• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN pada badan perencanaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN PEMBANGUNAN pada badan perencanaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1.1 Latar Belakang dan Perlunya Perencanaan Pembangunan

Pembicaraan mengenai pembangunan tidak terlepas dari pemikran saya akan pemerintahan sekarang setelah rezim orde baru. Pembicaraan akan menjadi rumit, ketika membayangkan sistem pemerintahan yang ditangani oleh para elite orba dan dibawah kontrol Presiden Soeharto. Spesifiknya dalam pembangunan, tentunya sistem pembangunan yang belum merata masih saja kita lihat sampai sekarang, dan boleh dikatakan belum memuaskan “pihak penggiran”. Artinya, nalar publik akan pembangunan yang merata di era orba hanya sebatas impian yang tidak akan ditumpahkan ke hadapan publik. Persoalannya, adalah setiap orang yang ingin mengajukan ide ataupun pikiran harus berkatian dengan konsep pemikrian para pengusa. Disitulah persolan panjang bermunculan sampai berakhirnya masa itu.

Sekarang lahirnya Reformasi dengan segala rencana yang cukup menjanjikan di masa depan. Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah arah yang dituju hanyalah berupa memori dan teori untuk menghiasi perencanaan formalistik? Deviasi dan distirsi agenda dan implementasi masih saja menyisakkan wujud yang belum pasti. Masyarakat dan negara seakan-akan tak pernah memiliki cita-cita (perencanann pembangunan) karena problem struktural dan keegoisan lebih eksesif daripada kehendak untuk menegakkan kesejahteraan. Langkah-langkah yang dirancang di awal reformasi hanya menyisakkan kenangan manis di atas lembaran putih.

(2)

Indonesia adalah negara dunia ketiga (negara berkembang) yang tentunya memiliki benyak perencanaan (planning). Di sini, perencanaan sangat diperlukan sebagai usaha atau tindakan yang rasional berdasarkan informasi, penilaian dan perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia (mis. aspirasi masyarakat) sehingga terwujudnya perubahan-perubahan yang mendukung berbagai aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sesuai dengan tujuannya (pembangunan). Sebagaimana yang ditegaskan oleh Tjokromidjojo Bintoro dalam bukunya Perencanaan Pembangunan (1985) bahwa, Perencanaan merupakan suatu tindakan, akan tetapi perencanaan sebagai suatu proses karena perencanaan adalah suatu tindakan pilihan yang terbaik atau menguntungkan dari berbagai pilihan atau alternatif dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran. Oleh karena itu, suatu perencanaan diperlukan sebagai pedoman, dalam upaya untuk mencapai proses (pembangunan) yang akan diinginkan bersama.

1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan Pembangunan

Pentingnya perencanaan pembangunan sebagaimana kita lihat bahwa adanya perkembangan yang tidak merata diantara daerah-daerah di nusantara ini. Hal ini tentunya menimbulkan kecumburuan publik, yang mengakibatkan apa yang disebut “back wash effect”, artinya kenaikan tenaga kerja dan modal tidak merata. Daerah pimggiran akan semakin mundur (yang miskin semakin miskin, dan yang kaya semakin kaya) oleh karena itu harus dilaksanakan “speed effect”, dalam, hai ini menaikkan dan memperluaskan kegiatan, yaitu “pemerataan pembangunan”.

(3)

mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang diinginkan bersama.

1.3 Dari Perencanaan Ekonomi Ke perencanaan Pembangunan

Semenjak Indonesia dibentuk dan merdeka serta mendapat pengakuan publik (internasional) pemerintah tentunya melakukan upaya-upaya pembangunan dengan titik berat (fokusnya) pada pembangunan ekonomi. Perekonomian yang maju dianggap sebagai tolak ukur untuk kemajuan suatu bangsa/negara. Hal ini dipengaruhi juga dengan keadaan masyarakat internasional, terutama negara-negara yang baru merdeka (sedang berkembang) sama-sama mengadakan pembangunan ekonomi. Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga menyatakan bahwa “Perencanaan ekonomi bisa diartikan dengan suatu usaha pemerintah yang sungguh-sungguh untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang dan untuk mempengaruhi secara langsung dan dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan tingkat dan pertumbuhan variabel ekonomi yang penting dari suatu negara (penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi, tabungan eksport, import dan lain-lain) dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan”. (1983 : 165).

(4)

Pernyataan tersbut menunjukan bahwa perencanaan pembangunan sebenaranya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dalam hal ini, dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berkelanjutan yang intinya dapat mensejahterakan kemampuan diberbagai aspek kehidupan dan penghidupan berbangsa dan bernegara.

1.4 Sejarah Perencanaan Pembangunan di Indonsia

Menilik perjalanan yang panjang dalam republik ini, masa lalu adalah cerita pahit bagi para generasi tua. Kerusakan parah yang melanda bangunan material akibat perang kemerdekaan ikut mempersulit bagi percepatan tercapainya cita-cita kesejateraan pembangunan di masa sekarang.

(5)

1.5 Perencanaan Pembangunan Nasional Versus Daerah

Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Jangka Panjang Pola Umum Pembangunan Nasional ( PUPN ) yang berisikan

 Pola Pembangunan Nasional ( PDPN )

 Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang (PDPJP)

 Pola Dasar Pembangunan Jangka Menengah (PDPJM)

Jangka Menengah yang berisikan :

 Strategi Dasar Pembangunan

 Kerangka Rencana atau Kerangka Makro

 Rencana Daerah-daerah (Regional)

Jangka Pendek ► Perencanaan Operasional Tahunan (POT) ► APBN, yang berisikan

 Rencana Sektor; Sub Sektor; Program; dan Proyek ( DIP ► PO)

 Paket Kebijaksanaan

 Perencanaan Pembangunan Di Tingkat Daerah, yaitu Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota ► REPELITA DAERAH ► APBD

 Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa ► Kepala Desa + BPD

(6)

masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan perencanaan regional. Di Indonesia pembangunan regional diatur dalam UU N0. 32 Tahun 2004 (sebagai revisi UU N0. 22 Tahun 1999) dalam Bab VII Pasal 150 sampai dengan pasal 154 tentang Perencanaan Pembanguan Daerah. Pada pasal 150 ayat 3 disebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara berjangka, meliputi :

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah disingkat dengan RPJP Daerah untukjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPIP Nasional;

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah memperhatikan RPJM Nasional;

3. RPJM Daerah tersebut di atas memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan ekonomi, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

(7)

5. RPJP Daerah dan RPJMD ditetapkan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Selanjutnya pasal 151 UU No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa :

1. Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi tujuan strategi, kebijakan, pedoman, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat Indikatif

2. (Renstra SKPD tersebut di atas dirumuskan dalam bentuk rencana kerja, satuan kerja, perangkat kerja daerah yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Dengan demikian, pentingnya perencanaan pembangunan menjadi acuan utama dalam lingkup masyarakat yang berkembang. Selain itu, perencanaan pembangunan juga menjadi tugas pokok pemerintah yang ingin merencanakan kehidupan yang sejahtera kepada masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Effendi. Onong Uchjana. 1994. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Binacipta Sumodiningrat. Gunawan dan Nugroho. Riant. 2005 Model Pembangunan Indonesia Baru Menuju Negara-Negara yang Unggul dalam Persaingan

Referensi

Dokumen terkait

bank syari’ah, 2) lembaga keuangan mikro syari’ah, 3) asuransi syari’ah, 4) reasuransi syari’ah, 5) reksadanasyari’ah, 6) obligasi syari’ah dan surat ber- harga berjangka

Indikator Kinerja Anggaran % Anggaran 1 Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit 1 Survey kepuasan masyarakat 793.418.265.248 57.75% 2 Persentase nilai ideal pelayanan RS tersier

Pola ikterus fisiologis pada bayi baru lahir sebagai berikut: kadar bilirubin serum total biasanya mencapai puncak pada hari ke 3-5 kehidupan dengan kadar 5-6 mg/dL,

Dari penyaluran kredit yang dilakukan Bank Sumsel Babel dengan menggunakan hak atas tanah milik pihak ketiga sebagai jaminan kredit debitur, salah satu penyaluran

Simpulan akhir, dari uraian di atas dapat ditarik asumsi bahwa bentuk kebudayaan pop art yang “dilakukan kini” dipastikan merupakan konsep yang telah mengalami

Persoalan tersebut diantaranya adalah konflik ketika kegiatan berada di area perbatasan negara, konflik terkait dengan persoalan pencemaran perairan yang dapat berdampak pada

Penelitian mengenai sinkronisasi antara Pasal 36 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan terhadap Pasal 23 ayat (1)

yang cukup lama—dimulai dari masa Martin Luther hingga Sunday School Movement yang dipelopori oleh The American Sunday School Union,The Young Men’s Christian Association, dan