juandaheri13
Rabu, 12 Juni 2013
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA AZZAWIYAH TANJUNG BATU
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA
PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA DI SMA AZZAWIYAH TANJUNG BATU
DISUSUN OLEH :
Nama : Heri Juanda
NIM : 2011.112.247
Mata Kuliah : Penelitian pengajaran B.I
Dosen Pengasuh :Drs. Houtman, M.Pd.
Universitas PGRI Palembang
2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) sangat memerlukan peran aktif guru dalam memberikan pengetahuan bagi para muridnya, sehingga menghasilkan peserta didik yang berhasil guna dan siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, materi/ bahan ajar yang diberikan harus memperhatikan keadaan masyarakat setempat. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
“Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentuan terhadap prestasi belajar siswa, maka persyaratan dan penggunaan sarana pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran, metode, penilaian minat siswa dan kemampuan guru.
Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada proses belajar mengajar di sekolah dan sejauh pihak sekolah belum memiliki sarana pembelajaran yang memadai dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pada umumnya sekolah-sekolah terutama yang berada di daerah pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan sarana pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan tidak berdaya dengan banyaknya pengajuan penambahan maupun perbaikan sarana pembelajaran yang ada mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia.
Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas sementara sistem sekolah yang ada dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses mengatasi masalah tersebut tetapi tidak sedikit sekolah dasar yang akhirnya gagal karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana pembelajaran tersebut. Mungkin juga perhatian masyarakat di sekitarnya kurang bahkan tidak peduli dengan kondisi tersebut.
Dari kondisi dan keadaan yang demikian penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan judul “PENGARUH SARANA DAN PRASRANA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA di SMA AZZAWIYAH TANJUNG BATU”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar di SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar di SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu
2. Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh sarana pembelajaran di SMA SWASTA Tanjung Batu?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan pada tahun pelajaran yang akan datang.
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan displin dalam belajar, merasa aman,
nyaman, dan senang mengikuti pelajaran walau sarana dan prasarana kurang memadai.
3. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengaruh pemanfaatan sarana prasarana dengan motivasi belajar siswa, serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya dan yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.
2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Pembelajaran
. Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan sarana-prasarana itu disebut dengan facility (facilities). Jadi, sarana dan prasarana pendidikan akan
disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
“ Sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan”.
“ Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.
Tentu definisi tersebut tidak punya makna yang jelas dan tegas, karena istilah secara langsung dan tidak langsung itu tak jelas maknanya, tak jelas ujudnya seperti apa. Tegasnya: langsung terhadap apa, atau pada apa? Untuk sementara, itu dapat dimaknai bahwa sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, sementara prasarana pendidikan tidak digunakan dalam proses atau kegiatan belajar-mengajar. Namun demikian masih tetap belum jelas tegas benar. Oleh karena itu, mari kita perjelas.
Erat terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan itu, dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan.
Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.
prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu
“Sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran,
” Prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
” Dalam makna inilah sebutan “digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan seperti telah disinggung di muka dimaksudkan. Jelasnya, disebut “langsung” itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran. Papan tulis, misalnya, digunakan langsung ketika guru mengajar (di papan tulis itu guru menuliskan pelajaran). Meja murid tentu tidak digunakan murid untuk menulis pelajaran, melainkan untuk “alas” murid
menuliskan pelajaran (yang dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah yang digunakan langsung)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data lansung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus (case study), yaitu: suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
3.2. Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.
Untuk itu, dalam hal ini peneliti adalah sebagai instrumen kunci, partisipasi penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain adalah sebagai penunjang.
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu karena di dasarkan pada beberapa pertimbangan:
· SMA adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki konotasi sarana dan prasarana yang tidak begitu baik menurut pandangan masyarakat. Oleh karna itu penulis melakukan penelitian ini yang berlokasi di SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu.
3.4. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya.
Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tidakan sebagai sumber utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan catatan tertulis adalah sumber data tambahan.
3.5. Prosedur Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlansung dan di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).
(a) mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
(b) mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi kepentingan peneliti.
Sedangkan jumlah informan yang diambil terdiri dari: 1). Kepala Sekolah SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu.
2). Guru Bimbingan dan Penyuluhan SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu. 3). Seluruh Siswa kelas 3 SMA AZZAWIYAH Tanjung Batu.
· Teknik Observasi, dalam penelitian kualitatif observasi diklarifikasikan menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian dan dalam penelitian ini digunakan tehnik observasi yang pertama di mana pengamat bertindak sebagai partisipan.
· Tehnik Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.
“Rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenihi accounting. Sedangkan “Dokumen” digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan sebagainya.
3.6. Analisa Data
pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain.
Analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, maka dalam analisis data selama di lapangan peneliti menggunakan model spradley, yaitu tehnik analisa data yang di sesuaikan dengan tahapan dalam penelitian, yaitu:
1. Pada tahap penjelajahan dengan tehnik pengumpulan data grand tour question, yakni pertama dengan memilih situasi sosial (place, actor, activity),
2. Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang informan “key informant” yang merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu” kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara. Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain.
3. Pada tahap menentukan fokus (dilakukan dengan observasi terfokus) analisa data dilakukan dengan analisis taksonomi.
4. Pada tahap selection (dilakukan dengan observasi terseleksi) selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilakukan dengan analisis komponensial.
5. Hasil dari analisis komponensial, melalui analisis tema peneliti menemukan tema-tema budaya. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian kualitatif.
3.7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas) dapat diadakan pengecekkan dengan tehnik pengamatan yang tekun, dan triangulasi.
Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.
Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian.
Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :
(1) tahap pra lapangan, yang meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut persoalan etika penelitian.
(2) tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. (3) tahap analisis data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data;
(4) tahap penulisan hasil laporan penelitian.
DAPTAR PUSTAKA
Sugiyono, metode penelitian pendidikan Bandung: Alfabeta, 2012.
http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/07/pengertian-sarana-dan-prasarana-pendidikan
Diposting oleh heri juanda di 06.22
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
► 2014 (1)
▼ 2013 (4)
o ▼ Juni (1)
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN TERHADA...
Mengenai Saya
heri juanda
Lihat profil lengkapku