• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN CD TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XI SMA N 1 KAMANG MAGEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN CD TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XI SMA N 1 KAMANG MAGEK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN CD TUTORIAL TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XI SMA N 1

KAMANG MAGEK

Wira Buana

Sistem Informasi, STMIK Jayanusa Padang, Jl. Olo Ladang No. 1 Padang email : wira_buana59@yahoo.com

Abstrak

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di SMA N 1 Kamang Magek hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK masih dibawah rata-rata dan penelitian ini juga berawal dari kenyataan di Sekolah bahwa pembelajaran sering didominasi oleh guru sebagai sumber informasi. Mengungkapkan pengaruh pembelajaran menggunakan CD tutorial. Penulis berasumsi bahwa penggunaan CD Tutorial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut asumsi tersebut maka penulis menggunakan metode kuantitatif eksperimen yaitu dengan pengolahan data. Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Kamang Magek. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dilakukan tes hasil belajar, penulis melakukan analisis validitas soal diperoleh kesimpulan bahwa dari 35 buah item soal yang valid 20 buah soal, berdasarkan analisis indeks kesukaran soal memiliki indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Analisis daya pembeda soal yang signifikan adalah 20 buah soal. Berdasarkan perhitungan reliabilitas soal tes tergolong kepada reliabilitas sangat tinggi. Setelah itu tes hasil belajar di uji dengan normalitas kedua sampel berdistribusi normal. Langkah selanjutnya yaitu penulis melakukan uji homogenitas ditemukan data memiliki variansi yang homogen (sama). Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan mengguanakan Uji t, dianalisis Tolak H0 karena thitung =

4,944 dan ttabel = 0,673 ternyata thitung > ttabel. pada taraf nyata α = 0,05 berarti Ha diterima. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan CD Tutorial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini media CD Tutorial dalam proses pembelajaran memberikan motivasi siswa dalam belajar, menarik dan mampu mengajak interaksi dari peserta didik, peserta didik sangat suka dengan media ini karena menarik dan tidak membosankan. Serta dengan menerapkan pembelajaran melalui CD Tutorial dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : CD Tutorial, Kamang Magek, SMA

PENDAHULUAN

Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan

(2)

segala bidang kehidupannya. Pendidikan memiliki variasi dalam menyerap pengetahuan, emosi, cara belajar dan motivasi.

Namun ada beberapa instansi yang masih belum memanfaatkan media dalam pembelajaran TIK salah satunya adalah SMA N 1 Kamang Magek. SMA N 1 Kamang Magek tersebut hanya menggunakan metode ceramah yang hanya bercerita tetapi tidak menunjukkan contoh melalui media pembelajaran dan mengakibatkan siswa kurang memahami pelajaran tersebut.

Menurut Djamarah metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah CD Tutorial yang berupa tutorial langkah kerja penggunaan perangkat lunak pada komputer, selain itu CD Tutorial ini lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan perangkat lunak kepada siswa.

Media Pembelajaran 1. Pengertian Media

Secara harfiah, kata media memiliki

arti “perantara atau pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AETC) mendefenisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Pengertian media menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

2. Menurut Brigs media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

2. Macam-macam Media

Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu tetapi dilain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran.

Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan optimal perlu adanya penerapan media dalam penyampaian materi, adapun jenis media pelajaran yaitu : a. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset recorder, dan lain-lain.

b. Media Visual adalah media yang hanya menghandalkan penglihatan, seperti slide, foto, gambar atau tulisan dan cetakan.

(3)

Media ini dibagi lagi kedalam dua bentuk:

1. Audio visual diam, seperti film rangkai suara, cetak suara.

2. Audio visual gerak, seperti film suara dan video kaset.

3. Fungsi dan Manfaat Media

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak selalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu

dan daya indra seperti :

a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.

b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.

c. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, dan diagram. d. Konsep yang terlalu luas (gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, dan gambar.

3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan dalam

belajar.

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semua itu harus diatasi sendiri.

4. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.

Memilih media hendaknya tidak dilakukan dengan sembarangan, melainkakn didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pilihan topik yang disediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak diinginkan nantinya.

Kriteria Pemilihan media menurut para ahli : Dick dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu :

1. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada.

2. Apakah membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.

(4)

Artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dipindahkan.

4. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria memilih media yaitu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya: fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, Praktis, luwes, dan bertahan, Guru terampil menggunakannya.

5. Media Audio Visual

Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pengajaran yang murah dan terjangkau.

Menurut Azhar Arsyad bahwa “media

visual adalah media yang menggabungkan visual atau suara”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa media audio-

visual merupakan sebuah alat bantu seseorang dalam menerima suatu pesan, sehingga dia dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang bermanfaat untuk meraih tujuan yang ingin dicapai.

Adapun ciri-ciri utama teknologi media audio visual menurut Azhar Arsyad sebagai berikut :

a. Mereka biasanya bersifat linear. b. Mereka menyajikan visual dengan

dinamis.

c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.

d. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.

f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.

6. CD Tutorial

Menurut (imam subandi ) “CD Tutorial ini merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran dalam bentuk media compact disc atau bisa disebut CD”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa CD Tutorial adalah sebuah pembelajaran yang melalui sebuah film dan gambar animasi yang di dalamnya merupakan materi dari sebuah buku yang dikemas dengan baik, menarik dan mampu mengajak interaksi dari peserta didik. Banyak peserta didik yang sangat suka dengan media ini karena menarik dan tidak membosankan.

CD Tutorial ini dapat membimbing siswa secara tuntas dalam menguasai materi dengan cepat dan menarik. Selain itu CD tutorial ini lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan software (perangkat lunak) kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware (perangkat keras). Misalnya tutorial tentang Microsoft excel, acces, power point dan lain-lain.

Adapun kelebihan dari media CD tutorial menurut imam Subandi yaitu :

(5)

materi dapat mengulang matersi tersebut dirumah.

c. Informasi pelajaran yang disajikan akan memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa.

d. Meransang berbagai macam perkembangan kecerdasan.

e. Dapat menyeragamkan materi pelajaran dan mengurangi resiko kesalahan konsep.

METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat

Dalam pembahasan ini penulis mengambil lokasi penelitian tepatnya di Kamang Magek Kab. Agam. Adapun alasan penulis mengambil lokasi ini karena penulis menemukan gejala atau fenomena yang menjadi permasalahan perlu untuk diteliti dan perlu penyelesaian secara ilmiah.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif, artinya penelitian ini penulis lakukan dengan melihat gejala yang terjadi dan menganalisanya dengan menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya dan hasilnya berupa angka-angka. Yang berbentuk eksperimen, peneliti akan melihat seberapa besar pengaruh penggunaan CD Tutorial terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas XI SMA N 1 Kamang Magek.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan yang menjadi subjek penelitian. Adapun yang dimaksud dengan populasi ini adalah semua

individu yang menjadi sumber pengambilan sampel atau sekumpulan khusus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu, yang berkaitan dengan masalah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Kamang Magek dengan jumlah siswa kelas XI sebanyak 91 orang.

2. Sample

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipandang sebagai representative dari jumlah populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling. purposive sampling menurut Nasution merupakan penelitian yang sampelnya dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga relevan dengan desain penelitian

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini berbentuk data primer dan data sekunder dimana data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil hasil nilai rata-rata ujian mid semester.

2. Sumber Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini diperoleh langsung dari siswa SMA N 1 Kamang Magek yaitu pada kelas IPS1 dan IPS2 yang terdaftar pada tahun

ajaran 2009/2010.

E. Desain Penelitian

(6)

pada mata pelajaran TIK di SMA dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1 Desain penilitian peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan CD Tutorial

pada mata pelajaran TIK kelas XI SMA

Kelas Perlakuan Hasil

Belajar

Eksperimen X1 T1

Kontrol - T2

Keterangan :

X1 = Perlakuan dengan pembelajaran

menggunakan CD Tutorial

T1 = Tes hasil belajar kelas eksperimen

T2 = Tes hasil belajar kelas kontrol

F. Desain Perlakuan

No peran Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1. Guru  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran

 Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi pelajaran

 Guru menyimpulkan materi pelajaran

 mengadakan evaluasi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran  Guru menampilkan media

pembelajaran

 Guru mengarahkan pemberian materi dengan cd tutorial

 Guru menyimpulkan materi pelajaran

 mengadakan evaluasi

2. Siswa  Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran

 Siswa menyimak penjelasan guru

 Menjawab soal

 Siswa melihat tampilan media sekaligus mempraktekannya  Menjawab soal

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah lembaran tes hasil belajar yang diberikan kepada kelas yang diteliti. Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar TIK siswa. Dalam menyusun tes hasil belajar, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Penyusunan Tes

a. Mengkaji konsep yang diajarkan b. Membuat kisi-kisi soal

c. Menyusun item tes d. Melaksanakan tes

2. Uji Coba Tes

Dalam suatu penelitian, hasilnya dapat dipercaya apabila data yang digunakan benar-benar akurat dan berkualitas, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba tes. Uji coba tes dilakukan di kelas XI SMA N 1 Kamang Magek.

3. Analisis Item

(7)

a. Validitas

Suaharsimi Arikunto menyatakan

“Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument”. Valid menurut

Gronlund dapat diartikan sebagai ketepatan int erpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrument evaluasi. Suatu instrument evaluasi dikatakan valid seperti yang diterangkan oleh Gay dan Johnson, apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak di ukur.

Jadi tes tersebut adalah tes pencapaian hasil belajar maka hasil tes tersebut apabila diinterpretasi secara intensif, hasil yang dicapai memang benar menunjukan ranah evaluasi pencapaian hasil belajar.

Untuk menentukan nilai validitas digunakan rumus :

rpbi = 𝑀𝑝−𝑀𝑡𝑆

𝑡 √

𝑝 𝑞 Keterangan :

rpbi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang

menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor

total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

(𝑝 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ) q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p )

Berdasarkan analisis validitas soal diperoleh kesimpulan bahwa dari 35 buah item soal yang valid 20 buah soal. Item soal yang valid yaitu soal nomor 5,6,7,9,10,13,14,15,16,17,18,19,

21,24, 27,28,29,30,32,35. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada LAMPIRAN VIII.

b. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Butir soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Menurut Suharsimi soal yang baik adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 sampai 0,70.

Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah :

Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Adapun cara mencari indeks kesukaran adalah dengan rumus :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes

Berdasarkan analisis indeks kesukaran soal diperoleh kesimpulan bahwa semua soal memiliki indeks kesukaran soal mudah, sedang, sukar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada LAMPIRAN XV.

c. Daya Pembeda

Menurut Suharsimi, menentukan daya beda adalah kemampuan suatu soal

(8)

untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Cara menentukan daya pembeda (D) untuk kelompok kecil adalah seluruh kelompok tes dibagi dua, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah, sedangkan kelompok besar biasanya diambil 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah.

Klasifikasi daya beda yang digunakan adalah :

0,00 - 0,20 : Jelek 0,20 – 0,40 : Cukup 0,40 – 0,70 : Baik 0,70 – 1,00 : Baik sekali

Menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut :

JB BB JA BA

D  = PA– PB

D = Daya Pembeda J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya subjek kelompok atas BA = Banyaknya kelompok atas yang

menjawab betul

BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah PA = Proporsi peserta kelompok atas yang

menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah

yang menjawab benar

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda diperoleh kesimpulan bahwa soal yang signifikan adalah 20 buah soal. Hasil perhitungan analisis daya pembeda soal secara lengkap dapat dilihat pada LAMPIRAN XV.

c). Reliabilitas

Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. reliabilitas dapat diartikan

sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Jika sebuah tes dapat memberikan hasil yang tetap, maka tes tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi. Maka untuk mencari reliabilitas soal dapat digunakan rumus KR21 yaitu :

r11 = ( 𝑘

𝑘−1) (1 −

𝑀(𝑘−𝑀) 𝑘𝑆𝐷𝑡2 ) keterangan :

M = mean skor (skor total dibagi N) K = jumlah item

M = (mean skornya) SDt2 = jumlah varians

Suharsimi, mengklasifikasikan nilai koefesien reliabilitas sebagai berikut :

0,00 – 0,20 : Sangat Rendah 0,21 – 0,40 : Rendah

0,41 – 0,60 : Cukup Tinggi 0,61 – 0,80 : Tinggi

0,81 – 1,00 : Sangat tinggi Berdasarkan hasil uji coba soal, diperoleh pehitungan reliabilitas tes sebesar rhitung = 0,990. Dapat dilihat pada

LAMPIRAN XVI soal tes tergolong kepada reliabilitas sangat tinggi.

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan 3 cara yaitu :

1. Observasi adalah “seorang peneliti yang mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dengan cara sistematis terhadap gejala-gejala yang

diselidiki”. Dalam hal ini penulis

(9)

media pengajaran di SMAN 1 Kamang Magek yang bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh dari hasil wawancara.

2. Tes hasil belajar a. Uji Normalitas

Untuk uji normalitas populasi terhadap nilai tes hasil belajar TIK kelas XI yang bertujuan untuk mengetahui apakah populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah : H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Untuk melihat sampel berdistribusi normal, digunakan uji Lilifort dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data X1, X2 , X3,…, Xn diperoleh dan

disusun dari data terkecil sampai yang terbesar.

2. Mencari skor baku dari skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan

x = Skor rata-rata s = Simpangan baku xi = Skor dari tiap soal

3. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung

peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

4. Menghitung jumlah proposisi skor baku yang lebih baku atau sama Z1

yang dinyatakan dengan menggunakan rumus :

S (Z1) = banyak Z1 ,Z2 ,Z3,…,Znyang ≤ Z1

n

5. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1)

Kemudian ditentukan harga mutlaknya.

6. Ambil harga yang paling besar dari harga mutlak selisih itu diberi symbol L0 L0 = maks |F(Zi)- S(Zi)|

7. Bandingkan nilai LO yang diperoleh

dengan nilai L0 yang ada pada table.

Pada taraf 0,05 jika L0 ≤ Ltabel maka H0

diterima. Dari hasil analisis data pada taraf nyata α = 0,05 terlihat bahwa L0 <

Ltabel maka H0 diterima. Berarti data

tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.

Langkah – langkah dalam uji normalitas kelas sampel sama dengan uji normalitas kelas populasi yaitu sama-sama menggunakan uji liliefors. Pada uji normalitas kelas sampel ini diperoleh kesimpulan bahwa kedua sampel

berdistribusi normal dengan taraf nyata α =

0,05.

2. Uji kesamaan dua variansi (homogenitas) Uji kesamaan dua variansi dilakukan untuk melihat apakah kedua data homogeny atau tidak, uji ini dilakukan dengan cara uji dua variansi yang dikenal dengan uji kesamaan dua variansi atau uji F. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Tulis H1 dan H0 yang diajukan

Ha : 𝑆12 = 𝑆22

H1 : 𝑆12 ≠ 𝑆22

2) Tentukan nilai sebaran F dengan v1 =

n – 1 dan v2 = n2– 1

3) Tetapkan taraf nyata α

4) Tentukan wilayah kritiknya jika H1 :

𝑆12 ≠ 𝑆22 maka wilayah kritiknya adalah : f < f1 - 𝛼2 (v1, v2), dan f < f - 𝛼2

(v1, v2)

5) Tentukan nilai F bagi pengujian H0 :

𝑆12 = 𝑆22

(10)

6) Keputusannya memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan

taraf nyata (α) = 0,05. berdasarkan hasil

analisisnya diperoleh 0,526<1,053<1,94 dengan kesimpulan kedua data memiliki variansi yang homogen (sama). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada LAMPIRAN XXVII.

3. Uji Hipotesis

Tes “t” atau “t” Test, adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa dianatara dua buah mean sample yang diambil secara random dari populasi yang sama. Hipotesis yang akan diuji adalah H0: X1=X2 dan H1:

X1> X2 dengan X1 merupakan rata-rata

hasil belajar TIK kelas eksperimen dan X2

merupakan rata-rata hasil belajar TIK kelas kontrol.

Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan adalah:

𝑡 = 𝑥̅1−𝑥̅2

𝑠√𝑛11+ 𝑛21 dengan

𝑆2 = (𝑛1− 1)𝑆12+ (𝑛2− 1)𝑆22

𝑛1+ 𝑛2− 2 Dengan :

𝑋̅1 : skor rata-rata kelas kesperimen

𝑋̅2 : skor rata-rata kelas kontrol

Kriteria pengujiannya adalah :

Apabila terima H0, jika − 𝑡1−𝛼 <

𝑡 < 𝑡1−𝛼 dimana 𝑡1−𝛼 didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1+ n2 – 2 dengan peluang (1 − 𝛼). Jika

variansi tidak sama, tetapi kedua populasi berdistribusi normal maka rumus yang digunakan:

dengan kriteria pengujian H0 jika

𝑡′ 𝑤1𝑡1+ 𝑤2𝑡2

Berdasarkan analisis diperoleh

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,944 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,673 hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) siswa dengan model pembelajaran konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian

(11)

kelompok yang menggunakan CD Tutorial dengan kelompok yang menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. 1. Hasil belajar Teknologi Informasi dan

Komunikasi kelompok eksperimen dengan menggunakan CD Tutorial.

Dari kegiatan pembelajaran dengan menerapkan CD Tutorial diperoleh hasil belajar kelas XI IPA SMA N 1 Kamang Magek. Data tersebut diambil dari hasil Ulangan Harian ke-1 setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran dengan CD Tutorial pada pokok bahasan membuat lembar kerja dengan program lembar kerja serta membuat lembar kerja dengan formula pada perangkat lunak pengolah angka, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

Berdasarkan tes yang dilakukan, nilai yang tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 60 Dari keseluruhan skor yang diperoleh siswa, diketahui bahwa jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai ketuntasan adalah sebanyak 27 orang.

Sedangkan yang berlum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 3 orang, untuk nilai ketuntasan ditetapkan nilainya yaitu 65. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table grafik berikut ini :

Gambar 1. Grafik Persentase ketuntasan kelas eksperimen

2. Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelompok Kontrol (Metode Konvensional).

Dari kegiatan pembelajaran yang bersifat konvensional, diperoleh hasil belajar kelas XI IPS1 SMA N 1 Kamang Magek. Data diambil dari hasil Ulangan Harian ke-1 setelah dilakukan pembelajaran yang bersifat konvensional pada pokok bahasan membuat lembar kerja dengan program lembar kerja serta membuat lembar kerja dengan formula pada perangkat lunak pengolah angka, dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang.

Pada kelas XI IPS1 sebagai kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40 dari jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 25 orang. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 12 sedangkan yang belum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 13 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel grafik dibawah ini :

Gambar 2. Grafik Persentase ketuntasan kelas kontrol

Tabel 2. distribusi frekuensi nilai siswa kelas eksperimen

Interval Frekuensi

96-101 2

90-95 7

84-89 4

(12)

72-77 5

66-71 2

60-65 6

jumlah siswa 30

Gambar 3. Grafik Frekuensi Tes Kemampuan Siswa kelas Eksperimen

Tabel 3. distribusi frekuensi nilai siswa kelas kontrol

Interval Frekuensi (f)

75-81 5

68-74 5

61-67 3

54-60 7

47-53 2

40-46 3

jumlah siswa 25

Gambar 4. Grafik Frekuensi Tes Kemampuan Siswa kelas Kontrol

Berdasarkan tabel tersebut di atas, hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol digambarkan dengan diagram batang, terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan CD Tutorial lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional (biasa). Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi nilai yang diperoleh oleh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Uji Persyaratan Hipotesis

Untuk melihat kesimpulan dari hasil penelitian, dilakukan uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap hasil tes akhir. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas maka digunakan teknik Liliefors.

Jika Lhitung > Ltabel maka data berdistribusi

tidak normal

Jika Lhitung < Ltabel maka data berdistribusi

normal

Berdasarkan perhitungan pengujian yang dilakukan dengan teknik Lilifor terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditemukan hasil bahwa kelompok eksperimen mempunyai Lhitung

0,0925 sedangkan Ltabel 0,161 dengan n= 30 untuk taraf signifikan α 0,05 ini berarti

bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,0925 < 0,161

dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk kelas eksperimen data berasal dari kelompok yang berdistribusi normal.

(13)

dengan n=25, untuk taraf signifikan α 0,05

ini berarti bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,105

<0,173 dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk kelas kontrol data berasal dari kelompok yang berdistribusi normal.

Table 4. Hasil perhitungan pengujian Lilifor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

No Kelompok N Lhitung Ltabel Keterangan

1. Eksperimen 30 0,0925 0,161 Normal

2. Kontrol 25 0,105 0,173 Normal

2. Uji Homogenitas Variansi

Setelah uji homogenitas dilakukan maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakan data sampel mempunyai varian yang homogen. Untuk menguji homogenitas data yang dilakukan dengan uji F yaitu varian terbesar dibagi dengan varian terkecil.

Jika Ftab kiri > Fhit > Ftab kanan maka data

homogen

Jika Ftab kiri < Fhit < Ftab kanan maka data

tidak homogen

Uji homogenitas variansi dapat dilihat pada LAMPIRAN XXVII

Jadi disimpulkan bahwa Fhit terletak

diantara Ftab kiri dan Ftab kanan, maka

disimpulkan dua kelas data tersebut homogen pada taraf alfa 0,05.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas variansi diketahui bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t. Dari uji-t tersebut diperoleh thitung = 4,944

Karena thitung > ttabel = 0,637 berarti Ha

diterima. Untuk lebih jelasnya uji-t dapat dilihat pada LAMPIRAN XXVIII.

C.Pembahasan

Dari deskripsi data hasil tes akhir (postest) di dapatkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diberikan eksperimen dengan menggunakan media CD Tutorial dalam proses pembelajaran lebih tinggi dari pada rata-rata nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional, disebabkan karena pada kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan media CD Tutorial, sedangkan kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan dengan pengujian statistik diketahui bahwa hipotesis yang berbunyi :

“Terdapat pengaruh penggunaan CD

Tutorial terhadap hasil belajar siswa”. Pada kelas eksperimen kemampuan siswa dapat dioptimalkan dengan baik melalui penerapan CD Tutorial dalam pembelajaran, dengan bimbingan dan bantuan dari guru yang fokus kepada siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalahnya. Pendekatan dengan penerapan CD Tutorial adalah pembelajaran dengan menggunakan media dalam bentuk tutorial yang berisikan langkah kerja pada perangkat lunak pengolah angka.

SIMPULAN

(14)

2. Dengan menerapkan pembelajaran melalui CD Tutorial dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, M. Basyiruddin Usman, 2002. Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers, Cet. ke-1.

Arsyad, Azhar, 1997. Media Pengajaran, Jakarta : PT. Grafindo Persada, Cet.ke-1 Arikunto, Suharsimi, 1953. Prosedur Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah Syaiful Bahri, Asnawir Zain, 1996 . Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet .ke-1 Danim, Sudarwan, 1994. Media

Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. ke-1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet.ke-2

Harjanto, 1997. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-1

Imam, Subandi, 2008. Makalah Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia di Sekolah Dasar (Dinas Pendidikan : Probalinggo, Cet. ke-5

K.Devis, Ivor, 1991 . Pengelolaan Belajar, penerjemah Sudarsono Sudirjo dkk, judul asli “the manajement of

learning”, Jakarta: Rajawali,

Cet.ke- 2

Miarso, Yusuf , Hadi dkk, 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali.

Mardalis, 1993. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara.

Mardalis, 1953. Metode Penelitian,: Suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara.

Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

Cet. ke-1

Narbuko, Chopid, Abu Ahmadi, 1997. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, Cet ke-1

Sudjana, 2005. Metoda Statistik, Bandung: Tarsito.

Sukardi, 2003. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.ke-1

Sanafiyah, 1998. Metode Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana, 1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, Cet. ke-3

S.Sadiman, Arief , R. Rahardjito, 1996 . Media Pendidikan Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Cet. ke-4

Subagio, Joko, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Umar, Husein, 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-5

Uno, Hamzah, 2007 .Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. ke-5 WJS ,Poerwadarmita,1976. Kamus Umum

Gambar

Tabel 1 Desain penilitian peningkatan hasil
Gambar 4.   Grafik Frekuensi  Tes Kemampuan Siswa kelas Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi zat pencemar pada lingkungan adalah dengan menggunakan kitosan sebagai adsorben.. Kitosan lazimnya disintesis dari

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

Pada kasus di atas dimana adanya potensi peningkatan jumlah pergerakan penumpang dimasa yang akan datang melihat jumlah penduduk dan angka PDRB yang terus meningkat, bandar udara

Nisbah akar pucuk (Nap) pada berbagai tipe hutan tropis Tipe hutan Nisbah akar pucuk Contoh lokasi. Hutan hujan tropis 0,37

Apriori ini termasuk jenis aturan asosiasi pada data mining yang dapat diterapkan dalam memecahkan banyak masalah yang berhubungan dengan pengelompokan data, misalnya

Analisis penentuan prioritas komoditas unggulan buah-buahan perlu dilakukan agar daerah Kabupaten Sigi bisa menentukan komoditas buah-buahan yang bisa dijadikan

[r]

Untuk membantu peserta didik meningkatkan prestasi belajar tersebut di atas, maka dipilih pendekatan kontekstual dengan alasan bahwa; (1) pendekatan ini sebagai