• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES SYSTEM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MALIK IBRAHIM GRESIK “Full Day School” SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES SYSTEM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MALIK IBRAHIM GRESIK “Full Day School” SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

% %

&

' ( ) * *

&

( + + ##

(

! " #$%&'( %

(3)
(4)

'./ 012 12 34

,

- & .

/ 0

/ 1 0 & 0 &

2

/3

!"## $

2

%

/ 0

0 1

5

(

& 0 &

% (

"## $"

%

4 &

+ ##

(

(5)

'./ 012 12 34

,

- & .

/ 0

/ 1 0 & 0 &

2

/3

!"## $

2

%

/ 0

0 1

5

(

& 0 &

% (

"## $"

%

4 &

+ ##

(

(6)

5

2 /

6

-7 8

/3

!"## $"

- 7

8& % #9& 6

6

- 7 8( +9& 6

6

-7 8( !9& 6 :5

6 - 7

8&

*&

/ * &

( 5 (

( % % ) ; &

&

5 ( 5 %

5 &

< % =

- 7

8 ) &

) ( 5

(7)

5

ŽÇ

y

è

9$

#

∩⊇∪

β

)

z≈|

¡

ΣM}$

#

’∀s9

Ž£z

∩⊄∪

āω

)

t

$

#

(

#

θΖtΒ

#

u

(

#

θ=ϑt

ã

M

≈y

s

=≈

Á

9$

#

(

#

θ|

¹#

uθs

?

,y

s

9$

$/

(

#

θ|

¹#

uθs

?

Ž9Á

9$

$/

∩⊂∪

!

"

(8)

5 6

( 1 ( * ( (

' ( ) &

(

6 ' ) > % 9

( ( ( 5 (

&

' &

, ( ( (

5 (

) ( *

&

, ? (

(9)

@

) ( ) % (

/ 0 (

& % )

/0( ( ( '

' &

( %

(

) &

( )

&

#& & 1 ( &: &( . / 0 &

+& & 0 ( & &( . /

0 &

!& 6 ( & &( & )&( ,

6 . 3 ( &/ &(

&

$& 6 6 A ( & )&( ( & )&( - ? % (

& )&( ( & &( B 1 A 1( & )& '

& * &

"& C 3 ( & &( - ( C 3 /

( & ( & & - (

3 ( * &

D& C 3 , , 4( & &( C 3 . A ( & &( C 3 B

(10)

@

- *

&

& C 3 & ( , C - '

- *

& 2 &

E& 6 &' / / '/

&

' &

F& / %

&

# & , ' < ( ( ( &

5 * &

##& 6 ,<& & * ( ,<& / , ( B)&( C 3 G ( & &(

< & (

( 5 (

? &

#+& , ?

&

#!& , % ' % B :

% ) '% ) &

( &

#$& ? ' < / ,/ 0

) &

#"&

&

( )

1 (

(11)

@

/ *

( & / &

( + + ##

! " #$%&'( %

(12)

@

<

</B/ / 2C CB HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&

</B/ / :? -/ // ,:/ B / &HHHHHHHHHHHHHHH&&&&

</B/ / : : /</ HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&&&

</B/ / / : 6 6 HHHHHHHHHHHHHHHHHH&&& 5

</B/ / /6 ?/, HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&&&& 5

</B/ / HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&&&&& & 5

</B/ / :? : 6/</ HHHHHHHHHHHHHHHHHHHH& 5

</B/ / ,/ / : / /? HHHHHH&&HHHHHHHHHHHH 5

</B/ / /. /? &&HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&H @

</B/ / /. /? B/ ?/ &&HHHHHHHHHHHHHHHHHH @

) HHHHHHHHHHHHHHHHHHH #

/& B 6 HHHHHHHHHHHHHHHHHHH&&& #

6& ? HHHHHHHHHHHHHHHHHH&& E

A& HHHHHHHHHHHHHHHHHH&&& E

& * HHHHHHHHHHHHHHHHHH& E

) HHHHHHHHHHHHHHHHH&&& #

/& , HHHHHHHHHHHHHHHHHHH&& #

6& , &HHHHHHHHHHHHHHHHH&&& #

#& / HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH& #

+& HHHHHHHHHHHHHHH&& &#+

!& HHHHHHHHHHHHHH #$

$& > 9 HHHHHHHHHH& +

"& 6 *+$

& ) ' )

6 HHHHHHHH&& +$

(13)

@

HHHHHHHHHHHH +D

) HHHHHHHHHHHHHHHH !"

/& 2 HHHHHHHHHHHHHHHH&HH&&& !"

6& B 0 HHHHHHHHHH&&HHH !D

#& B HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH !D

+& 0 HHHHHHHHHHHHHHHHH&HH&&H !D

A& HHHHHHHHHHHHHHH&HH& !D

& . HHHHHHHHHHHHHHHHHH& !D

:& HHHHHHHH& !

#& HHHHHHHHHHHHHHH& !

+& HHHHHHHHHHH&&H& !E

.& / HHHHHHHHHHHHHHHH&&HHH !F

#& / HHHHHHHHHHHHHHH& $

+& / B HHHHHHHHHHHHHH&H&& $

& , HHHHHHHHHHHHHH $#

5 ) HHHHHHH&& $!

/& , C - >- 9

7 8 HHHHHHHHHHHHHHH&&HHH $!

#& 6 HHHHHHHHHHHHH& $!

+& B * HHHHHHHHHHHHHH& $$

!& I - 7 8 HH&&H $$

$& ( ,

HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&& $"

6& < HHHHHHHHHHHHHHHHH&HH& $D

#& ) HHHHHHHHH&&H& $

+& HHHHHHHHH&&H& "!

(14)

@ 5

A& HHHHHHHHHHHHHHHHHHH&HH D#

#& / ) HHHHHHHHHH D+

+& / HHHHHHHHH&H& D$

!& / :5 HHHHHHHHHHHH DE

5 ) 6 HHHHHH&&HH& #

/& HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH& #

6& ' HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH& +

A& HHHHHHHHHHHHHHHHHHHH&HH&& !

/. /? C /,/

/. /? B/ ?/

(15)

@5

B # 5

B + 0 % )

B !& < 0 % ) # >, 9

B !& < 0 % ) + >, &C & , 9

B !&) < 0 % ) ! > 9

B $

B "

B D

B ? ;B

B E .

B F 2

B # . ?

B ## + > 9

B #+ 5

B #! ,

(16)

1 Pendidikan merupakan salah satu komponen yang selalu dijadikan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan suatu bangsa seringkali menjadi indikator maju mundurnya sebuah Negara. Oleh karenanya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan sudah selayaknya terus ditingkatkan.

Baik atau buruknya mutu lembaga pendidikan sendiri salah satunya ditentukan oleh proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya. Oleh karenanya untuk menciptakan proses pembelajaran yang brkualitas, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 telah menetapakan beberapa point terkait standar proses pembelajaran yang harus diperhatikan oleh para pemangku lembaga pendidikan. Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007, telah dijelaskan bahwa proses pembelajaran setidaknya memuat tiga tahapan: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga tahapan ini harus dilakukan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran berjalan optimal.

Di samping itu, dalam pelaksanaan pembelajaran agar memperoleh hasil yang optimal guru juga harus menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran merupakan sebuah cara atau trik untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang akan disampaikan. Menurut Hamdani, strategi pembelajaran (belajar mengajar) terdiri atas semua komponen dan prosedur yang digunakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pengajaran.1 Dengan demikian tepat atau tidaknya suatu strategi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini, guru memegang andil yang sangat besar dalam menentukan strategi yang paling sesuai untuk mengoptimalkan kemampuan setiap peserta didik demi mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan sebagaimana

(17)

2 tercantum dalam Undang undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), BAB I pasal 1(1).

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

Dari kutipan UU Sisdiknas tersebut diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan hendaknya mampu memfasilitasi setiap individu (peserta didik) untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal. Setiap peserta didik tentunya telah memiliki modal dasar pengetahuan yang berbeda beda. Oleh karenanya, dalam merencanakan pembelajaran sudah seharusnya guru mengetahui kemampuan atau potensi dasar yang telah dimiliki oleh peserta didiknya. Pengetahuan tentang kompetensi awal peserta didik ini yang selanjutnya dijadikan pedoman dalam usaha melejitkan kemampuan individual setiap peserta didik. Kemampuan yang tersimpan dalam diri seseorang ini,

kemudian sering disebut sebagai kecerdasan ( ).

Abdul Halim Fathani menyatakan bahwa, dalam dunia pendidikan kecerdasan memiliki tempat yang sangat penting, namun seringkali kecerdasan ini dipahami secara parsial oleh sebagian kaum pendidik.3 Kebanyakan proses pembelajaran yang telah berjalan di dalam kelas, hanya memakai satu strategi atau metode sedangkan gaya belajar dan daya tangkap peserta didik sangat beragam. Dalam sebuah kelas yang besar (30 40 anak) dan heterogen,

hendaknya guru melakukan variasi pembelajaran, sehingga tidak dengan

satu model pembelajaran saja.

2

! "

" # $ " % " & '(Bandung:

Citra Umbara, 2010), hlm. 2

3 Abdul Halim Fathani,

" # #

( #, )** + % + #* $ * ,* -*$.* di akses 15

(18)

3 Hal serupa dijelaskan pula oleh Suryosubroto dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar di Sekolah”. Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah masih berjalan klasikal, artinya seorang guru di dalam kelas menghadapi sebagian besar peserta didik (30 40 anak) dalam waktu yang sama, bahan pelajaran yang sama, bahkan metode yang dipakai untuk semua anak sama. Dalam pengajaran klasikal seperti ini guru beranggapan bahwa seluruh siswa satu kelas itu mempunyai kemampuan ( %), kesiapan

(# %), dan kecepatan belajar yang sama.4

Kebiasaan lama yang sering dilakukan guru semacam itu hendaknya segera ditinggalkan. Memperlakukan anak dalam kelas heterogen dengan pendekatan yang sejenis tentu kurang baik bagi perkembangan individual. Menurut Rasyid Dimas, salah satu kesalahan yang terjadi dalam mendidik anak adalah tidak memperhatikan perbedaan perbedaan individual.5 Perbedaan tersebut bermacam macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara cara merespon atau mempelajari hal hal baru. Demikian pula dalam hal belajar, masing masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan.

Kenyataan di atas menuntut agar peserta didik dapat dilayani sesuai perkembangan individual masing masing. Oleh karenanya menurut Anang,

dalam bukunya “/ 0 ”, bahwa pembelajaran yang

berlangsung perlu melayani peserta didik secara individual untuk menghasilkan perkembangan yang sempurna pada setiap peserta didik.6 Sebagian peserta didik lebih suka terhadap guru mereka yang mengajar dengan cara menuliskan materi pelajaran di papan tulis. Dengan begitu mereka dapat membaca dan kemudian memahaminya. Akan tetapi, tidak demikian untuk sebagian peserta didik yang lain. Di antara mereka ada yang lebih suka guru mereka mengajar dengan lisan dan mereka mendengarkan agar bisa memahaminya. Sementara

(Pustaka Al Kautsar, 2006), Cet. 3, hlm. 127

6 Anang, /

(19)

4 itu, ada pula sebagian kelompok peserta didik yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan permasalahan permasalahan terkait mata pelajaran tersebut.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang unik. Tidak ada suatu gaya belajar yang lebih baik atau lebih buruk daripada gaya belajar yang lain. Tidak ada individu yang berbakat atau tidak berbakat. Setiap individu secara potensial pasti berbakat, tetapi bakat itu terwujud dengan cara yang berbeda beda. Singkat kata, tidak ada individu yang bodoh (atau setiap individu adalah cerdas). Ada individu yang cerdas secara logika matematika, namun ada juga individu yang cerdas dibidang kesenian.

Pandangan pandangan baru yang terkait keragaman potensi setiap individu ini bertolak dari teori Howard Gardner yang sering pula disebut sebagai teori

kecerdasan majemuk ( ). Teori mengenai intelligensi ini

telah membangkitkan gerakan baru pembelajaran, antara lain dalam hal melayani keberbedaan gaya belajar peserta didik. Suatu cara pandang baru inilah yang mengakui keunikan setiap individu manusia.

Esensi teori # menurut Gardner adalah menghargai

keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka, dan cara yang hampir tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini. Sesungguhnya #

muncul dalam diri setiap individu, tetapi masing masing individu akan

memiliki satu atau lebih # yang memiliki tingkat #

teratas. Dalam praktik pembelajaran di sekolah, sudah selayaknya seorang guru memiliki data tentang tingkat kecenderungan #

setiap siswa yang diperoleh melalui (MIR).

(20)

5

Teori # mendukung adanya kemampuan ganda dalam diri

peserta didik untuk dikembangkan potensinya melalui berbagai proses.7

Matematika merupakan mata pelajaran yang erat sekali berkaitan dengan kehidupan di masyarakat. Berbagai sisi kehidupan sosial maupun ekonomi berhubungan langsung dengan nilai nilai matematika. Oleh karena itu tidak salah jika pemerintah menetapkan matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, sejak di tingkat Taman Kanak kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT).

Akan tetapi, realita yang muncul di masyarakat, Matematika justru merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat ditakuti oleh peserta didik. Paradigma yang sering muncul didalam benak anak didik, bahwa matematika itu sulit, guru matematika yang kiler, bahkan muncul konotasi matematika = matematian. Munculnya paradigma semacam ini salah satunya disebabkan oleh materi yang relatif abstrak sehingga butuh ketelitian dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Di samping itu, dalam proses pembelajaran masih banyak dijumpai guru yang memakai model konvensional, sehingga peserta didik cenderung bersikap pasif bahkan kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Hal ini menyebabkan sulit tercapainya tujuan pembelajaran, yang salahsatu indikatornya kebanyakan prestasi peserta didik cenderung masih di bawah rata rata.

Melihat realita tersebut, pelaksanaan pembelajaran yang telah berjalan perlu segera di evaluasi mengingat peran matematika dalam kehidupan demikian besar. Sesulit sulitnya permasalahan (termasuk pembelajaran matematika) yang dihadapi oleh seseorang pasti ada jalan keluarnya. Hal ini sebagaimana sabda rasulullah SAW:

(21)

6

43 2 5 2' % 2&

) # # # # ' #

2 # # % # 6 75 #8

Hal ini telah diterangkan pula dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 286 berikut:

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (

) merupakan salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Salah satu

system pembelajaran ini adalah pembelajaran berbasis .

Strategi pembelajaran berbasis % # (MIS) merupakan

sebuah sebuah strategi pembelajaran yang mengacu pada teori

Strategi pembelajaran ini mengacu pada keberagaman kompetensi individual peserta didik, selanjutnya dikembangkan untuk mencapai

kemampuan yang optimal. Penerapan % # (MIS)

dalam dunia pendidikan sangat membantu dalam menentukan strategi pembelajaran paling tepat untuk setiap anak.

Untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences, guru atau sekolah terlebih dahulu melakukan

(MIR). MIR biasanya berbentuk kuisioner yang dibuat untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan peserta didik. Dari hasil MIR akan diketahui gaya belajar setiap anak dan dipakai sebagai referensi dalam meilih strategi paling efektif. Strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang

8 Imam Zakariya Yahya bin Syaraf An Nawawi,

(22)

7 mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dengan pemakaian strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar anak, akan mempermudah pemahaman anak terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan mudah dicapai dan prestasi peserta didik dapat di atas rata rata.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti penerapan strategi

pembelajaran matematika berbasis % # (MIS).

Sebagai sebuah strategi pembelajaran, % # hendaknya

melekat dengan sistem pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu keberhasilan penerapan strategi pembelajaran ini sangat ditentukan oleh sistem yang dipakai lembaga pendidikan tersebut.

SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Gresik “< 3 %

merupakan salah satu sekolah yang menjadi pelopor pelaksanaan

% # 7 8 dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana

dipaparkan oleh Munif Chatib, mantan direktur sekolah YIMI, pada awalnya SMP YIMI Gresik “< 3 % ” merupakan salah satu sekolah yang

terpinggirkan karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Hal ini terjadi tidak bisa lepas dari problem keterbatasan fasilitas maupun tenaga pendidik, lantaran harus berbagi dengan Madrasah Ibtidaiyah. Akibatnya sekolah ini hanya diminati oleh peserta didik dari kalangan bawah, tentunya dengan kompetensi apa adanya.

Menyadari problematika tersebut, akhirnya segenap pengurus yayasan sepakat untuk melakukan perombakan sistem. Mereka sepakat untuk memilih

% # (MIS) karena keunikan dan kelebihanya.

Akhirnya upaya tersebut berhasil, melalui penerapan MIS diintegrasikan dengan sistem “< 3 % ”, sekolah yang awalnya terbelakang ini

(23)

o

Berdasarkan uraian tentang keunikan % # (MIS)

dan pemanfaatanya tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian terkait

! " # $

%

&' '

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:

1. Bagaimana Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

% #di SMP YIMI Gresik “< 3 % ”?

2. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

% # di SMP YIMI Gresik “< 3 % ”?

3. Bagaimana Sistem Evaluasi dalam Strategi Pembelajaran Matematika

berbasis % # di SMP YIMI Gresik “< 3 %

”?

( )' '

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

% # yang berjalan di SMP YIMI Gresik “<

3 % ”.

2. Mengetahui Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

% # di SMP YIMI Gresik “< 3 % ”.

3. Mengetahui Sistem Evaluasi dalam Strategi Pembelajaran berbasis

% #di SMP YIMI Gresik “< 3 % ”.

*

(24)

9 a. Memperkaya khazanah keilmuan tentang penyelenggaraan strategi

pembelajaran matematika berbasis % #

b. Memenuhi salah satu persyaratan untun memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai informasi berharga bagi para praktisi pendidikan maupun lembaga lembaga terkait dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

(25)

10 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari Indriana Puji (Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang berjudul “

! ! "#" $ % &'(')&'((*menunjukkan bahwa

hasil belajar peserta didik dapat meningkat secara aktif dan menikmati proses

pembelajaran. Selain itu, dalam kedua buku Munif Chatib, “Sekolahnya Manusia”

dan “Gurunya Manusia” dipaparkan tentang keberhasilan strategi

# (MIS) untuk meningkatkan prestasi peserta didik di beberapa

sekolah yang menerapkannya.

Berangkat dari beberapa referensi tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan kajian serupa, namun dengan fokus yang berbeda. Adapun

fokus yang menjadi penekanan pada penelitian kali ini mengacu pada rumusan

masalah yakni untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika

berbasis # (MIS) di SMP YIMI Gresik “+ , #

""”. Adapun analisis ditekankan untuk mengidentifikasi kelebihan*

kekurangan dan problematika yang muncul dalam penerapan pembelajarannya.

Analisis merupakan kata serapan berasal dari kata bahasa Inggris

#- yang berarti memisah*misahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa

(26)

11 peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya).1

Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan analisis

meliputi:

a) Analisis Pendahuluan

Analisis persiapan atau pendahuluan ini merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk mengetahui hal*hal yang diperlukan ketika

melakukan tindakan di lapangan. Hal yang perlu diperhatikan pada

tahap ini mencakup latar belakang sekolah, alasan pemakaian

system, penyusunan rencana pembelajaran, maupun latar belakang

kompetensi peserta didik.

b) Analisis Proses atau Tindakan

Analisis tindakan dilakukan saat praktik pembelajaran

dilaksanakan. Hal*hal yang diamati dalam proses ini adalah respon

peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Pedoman dalam

melakukan analisis proses atau tindakan ini adalah rencana

pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.

c) Analisis Akhir

Analisis akhir dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran dan

merupakan simpulan terhadap proses perencanaan sampai

pelaksaan pembelajaran yang berlangsung. Analisis akhir ini

bertujuan untuk memberikan masukan atau solusi terhadap proses

pembelajaran yang telah berlangsung. Selanjutnya hal ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyususnan rencana

pembelajaran berikutnya.

Adapun analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan

pengamatan lapangan dengan mengidentifikasi permasalahan*permasalahan

1 Suharso dan Ana Retnoningsih,

." , (Semarang: CV. Widya

(27)

12 yang muncul dalam penerapan pembelajaran Matematika berbasis

# (MIS) di SMP YIMI Gresik “+ , # ""”.

Hamdani menyatakan secara umum strategi dapat diartikan sebagai

suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada

tujuan.2 Tujuan pembelajaran sendiri terangkum dalam standar kompetensi

yang telah ditentukan oleh guru sebelum melakukan kegiatan belajar megajar.

Upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan ini tentunya mencakup segala

aktivitas yang akan dilakukan terkait perencanaan, pelaksanaan, hingga

evaluasi tindakan.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa, disebutkan

bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).3 Sebagai sebuah sistem

perencanaan, strategi memiliki peranan penting dalam menentukan

tercapainya tujuan pembelajaran. Karenanya pemilihan strategi pembelajaran

yang tepat oleh setiap guru menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan.

Adapun ciri*ciri strategi menurut Stoner dan Sirait (sebagaimana

dikutip Hamdani), adalah sebagai berikut.

a. / meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu

waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan

waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.

b. , . Walupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak

langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama, dampak akhir akan

sangat berarti.

2 Hamdani,

0 , hlm. 18

3 Suharso dan Ana Retnoningsih,

(28)

13

c. # . Sebuah strategi yang efektif biasanya

mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap

rentang sasaran yang sempit.

d. " . Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan

keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan*

keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti pola

yang konsisten.

e. . Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang

luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan

operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam

kegiatan*kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi

bertindak secara naluri dengan cara*cara yang akan memperkuat

strategi.4

Menurut Dick dan Carey (sebagaimana dikutib Hamzah B.

Uno) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran,

yaitu:5

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan yang disampaikan secara menarik akan

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara guru

memperkenalkan materi pelajaran hendaknya melalui contoh

ilustrasi penerapannya dalam kehidupan sehari*hari. Hal ini akan

menumbuhkan kesadaran pada diri peserta didik mengenai manfaat

belajar. Dalam kegiatan ini setidaknya guru menyampaikan dua hal

penting. , tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan.

. / apersepsi berupa kegiatan yang menunjukkan keterkaitan

antara materi sebelumnya dengan materi baru yang akan dipelajari.

4 1

. , 0 / hlm. 18*19

5 Hamzah B. Uno,

". % " #

(29)

14 b. Penyampaian Informasi

Penyampaian materi merupakan kegiatan inti dalam proses

pembelajaran. Dalam penyampaian materi ini, guru berpedoman

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai

peserta didik.

c. Partisipasi Peserta Didik

Berdasarkan prinsip . ./peserta didik merupakan pusat

dari suatu kegiatan belajar. Dalam hal ini dikenal istilah CBSA

(Cara Belajar Siswa Aktif), yang maknanya bahwa proses

pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif

melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

d. Tes

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran.

Serangkaian tes umum yang dilakukan oleh guru ini bertujuan

untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dan tingkat

penguasaan ketrampilan belajar peserta didik.

e. Kegiatan Lanjutan

Kegiatan lanjutan atau sering yang disebut dengan "

hendaknya dilakukan oleh setiap guru. Tindak lanjut ini bisa berupa

remedial bagi peserta didik yang belum tuntas, atau pengayaan

setelah semuanya dinyatakan tuntas.

! "

Pembelajaran sebagaimana didefinisikan oleh Oemar Hamalik

(30)

15 internal material fasilitas dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.6

Pembelajaran secara umum adalah suatu proses belajar mengajar.

Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya juga suatu proses

yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta

didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan

proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan

bimbingan/bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar.7

Perlu dipahami pula bahwa aktivitas belajar ditekankan pada

terjadinya perubahan tingkah laku manusia, sehingga belajar cenderung

melakukan aktivitas. Belajar berdasar aktifitas secara umum jauh lebih efektif

daripada yang didasarkan presentasi atau ceramah karena peserta didik tidak

sepenuhnya terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Dave Maler, gerakan fisik dapat meningkatkan proses

mental peserta didik sebab otak manusia yang terlibat dalam dalam gerakan

tubuh ( " " " ) terletak tepat di sebelah bagian otak yang digunakan

untuk berpikir dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, menghalangi

gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal,

sebab melibatkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.8 Kegiatan belajar

dalam proses pembelajaran merupakan subsistem yang saling berkaitan antara

satu dengan yang lain secara fungsional,sebagaimana firman Allah dalam Al*

qur’an surat An*Nahl ayat 78 berikut:

6 Oemar Hamalik,

. , (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 57

7 Nana Sudjana,

, 0, " / cet. 3 (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1995)/ hlm. 29.

8 Dave Maier,

$ . 2 1 . "" , terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Kaifa,

(31)

16

Definisi lain terkait belajar menurut Sholeh Abdul Aziz:

Dه FGHIJKLا

Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim

dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan

peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.10

Sementara itu Ismail SM dalam bukunya “PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan)”, menyebutkan bahwa

istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal

dengan istilah Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM).11 Dalam proses pembelajaran melibatkan dua pihak, yaitu

9 Sholeh Abdul Aziz, Abdul Majid, $

# 9 $ 0 . /Juz 1, (Mekka : Darul

Ma’arif, t.th), hlm. 169

10 Amin Suyitno,

". 0 ". . # .

, (Makalah Bahan Penelitian Bagi Guru*Guru Pelajaran Matematika SMP se Jawa Tengah di Semarang tahun 2006), hlm. 1.

11 Ismail SM,

(32)

17 guru dan peserta didik yang di dalamnya mengandung dua proses sekaligus,

yaitu mengajar dan belajar ( . ).

Dari penjelasan di atas dapat didefinisikan kembali bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan di dalam tingkah laku yang tampak

sebagai hasil dari pengalamannya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa dimaksud dengan

pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi dalam kegiatan belajar

mengajar yang terjadi antara guru, peserta didik dan lingkungan sekitar dalam

menguasai beberapa kompetensi terkait matematika.

Mengenai pengertian matematika sendiri, ada beberapa pendapat yang

telah dikemukakan oleh beberapa tokoh. Menurut Abdul Halim Fathani,

“matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi

secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan

tentang penalaran yang logika dan masalah yang berhubungan dengan

bilangan.”12

Sementara itu munurut Johnson dan Myklebust (sebagimana dikutip

oleh Mulyono Abdurrahman), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan*hubungan kuantitatif dan

keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Lerner juga mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa

simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia

memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan

kuantitas.13

12 Abdul Halim Fathani,

. 2" / (Jogjakarta: Ar*ruzz Media, 2009), hlm. 19

13 Mulyono Abdurrahman,

(33)

18 Dari beberapa definisi tentang matematika di atas, dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan angka, struktur

dan hubungan*hubunganya yang diatur secara terorganisasi menurut urutan

yang logis dan matematis.

Dari berbagai sudut pandang ilmuwan dalam mendefinisikan

matematika, menurut R. Soedjadi, ada beberapa karakteristik matematika

sebagai berikut:14

a. Memiliki objek yang abstrak

b. Bertumpu pada kesepakatan

c. Berpola pikir deduktif

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

e. Memerhatikan semesta pembicaraan

f. Konsisten dalam sistemnya.

Ada beberapa teori yang mendukung pembelajaran matematika di atas,

diantaranya sebagai berikut:

a. Teori Metakognitif

Arends, mengemukakan pengetahuan metakognitif merupakan

pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau

kemampuan untuk menggunakan strategi*strategi belajar tertentu

dengan benar. Sementara itu Howard, menyatakan keterampilan

metakognitif diyakini memegang peranan penting pada banyak tipe

aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian

(attention), ingatan (memory), dan pemecahan masalah.15

14 R. Soedjadi,

. . . ." /(Jakarta: Direktorat Jenderal

Perguruan Tinggi, Departement Pendidikan Nasional, 1990), hlm. 13

15

" . ; " 0 " ; " 0 " " ; " 0

(34)

19 Teori metakognitif ini merekomendasikan agar guru mengakui

keragaman kompetensi yang dimiliki setiap individu. Dengan

demikian peserta didik hendaknya diberikan kemerdekaan untuk

memahami pembelajaran sesuai kompetensinya masing*masing yang

cenderung bervariasi.

b. Teori L. Cronbach dan R. Snow

Konsep $ . 0 0 " (ATI) menurut

Cronbach dan Snow bahwa beberapa strategi instruksional berefek dan

berfungsi berbeda*beda pada setiap individu tergantung pada

kemampuan*kemampuan khusus dari individu tersebut. ATI

menyarankan bahwa hasil pembelajaran yang optimal dapat terjadi

apabila metode pengajarannya sesuai dan cocok dengan kemampuan

. dari si anak (individu yang belajar). Hal ini merupakan

kerangka acuan bagi strategi pengajaran yang menggunakan

pendekatan individu.16

c. Teori Spiro, P. Feltovitch dan R. Coulson

Teori ini berpendapat bahwa setiap orang memiliki fleksibilitas

kognitif, yaitu kemampuan untu menyusun pengetahuan yang

dimilikinya ke dalam berbagai hal yang dilakukan pada proses

adaptasi serta merupakan reaksi dari situasi*situasi yang menuntutnya

untuk berubah. Aplikasi teori ini banyak digunakan di dalam metode

pendidikan dan pengajaran yang menekankan pada “cara

pemberian/mempresentasikan” konsep dan informasi dari berbagai

16

Agnes Tri Harjaningrum, dkk., < ,

(35)

20 sudut pandang untuk memberikan pemahaman yang baik dalam proses

belajar.17

d. Teori Multiple Inteligences Howard Gardner

Teori ini menjelaskan adanya delapan tipe kecerdasan manusia

yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memilih strategi

pembelajaran yang tepat. Metode tersebut mendeteksi gaya belajar

peserta didik, yang memahami apa yang peserta didik mau, dan

memanusiakan manusi.18 Relevansi teori multiple intelligences dengan

pembelajaran matematika adalah penyajian konsep*konsep matematika

akan lebih mengena jika dikaitkan dengan karakter (tipikal) masing*

masing anak. Hal ini sangat penting untuk menciptakan pembelajaran

yang efektif dan menyenangkan.

#

atau yang sering dikatakan dengan sistem

kecerdasan majemuk ditemukan pertama kali oleh Howard Gardner, psikolog

dari Harvard University. Gardner menyatakan bahwa, kecerdasan seseorang

dapat dikelompokkan menjadi delapan jenis, yaitu kecerdasan linguistik,

kecerdasan logika*matematika, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan

interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan visual*spasial, kecerdasan

kinestetik dan kecerdasan naturalis.19

Teori bertujuan untuk mentransformasikan

sekolah kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap peserta didik dengan

berbagai macam pola pikirnya yang unik. Metode tersebut mendeteksi gaya

belajar peserta didik, yang memahami apa yang mereka mau dan

17

Agnes Tri Harjaningrum, dkk., < ,

$ " , . . , hlm. 15

18 Munif Chatif,

" # , (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII hlm. 10.

19 Adi Gunawan,

(36)

21 memanusiakan manusia. Penjelasan lebih lanjut Setidaknya ada 8 macam

kecerdasan yang ditemukan oleh Gardner, yaitu:20

1) Kecerdasan Linguistik

Kecerdaran ini mencakup ranah kemampuan seseorang dalam

mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan,

mengembangkan argumen, atau mengungkapkan ekspresi.

2) Kecerdasan Logis*Matematis

Kemampuan untuk menggunakan angka*angka untuk menghitung dan

mendeskripsikan sesuatu dengan konsep matematis, menganalisa

berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika dalam

kehidupan sehari*hari, serta menelaah berbagai permasalahan secara

ilmiah.

3) Kecerdasan Musikal

Kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musical,

merespon terhadap music, menggunakan music sebagai sarana

berkomunikasi, atau menginterpretasikan bentuk dan ide musical.

4) Kecerdasan Spasial

Kemamapuan untuk mengenali pola ruang secara akurat,

menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menerjemahkan pola

ruang secara tepat.

5) Kecerdasan Kinestetik

Kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian anggota tubuh

untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk

mengkonsolidasikan orang lain, dan menggunakannya untuk

menciptakan bentuk ekspresi baru.

20 ****************,

2 #= $ .

(37)

22 6) Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan untuk menilai kekuata kelemahan, bakat, ketertarikan diri

sendiri serta menggunakannya untuk menentukan tujuan, menyusun

dan mengembangkan konsep dan teori berdasarkan pemeriksaan ke

dalam diri sendiri, memahami perasaan, intuisi, temperamen, dan

menggunakannya untuk mengekspresikan pandangan pribadi.

7) Kecerdasan Interpersonal

Kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan

mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan, berempati

kepada orang lain, membedakan dan menginterpretasikan berbagai

jenis komunikasi dengan orang lain, dan memahami intense, hasrat,

dan motivasi orang lain.

8) Kecerdasan Naturalis

Kemampuan untuk mengenali, mengelompokkan dan menggambarkan

berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya.

Temuan terakhir terkait konsep oleh Gardner

adalah munculnya kecerdasan eksistensial. Intelgensi ini menyangkut

kepekaan dan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan*persoalan

terdalam mengenai eksistensi manusia. Pertanyaan*pertanyaan yang sering

muncul kaitannya dengan kecerdasan ini adalah mengapa aku ada, mengapa

aku mati, apa makna hidup, bagaimana manusia sampai pada tujuan hidup.21

Beberapa poin penting dalam teori kecerdasan berganda Gardner yaitu

sebagai berikut:22

1) Setiap orang memiliki tiap*tiap tipe kecerdasan tersebut

2) Kebanyakan orang bisa mengembangkan tiap kecerdasan itu sampai

pada tingkat kompetensi yang mencukupi

21 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni,

" . , (Jogjakarta: Ar*ruzz

Media, 2010), Cet. IV, hlm. 152.

22 Diane Ronis,

(38)

23

3) Kecerdasan biasanya bekerja bersama dengan cara yang rumit

4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.

Beberapa poin penting yang termuat dalam pembelajaran berbasis

# tersebut menunjukkan bahwa strategi ini

mengedepankan prinsip*prinsip . " 4 Pendidikan harus

memanusiakan manusia, artinya proses pendidikan harus memperhatikan

keragaman potensi setiap individu.

Haggerty (sebagaimana dikutib oleh Baharudin) mengungkapkan ada

beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda, yaitu:23

1) Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Oleh

karena itu, dalam proses pembelajaran, seorang guru tidak boleh

terpaku hanya pada satu jenis kemampuan saja, sebab satu jenis

kemampuan saja tidak cukup untuk menjawab persoalan*persoalan

manusia secara menyeluruh.

2) Pendidikan harusnya individual. Setiap karakteristik yang dimiliki

peserta didik mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Mengajar

hanya dengan materi, cara, dan waktu yang sama bagi peserta didik

yang memiliki kemampuan tertentu, jelas tidak menguntungkan bagi

siswa lain. Pada setiap proses pembelajaran guru harus memperhatikan

perbedaan yang dimiliki setiap peserta didik.

3) Pendidikan harus dapat memotivasi peserta didik untuk menentukan

tujuan dan program belajar. Proses pembelajaran yang baik adalah

memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan cara

belajar sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta

didik juga diberi kebebasan untuk mengevaluasi hasil belajarnya.

23 Diane Ronis,

(39)

24 $

Strategi pembelajaran berbasis # *

merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mengacu pada teori

4 Pelopor penerapan teori ke dalam

lembaga pendidikan diantaranya adalah Thomas Amstrong, Diane Ronis

melalui kelas*kelas di Super Camp, California. Sedangkan di Indonesia,

penerapannya dipelopori oleh Munif Chatib, seorang konsultan pendidikan

yang pernah mengkaji di Havard University.

" % & % " '

Sebagai sebuah strategi, # memliki

beragam bentuk metodologi pembelajaran. Munif Chatib dalam bukunya

“Gurunya Manusia”, menyebutkan beberapa contoh metodologi strategi

pembelajaran berbasis # , diantaranya:24

1) Strategi Diskusi

Aktivitas :

Peserta didik diminta mendiskusikan topik/tema tetentu sesuai

dengan indikator yang diharapkan.

$ " : Linguistik dan Intrapersonal

2) Strategi $ " ?

Aktivitas :

Peserta didik diminta untuk membuat hipotesis terhadap materi

terlebih dahulu. Kemudian hipotesis itu dibukktikan dengan

pengumpulan data lapangan, analis, dan berakhir dengan

kesimpulan.

$ " : Matematis*Logis Dan Naturalis

24 Munif Chatib,

(40)

25 3) Strategi Analogi

Aktivitas :

Pemahaman konsep dengan membuat persamaan suatu bentuk

dengan bentuk lainnya, yang menunjukkan adanya hubungan di

antara keduanya.

$ " : Matematis*Logis, Spasial*

Visual, Naturalis

4) Strategi Sosiodrama

Aktivitas :

Peserta didik diminta membuat parodi pendek (yang berkaitan

dengan indikator) dan mempraktekannya.

$ " : Linguistik, Kinestetik,

Interpersonal

5) Strategi @ 2

Aktivitas :

Peserta didik bersama guru melakukan kunjunga ke suatu tempat

(fasilitas publik) atau lingkungan tertentu dengan melakukan

pelayanan informasi kepada tempat tersebut.

$ " : Naturalis, Lingustik dan

Intrapersonal

6) Strategi "@ 2

Aktivitas :

Guru bersama peserta didik mengaitkan konsep pembelajaran

dengan tayangan film.

$ " : Spasial*Visual

7) Strategi $ . 2

Aktivitas : Guru bersama peserta didik mencoba mengaitkan

konsep pelajaran dengan manfaatnya untuk kebutuhan sehari*hari.

(41)

26 Dalam memilih masing*masing metodologi pembelajaran hendaknya

disesuaikan dengan kerangka " dan topik atau materi yang akan

dibahas.

(& (

Dalam bukunya “Sekolahnya Manusia” dan “Gurunya Manusia”,

Menurut Munif Chatib, secara tidak langsung telah menjelaskan langkah*

langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis # :

1) Tahap Perencanaan

a) Melakukan ? (MIR)

? (MIR) adalah instrumen

yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan

kecerdasan seseorang.25 Dari hasil analisis MIR ini, kemudian akan

dapat disimpulkan gaya belajar terbaik bagi seseorang. Gaya belajar

ini yang akan dijadikan pedoman guru dalam merencanakan proses

pembelajarannya. Pelaksanaan MIR biasanya ditaruh diawal tahun

(sebelum kegiatan belajar*mengajar dimulai) sebagai bahan

penyusunan " 4

Permasalahan yang muncul dalam melakukan MIR adalah

tidak adanya instrumen baku untuk mengukur kepingan*kepingan

seseoarang. Penyusunan instrumen MIR yang

telah berjalan selama ini biasanya dilakukan oleh tim MIR yang

terdiri dari guru dan konsultan pendidikan yang melibatkan pakar

psikologi. Dalam pembuatan instrument MIR, tim ini dapat

25 Munif Chatib,

(42)

27 mengacu pada perilaku*perilaku yang relevan dengan masing*

masing tipe kecerdasan.

Diane Ronis memberikan beberapa contoh aktivitas yang bisa

dilakukan guru/sekolah dalam menyusun MIR dan menerapkan pembelajaran

berbasis # .

Petunjuk untuk delapan tipe kecerdasan: Petunjuk cepat Ronis26

) % '

* ( +

, (

Linguistik a. Memberikan

Perilaku yang

Spasial a. Menciptakan

gambar bayangan

(43)

28 c. Tampil secara atletis

a. Menari

Musikal a. Memainkan alat

music

Interpersonal a. Menunjukkan kepekaan terhadap

Intrapersonal a. Membedakan antara emosi yang serupa seperti rasa marah dengan frustasi b. Mengenali motif di

balik perilaku

Naturalis a. Membedakan antara

(44)

29

Setiap guru yang menginginkan proses pembelajarannya berjalan

sistematis dan berhasil hendaknya menyusun perencanaan

pembelajaran atau " 4 Dalam penyususunan "

menurut Munif Chatib, setidaknya mengandung beberapa unsur

berikut:27

(1) 1 . atau pembuka terdiri dari identitas dan silabus

(2) >" (isi) terdiri dari:

(3) +"" atau penutup, terdiri dari rubric penilaian dan komentar

oleh guru. Komentar oleh guru bisa berupa masalah, ide baru,

dan momen spesial.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

(1) Rombongan belajar

(45)

30 Dalam pembelajaran berbasis multiple inteligences disyarankan

agar jumlah siswa dalam tiap rombongan belajar tidak lebih

dari 30 peserta didik.28 Hal tersebut dilakukan dengan tujuan

agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Disamping itu, model pengelompokan kelas idealnya secara

homogen. Peserta didik yang memiliki kecenderungan

kecerdasan tertinggi yang sama dikelompokkan ke dalam satu

kelas. Hal ini untuk membantu guru dalam memilih strategi

pembelajaran yang paling efektif untuk peserta didik. Namun

karena alasan keterbatasan ruang kelas, sekolah menggunakan

model pengelompokan heterogen. Satu kelas terdiri atas

beberapa kelompok anak dengan kecerdasan tertinggi yang

berbeda*beda.

(2) Beban Kerja Guru

Sebagaimana dalam Permendiknas No. 41 tentang standar

proses pembelajaran telah disebutkan bahwa beban kerja guru

minimal adalah 24 jam tatap muka. Adapun dalam penerapan

# , disamping kegiatan tatap guru

juga harus melakukan konsultasi " di luar jam

mengajar.29 Kegiatan pengembangan diri ini biasanya

dilaksanakan setelah kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) selesai dengan seorang konsultan pendidikan.

(3) Buku Teks Pelajaran

Pemilihan buku teks pelajaran sebagaimana pada sekolah lain

umumnya sesuai hasil musyawarah guru dengan pengelola

pendidikan lainnya. Untuk membantu pemahaman peserta

28 Munif Chatif,

" # , hlm. 10

(46)

31 didik, sekolah dapat menyediakan beberapa jenis buku teks

pelajaran.

(4) Pengelolaan Kelas

Dalam pengelolaan kelas pembelajaran berbasis

# dapat dibedakan menjadi dua:

(a) Peserta didik dengan kecenderungan kecerdasan yang sama

dikelompokkan menjadi satu. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah guru dalam memilih gaya mengajar yang

sesuai dengan peserta didik yang cenderung homogen dari

segi gaya belajarnya.

(b) Kelas dibiarkan heterogen, dan guru cenderung memakai

gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar mayoritas

peserta didik. Dalam konsep ini sekolah juga harus

menyediakan guru pendamping untuk membantu peserta

didik yang masih tertinggal.

Meski demikian, pada dasarnya pengelolaan kelas sepenuhnya

menjadi tanggungjawab guru ketika melakukan pembelajaran.

Hal tersebut karena pengelolaan kelas disesuaikan dengan

metode masing*masing guru. Hal terpenting dalam pengelolaan

kelas berbasis # adalah tidak

mengelompokkan kelas berdasarkan peringkat atau nilai. Hal

ini untuk meghindari munculnya stigma negatif terhadap anak*

anak yang secara akademik sedikit tertinggal.

b) Pelaksanaan Pembelajaran

(47)

32 Pada kegiatan pendahuluan atau apersepsi pembelajaran

berbasis # / setidaknya beberapa

langkah yang harus dilakukan guru:

(a)

merupakan tindakan yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengantarkan peserta didik memasuki -"

. Tindakan yang dilakukan dapat berupa permainan

singkat yang melibatkan semua peserta didik dalam satu

kelas.

(b)

atau pemanasan adalah mengulang kembali materi

# sebelumnya diajarkan oleh guru.

(c) *

0 adalah aktivitas yang harus dilakukan sebelum

kegiatan inti pembelajaran, yang berupa pengarahan

tentang tatacara menggunakan peralatan, alur diskusi, atau

prosedur yang harus dilakukan siswa sebelum berkunjung

ke suatu tempat.

(d)

adalah aktivitas yang paling dekat dengan

strategi pembelajaran dengan maksud untuk membangun

konsep awal pembelajaran. Contoh seperti

yang dipaparkan Bobbi De Porter dalam bukunya Quantum

Teaching, adalah AMBAK, berarti Apa Manfaatnya

Bagiku. Pada tahap ini guru mulai mencoba

mengkontekstualkan materi yang akan disampaikan

(48)

33

(e) .

. merupakan perangkat*perangkat pendukung

yang dipakai guru dalam memilih model atau strategi

pembelajaran. Fungsi utamanya sebagai alat peraga

pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti

Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007,

secara garis besar kegiatan inti mencakup tiga aspek:

(a) Eksplorasi

Pada tahap ini guru beserta peserta didik mencoba

mengkontekstualkan materi yang akan dipelajari dengan

permasalahan disekitarnya atau mengkaitkan dengan materi

yang lain. Dalam pembelajaran berbasis

# , tahapan eksplorasi melekat pada tahap 4

(b) Elaborasi

Elaborasi merupakan kegiatan yang melibatkan peserta didik

secara penuh dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini

kegiatan yang dilakukan peserta didik dapat berupa diskusi,

mencatat, atau melakukan tugas lain. Tahapan ini dalam

pembelajaran bebrbasis # yang

disebut sebagai prosedur aktivitas.

(c) Konfirmasi

Pada tahap ini guru melakukan umpan balik dari hasil

eksplorasi dan elaborasi.

(3) Kegiatan penutup

Pada tahap ini guru bersama murid melakukan review terhadap

hasil pembelajaran.

(49)

34

Dalam pembelajaran berbasis # ,

menggunakan metode penilaian autentik yang sangat berkaitan dengan

aktivitas pembelajaran. Dengan demikian penilaian dilakukan pada

proses pembelajaran, bukan pada akhir pembelajaran. Penilaian

autentik dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah

dipelajari peserta didik meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan

afektif. Ketiga ranah tersebut secara administratif direkam dalam

sebuah portofolio.30

4) Tahap Pengawasan

Pengawasan dilakukan sejak perencanaan pembelajaran, saat guru

menyusun " 4 Pada tahap ini guru melakukan konsultasi atas

" yang telah dibuatnya dengan pakar atau konsultan yang

dipilih oleh sekolah. Kemudian saat pelaksanaan proses pembelajaran

di kelas, guru juga harus bersedia diamati. Hal ini sebagai bagian dari

supervisi pendidikan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran. Oleh karena itu, dalam sekolah yang berbasis

# sudah selayaknya memiliki konsultan yang

menjadi bagian dari tim pengawas bersama kepala sekolah dan

organisasi keguruan.

Dalam pelaksanaannya strategi pembelajaran berbasis

# harus bersifat . .4 Artinya proses

pembelajaran harus berorientasi pada kompetensi dasar dan aktivitas peserta

didik. Oleh karena itu bentuk strategi pembelajaran berbasis

# beragam dan sarat dengan pembelajaran @

maupun "" @ 4

30 Munif Chatib,

(50)

35

!

" #

! $

%

! !

& '

%

# ' () & $* * ( +

$

(51)

36

0

1

)22 )222

"2 2 3 4 !" 5

$ 6

7 8

- ! $* $* $ 9

!

'

: "2 2;

$ : 9 : "2 2;

< 3 )22 )222;

= % )22 )222

!

!

9 !

!

! "2 2 3 4 !" 5 %

!

!

(52)

37

! "

#

% !

<

>

7

$ " !" " %&

!

8 = !

!

!

8

0

'

-

-2

<

(53)

38

=

$ ! "

'

2 6

'

! !

+

?

0

0 2 "2 2 3 @ %

2 !

! %

!

"2 2 3 @ %

2 !

7

! !

=

<*/

+

& , ' A (

$**$ $<?

?

" A ' 2(

(54)

39

/

!

! %

2

! ! "2 2 3 @ %

7

!

8 = !

! &

% !

!

%

0 !

B

! !

0

& #

0

/

8 ! 2 # ' # .B.

?

B

(55)

40

.

&

! 0

!

& !

8

&

7

$ & 1

>

! #

' *

! A %

:

0 0

& (

.

<<=

*

(56)

41

!

! !

!" !

% !

!

) ! * ' !

1 !

:

!

0

1 0

'

G. ! % & '

9! : !

! !

! 8

% A %

(

% %

(57)

42

! 9! '

!

!

& !

'

%

!

%

! !

11

=* 0=*$

% 2

%

7

Penarikan Kesimpulan

(uji keabsahan data)

(58)

43

!" "# $" %"#

!"#$$ %! &'#$! %# #

( )* + +

% ! ,

!*# '! -!$&&. / $&&.

0 1

/#

0 1

( 2 3

1 4

5 5 , # 0

4

2 36

2 36

2 ( ( 36

2 4 5 36

2 ( 36

! " 2 ( 36

3 " 2 ( 36

3 2 3#

7 8 # 9

(59)

44

& '" ( ") %"#&

8 # 9 ; ;

/ # .< 5 ; 4

= # >

1

# / 8 # 9

" ? =# =

; ; /

=

* " %

+? 1

@4 1

+

# ( 5 A A

5

$# 5 A

4

%# ( 1

( A

'# ( A

4

$

7 8 # 9

' : $& #

%

7 8 # 9

(60)

45

KAUR HUMAS KAUR SARPRAS KAUR

(61)

46

/ " "" " '"

( 8 # 9

( '$ # 0 ,

( # ?

( A 5

4 ( 2 3 #

( ( $& !$& $ (

'& # 0 5 - .

- ' , <

( # B % .

( #

" % % ' "

8 #

9 (

# "

( 2 3# 0

" C 1 0 1

# 0

5 1 (

4 ( #

0 1 5 (

8 # 9

# 5 ( 1

( : ( #

(62)

47

0" "" / %"!" "

1 1 4 5

(

( # 1 5 (

5

( 1 1

: ( # 0 (

#<

5 (

, #

( ) 5 1 = 2 31

2 3 ) 5 (

2) 3# 7 ( 4 5 (

' = $&&.1 #

0 1 (

(

2 )3# )

! 2 D3

5 5 # 7 D

( A A #

5 5 ,

5 ( 1

# ! 2 D3

<

7 : 4 " C 1 1 $% :

(63)

48

D A

2 3# ) (

A 5

# 0 5 5 1

5 , 1 5 1 5

1 5 1 5 : , 1

5 5 #

=

1

D # " (

1 1

# 1 : 1

: 4 #

, ( ,

,

#

D

# 7 D

A # 1 D (

5 ( # / ,

5 5

# 0 (

5 # $ 1 D 5

( A A #

5 5

(64)

49

( 1

( ( #.

0 1 8 # 5 9

< ( - - 1

B . ( # 2(

3 $

# 7

5

5 D# D

A 1 %

5 5

#

# = 2 3

, 1

4 ( #

# ) 5

( # 0

1

( #

5

1 #

.

7 : 4 " C @1 " 8

# 9 ' : $& #

7 D : ,$' : $&

7 : 4 " C - E 1 1 $$

(65)

50 =

# 2

# % 3

5# 2 3

5

5 #

( = #

1 1 1 ( (

1 1 5

# &

(

#

=

# 0 1

( ( 1

' ( ( < ( (

# 7 ( (

? / = 4 ,

( ( # 2" # % &

' 3

( (

( 1 ? /

# 7

# 0

1

&

7 : 4 " C @1 " # 1 '

(66)

51

"( # ?

(

( , #

# (

( ( 4 (

( # (

( ( ) 5

( 2) 3#

0 5

,

3

3 A (

53 (

3 4

3 2= 1 ?

1 E 3

A3 ( #

? ( 1

( 4

, # 2" ' % 3

# ) 5 ( 2) 3

)

(67)

52

) 5 ( ,

3 A

5 (

3 (

53 (

3 5 1 A1 A A

#

) 1

) # 0

1

(

# ) 1

5 , 2" %

(

#

1 1 ? 1 1 1 = #

$#

; 1 1 1 0 1 7

? ( 1 7 ? ( 1 / F

%# / :

) 1 * / : ( 1

1 / : 1

'#

= 1 = ? 1 =

1 =

7 : 4 " C @1 " 1 :

(68)

53

) 5 (

? ( ( 2 ? 3

4 # 1

4 4 ,

1

( #

) 5 (

1

1 0 #

7 ( 4 (

( ,

#

& %" " "" / %"!" "

/ : (

8 # 91 5

1 1

#

# 2/ 3

0 (

1 :

3 % + )

( %

( ) , 7

( A

# / :

(69)

54

! , # $ 1

5 (

#

/ %

( # % 7 (

( #

$3

-, (

# (

( # '

5 1

# 7

A 1

# 0 1

1

#

.

(

# 1

, #

$

D : ( - ?1 $$ : $& #

%

D : ( - G1 $% : $& #

'

D : ( - /1 - ?1 - G $' :

(70)

55 (

#

'3 #

( 4 ( #

/ : 5

# 7

( # <

0 5

( #

( (

( # 0

*

5 #

? 1 1

A

# . 7

# ,

5

#

#

3 *

D : ( - ? - / $' : $& #

<

D : ( - /# 1

= 1 ? : 2 1 ? 1 3#

.

7 : 4 " C @1 (

(71)

56

(

1

: # 7

( 1 :

( ( # 0

1

( # 7

: #

$3 * 2 / : 3

* A A

( 1 (

: # 7

4 ( ! #

( 1

# (

1 5

! % #

(

1 1 1 #

$

1

: ( # 0 1

->E0

7 : 4 " C - E 1 - 1

(72)

57

( # 7 ( A

( 5 A1 : A

#

%3 A

= A /

2 3#

( 1

# 1

( #

? #$& 1

1

#

5#

( 1

( #

( 1 : ( 1

5 #

* 1"% " / %"!" "

( 1

: ( # *: (

8 # 9

D : - /,- G #

$&

(73)

58

: , 1

5 $

# *: 7 (

*: (

? ( ( A

5 ( #

(

# (

( #

A1 A A1 #$$

3 A

/ A 5

# =

( 4 ,( 4

# " A

#

$3 /A A

/ A A 5

, #

0 ( 1

, 5

# / 1 ,

$

7 : 4 " C / 1 1 ' :

$& $$

7 : 4 " C 1 1 $% :

(74)

59 5

( 4 # A1

A A

2 &, & &, &&3#

%3

A A A

( 1

# ? 1 1

?

# ?

A 2/1 ?1 E1 03#

0 (

# ( 8 #

91 (

, 2

# % ( 3# 7

5 ( A 5

#

4

# / 4

! 1

( #

( " C 1 4

(

(75)

60

1 ( # D

,

#$%

0 1

( #

, A ? 1

( 1 #

"( = 2"= 31 "(

/ 2"/ 31 "( 2" 3

(

#

7 (

1 (

) 2 )3 # 7

( 8 # 9# 0 4

, , ( A

1 A #

(

( ( #

0 1 ,

#

# *: (

: (

4 : ( # 7

( # :

$%

7 : 4 " C / 1 1 $% :

(76)

61

# " :

2 3# :

0 1

# 1

4 ( 0 #

: 4 A

2 ( 4 3#

/ 4

2" # % ! '

( 3

3 *: ( *:

( 1 1

) # 5 (

1

( #

$3 *: ( *:

(

( #

%3 *: ( *:

( !

#

2 /"#" "

A

( (

#

5 1 1 : 1

# 5

(77)

62

0 ( 1

(

8 # 9

"% 0" "" / %"!" "

5 ( A

( 1 ( 1

(

4 5 (

#$' 5 (

( # D

5 (

#

5

(

#

( A A

# 5

( # 0

( ( A A (

( #

" ( 1

2 3

2 )3! ! 2 D3#

D

= / 2= /3# 0 D1

A

# 0 1 !

$'

/ ( 1 ' 0 % $ 1 *

(78)

63

5 (

A A#

) 1 (

5 ( !

5 ( $

# ( (

# ( 4 5 5 (

5#

# E

# 5 5

A# 5 (

# ( 5 #

5 5 ( (

( 5 (

= $&&.# 5

( 1 1 1 ) # 0

1

#

0 1 A ,

(

( # 7

D 4 (

5 5 ( #

( ) ( 5 D1

( ( A A#

$

) 1 ' 0 1 + %

Gambar

gambar bayangan

Referensi

Dokumen terkait

Chiffon Type Cake  merupakan kombinasi dari  merupakan kombinasi dari Butter Type Cake Butter Type Cake  dengan  dengan foam type cake. Cake yang sangat ringan dan halus

Karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan ( value of the firm ) yang menggunakan hutang

Berbeda dari CPracR, GMM sendiri berbicara mengenai etika yang berusaha memberi pendasaran pada metafisika moral, yaitu semacam garis besar prinsip-prinsip murni

Populasi dari spesies r memiliki kecenderungan untuk meningkatkan ukuran mereka secara eksponensial pada saat tidak terdapat pembatasan oleh faktor lingkungan.. Populasi

Dapat disimpulkan bahwa ADHD adalah gangguan neurobiologis yang menyebabkan kelainan hiperaktifitas, kecenderungan untuk mengalami masalah  pemusatan perhatian,

Hal ini disebabkan karena bahan pencampur yaitu sekam padi yang digunakan dalam pembuatan filter tembikar dapat memperbesar pori-pori filter sehingga memperbesar

Data pada pengujian blanko dan standar GGA menunjukkan bahwa bakteri hasil isolasi dapat digunakan dalam analisis BOD 5 dengan matriks air laut, bakteri isolasi mampu

Untuk itu dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui program P2WKSS di desa binaan yaitu Desa Panyindangan Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut salah satunya adalah