diberikan ASI Eksklusif sebanyak 27 bayi dengan alasan ibu tidak tahu, sibuk bekerja,kurangnya sekresi ASI.
Tujuan penelitian untuk menggambarkan hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eklsklusif di Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian akan dilakukan di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo
dilakukan. Jenis penelitian ini
menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel 34 ibu dengan teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling. Instrumen penelitian dengan chekclist.
Teknik analisis yang digunakan yaitu yaitu Univariat dan koefisien korelasi Bivariat. Analisis bivariat
menggunakan uji statistik chi square.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Pekerjaan Ibu Menyusui
Tabel 1. Distribusi Freuensi Pekerjaan Ibu Menyusui
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan 34 responden di dapatkan responden bekerja sebanyak 23 orang (67,6%).
Pemberian ASI Ekslusif
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 67 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
34 responden di dapatkan responden memberikan ASI Ekslusif sebanyak 9 orang (26,5%).
Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 3. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 3 terlihat bahwa dari 34 ibu menyusui yang bekerja dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 20 (58,8%), yang tidak bekerja dan memberi ASI Eksklusif sebanyak 6 (17,6%).Dari hasil analisis diatas
diperoleh nilai 2hitung > 2tabel yaitu,
6,585>3.841 dan nilai pvalue 0,010 <0,05
artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan pekerjaan Ibu menyusui dengan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Mojolaban Surakarta. Contengency Coefficient (C) sebesar 0,403, artinya keeratan sedang.Ada hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI
ekslusif .
Bahasan
Pekerjaan ibu menyusui
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan 34 responden di dapatkan responden bekerja sebanyak 23 orang (67,6%), dan tidak bekerja sebanyak 11 orang (32,4%).
Pekerjaan adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mendapat upah. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatik Indrawati (2012) dengan judul Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Bayi Saat Usia 0-6 Bulan Di Bidan Praktik
Mandiri Kota Semarang yang menunjukan bahwa mayoritas ibu bekerja berumur 21-30 tahun.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 68 Pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan 34 responden di dapatkan responden memberikan ASI Eksklusif sebanyak 9 orang (26,5%), dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 25 orang (73,5%).
ASI Eksklusif istilah untuk menyebutkan bayi yang hanya diberi ASI, tanpa tambahan cairan apapun.Pemberian ASI Eksklusif diaunjurkan untuk jangka waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan (Nawang, 2011).
Mayoritas responden tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 25 orang (73,5%). Hal ini kemungkinan
pendidikan ibu mayoritas SMA/sederajat sebanyak 19 orang (55,9%). Pendidikan setingkat SMA/Sederajat belum optimal dalam menerima informasi. Sesuai dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin semakin mudah pula mereka menerima informas, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya jika
seseorang tingkat pengetahuanya rendah maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatik Indrawati (2012) dengan judul Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Bayi Saat Usia 0-6 Bulan Di Bidan Praktik Mandiri Kota Semarang.Yang menyatakan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 27 (67,5%) dibandingkan yang
memberikan ASI eksklusif hanya 13 (32,5%). Ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif mayoritas pendidikan
menengah.Karena ibu yang berpendidikan menengah mayoritas bekerja swasta.
Hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif
Tabel 3 terlihat bahwa dari 34 ibu
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 69 tidak bekerja 6 (17,6%), tidak
memberikan ASI Eksklusif tidak bekerja 5 (14,7%). Dari hasil analisis diatas diperoleh nilai X2hitung> X2tabel yaitu,
6,585>3.841 dan nilai pvalue (0,010)
<0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan
pekerjaan Ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.
Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian ASI pun berkurang.Akan tetapi seharusnya seorang ibu yang bekerja tetap memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja (Haryani, 2014).
Menurut IDAI ibu yang Selma cuti
bekerja sering memberikan makanan tambahan dini dengan alasan melatih
atau mencoba agar pada waktu ibu mulai bekerja bayi sudah terbiasa. Ibu bekerja masih dianggap sebagai salah satu
penyebab tingginya angka kegagalan menyusui waktu yang tidak memungkinkan untuk pulang, pendeknya wakt istirahat saat bekerja sehingga ibu tidak mempunyai cukup waktu untuk memerah ASI dan memberikan MP-ASI sebelum 6 bulan.
Dari hasil analisis diatas
menunjukkan pvalue (0,010)< 0,05
artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan pekerjaan Ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Mojolaban Surakarta.Contengency Coefficient (C) sebesar 0,403, artinya keeratan hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif pada kategori yang sedang.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mitraning Wijayanti dengan judul Hubungan Antara Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan,Dan Sikap Ibu
Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Krobokan Kota Semarang
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 70 orang (37.3%) dibanding Ibu yang
memiliki pekerjaan sebanyak7 orang
(43.8%). Namun demikian
kecenderungan ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara
pekerjaan dengan ASI Eksklusif (p-value 0,638).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Sebagian besar ibu menyusui di Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo bekerja. Sebagian besar ibu menyusui di Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tidak memberikan ASI Eksklusif. Terdapat Hubungan antara Pekerjaan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan keeratan hubungan kategori sedang
Saran
Bagi Peneliti diharapkan peneliti dapat mengembangkan penelitian terkait tentang ASI Eksklusif Bagi Responden.
Bagi Petugas Kesehatan diharapkan pihak Puskesmas untuk meningkatkan
penyuluhan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang ASI Eksklusif. Bagi institusi pendidikan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan wacana atau tambahan kepustakaan bagi pembaca atau peneliti selanjutnya. Bagi responden diharapkan ibu menyusui dapat memberikan ASI Eksklusif dan mengerti tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Haryani. Alasan Tidak Memberikan ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja Di Kota Mataram Nusa Tenggara
Barat. Diperoleh dari:
http://ojs.unud.ac.id/index.ph p/jch/articel/download/7700/5790
Indrawati. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Bayi Saat Usia 0-6 Bulan Di Bidan Praktik Mandiri Kota Semarang.
Diperoleh dari:
http://jurnal.akbidhusada.
ac.id/index.php/jdk/article/view/27 /27