• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Jenis – Jenis Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Gedangan Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pemanfaatan Jenis – Jenis Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Gedangan Tulungagung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Jenis

Jenis Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Gedangan

Tulungagung

Claudia Cavalera, Arif Prasetyo Wibowo, Ika Lilis Purwanti, Agus Muji Santoso

Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri Jalan KH. Achmad Dahlan No.76 Kota Kediri

Email: claudiaendriavera19@gmail.com

Abstrak

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan budaya. Keanekaragaman hayati meliputi berbagai keanekaragaman jenis tumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan itu memilki banyak manfaat bagi masyarakat di Indonesia. Begitu pula penduduk Indonesia yang sebagian besar masih memegang kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan, seperti berbagai jenis tumbuhan obat oleh masyarakat Gedangan, Karangrejo, Tulungagung, Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat serta upaya pelestarian tumbuhan obat oleh masyarakat Gedangan, Karangrejo, Tulungagung. Penelitian ini menggunakan snowballsampling yang dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2015. Data dianalisis secara deskriptif. Ditemukan 49 jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyaraka tsebagai obat. Berdasarkan habitus, tumbuhan obat tersebut berjenis pohon (14 jenis), herba (19 jenis), perdu (13 jenis), dan liana (3). Bagian tumbuhan yang digunakan antara lain daun (17 jenis), buah dan daun (4), buah (9), seluruh bagian tumbuhan (6), rimpang (8), biji (4) dan bunga (1). Sejumlah 30% jenis tanaman obat ditanam dan dipelihara oleh masyarakat di sekitar rumah sedangkan 70% jenis tanaman obat tumbuh secara liar dan pelestariannya diserahkan ke alam.

Kata kunci : tumbuhan obat,pemanfaatan, kearifan lokal

I. PENDAHULUAN

Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari menurut Rahyuni, dkk (2010). Unsur – unsur ini meliputi berbagai tanaman yang digunakan sebagai obat alami maupun sebagai upacara adat dan keagamaan. Keadaan ini didukung oleh keanekaragaman hayati yang terdapat dalam berbagai tipe ekosistem yang pemanfaatannya telah mengalami sejarah panjang sebagai bagian dari kebudayaan.

Keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dan berperan penting terhadap kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi seiring berkembangnya waktu dan semakin kiatnya teknologi yang berkembang di Indonesia mengakibatkan hilangnya sebagian besar komponen tumbuhan yang menyusun keanekaragaman tersebut. Manusia dalam hal ini berperan penting terhadapnya karena berkaitan dengan pemanfaatan dan pelestariannya.

(2)

Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia cenderung ditemukan di daerah pedesaan maupun pedalaman. Hal ini dikarenakan masih terjaganya ekosistem dan tersedia berbagai jenis tumbuhan yang diperlukan. Akan tetapi sebagian besar masyarakat hanya memanfaatkan saja tanpa mengetahui bagaimanakah cara melestarikannya. Oleh karena itu diperlukan kajian yang mendalam terhadap pola pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan yang berkhasiat obat khusunya di daerah pedesaan.

Seperti halnya masyarakat di Desa Gedangan, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung yang masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat – obatan.. Berbagai tanaman yang ada di sekitar masyarakat sebagian besar digunakan sebagai bahan pangan dan obat. Potensi tanaman berkhasiat obat cukup banyak tersebar di daerah Gedangan. Tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Gedangan tumbu di pekarangan – pekarangan yang ada di sekitar rumah. Masyarakat terus memanfaatkan tumbuhan jika diperlukan dan terkena suatu penyakit tertentu.

Etnobotani merupakan ilmu yang kompleks karena banyak bagian dari ilmu lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya, misalnya taksonomi, ekologi dan geografi tumbuhan, kehutanan, antropologi, dan ilmu lainnya menurut Soekarman dan Riswan (1992). Oleh karena itu studi etnobotani tidak hanya mengenai data botani taksonomis saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani lokal yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan tumbuhan, serta pemanfaatan tumbuhan yang lebih diutamakan untuk kepentingan budaya dan kelestarian sumberdaya alam menurut Dharmono (2007).

Hubungan langsung manusia dengan tumbuhan beserta pemanfaatanya dipelajari dalam salah satu bidang ilu Biologi yaitu Etnobotani. Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya. Penggunan tumbuhan sebagai pendukung kehidupan diantaranya untuk makanan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat, budaya, bahan pewarna dan lainnya. Semua kelompok masyarakatmemiliki ketergantungan pada berbagai tumbuhan sesuai karakter wilayah dan adatnya.

Hal yang membuat etnobotani menjadi penting dilakukan adalah semakin cepatnya laju erosi sumber daya alam terutama tumbuhan serta berkurangnya pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan tumbuhan pada sejumlah suku. Padahal melalui etnobotani dapat diketahui sejumlah tumbuhan liar yang berguna bagi manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sandang, pangan, maupun papan yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia menurut Soekarman dan Riswan (1992).

(3)

Metode penelitian yangg digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi langsung tumbuhan yang berkhasiat obat yang berada di Gedangan. Wawancara dilakukan kepada dukun atau tokoh masyarakat dan masyarakat setempat. Data hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan kemudian dianalisis sehingga diperoleh hasil berupa jenis tumbuhan,famili, habitus, manfaat, bagian tumbuhan yang digunakan, cara penggunanan/pengolahan, bentuk ramuan dan penyakit yang dapat disembuhkan.teknik wawancara dilakukan dengan Snowball Sampling yaitu penentuan sampel yang semula kecil menjadi besar sehingga didapatkan narasumber yang cukup banyak dan data – data yang didapatkan juga bervariasi.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang dijadikan obat oleh masyarakat Gedangan. Alat yang digunakan yaitu alat tulis, buku, koesioner sebagai daftar pertanyaan, kamera untuk mendokumentasikan objek penelitian, buku daftar tanaman obat Indonesia yaitu Atlas Tumbuhan Obat Indonesa Jilid 1-6 dan Buku Pintar Tanaman Obat untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan, meteran dan kertas label.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi (1) Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional; (2) Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara alamiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis dan (3) Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga memilki senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum secara alamiah atau penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri (Zuhud dan Haryanto, 1994).

(4)

Gambar 1. Presentase Tumbuhan Obat Berdasarkan Familinya

Jenis tumbuhan berdasarkan familinya diperoleh 27 jenis family. Tumbuhan yang dijadikan obat oleh masyarakat Gedangan. Jeni – jenis tumuan tersebut didominasi berturut turut dimulai dari family Zingiberaceae sebanyak 8 jenis, Fabaceae 5 jenis, Asteracea 3 jenis, Oxalidaceae 3 jenis, Lamiaceae 3 jenis, dan 2 jenis untuk family Myrtaceae. Rubiaceae, Arecaceae, Poaceae, Euphorbiaceae serta famili lainnya. Famili Zingiberaceae sangat tinggi intensitas penggunaannya, hal ini dikarenakan famili Zingiberacea mudah ditemukan di ladang, tumbuh subur di daerah Gedangan dan masyarakat sudah percaya akan khasiatnya dari dulu. Apabila masyarakat Gedangan mengalami sakit seperti sakit demam, sakit perut

(5)

Gambar 2. Presentase Pengelompokan Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitusnya

Hasil penelitian terhadap tumbuhan obat di Gedangan, jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan berhabitus herba sejumlah 19 jenis (38,7%). Selanjutnya berhabitus pohon sejumlah 14 jenis (28,5%), perdu sejumlah 13 jenis (26,5%) dan liana sebanyak 3 jenis (6%). Habitus tertinggi dari tumbuhan obat yang digunakan adalah herba. Herba sangat tumbuh subur di daerah Gedangan, selain itu habitus herba juga mudah ditanam oleh masyarakat. Habitus Herba sebagian besar terdiri dari famili Zingiberacea, dimana famili tersebut sudah sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat.

Gambar 3. Presentase Tumbuhan Obat Berdasarkan Bagian Tumbuhan yang Digunakan

Bagian tumbuhan obat yang tertinggi digunakan sebagai obat yaitu daun (34,6%). Daun paling tinggi intensitas penggunaannya karena mudah diperoleh daripada bagian tumbuhan lainnya seperti batang, bunga atau buah. Daun merupakan organ tumbuhan yang pertumbuhannya terus menerus sehingga selalu tersedia pada tumbuhan. Dilihat dari segi

(6)

konservasi, pengambilan daun sebagai tumbuhan obat tidak mengganggu dalam pelestarian tumbuhan obat tersebut.

Tabel 1. Tumbuhan Obat dan manfaatnya

No Nama Tumbuhan

Nama Ilmiah Bagian yang digunakan Manfaat

1 Sirih Psidium guajava L. Daun Keputihan, gatal – gatal 2 Jambu Biji Piper betle Linn. Buah, Daun Diare

3 Sirsak Annona muricata Daun Diare, anti kanker

4 Delima Punica granatum Buah Diare, Sariawan

5 Krokot Protulaca oleraceae L. Seluruh bagian tumbuhan Wasir, ambeyen, gangguan saluran kencing

6 Rumput Teki Cyperus rotundus Seluruh bagian tumbuhan Sakit perut, obat nyeri haid 7 Kunyit Putih Kaempferia rotunda L. Rimpang Keputihan, sakit perut

8 Kunyit Curcuma domestica Rimpang Penurun panas, sakit perut, tipes, sakit peurt saat haid

9 Jahe Zingiber officinale Rose Rimpang Masuk angin, batuk, 10 Temulawak Curcuma xanthorrhiza

Roxb

Rimpang Menambah nafsu makan, maag,

sakit pinggang

11 Temu Ireng Curcuma aeruginosa Rimpang Meredakan nyeri, ambeyen 12 Pepaya Carica papaya Linn Buah, Daun Keputihan, Rematik, diare

13 Tapak Liman Elephanthopus scaber Seluruh bagian tumbuhan Menjaga stamina

14 Mengkudu/Pace Morinda citrifolis Linn Buah Hipertensi, demam, sakit kuning sakit perut

15 Dadap Srep Erythrina subumbrans Daun Sakit perut, demam, pengobatan pasca melahirkan

16 Belimbing Manis Averrhoa carambola Buah Hipertensi, anti kolesterol

17 Beluntas Pluchea indica L. Daun Demam, menghilangkan bau badan, menambah nafsu makan

18 Keji Beling Ruellia napifera Zoll mon Daun Batu ginjal, encingbatu, wasir 19 Pinang/Jambe Areca Catechu L. Buah Diare, perut kembung, cacingan 20 Sawo Manilkara kauki Buah,Daun Diare, melancarkan ASI 21 Brotowali Tinospora crispa L. Daun Diabet, sakit perut 22 Sambiloto Androgaphis panicullata

Noss

Daun Hepatitis, asma, hipertensi

23 Salam Syzygum polyanthum Daun Hipertensi, maag, kencing manis, rhematik

(7)

31 Semanggi

Gunung

Oxalis corniculata Linn Daun Menurunkan panas, flu, menetralisir rcun

32 Sangket Heliotropium indicum Daun Diare, alergi

33 Alpukat Persea gratissima Gaertn Buah,Daun Hipertensi, pusing, kencing batu 34 Kumis Kucing Orthosipon aristatus Seluruh Tumbuhan Kencing batu, infeksi ginjal 35 Saga Telik Abrus precatorius Linn Biji Amandel, sariawan

36 Kencur Kaempferia galanga Linn Rimpang Penambah nafsu makan, sakit among, lelah, akit kepala

37 Kunci Kaempferia angustifolia Rose

Rimpang Bengkak

38 Kelapa Coccos nucifera Linn Buah Penetral racun, pereda sakit saat haid

39 Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis L. Bunga TBC, demam, malaria 40 Asem Tamarindus indica L. Buah Bengkak, anti radang, penurun

panas

41 Lengkuas Alpinia galanga Linn Rimpang Menambahnafsu makan, rematik, bronchitis

42 Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi Linn Buah Batuk 43 Mangkokan Nothopanax scutellarium

Merr

Daun Mengurangi bau keringat, bengkak,

melancarkan ASI

44 Jagung Zea mays Buah Diabetes, cacar air

45 Jeruk Nipis Citrus aurotilolia Buah Batuk, sakit panas, influenza, mual 46 Kelor Moringa oleifera Lamk Daun Sakit kuning

47 Kemangi Ocimum sanctum Linn Daun Demam, pilek, pelancar ASI 48 Lidah Buaya Aloe vera Linn Daun Diabetes mellitus, sakit kepala 49 Mahoni Swietenia mahagoni Jacq Biji Hipertensi, demam, diabetes

Hasil penelitian terhadap tumbuhan obat yang digunakan, dari sebanyak 49 bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat berasal dai bagian tumbuhan yang berbeda. Bagian tumbuhan yang digunakan antara lain daun (17 jenis), buah dan daun (4), buah (9), seluruh bagian tumbuhan (6), rimpang (8), biji (4) dan bunga (1). Dilihat dari bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, daun merupakan bagian yang paling digunakan. Daun sering digunakan karena merupakan bagian tumbuhan yang paling mudah diperoleh. Masing - masing bagian tumbuhan yang digunakan mempunyai manfaat sendiri – sendiri sesuai kandungan zat di dalamnya.

Penggunaan tumbuhan obat yang paling seering dikonsumsi oleh masyarakat Gedangan adalah temulawak, daun salam, kunyit dan daun sirsak. Keempat jenis tumbuhan ini dikonsumsi hampir setiap hari oleh masyarakat. Rata – rata pengolahan tumbuhan obat dengan cara direbus.

(8)

direbus. Biasanya temulawak direbus dicampur dengan irisan kunyit, kunyit putih dan dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat. Temulawak juga biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum direbus dengan jumlah yang banyak. Srhingga jika ingin merebus hanya tiggal mencuci dan tidak repot.

Syzygum polyanthum (Nama Indonesia salam) oleh masyarakat Gedangan daunnya digunakan sebagai jamu. Daun salam dicuci bersih sekitar 7 – 15 lembar kemudian langsung direbus dengan 7 gelas air higga mendidih dan airnya tinggal separo. Daun salam banyak dikonsumsi karena dapat mengatasi peyakit hipertensi atau darh tinggi, rematik atau keju linu, maag dan diabetess. Masyarakat pada umumya sering mengeluh karena hipertensi dn remaik, sehingga mereka mengkonsumsi rebusan daun salam sebagai obat setiap harinya.

Curcuma domestica (Nama Indonesia kunyit, Jawa kunir) oleh masyarakat Gedangan ripangnya digunakan sebagai obat penurun panas/demam, obat sakit perut, tipes dan obat pereda sakit perut saat haid. Penggunaan rimang kunyit dengan cara direbus dengan campuran teulawak, kunyit putih dan dengan cara diparut kemudian diberi madu langsung dikonsumsi. Konsumsi kunyit tidak hanya orang dewasa saja, anak – anak sering diberi ramuan perasan kunyit dan madu sebagai jamu.

Annona muricata (Nama Indonesia sirsak, sirkaya) oleh masyarakat Gedangan daunnya digunakan sebagai obat. Daun salam dicuci bersih, kemudian direbus hingga mendidih. Daun sirsak dipercaya dapat mencegah kanker dan obat diare. Rebusan daun salam banyak dikonsumsi oleh para ibu di Gedangan, mereka takut jika terkena kanker dan kanker banyak menyerang wanita. Sehingga para wanita mengkonsumsi rebusan daun sirsak setiap harinya guna pencegahan terhadap penyakit kanker.

Pelestarian tumbuhan obat tidak semuanya dilestarikan oleh masyarakat. Total tumbuhan obat yang digunakan sebanyak 49 jenis tumbuhan, sebanyak 15 jenis tumbuhan (30%) dilesteraikan oleh masyarakat dengan cara ditanama di sekitar pekarangan rumah atau di kebun sebagai tanaman hias dan tanaman obat. Sebanyak 34 jenis tumbuhan obat (70%) tidak dilestarikan oleh masyarakat, hal ini disebabkan karena tumbuhan tersebut tumbuh liar di ladang sehingga masyarakat menyerahkan pelestarian tumbuhan tersebut ke alam.

IV. KESIMPULAN

(9)

Setyowati, FM. 2010. Etnofarmakologidan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak Tunjung di

Kalimantan Timur. Media Litbang Kesehatan. 20 (3).

Tjitrosoepomo G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hamidu, H. 2009. Kajian Etnobotani Suku Buton. Skripsi Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Armiwoltywa, C. 2011. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Lokasi

Hutan Adat Bukit Pandarang Dusun Marinso Kabupaten Landak. Skripsi Fakultas Kehutanan.

Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Soekarman dan Riswan S.1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia. Di dalam: Seminar Dan Lokakarya

Nasional Etnobotani. Cisarua-Bogor, 19-20 Februari. Bogor. Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan RI,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Perputakaan Nasional RI. Hlm 1-7.Dharmono. 2007. Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella asiaticaL.) di Suku DayakBukit Desa Haratai 1 Laksado. Bioscientiae 4(2): hlm71-78.

Handayani, M. 2007. PemanfaatanTumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Lindung BalabanTujuh Desa

SungaiMelayu Kecamatan Sungai Melayu Rayak Kabupaten Ketapang.Skripsi Fakultas

Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Handayani, M. 2007. Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Lindung Balaban Tujuh Desa Sungai

Melayu Kecamatan Sungai Melayu Rayak Kabupaten Ketapang. Skripsi Fakultas Kehutanan

Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Gambar

Gambar 1. Presentase Tumbuhan Obat Berdasarkan Familinya
Gambar 2. Presentase Pengelompokan Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitusnya
Tabel 1. Tumbuhan Obat dan manfaatnya

Referensi

Dokumen terkait

Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan berjumlah 176 spesies dari 81 famili, dengan beranekaragam kegunaan, yaitu tumbuhan untuk obat 127 spesies, pangan 59 spesies, pakan ternak

Dari seluruh spesies yang teridentifikasi 37 spesies (74%) dari 28 famili yang diketahui kegunaannya yaitu dikelompokkan ke dalam 9 kegunaan yaitu tumbuhan obat (16 spesies);

Tumbuhan obat tradisional, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat

1) Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisonal;.. 2) Tumbuhan

Pemakaian spesies tumbuhan obat dengan cara diminum merupakan cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan, karena seperti telah

Jika mengacu pada buku Tanaman Obat Tradisional dan Atlas Tumbuhan Obat (Yusro, 2010) yang dijadikan panduan untuk identifikasi, sebenarnya tumbuhan yang ada disekitar

Data hasil wawancara dengan masyarakat diolah dan dikelompokkan : (1) karakteristik masyarakat, (2) jenis penyakit yang pernah diderita oleh masyarakat, (3) spesies

Pemakaian spesies tumbuhan obat dengan cara diminum merupakan cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Palutungan, karena seperti telah