• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKU (21)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKU (21)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Anggi Nursilviani (1501586)

Pendidikan Bahasa Jepang FPBS

[email protected]

Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Didalam pengembangan kurikulum terdapat pendekatan dan model pengembangan kurikulum untuk proses pengembangan kurikulum itu sendiri. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu (Sanjaya, 2008:77). Pendekatan kurikulum adalah titik tolak atau sudut pandang secara umum terhadap proses pengembangan kurikulum. Sedangkan, yang menentukan keberhasilan proses pendidikan adalah model kurikulum. Ada 2 jenis pendekatan kurikulum, yaitu:

1. Pendekatan Top Down atau pendekatan administratif yang sistem komandonya dari atas ke bawah. Inisiatif dan arahan dilakukan melalui garis staf hirarkis dari atas ke bawah, dan daerah atau sekolah-sekolah hanya tinggal melaksanakan kurikulumnya saja. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi (Sanjaya, 2008:78)

2. Pendekatan Grass Roots, pada pendekatan ini kurikulum dikembangkan dari bawah ke atas. Dimana dalam pengembangan kurikulum guru sebagai implementator yang memberikan inisiatif, lalu inisiatif ini dikembangkan kelingkungan yang lebih luas. Jika kurikulum yang digunakan fleksibel maka guru dapat berinisiatif, sehingga guru memiliki kesempatan untuk memperbarui dan menyempurnakan kurikulum yang sedang berlangsung. Guru dapat berinisiatif jika kemampuannya memadai dan dalam kondisi atau situasi tertentu.

(2)

1. Model Tyler, ada 4 hal dasar model pengembangan, yakni tujuan pendidikan, pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengevaluasian. Dalam buku Basic Principles Curriculum dan Instruction (1949) Tyler mengatakan bahwa “curriculum development needed to be treted logically and systematically”.

2. Model Taba (inverted model), dimana model pengembangan kurikulum lebih menitik beratkan pada pengembangan kurikulum dan penyempurnaan. Guru adalah faktor utama pengembangan kurikulum. Langkah-langkahnya yaitu: mengadakan unit-unit hasil eksperimen, menguji unit eksperimen, merevisi dan mengkonsolidasi, pengembanan keseluruhan kerangka kurikulum, serta implementasi dan desiminasi.

3. Model Oliva, dimana kurikulum harus bersifat simple, komprehensif dan sistematik.

4. Model Beauchhamp, dimana dalam pengembangan kurikulum terdapat 5 langkah yaitu: menentukan wilayah cakupan kurikulum, menetapkan persenolia, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.

5. Model Wheeler, proses pengembangannya terdiri dari 5 tahapan dan membentukan suatu siklus yang terus berputar. Suatu tahapan dapat dilakukan jika tahapan sebelumnya telah berhasil dilakukan. Tahapan tersebut adalah menentukan tujuan umum dan khusus, menentukan pengalaman belajar, menentukan isi atau materi, mengorganisasi pengalaman kerja, dan melakukan evaluasi.

6. Model Nicholls, menggunakan pendekatan siklus yang digunakan akibat terjadinya perubahan situasi. Langkahnya adalah analisis situasi, menentukan tujuan khusus, menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran, menentukan dan mengorganisasi metode, dan evaluasi.

(3)

8. Model Miller-Seller, langkah pengembangannya adalah klasifikasi orientasi kurikulum, pengembangan tujuan umum dan khusus berdasarkan orientasi kurikulum yang bersangkutan, identifikasi model mengajar, implementasi.

Daftar Pustaka

Sanjaya, Wina. (2008). KURIKULUM dan PEMBELAJARAN: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 82.7% balita responden mengonsumsi suplemen, dengan bentuk suplemen yang terbanyak dikonsumsi adalah dari jenis sirup sebanyak 34.6%.Tidak ada hubungan yang bemakna antara

Result showed that TQT learning is an effective method, it has represented from: (a) learning process has focused on guidance memorize (talqin) from student to other students,

13 Beranjak dari teori Wallas inilah yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa.. Kemampuan berpikir kreatif dapat

Konsentrasi Kulit Jeruk Sambal Dalam Menurunkan Densitas Bakteri Pada Ruang Penyajian Makanan Di Kantin Sekolah Dasar Kota Pontianak tahun 2015, maka diperoleh simpulan

Gambar 15 : Pola pemanfaatan ruang terbuka publik oleh pengemudi mobil pada malam hari Sumber: Analisis penulis, 2014. Analisa aktivitas pengemudi mobil pada siang, sore dan

Oleh karena itu penolakan terhadap eksistensi organisasi LGBT bagi elite partai Islam bukan merupakan sikap diskriminasi terhadap kaum LGBT sebab jika dibiarkan terjadi

Penelitian pengaruh kamper berkarbon aktif terhadap densitas bakteri udara ruang perawatan di rumah Sakit Universitas Tanjungpura berdasarkan pemeriksaan angka kuman udara,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kualitas mikrobiologi air minum dengan kejadian diare pada anak usia 4-6 tahun di Desa Kalimas Kecamatan Sungai