UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI OBSERVASI TEMAN SEJAWAT
(SEBUAH REFLEKSI OBSERVER)
oleh:
Baren Barnabas, S.Pd.
Guru SMP Negeri 2 Cikajang Kabupaten Garut
Tulisan ini merupakan pengalaman saya sewaktu mendapat tugas dari para
instruktur DBE-3 untuk menjadi observer pada saat ”Pelatihan BTL-2” di SMP
Negeri 2 Cikajang. Adapun guru yang akan saya observasi adalah guru mata pelajaran
PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang akan melakukan PBM di kelas VII/G.
Guru yang bersangkutan memfokuskan tujuan pembelajaran pada dua hal,
yaitu (1) Siswa dapat membedakan lingkungan (tanah, air, dan udara) yang sehat
dengan lingkungan yang tercemar melalui pengamatan ada tidaknya bahan pencemar,
dan (2) Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.
Selaras dengan upaya pencapaian tujuan-tujuan tersebut di atas, guru
mengajak para siswa untuk belajar di luar kelas. Objek yang dituju adalah sebuah
lingkungan yang di dalamnya terdapat ladang, kebun (lingkungan darat), kolam,
selokan (lingkungan air), dan (tentu saja) udara di sekelilingnya. Objek itu kurang
lebih berjarak 185 meter dari sekolah. Jadi, untuk menempuhnya cukup dengan
berjalan kaki.
Pada awal pembelajaran, ketika masih di dalam ruang kelas, guru
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, tahap-tahap pembelajaran yang akan
ditempuh, LK dan tata cara penyelesaiannya, batas waktu penyelesaian LK, format
presentasi laporan, jadwal presentasi, serta pembentukan kelompok secara acak, akan
tetapi mempertahankan kehomogenan. Jika dikaitkan dengan konsep pembelajaran
dengan menggunakan tipe investigasi kelompok atau kelompok penyelidikan
(Zamzani dan Musfiroh, 2008: 38).
Berkenaan dengan LK yang telah disusun guru, dapat dideskripsikan sebagai
berikut.
LEMBAR KERJA (LK)
Kegiatan : Mengamati Lingkungan Sekitar di Luar Sekolah Tujuan :
1. Siswa dapat membedakan antara lingkungan (tanah, air, dan
udara) yang sehat dengan lingkungan yang tercemar
berdasarkan ada tidaknya bahan pencemar.
2. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran
lingkungan.
Pencemaran Lingkungan
Lingkungan sekitar kita ada yang tertata dan terpelihara dengan baik. Ada pula
lingkungan yang terbengkalai atau bahkan rusak. Salah satu penyebab
penurunan kualitas lingkungan adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran
menurut tempat terjadinya terbagi ke dalam tiga macam, yaitu (1) pencemaran
tanah, (2) pencemaran air, dan (3) pencemaran udara.
Selanjutnya, kalian akan mengamati sebuah lingkungan di luar sekolah. Di sana
kalian dapat melihat, apakah lingkungan tersebut tercemar ataukah tidak?
1. Pilihlah lingkungan di luar sekolahmu untuk diamati!
2. Amatilah dengan cermat dan hati-hati keadaan lingkungan tersebut, baik
keadaan tanah, air, maupun udaranya!
3. Setelah itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Sebutkan tiga ciri tanah, air, dan udara yang sehat!
b. Berdasarkan hasil pengamatan kalian terhadap lingkungan, apakah tanah,
air, dan udaranya telah memenuhi ciri-ciri seperti pada poin ’a’ di atas?
c. Adakah tanah, air, dan udara yang tercemar?
d. Jika dalam pengamatan kalian terdapat lingkungan yang tercemar,
sebutkan sumber-sumber pencemarnya!
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kalian terhadap lingkungan, apa yang dapat
disimpulkan?
Observer yang berperan mengamati guru dalam PBM dari a-z, diberi bekal
lembar observasi (dalam DBE-3 diistilahkan dengan ”Handout Peserta 4.3” [halaman
115]) yang di dalamnya memuat aspek-aspek yang harus diamati, memberi tanda
ceklis (√) pada kolom ”ya” atau ”tidak” bila guru melakukan atau tidak melakukan
hal yang sesuai, serta mencatat deskripsinya sebagai bukti pengobservasian. Selain
itu, observer juga hendaknya dapat mendokumentasikan kegiatan PBM yang diamati,
Mengenai aspek-aspek yang harus diamati oleh observer, seluruhnya
berjumlah 11 aspek, yaitu apakah guru dalam PBM: (1) memberi pertanyaan yang
mendorong siswa berbuat, (2) memberi pertanyaan tingkat tinggi, (3) memberikan
pertanyaan klasikal dalam konteks yang tepat, (4) memberikan pertanyaan secara
individual, (5) melakukan langkah pembelajaran untuk mencapai kecakapan sosial,
(6) melakukan langkah pembelajaran untuk mencapai kecakapan akademik, (7)
memfasilitasi siswa untuk mengemukakan solusi, (8) mengatur perabot kelas yang
mendukung pembelajaran kooperatif, (9) menggunakan karya siswa sebagai sumber
belajar, (10) menggunakan sumber belajar yang bervariasi, dan (11) memberi
pembelajaran yang menghasilkan karya siswa.
Kesemua aspek tersebut ternyata terpenuhi saat guru PLH yang saya observasi
melakukan PBM di dalam dan luar kelas. Pengelolaan PBM yang baik itu berdampak
positif terhadap kinerja siswa yang bersinergi dalam penyelesaian tugas
kelompoknya. Mereka secara aktif bersama-sama memilih, menentukan, dan
mengamati lingkungan sesuai dengan tugas dalam LK. Guru pun berkeliling
mengamati setiap kelompok dan memberikan bimbingan atas permintaan atau
pertanyaan mereka.
Ketika pengamatan, pengerjaan LK, dan penyusunan laporan selesai sesuai
dengan estimasi waktu yang diberikan, para siswa pun dipersilakan untuk kembali ke
dalam kelas guna mempresentasikan hasilnya. Dalam momen inilah, menurut hemat
saya, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan disempurnakan oleh guru. Pertama,
guru hendaknya memberi waktu istirahat yang cukup, kira-kira 5 s.d. 10 menit agar
para siswa dapat melakukan relaksasi sambil mempelajari dan mempersiapkan
apa-apa yang akan disampaikan dalam presentasi sebagai pertanggungjawaban kelompok.
Hal ini dilakukan agar ketika siswa presentasi tidak terpaku pada LK dan
mengabaikan pendengar/kelompok lain; kedua, saat presentasi akan dimulai,
hendaknya guru memerintahkan seluruh siswa untuk mengatur tempat duduknya agar
menghadap ke depan kelas di mana perwakilan kelompok menyampaikan
presentasi dan belajar menghargai pendapat orang lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa
dari kesebelas aspek yang diamati, hanya aspek ”melakukan langkah pembelajaran
untuk mencapai kecakapan sosial” (nomor 5) yang memerlukan sedikit
penyempurnaan. Hal ini pun telah diungkapkan kepada guru yang bersangkutan
dalam kegiatan pendampingan setelah PBM berakhir.
Dari kegiatan yang dilakukan, yakni observasi guru dalam PBM, secara
umum dapatlah diambil beberapa manfaat antara lain sebagai berikut.
1. Melatih guru bersifat terbuka dan menerima kritikan yang konstruktif;
2. Membiasakan guru untuk mengintegrasikan kesebelas aspek (yang diamati) dalam
pembelajaran;
3. Membudayakan kegiatan untuk saling bertukar pendapat, pikiran, serta
pengalaman antarguru dalam rangka meningkatkan kualitas PBM;
4. Memanfaatkan hasil observasi guru sebagai panduan dan atau perbandingan untuk
PBM selanjutnya;
5. Mendidik guru untuk selalu berkreasi serta berinovasi dalam mengelola PBM;
6. Membimbing guru untuk bersikap jeli dan kritis;
7. Meningkatkan kualitas PBM dan profesionalisme keguruan;
8. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan sesama guru;
9. Memperluas wawasan dan keilmuan guru dalam mengelola PBM.
Mengingat demikian berlimpahnya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan
observasi teman sejawat tersebut, sangatlah bijak apabila para guru memanfaatkan
waktu luangnya, misalnya saat jadwal kosong (dua jam pelajaran saja), untuk
mencoba mengobservasi guru lain melakukan PBM atau diobservasi oleh guru lain
ketika PBM, atau mau dua-duanya? Hmm, tentu itu lebih baik lagi, lebih adil, lebih
sempurna. Kegiatan ini bisa saja dimodifikasi dengan melibatkan lebih dari satu
observer sebagai penyeimbang untuk keakuratan pengamatan serta rekomendasi yang
mungkin berbeda untuk penyempurnaan dan peningkatan kualitas PBM yang
dilakukan guru dan siswa. Semakin sering mengobservasi atau diobservasi, semakin
pembelajaran yang akan dilakukan, dan semakin kecil kemungkinan guru melakukan
”kekeliruan” dalam mengelola PBM.
Sebagai catatan, kegiatan pengobservasian guru dalam PBM oleh teman
sejawat ini tidak terbatas pada guru mata pelajaran yang serumpun saja, tetapi dapat
dilakukan juga oleh dan pada guru mata pelajaran yang berlainan rumpun.
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa observer perlu
mendokumentasikan kegiatan PBM yang diobservasinya. Beberapa foto di bawah ini
merupakan bagian dari album kegiatan pengobservasian yang saya dokumentasikan.
Di dalamnya terlihat kegiatan guru dan siswa dalam PBM serta observer yang
mengamati dan mendokumentasikan berlangsungnya PBM tersebut, baik ketika di
dalam maupun di luar kelas. Sebagai bukti fisik kegiatan ini dapat dilihat pada album
foto dalam lampiran tulisan ini. Inilah salah satu cermin pembelajaran di SMP Negeri
LAMPIRAN:
ALBUM FOTO OBSERVASI TEMAN SEJAWAT
3.
4.
6.
7.
9.
11.
12.
14.
Keterangan Gambar 1: Para siswa menuju lokasi pengamatan;
2: Guru memberi penegasan kembali tentang langkah-langkah yang harus dilakukan
setiap kelompok;
3 dan 4: Selokan, bak, kolam, dan kebun adalah lingkungan yang akan dijadikan
objek pengamatan oleh setiap kelompok siswa;
5 s.d. 10: Setelah memahami penjelasan serta instruksi dari guru, setiap kelompok
menyebar menuju objek pengamatan yang diminatinya;
11: Observer tengah mengamati sekelompok siswa yang sedang mendiskusikan hasil
pengamatan;
12: Setiap kelompok siswa tampak sangat kompak dan antusias mengisi LK
berdasarkan hasil pengamatan mereka.
13: Kembali ke sekolah. Ah, ada-ada saja cara siswa meluapkan kegembiraan setelah
berhasil mengamati lingkungan dan mengisi LK-nya;
14: Sesampai di kelas, guru mengundi setiap kelompok untuk presentasi;
15. Melalui perwakilannya, setiap kelompok mendapat giliran untuk presentasi.