• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

Dasar pendirian SMP N 4 Satu Atap adalah Surat

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Ditjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas Nomor: 420/4530/C/2008 tanggal, 6 Nopember 2008 perihal penyelenggaraan pendidikan Dasar Terpadu (SD-SMP N Satu Atap).

SMP N 4 Satu Atap Kedungjati terletak di salah satu desa yang ada di Kecamatan Kedungjati yaitu Desa Panimbo yang termasuk salah satu desa terpencil/IDT di Kecamatan Kedungjati. Masyarakat yang ada kebanyakan sebagai petani ladang yang mempunyai penghasilan rendah. Dari masalah tersebut maka anak-anak SD sering tidak melanjutkan sekolah yang lebih tinggi yaitu SMP. Desa Panimbo berbatasan wilayah dengan Desa Bengle Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Secara geografis Desa Panimbo dikekililingi hutan dan jaraknya jauh dari SMP,

sehingga mempengaruhi minat anak untuk

melanjutkan sekolah. SMP N 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan satu atap dengan SD N 2 Panimbo.

Adapun visi dan misi SMP N 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan adalah :

Visi: Berprestasi, Berbudi luhur, Iman dan

Taqwa.

Misi: (1) Melaksanakan pembelajaran aktif,

(2)

Mengembangkan potensi dan kualifitas siswa; (3) Meningkatkan ketrampilan, olah raga, seni budaya, estetika, budi pekerti dan kesadaran beribadah; (4) Menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler secara intensif.

SMP N Satu Atap Kedungjati Kabupaten

Grobogan sebenarnya hanya untuk mengatasi siswa-siswi lulusan SD yang berasal dari SD N 1 Panimbo, SD N 2 Panimbo dan SD di sekitar Desa Panimbo yang sudah bukan wilayah Kabupaten Grobogan, yaitu masuk wilayah Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang tidak melanjutkan sekolah ke SMP, dengan alasan faktor ekonomi serta jarak Desa Panimbo dengan SMP yang cukup jauh. Namun dalam

perkembangannya sekolah tersebut menjadi

kebanggaan masyarakat sekitar.

4.1.2 Peran Manajerial Kepala Sekolah

Hasil obsevasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan, peneliti melihat secara langsung kegiatan kepala sekolah mulai dari datang ke sekolah sampai pulang meninggalkan sekolah. Kepala sekolah datang pukul 06.45, sedangkan kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.15.Setelah keluar dari ruang kepala sekolah kemudian masuk ke ruang guru menyalami dan menyapa bapak ibu guru dan karyawan. Ruang guru SMP menjadi satu dengan ruang guru SD. Kebetulan hari Senin sehingga begitu bel berbunyi semua warga sekolah melaksanakan Upacara Bendera. Selaku pembina upacara adalah kepala sekolah. Dalam

amanat pembina upacara, kepala sekolah

menyampaikan informasi-informasi yang penting

(3)

Sebelum memasuki jam pelajaran kedua, kepala

sekolah melaksanakan breefing kepada bapak ibu guru

dan karyawan. Breefing dilaksanakan untuk guru-guru

SMP maupun guru-guru SD jadi satu. Dalam breefingnya disampaikan mengenai program-program sekolah yang harus dilaksanakan dan informasi-informasi kedinasan. Program sekolah seperti harus segera membuat agenda mengajar, daftar hadir dan daftar nilai, ruang perpustakaan SMP yang baru jadi segera dimanfaatkan, buku-buku segera dipisahkan dari perpustakaan SD. Informasi kedinasan yang

disampaikan kepala sekolah berkaitan dengan

penambahan kuota BSM bagi peserta didik, bapak ibu guru supaya menentukan siapa yang layak diusulkan menerima BSM. Kepala sekolah juga mengingatkan kepada bapak ibu guru untuk segera membuat perangkat pembelajaran, dan bisa memanfaatkan waktu dengan baik sehingga bisa datang lebih awal.

Begitu aktifitas kegiatan belajar mengajar

dimulai, kepala sekolah berkeliling ke seluruh kelas untuk memastikan tiap kelas sudah ada guru masuk ruang kelas. Apabila dijumpai ada kelas yang belum

ada gurunya kepala sekolah menyuruh siswa

menjemput gurunya di ruang guru atau minta tugas kepada guru piket. Kepala sekolah juga berkeliling ke lingkungan sekolah untuk memastikan lingkungan sekolah sudah bersih. Penjaga SMP adalah penjaga SD sehingga hanya ada satu penjaga sekolah. Apabila dijumpai ada ruang atau halaman yang kotor disampaikan kepada penjaga untuk membersihkannya.

(4)

Olah Raga Kesehatan. Tugas yang diemban kepala sekolah ganda, disamping harus menyelasaikan tugas sebagai kepala SMP dan juga kepala SD.

Jam pelajaran ketiga dimulai, kepala sekolah masuk ke kelas IV mengajar matematika. Dalam satu minggu kepala sekolah mengajar 6 jam. Selesai tugas mengajar, kepala sekolah kembali ke kantor dan menanyakan apakah kepada TU apakah sudah selesai daftar siswa yang akan diusulkan kuota tambahan BSM. Sambil menunggu kepala sekolah membuat administrasi, menandatangani berkas yang perlu ditanda tangani. Peneliti melihat tugas kepala sekolah sangat banyak karena berkaitan juga dengan tugas di SD. Begitu tata usaha selesai mengerjakan jam 11.30

kepala sekolah akan mengumpulkan ke Dinas

Pendidikan Kabupaten Grobogan sendiri. Dalam

melaksanakan tugas ke UPTD Kecamatan Kedungjati maupun ke Dinas pendidikan Kabupaten tidak pernah mewakilkan atau menyuruh guru dan karyawannya, semua dilakukan sendiri. Hal ini kemungkinan sudah terbiasa dengan tugasnya sebagai kepala sekolah di SD yang tidak memiliki tata usaha dan harus ke kantor sendiri.

Dari hasil penelitian menunjukkan kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan sering sekali dinas luar karena harus menyelesaikan tugas sebagai kepala SD dan kepala SMP, misalnya ada rapat dinas kepala SD ataupun rapat dinas kepala SMP.

4.1.3 Peran Interpersonal(Interpersonal Role) Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan.

(5)

Dalam rapat dinas, kepala sekolah selalu menjalankan tugasnya sendiri dan tidak mewakilkan guru ataupun karyawannya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan kepala sekolah di bawah ini :

Selama saya menjabat sebagai kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan, saya selalu melaksanakan tugas rutin saya sebagai kepala sekolah dengan mengikuti rapat kedinasan maupun workshop, pelatihan-pelatihan sendiri dan tidak mewakilkan guru ataupun karyawan saya. Dengan harapan saya bisa mendapatkan informasi secara langsung.

(Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 06 Agustus 2015 di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan).

Karena letak SMP Negeri 4 Satu Atap ini termasuk desa terpencil maka setiap kali ada undangan rapat kedinasan kepala sekolah hanya datang ke sekolah sampai proses belajar mengajar dimulai, setelah itu kepala sekolah meninggalkan sekolah. Kadang-kadang pula kepala sekolah tidak sempat ke sekolah karena mengingat undangan pagi.

Kepala sekolah menjalankan tugasnya yang bersifat formal juga terlihat pada waktu upacara bendera pada hari senin, di mana kepala sekolah sebagai pembina upacara. Setelah selesai upacara

kemudian diadakan breffing guru dan karyawan.

Seperti yang disampaikan salah satu guru sebagai berikut :

(6)

(Wawancara dengan Cristanti, S.Pd. guru Bahasa Indonesia pada tanggal 11 Agustus 2015 di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan).

Peran simbolik kepala sekolah juga dilakukan pada waktu wisuda purnawiyata kelas IX yaitu pada saat penyerahan ijasah kepada wisudawan wisudawati, menyambut tamu baik dari dinas maupun dari instansi lain yang berkepentingan.

Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan juga menjalankan tugas yang bersifat sosial. Kepala sekolah menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan mampu bersosialisasi dengan baik. Kepala sekolah mampu menempatkan

statusnya sebagai kepala sekolah, sehingga

mendapatkan kepercayaan bagi masyarakat sekitar untuk memasukkan anaknya ke SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati. Pernyataan diatas sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh salah satu komite sekolah di bawah ini :

Bapak Suratman, S.Pd., M.Pd. selaku kepala sekolah menjalin hubungan yang sangat baik dengan masyarakat. Beliau menjadi ketua BPD di desa Panimbo ini. Masyarakat percaya dengan beliau selaku tokoh di desa. Masyarakat juga percaya dengan SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati, sehingga dua SD yang ada di desa ini dan SD sekitar Panimbo yang masuk wilayah Boyolali bisa melanjutkan di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati.

(Wawancara dengan Bapak Jumanto selaku komite sekolah pada tanggal 08 Agustus 2015).

Kepala sekolah yang memiliki kemampuan berkomunikasi interpersonal dengan guru dalam melaksanakan tugasnya akan menyadari bahwa kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Kemampuan komunikasi

interpersonal sangat berperan penting dalam

(7)

kinerja guru Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati

Kabupaten Grobogan menjalin komunikasi

interpersonal yang baik dengan guru dan karyawan sehingga tercipta hubungan interpersonal yang baik pula. Dalam keseharian melaksanakan tugas kepala SMP Negeri 4 Kedungjati Kabupaten Grobogan adalah orang yang dituakan di sekolah tersebut. Kepala

sekolah sering memberikan masukan, arahan,

penyampaian yang tidak pernah menggunakan emosi, dan komunikasi kekeluargaan baik individu maupun kelompok guru. Hubungan dengan individu seperti dengan anak sendiri, sehingga tidak ada kesan kaku. Namun demikian juga tercipta hubungan

bawahan-atasan, kepala sekolah merupakan sosok yang

dihormati. Pernyataan ini sesuai dengan wawancara dengan guru sebagai berikut:

Hubungan kepala sekolah dengan guru dan karyawan sangat baik. Beliau bisa menjadi orang tua di sekolah ini. Beliau juga sosok yang dihormati, namun juga tidak kaku dalam menjalin komunikasi, mempunyai sifat kekeluargaan. Beliau juga menghargai saran dan pendapat guru dan karyawan. Biasanya pada akhir rapat diminta saran dan pendapat guru.

(Wawancara dengan Eni Winarsih, S.Pd., pada tanggal 11 Agustus 2015 di SMP Negeri 4 Satu Atap kedungjati Kabupaten Grobogan)

(8)

Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati

Kabupaten Grobogan menghargai pendapat,

menghargai dan menghormati kritik dan saran kepada pimpinan. Namun kepala sekolah masih kurang dalam mendengarkan segala keluhan dan permasalahan guru dan karyawan. Seperti contoh, guru mengeluh belum adanya SK pembagian tugas mengajar padahal segera diperlukan untuk kepentingan administrasi, pengisian

DAPODIK yang hampir deadline, ruang guru yang

kurang nyaman karena masih banyak buku yang tidak tertata dan masih menjadi satu dengan ruang guru SD. Hal ini seperti yang disampaikan salah satu guru sebagai berikut:

Kepala sekolah masih kurang mendengarkan keluhan dan permasalahan guru. Seperti pengisian di DAPODIK yang selalu hampir deadline waktu bahkan hari terakhir deadline, saya sudah menyampaikan kepada beliau agar DAPODIK segera dimasukkan, karena dicek masih belum masuk. Dan saya juga sering menyampaikan agar pengisian DAPODIK janganterlalu mepet. Ini sangat menjadi kekhawatiran guru karena kaitannya dengan tunjangan sertifikasi. Kalau belum masuk di DAPODIK maka SKTP (Surat Keputusan Tunjangan Sertifikasi) tidak akan keluar.

(Wawancara dengan Eka Ester, S.Pd pada tanggal 08 Agustus 2015 di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan)

Di samping pengetahuan akan kepemimpinan dalam komunikasi interpersonal, hal lain yang turut mempengaruhi kinerja guru adalah supervisi kepala sekolah. Supervisi merupakan bentuk perhatian dan pengarahan dari kepala sekolah untuk senantiasa meningkatkan tanggung jawab guru akan tugas dan

kewajibannya. Semakin intensif supervisi kepala

(9)

tahun sekali. Supervisi dijadwal dan harinya sesuai dengan jam mengajar bapak/ibu guru di kelas. Dalam supervisi itu kepala sekolah melihat perlengkapan mengajar guru seperti kalender pendidikan, program tahunan, program semester, rincian minggu efektif, standar isi, silabus, KKM, pemetakan SK/KD, RPP,

analisis ulangan harian. Di samping itu juga

menstimulasi dan melihat perkembangan guru di sekolah agar lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian guru dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan setiap murid secara kontinu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam interaksi belajar dan mengajar. Semua guru mata pelajaran disupervisi oleh kepala sekolah tanpa terkecuali.

Tindak lanjut yang akan dilaksanakan kepala sekolah adalah akan memantu dan terus mendorong operator sekolah untuk memperhatikan pengisian

DAPODIK agar tidak sampai pada waktu deadline.

Operator akan dibagi dua yaitu operator SD sendiri dan operator SMP sendiri sehingga tidak terlalu banyak tugas operator sekolah. Kaitannya dengan supervisi tindak lanjut yang akan dilaksanakan kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan adalah akan melaksanakan supervisi setiap satu semester sekali. Dengan demikian maka diharapkan kepala sekolah dapat mengarahkan dan memperbaiki kinerja guru secara keseluruhan.

Kepala sekolah sebagai pemimpin bertanggung

jawab memotivasi dan mengarahkan guru dan

karyawan. Pemotivasian kepala sekolah salah satu faktor ikut menentukan keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya. SMP Negeri 4 Satu Atap

Kedungjati Kabupaten Grobogan adalah satuan

pendidikan yang merupakan sistem sosial, di dalamnya

terdiri dari individu-individu yang memiliki

(10)

dari kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati

Kabupaten Grobogan sangat dibutuhkan untuk

mendukung tumbuh dan berkembangnya sekolah. Motivasi dan pengarahan dilakukan kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan, terutama pada saat pelaksanaan rapat dinas, agenda rapat dinas pasti ada pembinaan dan pengarahan dari kepala sekolah. Rapat dinas selain memberikan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan sekolah juga memberikan pembinaan yang bersifat umum, materi pembinaan berkaitan dengan kinerja guru dan karyawan yang sekaligus memberi motivasi-motivasi kepada guru dan karyawan agar pelaksanaan tugas masing-masing berjalan dengan baik. Selain itu juga kepala sekolah selalu mengirimkan guru apabila ada undangan pelatihan atau workshop atau MGMP.

Kepala sekolah mengingatkan hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan perilaku tidak boleh dilakukan, menyimpang dari aturan yang berlaku, harapan dari kepala sekolah , pembuatan perangkat pembelajaran seperti : RPP, silabus, prota, promes,

rincian minggu efektif, KKM, juga memberikan

dorongan bagi seluruh guru dan karyawan. Motivasi berperan penting untuk meningkatkan semangat dan prestasi kerja terutama untuk memotivasi guru yang masih dianggap kurang maksimal pada pelaksanaan kegiatan di sekolah. Pernyataan tersebut sesuai dengan

hasil wawancara dengan kepala sekolah,

mengungkapkan sebagai berikut:

(11)

mendapatkan undangan pelatihan-pelatihan atau workshop. Hal ini agar mereka bisa meningkatkan kompetensi mereka, mendapatkan wawasan yang lebih luas, dan sekaligus sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja mereka.

(Wawancara dengan Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati KabupatenGrobogan pada tanggal 10 Agustus 2015).

Motivasi dan pengarahan dari kepala sekolah ada yang mengalami kegagalan, tidak sesuai dengan harapan, yaitu pada jam kegiatan belajar mengajar masih banyak terlihat kelas kosong tidak ada gurunya. Berikut hasil wawancara dengan guru:

Kepala sekolah memang rutin memberikan pembinaan kepada guru dan karyawan. Namun disini masih terlihat kelas yang kosong pada jam pelajaran, Bapak dan Ibu guru malah berada di ruang kantor guru. Ini sering sekali terjadi apabila Bapak kepala sekolah tidak berada di sekolah. Anak banyak yang bermain di halaman sekolah, di depan kelas dan juga ada yang tetap di dalam kelas. Seharusnya walaupun kita mayoritas tenaga wiyata bakti tetapi tetap harus menjalankan tugas dengan baik.

(Wawancara dengan Siti Mahmudah,S.Pd., guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan pada tanggal 10 Agustus 2015).

Adapun tindak lanjut yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam hal pemotivasian dan pengarahan adalah untuk memberikan motivasi kepada guru dan karyawan akan diadakan In House Training (IHT) di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan dengan nara sumber dari teman sejawat yang berkompeten atau dari guru SMP Negeri luar. Hal ini dimaksudkan agar guru mendapatkan wawasan yang

luas sekaligus sebagai motivasi agar selalu

(12)

sekolah akan memfungsikan guru piket untuk memberikan tugas ke kelas apabila ada guru yang berhalangan hadir atau dinas luar. Disamping itu juga memasuki kelas yang tidak ada gurunya pada saat jam pelajaran untuk menyuruh siswa mencari guru yang bersangkutan di ruang kantor guru. Berikut wawancara dengan kepala sekolah:

Sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan motivasi guru, saya akan mengadakan In House Training (IHT) di sekolah ini, sebagai nara sumber adalah guru yang berkompeten dari sekolah ini atau teman sejawat ataupun bisa memanggil dari luar. Untuk mengatasi jam pelajaran yang tidak ada gurunya, saya akan mengaktifkan guru piket, sehingga bisa memasuki kelas yang kosong dan akan termonitor mana kelas yang kosong. Agar guru lebih nyaman dan lingkungan kerja yang kondusif maka kami akan memisahkan ruang guru SMP dengan ruang guru SD, ini sedang kami ajukan proposal untuk penambahan gedung.

(Wawancara dengan kepala SMP Negeri 4 Kedungjati Kabupaten Grobogan pada tanggal 11 Agustus 2015).

Sebagai penghubung, kepala sekolah menerima informasi dari Dinas Pendidikan,dari instansi yang terkait ataupun dari pihak luar. Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan menerima informasi dengan selalu mengikuti rapat dinas baik di tingkat kabupaten, rayon, ataupun sub rayon, sehingga tidak pernah ketinggalan informasi bagi sekolah maupun guru dan karyawan. Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan menjalin dan memelihara hubungan yang baik dengan pihak luar yang dapat memberikan bantuan. Pernyataan diatas sesuai dengan wawancara salah satu guru sebagai berikut:

(13)

contohnya Plan Indonesia yang sudah memberikan banyak sekali bantuan baik kepada sekolah maupun siswa.

(Wawancara dengan Triyanto,S.Pd., guru Penjas Orkes di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan pada tanggal 12 Agustus 2015).

4.1.4 Peran Informasional(Informational Role)

Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

Kepala sekolah sebagai monitor, yaitu menerima berbagai informasi, berperan sebagai pusat syaraf

informasi internal dan eksternal organisasi.

Pemprosesan informasi merupakan bagian utama (key

part) dari tugas seorang pemimpin. Kepala SMP Negeri 4 Kedungjati Kabupaten Grobogan bertanggung jawab atas semua informasi dan menangani semua surat dan kontak yang berhubungan dengan informasi yang diperoleh. Setelah menerima informasi kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan menyalurkan informasi yang diterima itu kepada guru dan karyawan. Seperti kenaikan pangkat untuk guru, kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan menerima informasi itu dengan membawa surat edarannya dan penjelasan-penjelasan lain yang berhubungan dengan kenaikan pangkat. Sehingga bagi guru tidak terburu-buru dan bisa melakukan persiapan yang cukup waktu. Apabila sudah tiba waktu pengumpulan PAK ke dinas maka kepala SMP Negeri 4 Kedungjati Kabupaten Grobogan menyuruh tata usaha untuk membawa berkas PAK tersebut ke dinas.

Setiap tahun dilakukan monitoring dan evaluasi

kinerja guru oleh Pengawas Dinas Pendidikan

(14)

rapat dinas di sekolah untuk disampaikan kepada Bapak/Ibu guru. Para guru segera mempersiapkan segala administrasi yang berkaitan dengan kinerja guru, seperti perangkat pembelajaran,daftar nilai, analisis nilai, perbaikan dan pengayaan, hasil ulangan harian, mid semester dan ulangan semester siswa, hasil tugas terstruktur dan tidak terstruktur siswa. Bagi yang mendapatkan tugas tambahan seperti wakil

kepala sekolah harus melengkapi administrasi

tugasnya bidang kurikulum, sarana prasarana,

kesiswaan.

Hambatan yang ada adalah pengawas jarang sekali datang langsung ke SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan karena letak yang berada di desa terpencil. Untuk monitoring evaluasi guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan menginduk di SMP Negeri 2 Kedungjati sebagai sekolah negeri terdekat.

Tindak lanjut yang akan dilakukan kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan mengusulkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan untuk melaksanakan monitoring di sekolah sendiri. Disamping itu juga melakukan pendekatan dengan pengawas SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan sehingga terjalin hubungan yang baik dan bisa dilaksanakan supervisi ke sekolah. Pernyataan diatas seperti yang diutarakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

(15)

(Wawancara dengan Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan pada tanggal 10 Agustus 2015).

Kepala sekolah harus menyalurkan informasi keluar atas rencana, kebijakan, tindakan dan hasil organisasi. Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan membuat rencana program sekolah seperti rencana pembuatan pagar sekolah, penambahan buku perpustakaan. Kepala sekolah setelah melakukan musyawarah dengan komite sekolah kemudian menyampaikan kepada orang tua/wali murid.

4.1.5 Peran Pengambilan Keputusan(Decisional Role)

Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

Informasi yang diperoleh kepala sekolah

bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan adalah sosok penentu dan sebagai pemegang peranan utama dalam hal melaksanakan proses pendidikan dimana sekolah itu berada. Kelancaran dan kesuksesan tugas kepala sekolah tergantung pada kecakapan kepala sekolah dalam hal pengambilan keputusan. Keputusan harus

dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang

seharusnya dilakukan. Kepala sekolah dituntut untuk bisa mengambil keputusan dengan tepat.

(16)

bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan dan Plan Indonesia Grobogan. Desa Panimbo adalah merupakan salah satu desa binaan Plan Indonesia Grobogan karena merupakan desa tertinggal. Plan

Indonesia Grobogan telah memberikan talut di

belakang sekolah, sering memberikan bantuan kepada

siswa berupa perlengkapan sekolah dan juga

memberikan pelatihan bagi guru SD SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan tentang model-model pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan itu diadakan di tingkat kecamatan selama beberapa hari yang didanai oleh

Plan Indonesia Grobogan.Dengan pelatihan ini

diharapkan guru bisa meningkatkan kinerjanya yaitu dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang baik dan menyenangkan.

Untuk mengadakan perubahan, kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan selalu mengajukan bantuan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan. Ruang kelas sudah mendapatkan enam ruang, tiap kelas dua rombel. Hingga tahun 2015 ini mendapatkan bantuan ruang laboratorium

IPA, ruang perpustakaan satu paket dengan

perlengkapannya. Perubahan ini akan berpengaruh bagi peningkatan kinerja guru dengan sarana-sarana pendukungnya. Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan juga bekerja sama dengan komite sekolah sehingga terwujud suatu perubahan, seperti bantuan orang tua/ wali murid yang berupa drumband.Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan juga memprakarsai atas perubahan-perubahan yang dilakukan.

(17)

guru masih banyak terlihat buku-buku paket yang bertumpukan, buku-buku SMP yang masih jadi satu dengan perpustakaan SD. Hal ini dikarenakan belum adanya tenaga khusus perpustakaan atau pustakawan. Apabila guru membutuhkan buku paket maka guru yang mencari sendiri buku yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar. Disamping itu ruang guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan yang masih menjadi satu dengan ruang guru SD Negeri 2 Panimbo. Hal ini akan mempengaruhi kinerja guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan dengan ruang yang kurang nyaman bagi guru. Dan yang ketiga adalah tidak dimanfaatkannya drumband oleh siswa semenjak keluarnya guru seni budaya pada akhir tahun 2013. Pernyataan-pernyataan di atas sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru sebagai berikut:

Sarana dan prasarana di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati yang sudah ada belum dimanfaatkan secara optimal, seperti drumband, dan perpustakaan. Apalagi perpustakaan sebagai sumber belajar, belum dikelola dengan baik, buku masih berada di mana-mana, apabila guru membutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar maka mencari sendiri. Buku paket tidak memenuhi untuk siswa perbandingan rasio antara buku dengan siswa belum sesuai, sehingga guru di sini masih menggantungkan LKS sebagai buku sumber belajar.

(Wawancara dengan Eka Ester, S.Pd. guru IPS di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan pada tanggal 13 Agustus 2015).

(18)

perpustakaan atau pustakawan yang setidaknya Diploma 2 perpustakaan. Karena perpustakaan ini merupakan sumber belajar siswa yang sangat penting sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Tindak lanjut berikutnya yaitu sudah diajukan bantuan untuk satu ruang guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati

Kabupaten Grobogan kepada Dinas Pendidikan

Kabupaten Grobogan sehingga ruang guru SMP tidak menjadi satu dengan ruang guru SD. Hal ini sesuai dengan pernyataan wakil kepala sekolah sebagai berikut:

Memang dengan tidak adanya guru seni budaya, drumband belum dimanfaatkan lagi oleh siswa. Kepala sekolah sudah mengajukan kepada Dinas Pendidikan untuk diberi guru seni budaya dan guru penjas orkes yang juga belum ada.Namun hal ini juga tidak mudah untuk meminta guru ke dinas, jadi juga dengan mencari guru wiyata bakti. Ruang perpustakaan memang baru karena sebelumnya menjadi satu dengan ruang perpustakaan SD. Kami juga belum memiliki tenaga perpustakaan untuk menangani baik administrasi maupun pelayanan. Untuk itu kami juga baru mencari tenaga perpustakaan yang minimal Diploma 2 perpustakaan. Ruang guru sampai saat ini memang masih menjadi satu dengan ruang guru SD, Bapak kepala sekolah sudah mengajukan bantuan untuk satu ruang guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan. Sekolah juga akan membuat anggaran untuk pengadaan buku perpustakaan.

(Wawancara dengan wakil kepala sekolah, H. Jaelani, S.Pd.,M.M. pada tanggal 12 Agustus 2015 di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan).

(19)

memberikan gaji bagi guru dan karyawan wiyata bakti karena sebagian besar adalah masih honorer. Untuk menghadapi kondisi ini kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan bertanggung jawab dan menyikapi sehingga kebutuhan sekolah termasuk menggaji guru wiyata bakti harus terpenuhi. Sehingga guru dan karyawan SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan tidak terpengaruh imbasnya dan bisa melaksanakan tugas dengan baik. Begitu pula dengan kegiatan sekolah yang sifatnya temporer misalnya ada kegiatan mid semester dan lain-lain dapat berjalan dengan lancar.

Sebagai pengelola sumberdaya, kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Grobogan membuat dan menyetujui keputusan penting organisasi. Kepala sekolah tiap awal tahun ajaran baru mengadakan rapat pembagian tugas guru dan karyawan SMP Negeri 4 Kedungjati Kabupaten Grobogan seperti wakil kepala sekolah, urusan kurikulum, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana, hubungan masyarakat, bendahara, perpustakaan, wali kelas, dan guru pengampu mata pelajaran.

Dalam pelaksanaan job descriptionada beberapa yang tidak jelas. Seperti tata usaha atau tenaga administrasi adalah guru penjas orkes dan sekaligus sebagai operator sekolah yang harus bertanggung jawab pengisian dapodik sehingga sebagai guru sering tidak melaksanakan tugas di kelas karena mengerjakan administrasi sekolah.Untuk pengarsipan surat masuk dan keluar belum dilaksanakan dengan baik karena belum adanya tenaga tata usaha yang benar-benar

menangani masalah administrasi sekolah. Staff

kurikulum juga dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah sehingga pembuatan jadwal pelajaran yang membuat adalah wakil kepala sekolah yang seharusnya tugas

kurikulum. Bidang kesiswaanpun juga kurang

(20)

pemilihan pengurus OSIS, latihan upacara bendera dan lain-lain. Belum adanya guru Bimbingan dan Konseling juga sangat mempengaruhi keadaan peserta didik pada umumnya. Dulu ada guru wiyata bakti BK namun kemudian tahun 2013 keluar. Seharusnya kepala sekolah mengambil keputusan untuk mengangkat guru yang lain walaupun bukan guru BK tetapi diberi tugas tambahan sebagai guru BK.

Setiap kali ada kegiatan sekolah seperti Ulangan mid semester, Ulangan kenaikan kelas, Ujian Sekolah, Ujian Nasional, kegiataan Hari Kartini , kegiatan HUT RI, wisuda purnawiyata, widya wisata, Dies Natalis, kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan selalu melakukan pembentukan panitia sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Namun dalam kegiatan itu tidak dibuatkan SK

kepanitiaan kegiatan hanya disampaikan saja.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru sebagai berikut:

Dalam setiap awal tahun pelajaran, kepala sekolah mengadakan rapat pembagian tugas bagi para guru dan karyawan. Namun dalam pelaksanaannya di sekolah ini dalam melaksanakan tugas sebagian besar masih bertumpu pada salah salah satu guru, hal ini dikarenakan tidak adanya tenaga tata usaha, di samping itu pula dari segi IT guru tersebut dianggap yang paling mampu. Sehingga ini mempengaruhi banyak hal, misalnya administrasi surat menyurat belum terarsip dengan baik, jam kelas bagi guru tersebut juga sering kosong.

(Wawancara dengan Bambang Supagi, S.Pd. guru Pkn SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan pada tanggal 11 Agustus 2015).

Job description ternyata dalam pelaksanaan mengalami kegagalan. Adapun tindak lanjut yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah adalah akan menambah tenaga karyawan sebagai tenaga tata

usahayang akan menangani pengarsipan dan

(21)

orang maka untuk pengisian PADAMU akan diserahkan kepada salah satu guru, untuk DAPODIK tetap operator sekolah. Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan juga akan lebih memantau tugas masing-masing guru sehingga semua guru dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik. Dalam setiap kegiatan sekolah maka akan dibuatkan SK pembagian tugas kepanitiaan. Kepala sekolah juga akan menugasi guru untuk menjadi guru BK.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan akan bisa berjalan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan memerlukan suatu pengelolaan yang baik. Pengelolaan sekolah diawali dengan suatu program perencanaan yang terdiri dari program jangka panjang, program jangka menengah dan program Jangka Pendek/program tahunan yang disusun dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang sudah ditentukan. SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati

Kabupaten Grobogan membuat program jangka

panjang yaitu 8 tahun , program jangka menengah yaitu 4 tahun yang tertuang dalam Rencana Kerja Jangka Menengah dan Program Jangka pendek/ program tahunan yang disusun dan dikembangkan dalam rangka mencapai visi,misi dan tujuan sekolah. SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan membuat RAPBS. Semua itu tidak terlepas dari kepala sekolah selaku pengambil keputusan. Dalam pembelajaran belum menggunakan LCD karena memang sarana dan prasarana yang belum ada.

(22)

keputusan anggaran. Sebagian besar guru SMP Negei 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan adalah wiyata bakti sehingga sekolah harus menyediakan

anggaran untuk menggaji guru. Honor atau

kesejahteraan termasuk faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati setiap jam pelajaran diperhitungkan Rp. 20.000,00 , uang transport tiap hari Rp. 10.000,00, apabila dalam satu bulan tidak pernah absen maka akan mendapat tambahan Rp. 150.000,00 tiap bulannya. Menurut pandangan peneliti honor ini sudah termasuk cukup

tinggi untuk ukuran di wilayah Kecamatan

Kedungjati.Untuk perpustakaan, kepala sekolah

berencana untuk membuat anggaran buku-buku paket

mata pelajaran, sehingga semua siswa bisa

mendapatkan buku paker sebagai sumber belajar. Sementara ini buku paket rata-rata perbandingan ratio tiap pelajaran 1 : 6.

Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati

Kabupaten Grobogan bertanggung jawab atas

(23)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pembahasan hasil penelitian ini, peneliti memadukan informasi masuk melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi yang diterima dan dipadukan dengan teori-teori yang dipakai, serta

melihat dari hasil penelitian terdahulu. Pada

pembahasan hasil penelitian membandingkan

perbedaan dan persamaan antara hasil penelitian dengan teori dan penelitian terdahulu, peneliti juga membandingkan teori dengan hasil penelitian, serta membandingkan hasil penelitian dengan riset yang dilakukan peneliti.

4.2.1 Peran Manajerial Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

Melihat hasil wawancara tentang peran

manajerial kepala sekolah di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan, menunjukkan kepala sekolah seorang pemimpin yangdapat melaksanakan pekerjaan rutin sebagai kepala sekolah dengan baik, mampu bekerja sama dengan guru dan karyawan, dan sosok yang supel di masyarakat, sebagai penghubung dan penyampai informasi yang baik kepada guru dan

karyawan, mampu mengambil keputusan bagi

perubahan-perubahan di sekolah, pemprakarsa dalam setiap kegiatan, mampu menyusun anggaran, mampu mencari peluang bagi organisasi sekolah, bertanggung jawab atas resiko yang terjadi maka perbandingan antara data wawancara dengan kepala sekolah, dan data pengamatan langsung dari peneliti, menunjukkan

kesamaan antara teori dan pelaksanaan peran

manajerial kepala sekolah di SMP Negeri 4 Satu Atap

Kedungjati Kabupaten Grobogan. Dalam hal

(24)

sekolah masih bertumpu pada satu orang yang merangkap berbagai tugas maka perbandingan antara data wawancara dengan guru dan karyawan, dan data pengamatan langsung dari peneliti, menunjukkan ketidaksamaan antara teori dan pelaksanaan peran manajerial kepala sekolah di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Begitu pula bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu dari Frimaiyulis yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori cukup demokratis dan kinerja guru pada kategori tinggi. Gaya kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan dengan kinerja guru artinya gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Untuk itu diharapkan kepada kepala sekolah agar lebih membina guru-guru dalam melaksanakan tugasnya agar kinerja guru dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, maka hasil penelitian menunjukkan kesamaan antara penelitian terdahulu dengan data yang diperoleh. Masalah-masalah yang ada adalah pemberian motivasi yang

masih kurang bagi guru dan karyawan dan

pengalokasian sumber daya yang berupa pembagian tugas guru dan karyawan yang perlu dibenahi lagi.

4.2.2Peran Interpersonal(Interpersonal Role) Kepala SMP Negeri 4 Kedungjati Kabupaten Grobogan

Pembahasan hasil penelitian tentang peran interpersonal kepala sekolah, peneliti membandingkan antara data hasil wawancara dengan penelitian terdahulu. Data wawancara menunjukkan bahwa kepala sekolah dapat menjalankan tugas rutin sebagai kepala sekolah, mampu bekerja sama dengan guru dan karyawan, memberi motivasi guru dan karyawan,

mengarahkan guru dan karyawan, menjadi

(25)

menunjukkan kesamaan dengan penelitian terdahulu

dari Frimaiyulis yang menunjukkan gaya

kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Untuk itu diharapkan kepada kepala sekolah agar lebih membina guru-guru dalam melaksanakan tugasnya agar kinerja guru dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Hasil penelitian terdahulu dari Sri Purwanti menunjukkan kepala sekolah mempunyai peran sebagai pemimpin dengan membuat perencanaan dan musyawarah; sebagai manager dengan menciptakan kerjasama antara guru dan pegawai; sebagai pendidik dengan menyusun rencana program pembelajaran; sebagai administrator

dengan mengelola sarana dan prasarana serta

administrasi keuangan; motivator dengan memberikan motivasi dengan lingkungan sekolah yang kondusif.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan hubungan interpersonal yang baik antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan, pemberian motivasi kepada guru dan karyawan, pengelolaan sarana dan prasarana yang baik dan lingkungan kerja yang nyaman akan dapat mempengaruhi kinerja guru.

Demikian pula bila dibandingkan dengan teori dari Henry Mintzberg (1973 dalam Stephen P. Robbins ,2006:5) yang mengemukakan Peran Interpersonal, yang dijelaskan manajer dituntut untuk menjalankan tugas yang sifatnya seremonial dan simbolik, peran sebagai pemimpin yang meliputi pelatihan, pemberian

motivasi, pendidiplinan karyawan, mengarahkan

karyawan dan sebagai penghubung dengan organisasi yang terkait dari kerangka pikir penelitian. Hal ini mengandung makna bahwa kepala sekolah harus bisa bekerja sama, memahami, memotivasi guru dan

karyawan, baik perorangan maupun kelompok,

(26)

Permasalahan yang ada bagaimana kepala sekolah dapat lebih memotivasi guru dan karyawan. Pemecahan masalah yang akan dilakukan kepala sekolah adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah yang sudah ada, memberikan kenyamanan kinerja guru dan karyawan seperti memberikan ruang guru bagi guru SMP sendiri, dan akan mengadakan In House Training di sekolah

sehingga guru akan termotivasi meningkatkan

kinerjanya. Selanjutnya supervisi kepala sekolah dengan guru akan ditingkatkan kwantitasnya, minimal supervisi kepala sekolah dilaksanakan setiap satu semester sekali. Supervisi digunakan untuk membagi-bagi informasi, memuji pelaksanaan yang baik, dan

melihat guru yang memerlukan bantuan serta

menentukan jenis bantuan apa yang diperlukan. Supervisi membantu penilaian apakah perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan personalia, dan

pengarahan telah dilaksanakan secara efektif. Dengan supervisi dapat diketahui hasil suatu kegiatan yang dapat mengarahkan dan memperbaiki kinerja guru secara keseluruhan.

Permasalahan yang lain adalah kepala sekolah kurang mendengarkan keluhan dan permasalahan guru dan karyawan. Pemecahannya adalah akan menugasi guru SD untuk menjadi operator SD dan SMP operator sendiri. Di samping itu kepala sekolah juga akan ikut memantau dan mendorong operator sekolah untuk segera menyelesaikan tugasnya sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi guru.

4.2.3 Peran Informasional(Informational Role)

Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

Peneliti membandingkan antara hasil penelitian

kepala sekolah sebagai pusat syaraf informasi,

(27)

kepada guru dan karyawan dan menyalurkan informasi

itu kepada organisasi yang terkait dengan

teoriCampbell, Corbally & Nyshand (1983)

mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah, yaitu: (1) peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung, (2) peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai

pemonitor, disseminator, dan spokesman yang

menyebarkan informasi ke semua lingkungan

organisasi, dan (3) peranan yang berkaitan dengan

pengambilan keputusan, yang mencakup kepala

sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler,

penyedia segala sumber, dan negosiator. Hasil

penelitian menunjukkan kesamaan dengan teori yang disampaikan para ahli di atas.

Peran informasional dijalankan dengan baik oleh kepa SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan, tidak ada masalah yang berarti. Guru dan karyawan tidak ketinggalan informasi dan dapat menindak lanjuti informasi yang disampaikan oleh kepala sekolah. Dan kepala sekolah juga dapat menyalurkan informasi kepada organisasi atau dinas terkait. Kepala sekolah sebagai penyampai informasi yang baik.

4.2.4 Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role) Kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

Pada pembahasan hasil penelitian tentang peran kepala sekolah sebagai pengambil keputusan peneliti membandingkan dengan teorikepemimpinan adalah

kemampuan seseorang dalam menggerakkan

mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja tiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja

(28)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wahyudi, 2008). Peran pengambilan keputusan menurut Terry dalam Malayu (2010:54) “pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Sedangkan Malayu

(2010:55) “pengambilan keputusan adalah suatu proses

penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang”. Hasil perbandingan antara pembahasan hasil penelitian dengan teori di atas belum sesuai.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi calon investor yang hendak menanamkan dananya pada saham perusahaan dapat melihat faktor Market Value Added (MVA) karena berdasarkan hasil dari penelitian ini

user berbeda telah berhasil berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari tabel diatas dapat diketahui

Sesuai dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan

Dan balik huruf N tadi, itu tadi cara memotong yang susah, lebih mudah dengan shape tool menurut saya, setelah itu kita akan membangun satu font dari potongan font lain, misalkan

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa sebelum dan sesudah penggunaan media Film dalam pembelajaran, (2)

- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk- bentuk perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,

Peningkatan pada aspek merumuskan hipotesis ini terjadi karena hipotesis disusun oleh peserta didik berdasarkan rumusan masalah, ketika peserta didik mampu