• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Musyarakah Akuntansi Musyarakah (psak 106) Contoh Jurnal musyarakah (pada Lembaga Keuangan Syariah sebagai mitra pasif)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ketentuan Musyarakah Akuntansi Musyarakah (psak 106) Contoh Jurnal musyarakah (pada Lembaga Keuangan Syariah sebagai mitra pasif)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MUSYARAKAH

Disampaikan oleh :

H. WIROSO

Pokok Bahasan

Ketentuan Musyarakah

Akuntansi Musyarakah (psak 106)

Contoh Jurnal musyarakah (pada Lembaga

Keuangan Syariah sebagai mitra pasif)

MUSYARAKAH

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu, dimana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

(modal) dengan ketentuan bahwa

(2)

Musyarakah permanen

musyarakahyang jumlahmodalnya tetap sampai akhir masamusyarakah. • Bagian modal tetap sampai akhir akad

Musyarakah menurun

• jumlah modalnya secara berangsur-angsur menurun karena dibeli oleh mitra

musyarakah

• Bagian modal bank beralih secara bertahap kepada mitra => akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha

(Penjelasan PAPSI)

Alur Pembiayaan Musyarakah

Alur pembiayaan Musyarakah

!

Ijab dan Kabul

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Pernyataan ijab dan Kabul => dng memperhatikan:

o Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad)

o Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak o Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau

(3)

"

Pihak-2 yang berkontrak

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Pihak-2 yang berkontrak harus cakap hukum dan memperhatikan:

Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan

perwakilan

Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan

setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil

Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur asset musyarakah

dalam proses bisnis normal

Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain

untuk mengelola asset dan masing-masing dianggap telah

diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah =>

tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.

Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau

menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri

#

Modal Musyarakah

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Modal yang diberikan harus :

o uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama.

o dapat terdiri dari asset perdagangan, seperti barang-barang, property, dan sebagainya => harus lebih dulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.

Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,

menyumbangkan atau menghadiahkan modal

musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar

kesepakatan

Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak

ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya

penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan

.

##

Kerja musyarakah

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar

pelaksanaan musyarakah; akan

tetapi kesamaan porsi

kerja bukanlah merupakan syarat

. Seorang mitra boleh

melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan

dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan

tambahan bagi dirinya

Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah

atas nama pribadi dan wakil dari mitranya

. Kedudukan

masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan

dalam kontrak.

#

Keuntungan Musyarakah

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Keuntungan harus dikuantifikasikan dengan jelas untuk

menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi

keuntungan atau ketika penghentian musyarakah

Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara

proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada

jumlah yang ditentukan diawal yang ditetapkan bagi seorang

mitra

Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa

jika keuntungan

melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu

diberikan kepadanya

(4)

#

Kerugian Musyarakah

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Kerugian harus dibagi antara para mitra secara

proporsional menurut saham masing-masing dalam modal

#

Biaya Operasional dan Persengketaan

(Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000)

Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.

AKUNTANSI

MUSYARAKAH

Disampaikan oleh

WIROSO

#

Tujuan

(psak 106 : 1)

(5)

#

Ruang Lingkup

untuk entitas yang melakukan transaksi musyarakah.

(psak 106 : 2)

tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi

atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan

akad musyarakah.

(psak 106 : 3)

#!

Definisi

(psak 106 : 4)

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan

kesepa-katan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana.

Musyarakah permanenadalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.

Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha)adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana entitas akan dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga bagian dana entitas akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.

Mitra aktifadalah mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut.

Mitra pasifadalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah.

#"

Karakteristik

Para mitra (

syarik

) bersama-sama menyediakan dana

untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam

musyarakah

, baik usaha yang sudah berjalan

maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat

mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang

telah disepakati nisbahnya secara bertahap atau

sekaligus kepada entitas (mitra lain).

(psak 106 : 5)

Investasi

musyarakah

dapat diberikan dalam bentuk

kas, setara kas, atau aset nonkas, termasuk aset

tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten.

(psak 106 : 6)

Karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana mitra lainnya,

maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk

menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang

disengaja. Beberapa hal yang menunjukkan adanya

kesalahan yang disengaja ialah:

(psak 106 : 7)

(a) pelanggaran terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya, dan pendapatan operasional; atau (b) pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang

bersengketa maka kesalahan yang disengaja harus

dibuktikan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang.

(6)

#

Pendapatan usaha musyarakah dibagi di antara para mitra

secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik

berupa kas maupun aset nonkas lainnya) atau sesuai nisbah

yang disepakati oleh para mitra. Sedangkan rugi dibebankan

secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik

berupa kas maupun aset nonkas lainnya).

(psak 106 : 9)

Jika salah satu mitra memberikan kontribusi atau nilai lebih dari

mitra lainnya dalam akad

musyarakah

maka mitra tersebut

dapat memperoleh keuntungan lebih besar untuk dirinya.

Bentuk keuntungan lebih tersebut dapat berupa pemberian

porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi dananya atau

bentuk tambahan keuntungan lainnnya.

(psak 106 : 10)

Porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan berdasarkan

nisbah yang disepakati dari hasil pendapatan usaha yang

diperoleh selama periode akad bukan dari jumlah investasi

yang disalurkan.

(psak 106 : 11)

Pengelola

musyarakah

mengadministrasikan transaksi usaha

yang terkait dengan investasi

musyarakah

yang dikelola dalam

pembukuan tersendiri

(psak 106 : 12)

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha

musyarakah dan sebagai dasar penentuan bagi hasil

mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha

musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang

terpisah untuk usaha musyarakah tersebut.

(psak 106 : 13)

(7)

Pada Saat Akad

Investasi musyarakah diakui pada saat menyisihkan kas atau aset nonkas untuk usaha musyarakah. (psak 106 : 14)

Pengukuran investasi musyarakah: (psak 106 : 15)

(a) dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang disisihkan; dan

(b) dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aset nonkas, maka selisih tersebut diakui sebagai selisih penilaian aset musyarakah dalam ekuitas.

Selisih kenaikan aset musyarakah diamortisasi selama masa akad musyarakah. Aset tetap musyarakah yang telah dinilai sebesar nilai wajar disusutkan dengan jumlah penyusutan yang mencerminkan:(psak 106 : 16) (a) penyusutan yang dihitung dengan historical cost model; ditambah dengan (b) penyusutan atas kenaikan nilai aset karena penilaian kembali saat penyisihan

aset nonkas untuk usaha musyarakah.

Apabila proses penilaian pada nilai wajar menghasilkan penurunan nilai aset, maka penurunan nilai ini langsung diakui sebagai kerugian. Aset tetap musyarakah yang telah dinilai sebesar nilai wajar disusutkan berdasarkan nilai wajar yang baru. (psak 106 : 17)

Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi

kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.(psak 106 : 18)

Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif (misalnya dari bank syariah) diakui sebagai investasi musyarakah dan di sisi lain sebagai dana syirkah temporer sebesar:(psak 106 : 19)

(a) dana dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diterima; dan (b) dana dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan disusutkan

selama masa akad atau selama umur ekonomis apabila aset tersebut tidak akan dikembalikan kepada mitra pasif.

Selama Akad

Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan pengembalian dana mitra diakhir akad dinilai sebesar:(psak 106 : 20)

(a) jumlah kas yang disisihkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian (apabila ada); atau

(b) nilai tercatat aset musyarakah nonkas pada saat penyisihan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (apabila ada). Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian dana mitra secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas yang disisihkan untuk usaha musyarakah pada awal akad ditambah dengan jumlah dana syirkah temporer yang telah dikembalikan kepada mitra pasif dan dikurangi kerugian (apabila ada).(psak 106 : 21)

!

Akhir Akad

(8)

"

Pengakuan Hasil Usaha

Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai dengan kesepa-katan atas pendapatan usaha musyarakah. Sedangkan pendapatan usaha untuk mitra pasif diakui sebagai hak pihak mitra pasif atas bagi hasil dan kewajiban. (psak 106 : 23)

Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana masing-masing mitra dan mengurangi nilai aset musyarakah.(psak 106 : 24) Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyarakah. (psak 106 : 25)

Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha dari catatan akuntansi mitra aktif atau pengelola usaha yang dilakukan secara terpisah.(psak 106 : 26)

Pengkuan dan Pengukuran

AKUNTANSI MITRA PASIF

#

Pada Saat Akad

Investasi musyarakah diakui pada saat pembayar-an kas atau penyerahan aset nonkas kepada mitra aktif musyarakah. (psak 106 : 27)

Pengukuran investasi musyarakah: (psak 106 : 28)

(a) dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan (b) dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat

selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat aset nonkas, maka selisih tersebut diakui sebagai:

(i) keuntungan tangguhan dan diamortisasi selama masa akad; atau (ii) kerugian pada saat terjadinya.

Investasi musyarakah nonkas yang diukur dengan nilai wajar aset yang diserahkan akan berkurang nilainya sebesar beban penyusutan atas aset yang diserahkan dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan. (psak 106 : 29)

Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi

kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah. (psak 106 : 30)

Selama Akad

Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan

pengembalian dana mitra diakhir akad dinilai sebesar:

(psak 106 : 31)

(a) jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian (apabila ada); atau

(b) nilai tercatat aset musyarakah nonkas pada saat penyerahan untuk usaha musyarakah setelah di-kurangi penyusutan dan kerugian (apabila ada).

(9)

Akhir Akad

Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang

belum dikembalikan oleh mitra aktif diakui sebagai

piutang

(psak 106 : 33)

Pengakuan Hasil Usaha

Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui

sebagai pendapatan sebesar bagian mitra pasif

sesuai kesepakatan. Sedangkan kerugian investasi

musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana.

(psak 106 : 34)

PENYAJIAN

Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut:(psak 106 : 35)

(a) Aset musyarakah untuk kas atau aset nonkas yang disisihkan dan yang diterima dari mitra pasif;

(b) Dana musyarakah yang disajikan sebagai unsur dana syirkah temporer untuk aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif; dan

(c) Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai unsur ekuitas. Mitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut:(psak 106 : 36)

(a) Investasi musyarakah untuk kas atau aset nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif;

(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah.

PENGUNGKAPAN

Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi

musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada:

(psak 106 : 37)

(a) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi penyertaan, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain; (b) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan

(10)

KETENTUAN TRANSISI(psak 106 : 38)

o Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuk transaksi musyarakah yang terjadi setelah tanggal efektif. Untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan maka entitas dianjurkan menerapkan Pernyataan ini secara retrospektif

TANGGAL EFEKTIF(psak 106 : 39)

o Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.

PENARIKAN(psak 106 : 40)

o Pernyataan ini menggantikan PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang berhubungan dengan peng-akuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan musyarakah

Contoh

AKUNTANSI MUSYARAKAH

(pada Lembaga Keuangan Syariah sebagai mitra pasif)

"

Contoh kasus

Pada tgl 01 Agustus Bank Syariah memberikan fasilitas

pembiayaan musyarakah kepada Tuan Abdullah dalam usaha

pabrik pengolaan kelapa sawit dan telah disepakati dengan

data-data sebagai berikut:

1. Tanggal 05 Agustus dibayar beban pra akad, seperti pembuatan studi kelayakan proyek, penelitian kelayakan proyek sebesar Rp. 1.000.000,--2. Modal syirkah keseluruhan sebesar Rp. 150.000.000,- dimana bank

syariah mendapatkan porsi modal sebesar Rp. 70.000.000,- dan prosi modal untuk Tuan Abdullah sebesar Rp. 80.000.000,-- dengan nisbah keuntungan , untuk bank sebesar 40 dan untuk Tuan Abdullah sebesar 60

3. Modal syirkah yang menjadi prosi bank syariah sebesar Rp. 70.000.000,-- dibayar dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tanggal 15 Agustus, dibayarkan modal syirkah dalam bentuk kas sebesar Rp.

20.000.000,--b. Tanggal 20 Agustus diserahkan modal non kas, berupa dua buah mesin pabrik yang telah dimiliki oleh bank syariah, mesin pertama sebesar Rp.30.000.000,-- yang dibeli dengan harga Rp.32.500.000,-- dan mesin yang kedua sebesar Rp.20.000.000,-- yang dibeli dengan harga

Rp.15.000.000,--1. Tanggal 01 Agustus pada saat pembiayaan

musyakah disetujui, bank syariah mempunyai

kewajiban komitmen pembiayaan musyarakah

sebesar Rp.

70.000.000,--Jurnal komitmen (rekening administratif) :

Dr. Kontra komitmen Pemb Musyarakah Rp.70.000.000,-Cr. Komitmen Pembiayaan Musyarakah Rp.

70.000.000,-2. Tanggal 15 Agustus, menyerahkan modal dalam

bentuk uang tunai sebesar Rp.

(11)

Rp.20.000.000,-#

3. Tanggal 20 Agustus pada saat bank menyerahkan aktiva non-kas kepada

syirkah

A. Mesin pertama diserahkan dengan harga pasar / wajar sebesar Rp.30.000.000,--mesin tersebut dibeli dengan harga perolehan sebesar Rp.

32.500.000,--Jurnal atas penyerahan modal non kas adalah :

Db. Pembiayaan musyarakah Rp.

30.000.000,--Db. Kerugian penyerahan aktiva Rp.

2.500.000,-Kr. Aktiva non-kas Rp.

32.500.000,-Dr. Komitmen Pemby Musyarakah Rp.

30.000.000,-Cr. Kontra komitmen Pemb Musyarakah

Rp.30.000.000,-B. Mesin kedua dibeli dengan harga perolehannya sebesar Rp.15.000.000,-- dan diserahkan dengan harga jual / wajar

Rp.20.000.000,--Db. Pembiayaan Musyarakah Rp.

20.000.000,--Kr. Aktiva non-kas Rp.

1Kr. Keuntungan penyerahan aktiva ditangguhkan Rp.

5.000.000,-Dr. Komitmen Pemby Musyarakah Rp.

20.000.000,-Cr. Kontra komitmen Pemb Musyarakah

Rp.20.000.000,-4. Tanggal 05 Agustus 2002 – pada saat pengeluaran

biaya dalam rangka akad

musyarakah

Db. UM akad musyarakah

Rp.

10.000.000,--Kr. Kas/Kliring

Rp.

10.000.000,--5. Pengakuan biaya akad

musyarakah

A. Jika diakui sebagai beban

Db. Biaya akad Rp. 1.000.000,-Kr. Uang muka dalam rangka musyarakah

Rp.1.000.000,--B. Jika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebagai

pembiayaan

Db. Pembiayaan musyarakah Rp. 1.000.000,--Kr. Uang muka dalam rangka akad musyarakahRp.

1.000.000,-6 Berdasarkan laporan yang diterima atas pengelolaan modal

musyarakah, diperoleh bagi hasil sebesar Rp.

500.000.000,--dimana pembagian bagi hasil 60 untuk Tuan Abdullah dan 40

untuk Bank Syariah.

o Jadi porsi bagi hasil milik bank syariah adalah : 40/100 x Rp.500.000.000,-- = Rp.

200.000.000,--(a) Apabila penerimaan pendapatan/keuntungan musyarakah- kas Db Kas/Rekening syirkah/Kliring Rp.

200.000.000,--Kr Pendapatan/keuntungan musyarakah Rp.

200.000.000,--(b) Apabila penerimaan pendapatan/keuntungan musyarakah- akrual Db Pendapatan yadit Musyarakah Rp.

200.000.000,--Kr Pendapatan/keuntungan musyarakah Rp.

Referensi

Dokumen terkait

o Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah dibayar oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian

[r]

106 yaitu Bank BRISyariah KCP Trunojoyo Bangkalan Madura dalam melaksanakan pembiayaan musyarakah bertindak sebagai mitra pasif (penyedia dana) pendanaan ini dilakukan pada usaha

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 atas Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah