• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Strategis Pemerintah Daerah dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Strategis Pemerintah Daerah dalam"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

123

d a la m Ke rja S a m a In te rn a s io n a l

u n tu k P e m ba n gu n a n Be rke la n ju ta n

N u ru l Is n a e n i

Departem en H ubungan Internasional Un iv ersitas Indon esia, Jakarta & Institut Asia Eropa Univ ersiti M alay a, Kuala Lum pur

ABS TRAK

Globalisasi telah m en doron g kom petisi kota-kota di dun ia un tuk m en gukuhkan eksisten siny a sebagai pusat dinam ika sosial, ekon om i, politik dan peradaban m an usia. Seirin g dengan arus urban isasi dan pacu in dustrialisasi, kerusakan lingkungan di kaw asan urban pun kian m en gkhaw atirkan . Tulisan ini bertujuan un tuk m engev aluasi peran pem erin tah daerah (pem da) di In donesia dalam proses pen capaian agen da pem bangun an berkelan jutan . Argum en tasi utam a tulisan ini adalah bahw a pem da, khususn y a pem erin tah kota (pem kot), m em iliki peran strategis dan sign ifikan untuk m en gem bangkan kerjasam a in ternasional gun a m en gusung pem bangun an berkelanjutan . H asil studi kasus di Surabay a m en y im pulkan bahw a kerjasam a internasional dapat m enjadi m ekanism e y ang efektif bagi pem kot un tuk m en y ukseskan agen da pem ban gunann y a.

K a t a -K a t a K u n ci: lin gkungan , urbanisasi, kota kem bar, kem itraan ,

partisipasi publik, tata kelola y ang baik.

Globalization has en couraged com petition in cities aroun d the w orld to establish its existen ce as the cen ter of the dy nam ics of social, econom ic, political an d hum an civilization . Along w ith the urban ization an d clim ate chan ge phenom ena that are in creasin gly eviden t, env iron m en tal degradation in urban areas are in creasingly alarm in g. This article aim s to re-ev aluate the strategic role of local gov ern m en t in In don esia in the process of achiev ing sustainable dev elopm en t agen da. This article attem pts to an sw er the question w hy and how in tern ation al cooperation is im portan t for the City to optim ize its role in supporting sustain able developm en t v sision . The con clusion of a case study in Surabay a show s that in tern ational cooperation can be an effectiv e m echanism for the City to pursue sustain able dev elopm ent.

K e y w o r d s : en v iron m ent, urban ization , sister cities, partn ership, public

(2)

124 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

Era desentralisasi di In donesia pasca berakhirn ya rezim pem erintahan Soeharto tahun 1998 pada dasarnya telah m em berikan ruan g yan g lebih leluasa bagi Pem da1 untuk berperan lebih aktif un tuk ikut m em ajukan pem ban gun an yang m en sejahterakan . Sayan gn ya, setelah satu dasawarsa berlalu wajah pem ban gun an daerah pada um um n ya m asih jauh dari apa yang diharapkan oleh cita-cita dan sem an gat reform asi, yaitu m enin gkatnya kualitas kehidupan m asyarakat di segala bidan g. Kebisingan aktivitas pem ilihan kepala daerah (Pilkada) dan kesibukan m en cari sum ber-sum ber pendapatan asli daerah (PAD) tam pakn ya telah m enum pulkan visi sebagian besar pejabat Pem da un tuk dapat m elihat secara lebih strategis berbagai tan tan gan dan kesem patan yan g besar dalam era globalisasi dan desen tralisasi dewasa in i (Wijoyo 20 0 9). H al ini berakibat pada m in im n ya in isiatif pem ban gun an yan g berbasis pada tata kelola pem erin tahan yan g baik serta partisipasi m asyarakat yang luas. Tidak m en gheran kan karen an ya m asih m in im cerita sukses ten tan g Pem da yang m am pu m em bawa terobosan dalam

proses pem bangun an daerahn ya.2

1 Secara um um pem erintah(an) lokal (local governm en t) dalam pen gertian

pem erintah(an ) daerah di In donesia, dapat didefiniskan sebagai pem erin tah provin si, pem erintah kabupatan dan pem erin tah kota. Dalam tulisan ini yan g dim aksud secara khusus adalah pem erin tah(an) kota dan secara lebih spesifik sebagai studi kasus adalah Pem erin tah Kota Surabaya. Berdasarkan UU.No.22/ 1999 tentan g oton om i daerah, pem erin tah daerah m erujuk pada pem erintah kabupaten dan pem erin tah kota. Dalam pen jelasan dasar UU tersebut dinyatakan : “…Un dan g-Un dan g itu m enem patkan oton om i daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan daerah kota, yang dalam UU No.5/ 1974, berkedudukan sebagai kabupaten dan kotam adya daerah tin gkat II. Daerah kabupaten dan daerah kota tersebut berkedudukan sebagai oton om i m em pun yai kewen an gan dan keleluasaan un tuk m em ben tuk dan m elaksan akan kebijakan m en urut prakarsa dan aspirasi m asyarakat” (J atm iko 20 0 1, 55). Dalam tulisan ini istilah Pem da dan Pem kot akan digun akan bersam a-sam a (salin g bergan tian ) un tuk m erujuk pada pem erin tahan yan g berlan gsun g di daerah tingkat 2, yaitu kotam adya atau kabupaten .

Alih-alih m en gusun g visi

2 Perm asalahan Pem erin tahan Daerah di era desen tralisasi dewasa in i di

(3)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 125

pem ban gun an berkelan jutan , pen dekatan ‘grow th first, clean later’ justru lebih m en gedepan di kalan gan pen gam bil kebijakan di daerah.3

Bertolak dari latar belakan g tersebut, pem bahasan berikut akan m en gulas sejum lah pertan yaan berikut: (1) Apa arti pen tin g kota, dan Pem kot, dalam pem ban gun an berkelan jutan ? (2) Bagaim an a kerja sam a in tern asional dapat m en jadi m ekan ism e Pem kot un tuk pen capaian pem ban gun an berkelanjutan ? (3) Apa faktor determ in an bagi efektivitas peran Pem kot dalam kerja sam a in tern asion al? Tulisan in i akan m en gangkat studi kasus kerja sam a ‘kota kem bar’ (sister-city ) yan g dilakukan oleh Pem kot Surabaya den gan m itran ya di Kitakyushu, J epang. Diharapkan tulisan ini dapat m em perkaya wacan a ten tan g peran strategis Pem da dalam m en gem ban gkan kerja sam a in tern asion al di era desen tralisasi. Sejauh ini studi ten tan g politik, pem erin tahan dan kebijakan publik di In don esia di era oton om i daerah lebih ban yak m em berikan porsi perhatian pada isu di seputar m asalah politik dan sosial ekonom i berskala lokal, khususn ya terkait isu pem ilihan kepala daerah (Wijoyo 20 0 9; Chalid 20 0 5; Aspin al &Faly 20 0 3).

Arti Pe n tin g Ko ta d a la m Pe m b a n gu n a n B e rke la n ju ta n

Eksisten si dan peran strategis pem erin tah kota (Pem kot) pada dasarn ya telah m endapatkan pen gakuan yan g luas dari m asyarakat in tern asion al dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (de Viliers 20 10 , 4-5). KTT Bum i

(Earth Sum m it) di Rio de J en eiro tahun 1992 telah m en gawali proses

pengakuan ini. KTT Bum i, m elalui Deklarasi Rio dan Agen da 21 n ya, secara eksplisit m en yatakan bah wa persoalan global dalam relasi pem ban gun an dan lin gkungan pada dasarn ya berakar dari tin dakan lokal dan bahwa kota-kota karen an ya m en jadi pem ain kun ci bagi pen capaian agen da pem bangunan berkelan jutan.4

http:/ / www.n asion al.kom pas.com / read/ 20 11/ 0 4/ 17/ 0 1423258 , diakses 10 Mei 20 12.

Peran dan fun gsi

3 Men urut Witoelar, kon disi in i m erupakan sesuatu yan g iron is karena

seben arn ya setahun sejak pelaksan aan KTT Bum i In don esia sudah m en un jukkan kom itm enn ya un tuk m en gim plem en tasi Agenda 21 den gan m en uan gkann ya ke dalam Garis-Garis Besar H aluan Negara (GBH N) yang selanjutn ya diterjem ahkan dalam Ren can a Pem ban gun an Lim a Tahuun (REPELITA) yan g keen am (1994-1999). Akhir Tahun 1996, dokum en Agen da 21 un tuk versi local In don esia bahkan sudah selesai dibuat den gan dukun gan UNDP dan keterlibatan ban yak pihak, term asuk dari kalan gan pem erin tah, swasta, LSM, akadem ik dan m asyarakat um um .

4 Dalam dokum en Agen da 21 Section III, pem erintah daerah (local

(4)

on-126 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

Pem kot din ilai sangat penting karen a m erupakan un it pem erin tahan yang dianggap paling dekat dengan m asyarakatnya (Meadowcroft 1999, 231). Pem kot juga dian ggap lebih m udah m em ban gun kem itraan den gan berbagai kelom pok m asyarakat secara berkesin am bun gan sehin gga diharapkan dapat lebih efektif dalam m en jalan kan proses pem ban gun an (Carter 20 0 1, 196, 276). Melalui UNEP dan dukungan UNDP, PBB secara khusus karen anya telah m en doron g pen yusun an ‘Local Agen da

21’ (LA21). Tujuann ya adalah agar prinsip-prin sip dan agen da

pem ban gun an berkelan jutan5 yan g telah disepakati di tin gkat n asion al

dapat secara efektif dilaksan akan den gan peran serta para Pem kot di wilayahn ya m asin g-m asing.

Tahun 1996 “the Istanbul City Sum m it” di Turki yan g m en ghasilkan

“H abitat Agenda” turut pula m en ggarisbawahi bahwa Pem da adalah

m itra utam a dari pem erin tah pusat dalam m ewujudkan im plem en tasi program -program pem ukim an yan g layak bagi keberlan gsun gan hidup m an usia dan kem an usiaan itu sen diri. Selan jutn ya, KTT Dun ia untuk Pem ban gun an Berkelan jutan (WSSD) di J ohan n esburgh Tahun 20 0 2 yang m en ghasilkan “M illennium Declaration” m en guatkan pula arti pen ting dari peran internasional pem erin tah daerah . Pun cakn ya adalah pem ben tukan Un ited Cities an d Local Gov ern m ents (UCLG) di Paris pada 5 Mei 20 0 4 yan g m en doron g pen uh in isiatif kem itraan an tar kota di dun ia (city -to city partnerships) karen a dian ggap akan m en en tukan terwujudnya dun ia yan g m aju, dam ai dan berkelan jutan .

Dalam konteks hubun gan an tara eksisten si kota dan pem ban gun an berkelan jutan urbanisasi adalah kata kun cin ya. Fen om en a urban isasi di dun ia saat ini telah m en ghasilkan lon jakan jum lah pen ghun i kota yan g san gat drastis. Mem asuki tahun 20 30 , diperkirakan 60 % pen duduk dun ia berada di wilayah perkotaan , diban din gkan den gan m asa awal revolusi industri abad ke 19 yang han ya 3% saja. Dari percepatan in i, lebih dari 90 % terjadi di dunia berkem ban g (Leitm an 20 0 6, 170 ). Di Indon esia sendiri dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir sedikitn ya telah m un cul sekitar 31 kota baru hasil dari pem ekaran beberapa kabupaten, sem entara kota-kota terdahulu m en galam i pen in gkatan populasi yang cukup tinggi akibat urban isasi. Sejauh in i tercatat lebih dari 50 % penduduk Indonesia sudah m en diam i wilayah perkotaan (Widiantono dan Soepriadi 20 0 9).

pem erintah; (vii) kom un itas epitem ik/ sain stifik, (viii) perem puan , (ix) pekerja dan serikat pekerja. Lihat http:/ / www.un .org/ esa/ dsd/ agenda21/ res_ agen da21 _ 21.shtm l, diakses 22 J uli 20 11.

5 Tentan g prin sip-prin sip ‘pem ban gun an berkelan jutan ’ dengan segala

(5)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 127

Fen om en a ‘urban spraw l’ ini telah m em bawa sejum lah im plikasi serius, di antaranya adalah degradasi lingkun gan yan g san gat m asif. Kondisi in i m en yebabkan akses ke fasilitas in frastruktur dasar dan jasa berbasis ketersediaan sum ber-sum ber daya alam m en jadi san gat kom petitif. Ketersediaan lahan un tuk perum ah an dan pem ukim an , tran sportasi, air bersih dan sanitasi, serta en ergi un tuk berbagai kebutuhan warga dan industrialisasi, term asuk sistem m an ajem en lim bah dan persam pahan , kini m erupakan agenda kerja pem erin tahan di wilayah urban yan g kian kom pleks (Girardet dalam Vertovec an d Posey 20 0 3, 8 7-8 8 ; Leitm an n dalam Mudacum ura, et al. 20 0 6, 170 ). Didorong oleh kem ajuan dan percepatan industrialisasi teknologi in form asi serta budaya m odern yan g sangat konsum tif dan hedon is, kondisi in i juga telah m en ciptakan konsen trasi kem akm uran di titik-titik spasial terten tu, yan g pada giliran n ya m elahirkan kesen jan gan m aupun segregasi social (Castelles dalam Vertovec and Posey 20 0 3, 8 2-8 4).

Dalam skala m akro, kem ajuan kota-kota besar (m ega cities) di n egara-negara m aju pada dasarnya juga tak lepas dari dukun gan jejarin g perdagan gan sum ber-sum ber daya alam den gan n egara-n egara sedan g berkem bang di seluruh penjuru dun ia. Proses ini pun berlan gsun g den gan biaya sosial-ekologis m asyarakat lokal. Karen an ya, ketika pem erin tah dan m asyarakat kota tidak m em iliki wawasan ekologis, m aka pertum buhan kota akan berdam pak secara serius pada kualitas lin gkungan kota itu sen diri (Girardet dalam Vertovec an d Posey, 20 0 3: 90 ). Secara substan sial m asalah-m asalah lin gkun gan perkotaan telah m erefleksikan adanya kesen jan gan an tara kem ajuan pem ban gun an di negara-n egara in dustri m aju dan di n egara-n egara sedan g berkem ban g.

Bahkan , kom pleksitas perm asalahan n ya yan g m ultidim en sion al

sesun gguhn ya m en cerm inkan pula kegagalan pasar, kegagalan pem erintah sekaligus tantan gan terhadap reform asi pem erin tahan (Aoshim a dalam Inoguchi et al. 20 0 3, xvii-xviii).

Ko ta , Glo b a lis a s i, d a n D e s e n tra lis a s i Ke b ija ka n Lu a r N e ge ri

H ubun gan Luar Negeri dalam ben tuk kerja sam a in tern asion al pada dasarnya m erupakan suatu tuntutan sekaligus kebutuhan bagi setiap negara. Secara tradisional, kebijakan luar n egeri dan ggap sebagai

(6)

128 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

Seiring dengan tekanan globalisasi, m en in gkatn ya kom pleksitas persoalan yang dihadapi oleh setiap n egara di berbagai bidan g kehidupan , baik sosial, ekonom i m aupun politik, telah m em buat salin g ketergantun gan antar n egara di dun ia juga sem akin m en in gkat. Secara logis karenanya aktor kerja sam a in tern asion al pun tidak m un gkin lagi didom inasi oleh pem erintah pusat suatu n egara. Ledakan pen duduk, arus urbanisasi, laju in dustrialisasi serta krisis ekologis dan sosial yan g m en ggejala di kawasan urban dewasa in i telah m en em patkan Pem kot sebagai pusat perhatian dunia dewasa in i karen a m en jadi pem ain kun ci dalam pen yediaan layan an publik yan g berkualitas bagi m asyarakat. (Patterson, 20 0 8 dalam Rosyadi 20 10 , 3).

Menurut Garesche (20 0 7), pertum buhan dan perkem ban gan pesat kota-kota di berbagai belah an dunia dalam dua dekade terakhir in i telah m em perkuat kem bali fen om ena lam a ‘paradiplom acy ’, dim an a kota dan Pem kot m em iliki peran pentin g dalam m em pen garuhi hubun gan intern asional suatu n egara6 J enis aktivitas diplom atik in i disebut juga ‘low diplom acy ’. Berbeda den gan ‘high diplom acy ’ yan g m erupakan

dom ain pem erin tah n asional, ‘low diplom acy ’ m erupakan aren a Pem da dan biasanya m en cakup beragam ben tuk kerja sam a di seputar m asalah perkotaan dan kaum urban (H su 20 0 3, 19 dalam de Villiers 20 0 6, 2). Meskipun m araknya inisiatif kerja sam a an tar kota an tar n egara di dun ia ini sem akin m engukuhkan jejarin g kerja sam a kota-kota di seluruh dun ia (Beaverstock et.al 20 0 0 dalam Keiner & Kim t.t.), hal in i tidak serta m erta m erefleksikan versi kecil dari hubun gan in tern asion al tradisional. J ejaring kerja sam a an tar kota an tar n egara in i lebih dim aksudkan sebagai suatu cara yan g efektif un tuk m em perkuat kapasitas kota dalam rangka m em ecahkan m asalah-m asalah sosial dan lingkungan, m em berikan pelayan an publik yan g lebih m em adai bagi m asyarakatnya, serta m engem ban gkan tata kelola dan struktur m an ajem en kota. Pen garuh jejarin g kerja sam a in i bahkan m am pu m en dorong m unculn ya fenom en a baru yan g disebut “glocal

gov ernan ce”.

Menurut de Villiers (20 10 ), sasaran utam a dari kerja sam a Kota Kem bar pada hakekatnya adalah seluruh kom un itas kota itu, baik kelom pok m asyarakat sipil m aupun kom un itas bisn is. Lebih lanjut de Villiers (20 10 ) berpendapat bah wa Pem kot m em ain kan peran sebagai fasilitator, n am un pen yim pul utam anya adalah an tara sesam a kom unitas itu sendiri. Oleh karen an ya m odel kerja sam a Kota Kem bar in i tujuan n ya

6 H ubun gan in tern asion al yan g berkem ban g lewat m odel ataupun m ekan ism e

(7)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 129

san gat variatif, m ulai dari pertukaran kebudayaan dan persahabatan sam pai den gan pem asaran produk-produk kota dan pem ban gun an ekonom i. Menurut Garesche (20 0 7, 20 ), kerja sam a kota kem bar pada akhirn ya dapat m en jadi pem bentuk jejarin g tran sn asion al an tar warga kota di seluruh dun ia yang m em perkuat ‘global citizen ship’. Eropa m erupakan ladang yan g subur bagi tum buh kem ban gn ya kerja sam a Kota Kem bar ini. Kern (20 0 9) dalam studin ya m en yorot bagaim an a jejarin g kerja sam a an tar kota di Eropa, yan g diistilah kan den gan

“H orizontal European ization” telah berperan dalam m ewujudkan

in tegrasi Eropa. Keberadaan kota telah m em beri kon tribusi bagi terbentuknya m ultilev el gov ernan ce di Eropa, yan g tidak han ya berbasis pada nation al an d supran ational sy stem of gov ernance tetapi juga local

gov ernan ce.

Studi m enarik lain nya m en gaitkan bagaim an a jejarin g kerja sam a transnasion al kota-kota di seluruh dun ia telah m em un culkan fen om en a yan g disebut sebagai ‘m ilieux of innov ation ’ (Castells dalam Vertovec and Posey 20 0 3, 74-8 6). Fenom en a in i m erujuk pada kem am puan kota untuk m enjadi sum ber-sum ber kem akm uran baru di era in form asi m elalui kom pleksitas aktivitas produksi, proses inform asi, riset dan kreativitas di wilayahnya. Dengan pen guasaan tekn ologi in form asi yan g berbasis pada intellectual in nov ation dan entrepren eurship, Am erika Serikat dan Eropa m erupakan tem pat tum buh suburn ya kota-kota baru yan g m enjadi pusat kekuatan in dustri telekom un ikasi, bisn is jasa m odern , dan budaya – art, fashion, entertain m ent, publishing – di dun ia abad ini. The Silicon Valley, the San Fran sisco Bay area dan th e North Atlanta di Am erika Serikat, m isaln ya, adalah beberapa di an taran ya yang m am pu m en dam pin gi dom in asi New York, Los An geles dan London. Di Asia, eksistensi kota-kota tua seperti Tokyo dan H ongkon g juga dibayan g-bayan gi oleh kem un culan Shen zhen , Macao dan Pearl River Delta.

In d o n e s ia d a n Ke rja s a m a ‘Ko ta Ke m ba r’

Sejauh ini m asih san gat terbatas studi yan g berbasis pada kajian em pirik

yan g secara khusus m en geksplorasi relasi an tara fen om en a

desen tralisasi den gan hubungan in tern asion al. J atm ika (20 0 1), di antaranya, m en coba m elakukan kajian tersebut. Pem bah asan lebih bersifat norm atif, m en ekan kan pada legitim asi peran Pem da dalam hubun gan intern asional term asuk proses adm inistrasi prosedural birokrasi dalam pem ben tukan kerja sam a in tern asion al.7

7 Dalam studin ya, J atm ika (20 0 1, 47) m en egaskan perbedaan antara politik luar

n egeri dan hubungan / kerja sam a in tern asion al. Men urutn ya, kedua istilah ini perlu dibedakan . Kalau yan g pertam a m erupakan kewen an gan pem erintah pusat, sem en tara yan g terakhir dapat dilakukan oleh pem erin tah daerah,

(8)

130 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

studi Sugiarto (20 0 9) m en coba m en gkaji lebih spesifik dalam kon teks

‘sister prov ince’ an tara J awa Ten gah dan Queen slan d (Australia).

Berbasis data em pirik studi ini m en yim pulkan bahwa faktor ekon om i m en jadi pen dorong kerja sam a ini.

Peran Pem da di Indon esia dalam m en gelola kerja sam a in tern asion al pada dasarn ya telah m em iliki landasan legal form al, selain tun tutan dari din am ika globalisasi. Undan g-Undang Republik Indonesia No.37 Tahun 1999 tentan g H ubun gan Luar Negeri dan Un dan g-Undan g Republik Indon esia No. 22 Tahun 1999 ten tan g Oton om i Daerah m em berikan kerangka hukum yang jelas bagi berlakun ya aktivitas kerja sam a intern asional bagi Pem da yan g relevan bagi kepen tin gan pem ban gun an daerah (J atm ika 20 0 1, 41-42) Men urut UU No.37/ 1999, H ubun gan Luar Negeri adalah setiap kegiatan yan g m en yan gkut aspek region al dan intern asional yan g dilakukan oleh pem erin tah di tin gkat pusat dan daerah, atau lem baga-lem bagan ya, lem baga n egara, badan usaha, organisasi politik, organ isasi m asyarakat, lem baga swadaya m asyarakat, atau warga negara. Sem en tara itu UU No.22/ 1999 jo UU 32/ 20 0 4 telah m em beri otonom i yan g luas bagi Pem da un tuk m en gem ban gkan segen ap potensi daerah nya guna m en gakselerasi proses pem ban gun an di daerahnya.

Kerja sam a Kota Kem bar adalah hubun gan kerja sam a resm i jan gka panjang an tara pem erintah satu kota di suatu n egara den gan kota lainnya di n egara lain yang ditan dai den gan adan ya kesepakatan kerja sam a secara form al (M em oran dum of Un derstanding atau MoU) dan diakui serta disetujui oleh parlem en atau DPRD setem pat. Sejalan den gan sem an gat Otonom i Daerah, m aka berdasarkan prin sip yan g m en gacu pada UU No.24/ 20 0 0 ten tan g pem buatan perjan jian intern asional, Pem da (baik Pem prov, Pem kab m aupun Pem kot) telah ditegaskan sebagai lem baga pem erin tahan yan g m em iliki kualifikasi sebagai “Lem baga Pem rakarsa” un tuk m em buat perjan jian intern asional. Men urut Departem en Luar Negeri RI (t.t.), pada um um nya kerja sam a Kota Kem bar in i terben tuk karen a sejum lah alasan , seperti: persam aan kedudukan dan status adm in istrasi, persam aan ukuran luas wilayah dan fun gsi, persam aan karakteristik sosio-kultural dan topografi kewilayah an , persam aan perm asalahan yang dihadapi, kom plem entaritas an tara kedua pihak yan g dapat m enim bulkan aliran baran g dan jasa pertukaran kun jun gan pejabat dan pen gusaha.

Departem en Luar Negeri RI m en catat hin gga tahun 20 0 3 terdapat 75 kerja sam a sister city / prov ince. Kem udian pada tahun 20 0 4 Usm ar

(9)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 131

Salam (20 0 4 dalam Sugiarto 20 0 9) m en catat sedikitn ya terdapat 10 0 kejasam a dalam ben tuk yan g sam a. Secara um um dapat dikatakan bahwa berdasarkan jum lah MoU yan g ditan datan gan i, praktek kerja sam a kota kem bar ini telah cukup m eluas di kalan gan Pem kot di Indon esia. Dalam catatan lain , disebutkan sedikitn ya ada 13 Pem kot yan g telah m em bangun kerja sam a in tern asion al m elalui m ekan ism e kota kem bar, yaitu J akarta, Surabaya, Medan , Yogyakarta, Ban dun g, Bogor, Sem aran g, Palem bang, San gihe, Den pasar, Makasar, Solo dan Padan g. Di antara kota-kota ini J akarta adalah kota yan g palin g ban yak relasinya (24 kerja sam a), disusul kem udian oleh Surabaya (14 kerja sam a) dan selan jutn ya Medan , Yogya dan Ban dun g dim an a m asin g-m asin g g-m eg-m iliki 12 kerja sag-m a.8 Den gan dem ikian , m odel kerja sam a

Kota Kem bar tam pakn ya telah m en jadi pilihan bagi Pem da/ Pem kot dalam m en gem bangkan hubungan in tern asion al, terlepas dari apakah kerja sam a tersebut telah m em beri m an faat yan g luas bagi kepen tin gan kota dan warganya.

Ke rja S a m a S u ra ba ya -Kita kyu s h u : S tu d i Ka s u s

Kerja sam a kota kem bar an tara Surabaya (In don esia) dan Kitakyushu (J epang) un tuk m en gatasi m asalah pen gelolaan sam pah kota (m unicipal

solid w aste m an agem ent atau MSWM) adalah con toh m en arik dalam

konteks bah asan tulisan ini. Dari 94 kota otonom di Indon esia, Surabaya adalah kota terbesar kedua di In don esia setelah J akarta. Den gan jum lah penduduk yang m en capai ham pir 3 juta oran g saat in i, pertum buhan ekonom i dan dinam ika sosial-budayan ya, Surabaya m erupakan kota m etropolitan9. Apa yang m enarik dari studi kasus in i adalah bahwa

Surabaya m am pu m engubah m asalah persam pahan yan g pelik, dari sebuah tragedi sosial10

8 Lihat

m en jadi berkah bagi kota dan wargan ya; dan

9 Berdasarkan jum lah penduduk, kota-kota di In don esia, yan g tersebar dari

Saban g sam pai Merauke, dapat dikategorisasikan m en jadi kota m etropolitan (1 juta jiwa ke atas), kota besar (50 0 ribu – 1 juta jiwa), kota sedan g (10 0 ribu – 50 0 ribu jiwa) dan kota kecil (50 ribu – 10 0 ribu jiwa). Berdasarkan ‘city dev elopm ent in dex’ Surabaya m erupakan kota den gan CDI tertin ggi di luar J akarta. Artin ya kinerja pem ban gun an kota un tuk pen yediaan in frastruktur, fasilitas pendidikan , persam pahan dan produk ekon om i term asuk yan g berkualitas baik. CDI m en gacu pada m etoda evaluasi yan g dipakai oleh UN-H abitat untuk m em buat perbandingan kin erja kota-kota di dun ia (Widian ton o dan Soepriadi 20 0 9, 3-4).

10 Tahun 20 0 1 di Surabaya terjadi peristiwa yang diken al den gan ‘Tragedi

(10)

132 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

kerja sam a intern asional dengan Kitakyushu m en jadi salah satu faktor determ in an dalam proses transform asi tersebut.

Tak banyak m asyarakat awam yan g paham bah wa persam pahan pada dasarn ya adalah m asalah strategis. Mism an ajem en persam pahan kota selain bisa m enim bulkan m asalah sosial, dan kesehatan m asyarakat juga m em pun yai relasi kuat dengan fen om en a perubahan iklim global11 yan g

dewasa ini m en jadi perhatian utam a m asyarakat dun ia. Agen da 21, Bab 2, Pasal 21, karen an ya telah lam a m en egaskan sign ifikan si m asalah in i:

“env iron m en tally soun d m an agem en t of w astes w as am on g the env ironm en tal issues of m ajor concern in m aintaining the quality of the Earth’s en v ironm ent and especially in achiev ing en v ironm entally soun d and sustainable dev elopm ent in all countries”. Arti strategis

m asalah persam pahan ini telah diterjem ahkan oleh Pem erin tah Indon esia dengan m en erbitkan Un dan g-Un dan g Pen gelolaan Sam pah (UU No.18 / Tahun 20 0 8 ) serta m em asukkan sam pah dalam kelom pok sektor strategis yang m en jadi prioritas kebijakan pem erin tah un tuk m en gejar target pen capaian reduksi em isi n asion al sebesar 26% pada tahun 20 20 (Bappenas 20 10 ).12

(Tem pat Pem buan gan Sam pah Sem en tara) di sekitar kota Surabaya dipen uhi oleh sam pah m asyarakat selam a berhari-hari dan pada giliran n ya berserakan di segen ap penjuru kota. Kondisi in i m en yebabkan berbagai persoalan lin gkungan (bau tak sedap, kekum uhan ) dan kesehatan m asyarakat m erebak di m an a-m an a. Tragedi in i pada dasarn ya a-m erupakan an tiklia-m aks dari a-m an ajea-m en sam pah perkotaan yan g buruk, n am un di sisi lain m enjadi titik balik dari perbaikan m an ajem en sam pah kota Surabaya yan g berbasis pada partisipasi publik, kem itraan m ultipihak dan tata kelola yan g baik.

11 Lihat ‘Gen eral In form ation on the Lin k Between Solid Waste an d Clim ate

Chan ge’, http:/ / www.epa.gov/ clim atechan ge/ wycd/ waste/ gen eralin fo.htm l, diakses 21 J an uari 20 10

12 Di tin gkat intern asion al, UN-H ABITAT (20 10 , 20 ) m en catat bahwa sam pah

(11)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 133

Tahun 20 0 2 kerja sam a Pem kot Surabaya den gan m itran ya dari Kitakyushu 13 pun ditasbihkan un tuk m en jawab perm asalahan MSWM

ini. Kitakyushu m em pun yai program in tern asion al yan g m en ghim pun ban yak kota di Asia (Kitay ushu Initiativ e N etw ork) dim an a Surabaya m en jadi salah satu anggotan ya. Den gan dukun gan dan a dari pem erin tah J epang, ‘Kitaky ushu In tern ation al Techn o-cooperativ e Association’ (KITA) m em berikan ban tuan tekn ik kepada m asyarakat dan organ isasi-organisasi di negara-negara berkem ban g dalam kaitan n ya den gan pelestarian lingkun gan .

Kerja sam a Surabaya-Kitakyushu seben arn ya sudah dirin tis sejak sebelum tahun 20 0 0 yang ditandai den gan salin g kun jun g para birokrat pem erin tah an kedua n egara, m ulai dari staf di lin gkun gan Din as Kebersihan dan Pertam anan , Badan Lin gkun gan H idup sam pai Walikota. Dari kegiatan yan g sebatas kun jun gan an tar pejabat kota, Pem kot Surabaya akhirn ya m en coba m en gajukan proposal program yang dapat m em ban tu Surabaya di bidan g pen gelolaan sam pah. Kerja sam a berdurasi 4 tah un an kem udian disepakati un tuk m en gem ban gkan program m an ajem en persam pahan berbasis m asyarakat yan g m en erapkan prin sip 3-R: reduce, reuse dan recy cle. Dalam im plem en tasi program ini m encakup berbagai kegiatan , m ulai dari penelitian , sosialisasi hasil dan kon sultasi ten tan g persam pahan dan pengelolaan m asalah sam pah.

Dalam pelaksanaan kerja sam a in i Pem kot m en ggan den g Pusdakota-Ubaya, sebuah LSM lokal yang bergerak dalam bidan g pem berdayaan m asyarakat kota, untuk m en jadi m itra kerja bagi tim ahli dari J epan g. Selam a sekitar 2 tahun m engadakan pen elitian bersam a m en gen ai pengelolaan sam pah rum ah tan gga, akhirn ya ditem ukan sebuah m etode

com posting sederhana untuk m em ban tu reduksi sam pah organ ik skala

rum ah tangga. Metode ini diken al den gan n am a Takak ura H om e

M ethod (TH M). Kelebihan dari TH M in i adalah ben tuk dan proses

pengom posannya higienis dibandin gkan den gan m etode pen gom posan yan g sebelum nya pern ah diinisiasi oleh warga.14

13 Kitakyushu adalah kota di J epan g yan g m en jadi salah satu pion ir dalam

pem eliharaan lin gkun gan, khususn ya m an ajem en sam pah berwawasan lin gkun gan .

14 Metode in i din am akan sesuai den gan nam a pen em un ya, yaitu Koji Takakura.

(12)

134 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

H asil riset ini kem udian ditin daklan juti den gan m ereproduksi seban yak 40 0 0 unit peran gkat kom poster TH M un tuk dibagikan ke m asyarakat. Dalam proses sosialisasi dan pendam pin gan kepada warga Surabaya in i Pusdakota-Ubaya terus berperan aktif. Den gan pen dan aan dari Pem kot sendiri, TH M kem udian kem bali diproduksi m asal sebanyak 16.0 0 0 un it dan disosialisasikan sebagai bagian dari gerakan ibu-ibu PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) yan g dipim pin lan gsun g oleh istri Walikota. Sem en tara itu program kom postin g berskala kom un itas juga direplikasi oleh KITA-Pusdakota ke 13 tem pat (kecam atan ) di seluruh kota (Maeda 20 0 9 & 20 10 ). TH M un tuk skala kom un itas in i ditujukan terutam a untuk m en gurangi sam pah-sam pah organ ik dari pasar-pasar tradisional, tam an -tam an um um , dan pepohon an di sepan jan g jalan kota.

Kisah ten tang TH M dan gerakan m an ajem en persam pahan m an diri berbasis keterlibatan m asyarakat in i tidak berhen ti di sin i. Sejak tahun 20 0 5, ekstensifikasi dan intensifikasi pen ggun aan TH M den gan segala aktivitas turun an nya berlangsun g secara berkesin am bun gan seirin g den gan gen carnya program sosialisasi dan advokasi yan g dilakukan m elalui program kom prehen sif yan g diin isiasi oleh kem itraan m ultipihak antara Pem kot Surabaya den gan Un ilever In donesia, Koran J awa Pos, serta sejum lah NGO lokal. Kem itraan in i m en gem ban gkan program com m un ity -based w aste m anagem ent program yan g diken al luas dengan nam a ‘Surabay a Green an d Clean’ (SGC). Melalui m ekanism e kom petisi plus fasilitasi dan advokasi, setelah proses im plem en tasi selam a kurang lebih lim a tahun (20 0 5-20 10 ) program in i berhasil m em acu partisipasi publik yan g san gat luas, khususn ya kom unitas di tingkat akar rum put. Lebih dari itu SGC berhasil m en dorong lahirnya berbagai in ovasi lokal m asyarakat serta m en urunkan jum lah sam pah organ ik yan g harus ditan sfer ke TPA di Benowo (Surabaya Barat). Dari sisi partisipasi m asyarakat, tercatat sedikitn ya 27.0 0 0 oran g kader lin gkun gan (env ironm ental cadre) yan g sebagian besar terdiri dari kaum perem puan , khususn ya ibu rum ah tangga. Mereka bahkan berhasil terorganisir dan m en gorgan isir diri-kelom pok dalam sebuah jaringan kader lin gkun gan dan paguyuban fasilitator (Ram dhani 20 10 , 34-63).

Dari sisi inovasi lokal, m elalui SGC berm un culan sejum lah kreasi kerajinan dari sam pah plastik, kam pun g wisata sam pah, kom pos cair berarom a buah, pem budidayaan tan am an hias. Yan g palin g m utakhir adalah alat penyarin g lim bah cair rum ah tan gga un tuk pen yiram an tan am an di lingkungan warga. Terakhir, sebagai in dikator utam a, volum e sam pah organik berhasil direduksi secara signifikan dari tahun

(13)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 135

ke tahun (DKP 20 10 ; Ram dhan i 20 10 , 22, Maeda 20 0 9). Tercatat tingkat pen urun an sebagai berikut: 1.8 0 0 ton/ hari (20 0 5), 1.640 ton/ hari (20 0 6), 1.48 0 ton/ hari (20 0 7), 1.258 ,7 ton/ hari (20 0 8 ), 1.229,43 ton / hari (20 0 9). Buah keberhasilan in i diakui oleh m asyarakat n asional m aupun in tern asional den gan adan ya sejum lah tan da penghargaan yan g diterim a oleh Pem erin tah dan Warga Surabaya. Di antaranya adalah Pen gh argaan Adipura selam a 5 tahun terakhir (20 0 6-20 12) dan UN H abitat Best Practices 6-20 0 8 . Sin gkatn ya, selam a kuran g lebih sepuluh tahun Surabaya berhasil m en gubah wajah dan im age kotanya; dari sebuah kota kum uh m en jadi ‘ben chm ark’ bagi Pem kot-Pem kot di Indon esia dalam m anajem en persam pahan dan lin gkun gan kota (Maeda, 20 0 9).

Ke s im p u la n

Peran strategis pem erin tah lokal pada hakekatn ya dapat terwujud dari peran Pem kot. Secara legal form al m aupun realita kekin ian dari era globalisasi den gan segala tantangan n ya telah m em beri peluan g yan g sangat luas bagi aktualitasi dan optim alisasi peran Pem kot. Kota Kem bar m erupakan m ekanism e kerja sam a in tern asion al yan g dapat m em un gkin kan Pem kot-Pem kot di In don esia m em ain kan peran strategisnya untuk m en gam bil m an faat dari adan ya jejarin g transnasion al kota-kota di seluruh dun ia dalam ran gka m ewujudkan visi pem ban gun an berkelanjutan . Kerja sam a Pem kot Surabaya den gan Kitakyushu telah m em buktikan m an faat dari kerja sam a in tern asion al. Kerja sam a kota kem bar ini tidak sekedar ‘lips serv ice’ sebagaim an a um um n ya yang terjadi. Sebaliknya, kerja sam a kota kem bar in i secara efektif dapat dim anfaatkan un tuk m em buat suatu terobosan gun a m en gatasi m asalah pelik m an ajem en persam pahan kota. Efektivitas in i dapat diindikasikan dari sejum lah capaian konkret yan g dihasilkan dari proses kerja sam a yang berlan gsun g. Nam un dem ikian , capaian sesun gguhn ya dari kerja sam a bukan terletak pada keberhasilan reduksi sam pah kota itu sendiri. Yang jauh lebih esen sial adalah ban gkitn ya kesadaran dan partisipasi publik yan g m eluas dan seirin g den gan waktu terbukti m am pu m en ciptakan sebuah m ekan ism e dem okrasi partisipatoris yan g pada giliran n ya m am pu m en opan g keberlan jutan program kerja sam a intern asion al lebih dari sekedar ‘pilot project’ jan gka pen dek.

(14)

136 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1

20 0 4 dalam Sugiarto 20 0 9) sepatutn ya perlu m en dapat kajian yan g m en dalam .

D a fta r Pu s ta ka

B u ku

Adam s, W.M., 20 0 1. Green Dev elopm en t: Env iron m ent and

Sustainability in the Third W orld. Second Edition. New York -

London: Routledge.

Aspinal dan Greg Feally (eds), 20 0 3. Local Pow er an d Politics in

Indonesia: Decentralization an d Dem ocratization . Sin gapore:

Institute of South East Asian Studies.

Azis, Iwan J . et al. (eds), 20 10 . Pem bangunan Berkelan jutan: Peran

dan Kontribusi Em il Salim . J akarta: Kepustakaan Populer Gram edia

(KPG).

Carter, Neil, 20 0 1. The Politics of the Env iron m ent: Ideas, Activ ism ,

Policy . Cam bridge: Cam bridge University Press.

Castells, Manuels, 20 0 3. “Global Networks an d Local Societies: Cities in the Inform ation Age”, dalam Vertovec, Steven dan Darrell A. Posey (eds), 20 0 3. Globalization, Globalism , Env iron m ents and

En v iron m en talism : Con sciousn ess of Con n ection s. Oxford: Oxford

University Press.

Chalid, Phen i, 20 0 5. Otonom i Daerah: M asalah, Pem berday aan dan

Konflik. J akarta: Kem itraan .

Girardet, H erbert, 20 0 3, “Cities, People and Plan et”, dalam Vertovec, Steven dan Darrell A. Posey (eds), 20 0 3. Globalization, Globalism ,

Env iron m en ts an d En v iron m en talism : Consciousness of Conn ection s. Oxford: Oxford University Press.

H urrell, An drew, 1995. “International Political Theory an d the Global Environm en t”, dalam Booth, Ken and Steve Sm ith (eds.), 1995.

Internation al R elations Theory Today , Cam bridge: Polity Press.

Inoguchi, Takashi, et al. (eds.), 20 0 3, Kota dan Lingk ungan :

Pendekatan Baru M asy arakat Berw aw asan Ekologi. (terj. LP3ES, Cities and Env ironm ent: N ew Approaches for Eco-Societies).

J akarta: LP3ES.

J atm iko, Sidik, 20 0 1. Otonom i Daerah: Perspektif H ubungan

Internasion al. Yogyakarta: Bigraf.

Leitm an n, J osef, 20 0 6. “Urbanization and Sustain able Developm en t Policy an d Adm in istration ”, dalam Mudacum ura, Gedeon M., Desta Mebratu dan M. Sham sul H aque (eds), 20 0 6. Sustainable

Dev elopm en t Policy and Adm inistration . New York: Taylor &

(15)

Global & Strategis, Jan uari-Jun i 20 13 137

Ram dhani, Fajar, et al., 20 10 . Inspirasi dari Jaw a Tim ur: Sebuah

Perjalanan M enuju Surabay a Bersih dan H ijau. J akarta: Un ilever.

Wijoyo, Suparto, 20 0 9. Otonom i Daerah (Tanpa) Politik Ekologi, Surabaya: Airlangga University Press.

J u rn a l

Kein er, Marco dan Arley Kim (t.t.), “Tran sn ation al City Networks for Sustain ability”, European Planning Studies, ZZ (R).

Meadowcroft, J am es, 1999. “The Politics of Sustainable Developm ent: Em ergen t Aren as and Challen ges for Political Scien ce”, International

Political Science R ev iew , April, 2 0 (2): 219-237.

Pram on o, Sugiarto, 20 0 9. “Faktor Pen doron g Melakukan Kerja sam a Sister Province J awa Ten gah-Queen slan d (Australia) 1991-20 0 9”,

Eksplan asi, Oktober, 4 (8 ).

S e m in a r & W o rkin g Pa p e rs

De Villiers, J .C., 20 0 6. “Achievin g the Millen ium Developm en t Goals through City to City Partn erships: Origin s, H istory an d Con text of City to City Partn ership”, dalam the 50th Anniv ersary Conference of

Sister Cities Internation al, 13th J uly. Washin gton , D.C.

Kern , Kristin, 20 0 9. “Cities in European Settin g”, dalam the Conference

of Innov ation for Good Local and R egional Gov ernance: A European Challenge, 2-3 April. University of Twente (Erschede).

Maeda, Toshizo, 20 10 , “Enhan cin g Public Awaren ess an d Stakeholders’ Em powerm ent an d Involvem en t in Waste Man agem en t – Through A Case In Surabaya, In donesia”, dalam In ternational Consultativ e

M eeting on Expanding W aste M anagem ent Serv ices in Dev eloping Countries, 18 Maret. IGES (In stitute for Global En viron m en tal

Strategies) Kitakyushu Office.

Rosyidi, Slam et, 20 10 . “Konsep Kerja sam a Daerah An tar Negara dalam Kerangka Otonom i Daerah: Peluan g dan Tan tan gan”, dalam Sem inar

N asional Bappenas: AGI UN DP , 24 J un i. J akarta.

Witoelar, Erna, 20 11. “Sustainable Dev elopm en t and the R ole of M ajor

Groups”, dalam Lokakary a Persiapan “H igh Lev el Dialogue on Institutional Fram ew ork for Sustainable Dev elopm ent”, 30 J un i.

J akarta: Kem en terian Lingkun gan H idup.

Pu blika s i Re s m i

Bappen as, 20 10 . Indonesia Clim ate Change Sectoral Roadm ap

(ICCSR): Sektor Lim bah. J akarta: Bappen as.

Garesche, Zapata, 20 0 7. Guidelin es for In ternational Relations of Local

(16)

138 Global & Strategis, Th. 7, N o. 1 Union an d Latin Am erica. Diputacion de Barcelon a.

Maeda, Toshizo, 20 0 9. Reducing W aste Through the Prom otion of

Com posting and Activ e In v olv em ent of Various Stakeholders: Replicating Surabay a’s Solid W aste M anagem ent M odel. Kitakyushu

Initiative Policy Brief# 1. Kitakyushu: IGES.

Pem kot Surabaya, Dinas Kebersihan dan Pertam an an (DKP), 20 10 .

Penurunan Volum e Sam pah di Surabay a. Dokum en tidak un tuk

diterbitkan

Sister City Internation al. 14 N ov em ber 20 11)

UN-H abitat, 20 10 . Solid W aste M anagem ent in the W orld’s Cities:

W ater and Sanitation in the W orld’s Cities. London-Washin gton ,

D.C.: UN-H abitat & Earthscan

U n d a n g-U n d a n g

Undang-Un dan g R epublik Indonesia N om or 37 Tahun 1999 ten tan g H ubun gan In tern asion al. J akarta: Sekretariat Negara.

Undan g-Un dang R epublik Indonesia N om or 18 Tahun 20 0 8 tentang Pengelolaan Sam pah. J akarta: Kem en terian Lin gkun gan H idup Undang-Un dang R epublik Indonesia N om or 24 Tahun 20 0 0 tentan g

Pem buatan Perjan jian Internasional. J akarta: Sekretariat Negara Undang-Un dang Republik In don esia N om or 22 Tahun 1999 tentang

Otonom i Daerah. J akarta: Kem en terian Dalam Negeri

Artike l In te rn e t

Widiantono, Doni J . dan Ishm a Soepriadi, 20 0 9. “Menakar Kin erja Kota-Kota di Indon esia” [onlin e]. dalam Tata Ruan g, On-Lin e

Bulletin, Edisi J an uari-Februari.

“Kerja sam a DIY Kyoto Belum Maksim al” [on line] dalam

cetak.kom pas.com / read/ 20 10 / 10 / 22/ 160 73342/ diy-kyoto.belum . m aksim al [diakses 26 Septem ber 20 12].

“Pem erintahan Tidak Maksim al” [on lin e]. dalam http:/ / www.n asion al. kom pas.com / read/ 20 11/ 0 4/ 17/ 0 1423258 [diakses 5 Septem ber 20 12].

S itu s Re s m i

Referensi

Dokumen terkait

KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN PADA ASDEP PENATAAN RUANG KAWASAN PERBATASAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN.. JALAN KEBON

Berdasarkan hasil pembahasan, berikut ini dikemukakan simpulan penelitian yang relevan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah implikasi kepemimpinan distributed

[r]

Pembelajaran PAI terpadu dapat diartikan juga sebagai pembelajaran yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan pendidikan dengan memadukan pendidikan agama Islam dengan

memberikan model yang tepat bagi siswa dalam memajukan pendidikan. Bagi siswa. 1) Sebagai masukan agar lebih bersungguh-sungguh dan aktif

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca siswa kelas VII MTs NU Miftahul Falah Cendono

Prinsip perkembangan yaitu meliputi, adanya perubahan, perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2 telah dilaksanakan praktikan di SMK Masehi PSAK Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda No. Banyak kegiatan yang telah dilakukan