• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KAFALAH DALAM LEMBAGA KEUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KAFALAH DALAM LEMBAGA KEUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KAFALAH DALAM LEMBAGA

KEUANGAN SYARIAH (LKS)

Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Fiqih Muamalah

Dosen Pengampu : Imam Mustofa, S.H.I., M.SI.

Disusun Oleh :

NAMA / NPM

: DONI PENDRIYA

NPM

: 1502100

JURUSAN

: SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PRODI

: S1 PERBANKAN SYARIAH

KELAS / SEMESTER : D / III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

JURAI SIWO METRO

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia usaha, modal merupakan sesuatu yang penting.Modal tersebut dapat bersifat material, atau immaterial (skill, trust, dan sebagainya). Untuk memenuhi kebutuhan modal, seorang pengusaha bisa menggunakan modal sendiri atau meminjam kepada pihak lain seperti bank dengan akad qardhun. Untuk melakukan pinjaman tersebut biasanya diperlukan beberapa syarat, di antaranya kelayakan usaha, adanya kepercayaan (trust), dan adanya jaminan.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kafalah

Kafalah mempunyai beberapa sinonim, antara lain hamalah, damanah, dan za’amanah. Kafalah secara etimologi menurut Ibnu Abidin adalah sama dengan al-Dammu yang berarti memelihara atau menanggung.1

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Al–kafalah berasal dari kata (menanggung) merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Pada dasarnya akad kafalah merupakan bentuk pertanggungan yang biasa dijalankan oleh perusahaan. Menurut sudarsono, kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Menurut Sutedi kafalah adalah transaksi di mana pihak pertama bersedia menjadi penanggung atas kegiatan yang dilakukan oleh pihak kedua, sepanjang sesuai dengan yang diperjanjikan di mana pihak pertama menerima imbalan berupa fee atau komisi.2 Kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan

oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul ‘anhu, ashil)

Objek Tanggungan Kafalah

1 Ibnu Abidin, Hasyiyah Radd al-Mukhtar, (Digital Library, Maktabah Syamilah al-Isdar al-Sani, 2005), V/414, kutipan Imam Mustofa

(4)

Menurut Hambali (2013), objek tanggungan kafalah diantaranya yaitu: 1. Tanggungan dengan utang, yaitu kewajiban membayar utang yang

menjadi tanggungan orang lain. Dalam masalah tanggungan utang, disyaratkan bahwa hendaknya, nilai barang tersebut tetap pada waktu terjadinya transaksi tanggungan/jaminan dan barangnya diketahui,

karena apabila tidak diketahui, maka dikhawatirkan akan terjadi gharar. 2. Tanggungan dengan materi, yaitu kewajiban menyerahkan materi tertentu yang berada di tangan orang lain. Jika berbentuk bukan jaminan seperti 'ariyah (pinjaman) atau wadiah (titipan), maka kafalah tidak sah.

3. Kafalah dengan harta, yaitu jaminan yang diberikan oleh seorang penjual kepada pembeli karena adanya risiko yang mungkin timbul dari barang yang dijual–belikan.3

Hikmah dan Manfaat Kafalah

Ada beberapa hikmah dan manfaat kafalah (Hambali, 2013), yaitu:

1. Sebagai salah satu akad dalam fiqh muamalahyang mengatur secara adil dan memiliki maqashid untuk terciptanya kesejahteraan dan kenyamanan sesama manusia dalam melakukan transaksi perdagangan (perbankan). 2. Dengan adanya kafalah, pihak yang dijamin atau disebut madhmun anhu dapat menyelesaikan proyek atau usaha bisnisnya dengan pengerjaanya dan dapat selesai dengan tepat waktu atau efisien dengan jaminan pihak ketiga yang menjamin pengerjaannya.

3. Adanya kafalah, pihak yang terjamin (fiqh mua’amalah) disebut sebagai madhmun lahu menerima jaminan oleh penjamin (bank), bahwa proyek yang diselesaikan oleh nasabah tadi dapat selesai dengan tepat waktunya dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.4

B. Implementasi Kafalah dalam Lembaga Keuangan Syariah (LKS) 3 Ibid.

(5)

Khafalah diterapkan di Lembaga Keuangan Syariah, khusus nya Bank Syariah di mana bank bertindak sebagai penjamin (kafil) dan nasabah sebagai pihak yang di jamin (makful alaih). Dalam hal ini bank mendapat fee atas jaminan yang di berikan kepada nasabah. Dalam pandangan BMI (Bank Muamalat Indonesia), ada beberapa penerapan konsep khafalah, pertama kafalah bi al-nafas, merupakan akad memberikan jaminan atas diri. Sebagai contoh, seorang nasabah yang mendapatkan pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang barang apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan. Kedua, kafalah bi al-taslim. Jenis kafalah ini bisa dilakukan untuk menjamin pengembalian barang yang disewa ada waktu masa sewa berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat di laksanakan bank untuk kepentingan nasabahnya dalam bentuk kerjasama perusahaan penyewaan (leasing comanpy). Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposit/tabungan dan bank dapat membebankan uang jasa (fee) kepada nasabah itu. Ketiga, kafalah al-munjazah, yaitu jaminan mutlak yang tidak di batasi jangka waktu dan untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Salah satu bentuk kafalah ini adalah jaminan dalam bentuk performance bonds (jaminan prestasi).5

Produk al-kafalah yang diberikan oleh bank syariah dalam bentuk garansi. Garansi bank adalah sejumlah uang yang disimpan oleh bank sebagai jaminan bagi seseorang atau nasabah yang akan menjadi persyaratan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Penyimpanan uang di maksud, maka pihak bank mendapatkan jasa sebagai pertanggungan terhadap nasabah yang melakukan pekerjaan.6

Berkaitan dengan adanya produk jaminan atau garansi dari bank, maka ada bank garansi. Bank garansi merupakan jasa yang diberikan oleh bank

5 M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam, (Malang:UIN-Malang Press, 2009), h.209. dikutip oleh Imam Mustofa, h.228

(6)

dalam rangka memberikan jaminan kepada nasabah. Jaminan ini dapat di berikan oleh bank kepada nasabah dalam mengikuti tender atas penawaran pekerjaan dari pemberi kerja, serta untuk mengerjakan sesuatu untuk kepentingan pihak lain, dan berbagai jaminan bank lainnya, bank garansi timbul karena adanya kebutuhan nasabah untuk memenuhi kewajiban yang di minta oleh pihak lain. Salah satu kewajiban yang di perlukan oleh pihak pemberi kerja yaitu adanya penjamin (bank) kepada nasabah. Bank penerbit garansi akan mendapat fee dari nasabah.7

Dalam mekanisme bank garansi terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu bank sebagai penjamin, terjamin ( nasabah peminta jaminan), dan penerima jaminan. Dalam pemberian garansi bank meminta setoran jaminan besar, misal nya 10-30% dari total nilai objek yang dijamin. Disamping itu, bank memungut provisi dan mengenakan bunga atas jumlah nilai jaminan. 8

Sebagai contoh, skema berikut dapat menjadi gambaran implementasi akad kafalah dalam lembaga keuangan syariah (LKS).9

1. Nasabah mengajukan permohonan penjaminan kepada bank syariah atas suatu pekerjaan yang di laksanankan, dan bank syariah memberikan penjaminan/ garansi kepada pemberi kerja atas pekerjaan nasabah.

2. Atas garansi yang diberikan oleh bank syariah, maka bank syariah meminta agunan kepada tertanggung/nasabah.

3. Nasabah wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak antara nasabah dan pemberi kerja.

4. Bila nasabah tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak, maka bank syariah akan menanggung kerugian10

7Ibid., h.229

8 M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi..., h. 210

9 Ismail, Perbankan Syariah, Ed. 1 Cet. 1 (Jakarta: Kencana, 2011), h.202. dikutip oleh Imam Mustofa, h.299

(7)

Kafalah, bank garansi di gubakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiah. Bank dapat ganti biaya atas jasa yang di berikan.11

Jaminan Kewajiban

Skema Kerja Prinsip al-Kafalah12

Implementasi Prosedur Kafalah Di KJKS AS-Sakinah Kamal Bangkalan Ketentuan kafalah dalam transaksi lembaga keuangan termasuk Keuangan Syari’ah (LKS) berkewajiban untuk menyediakan satu skema penjaminan (kafalah) berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah.

(8)

c.Bahwa agar kegiatan kafalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang kafalah untuk dijadikan pedoman oleh Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS).

Mengacu dari fatwa DSN di atas pelayanan kafalah di KJKS AS-Sakinah merupakan respon positif terhadap kebutuhan masyarakat di lingkungan Desa Kamal pada khususnya dan masyarakat di luar Kamal pada umumnya, maka untuk memenuhi kebutuhan bertransaksi berdasarkan syari’ah. Kafalah adalah salah satu bentuk jasa layanan yang diberikan KJKS AS. Sakinah merupakan bentuk jasa layanan berupa jaminan yang diberikan kepada nasabah untuk kepentingan tertentu.13

(9)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kafalah mempunyai beberapa sinonim, antara lain hamalah, damanah, dan za’amanah. Kafalah secara etimologi menurut Ibnu Abidin adalah sama dengan al-Dammu yang berarti memelihara atau menanggung. Kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul ‘anhu, ashil)

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Abidin, 2005, Hasyiyah Radd al-Mukhtar, Digital Library, Maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani, V/414, kutipan Imam Mustofa

Krismawati, Auliyah dan Rimawati, 2013, Kajian Kafalah Pada Operasi Jasa Keuangan Syariah As–Sakinah Di Kamal Bangkalan, Jurnal InFestasi Vol.9 No.2

M. Nur Yasin, 2009, Hukum Ekonomi Islam, malang:UIN-Malang Press, , h.209. dikutip oleh Imam Mustofa

Zainudin Ali, 2008, Hukum Perbankan Syariah, jakarta: Sinar Grafika, h.30. dikutip oleh Imam Mustofa

Ismail, 2011, Perbankan Syariah, Ed. 1 Cet. 1 Jakarta: Kencana, , h.202. dikutip oleh Imam Mustofa

Referensi

Dokumen terkait

Panti asuhan sebagai lembaga sosial adalah tempat anak mendapatkan keluarga pengganti yang tidak anak dapatkan dari keluarga kandungnya, terlebih lagi bagi orang tua

Kepada yang tidak sekolah , “Berbahagialah kau yang tidak sekolah, otakmu tidak dikotori pengetahuan kadaluarsa akan sekolahan yang selalu tidak update, oleh sebab itu kau harus

Skripsi yang berjudul “ Analisis Penerapan PSAK – 102 Murabahah (Studi Kasus Pada BMT Rahmat Syariah Kediri) ” , ini ditulis untuk memenuhi.. sebagian persyaratan akademik

Lima kategori (kendaraan, televisi, sabun, minyak rambut, dan es krim), yang melibatkan berbagai tingkat keterlibatan dipilih. Hasil yang diperoleh bahwa penggunaan

Dari pengertian tersebut maka konselor sekolah (guru pembimbing merupakan sebutan konselor sekolah sesuai sebutan resmi untuk guru yang mempunyai tugas khusus

Sementara beberapa kerugian dari oleoresin antara lain: mengandung tanin, kemungkinan masih mengandung pelarut, bersifat viskos (kental) sehingga menyulitkan dalam

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan mengatakan bahwa di Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur, yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap tiga informan bahwa

Kejadian rontok bulu pada itik Peking tidak menyebabkan berhenti bertelur, karena hanya mengalami rontok bulu halus, sedangkan rontok bulu sayap primer yang