BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi
Hall (2011, 6) Sistem adalah dua atau lebih komponen atau subsistem
yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Menurut
Hartono (2007) dalam Fathinah dan Baridwan (2013) informasi merupakan
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya. Pada dasarnya data merupakan sumber dari informasi.
Dengan kata lain data merupakan bentuk mentah yang belum menunjukkan
banyak informasi, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data dapat diartikan
sebagai segala fakta yang dikumpulkan, disimpulkan, disimpan dan diproses
melalui sistem informasi. Sedangkan informasi merupakan data yang telah
dikelola dan diproses sehingga memiliki manfaat yang maksimal dan dapat
dipergunakan. Selanjutnya Hartono (2007) dalam Fathinah dan Baridwan
(2013) mengemukakan bahwa informasi yang beredar tidak semuanya
berkualitas. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan kualitas informasi
itu sendiri, yaitu antara lain:
1. Akurat, berarti informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan dan tidak bias serta jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat waktu, berarti informasi yang usang tidak akan bernilai karena informasi tersebut dijadikan landasan dalam mengambil keputusan.
Dari beberapa pengertian informasi yang telah diuraikan diatas dapat
disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna bagi penerimanya sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat. Dan suatu informasi dikatakan berkualitas
ketika informasi tersebut dianggap akurat, tepat waktu dan relevan bagi
penerimanya.
Sistem informasi (SI) merupakan sarana yang menyediakan informasi
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pengambilan keputusan
bagi para pemakai informasi sehingga dapat mengurangi keraguan atau
ketidakpastian (Handayani, 2005). Selain itu Hall (2011) dalam Fathinah dan
Baridwan (2013) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu rangkaian
prosedur yang terdiri dari proses pengumpulan data, pemrosesan data hingga
menjadi keluaran atau output berupa informasi, yang kemudian informasi
tersebut didistribusikan kepada pengguna informasi. Dari beberapa
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan satu
kesatuan dari subsistem yang berinteraksi dan saling bekerjasama dalam
suatu rangkaian proses mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data
menjadi sebuah informasi dan pendistribusian informasi sehingga informasi
tersebut dapat digunakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi
Romney (2006,.473) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah
untuk persiapan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari
mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Definisi
sistem informasi akuntansi menurut Hall (2011, h.611) adalah subbagian
khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi keuangan.
Menurut Wilkinson (2000:22) dalam Fatinah dan Baridwan (2013)
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka
pengkoordinasian sumber data untuk mengkonversi input berupa data
ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang dapat
digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan
informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa SIA merupakan suatu sistem informasi
yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi
bagi para penggunanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi
Pada dasarnya, penggunaan Sistem Informasi (SI) tidak akan lepas dari
teknologi informasi, artinya keberhasilan atau kesuksesan penerapan suatu
sistem informasi akan selalu didukung oleh adanya teknologi informasi. Kata
teknologi dapat digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik.
Teknologi, terutama komputer dan sistem informasi, memainkan peranan
yang penting dalam proses pekerjaan. Di dalam banyak pekerjaan, perilaku
perilaku kerja individu, dan juga kinerja sangat berkaitan dengan sistem
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi pada dasarnya
merupakan suatu alat yang diciptakan dan digunakan oleh individu sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Teknologi
informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer
dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras,
perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi
lainnya (Maharsi dalam Fathinah dan Baridwan (2013).
Dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan perpaduan
antara teknologi komputer, telekomunikasi, komunisasi dan otomatisasi
kantor yang bercampur menjadi satu dan sulit untuk dipisahkan. Teknologi
informasi tidak hanya terbatas pada penggunaan komputer saja, namun segala
bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan
informasi dalam bentuk elektronik untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.3.1 Lingkup Teknologi Informasi
Teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi 2
bagian yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware). Perangkat keras menyangkut peralatan-peralatan yang
bersifat fisik, seperti memory, printer dan keyboard. Adapun perangkat
lunak meliputi: instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras agar
bekerja sesuai dengan tujuan instruksi tersebut (Kadir, 2003).
2.1.3.2 Perkembangan dan Peranan Teknologi Informasi
Menurut O’Brian (2005) teknologi informasi memainkan
Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas
komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan
efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan
kerjasama. Sehingga dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa peranan
teknologi informasi akan menjadi sangat penting dalam kelangsungan
hidup organisasi. Hal ini dikarenakan kemudahan yang diberikan oleh
teknologi informasi dan fungsi dari teknologi informasi tersebut dalam
memajukan perusahaan. Selain itu pada lingkungan bisnis yang
memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi menjadi
sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan
menjadi sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam et al., 2007).
Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi
kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan
mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Menurut
Kadir dalam Fathinah dan Baridwan (2013), peranan teknologi
informasi meliputi :
1.Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2.Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
2.2Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Schiffman dan Kanuk (2007) dalam Tatik Suryani (2008), menyatakan
bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri
individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang,
suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap
merupakan evaluasi positif atau negatif dalam melakukan perilaku (Nazar
dan Syahran, 2008).
Menurut Nazar dan Syahran (2008), sikap terhadap perilaku menunjukkan tingkatan seseorang mempunyai evaluasi yang baik atau yang kurang baik tentang perilaku tertentu. sikap terdiri dari dua elemen yaitu ide yang sangat baik dan sesuatu yang diinginkan. Ide yang sangat baik menunjukkan bahwa seberapa jauh seseorang berpikir bahwa melakukan perilaku di masa yang akan datang merupakan ide yang sangat baik. Sesuatu yang diingikan menunjukkan seberapa jauh seseorang berpikir bahwa melakukan perilaku di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang sangat diinginkan.
Menurut EagledanChaiken (1993)dalam buku A. WawandanDewi
M.(2010,20) mengemukakanbahwa sikapdapatdiposisikansebagai
hasilevaluasi terhadapobyeksikapyang diekspresikankedalamproses-
proseskognitif,afektif (emosi) danperilaku.Sikap setiap individu mengenai
tujuan, tindakan, atau peristiwa mungkin positif ataupun yang merupakan
evaluasi subyektif dari bentuk setiap individu (Gurung, 2006).Dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu perbuatan dari diri seseorang
menanggapi suatu hal yang ingin dlakukan diaman menurutnya baik atau
tidak baik dan atau suka tidak suka yang diperlihatkan dalam sebuah perilaku
2.2.2. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku
Notoadmodjo (2003, 34) adalah:
a. Sikapbukandibawasejaklahirmelainkandibentukataudipelajari sepanjangperkembanganitu dalam hubungannyadengan obyeknya. b. Sikapdapatberubah-ubahkarenaitusikapdapatdipelajaridansikap
dapatberubah padaorang-orang bilaterdapatkeadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentuyangmempermudah sikap padaorangitu.
c. Sikaptidakberdirisendiri,tetapisenantiasamempunyaihubungan
tertentuterhadapsuatuobyek.Dengankata lainsikapituterbentuk, dipelajari, atau berubahsenantiasaberkenaan dengan suatu obyek tertentuyangdapat dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikapitumerupakansuatuhal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikapmempunyaisegi-segimotivasidansegi-segiperasaan,sifat
alamiahyangmembedakansikapdankecakapan- kecakapanatau
pengetahuan-pengetahuanyangdimiliki orang.
Sikap memiliki ciri-ciri yang mudah terbawa suasana dan situasi yang
bisa berubah-ubah tergantung dari apa yang ada di sekilingnya. Sikap juga
mempunyai suatu hubungan terhadap suatu objek yang membuat sikap
seseorang berubah dalam beberapa saat. Sikap dapat di pelajari dan dibentuk
sendiri. Sehingga tidak heran jika seseorang dapat berubah dalam satu waktu
karna tergantung suasana dan situasi terhadap suatu obyek.
2.2.3.Fungsi Sikap
MenurutKatz(1964)dalambukuWawandanDewi(2010,23)
sikap mempunyai beberapa fungsi,yaitu:
Fungsiiniberkaitandengansarana dantujuan.Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai saranaataualatdalamrangka mencapaitujuan.Bila obyeksikap dapatmembantuseseorang
dalammencapaitujuannya,makaorang akanbersifatpositif
terhadapobyektersebut.Demikiansebaliknya
bilaobyeksikapmenghambatpencapaian tujuan,makaorang akan bersikap negatifterhadapobyek sikapyangbersangkutan.
b. Fungsipertahanan ego.
Inimerupakansikapyang diambilolehseseorangdemiuntuk mempertahankan
egoatau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada
waktuorangyangbersangkutanterancam keadaandirinyaatau egonya. c. Fungsiekspresinilai
Sikapyangadapadadiriseseorang merupakanjalanbagi individuuntuk
mengekspresikannilaiyang ada padadirinya.Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkankepada dirinya.Denganindividumengambilsikap
tertentuakanmenggambarkankeadaansistemnilaiyang adapada
individuyangbersangkutan. d. Fungsipengetahuan
Individu mempunyaidorongan untuk ingin mengertidengan pengalaman-pengalamannya.Iniberartibilaseseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orangterhadap obyek sikapyangbersangkutan.
2.2.4. Komponen Sikap
MenurutAzwarS(2011,23)sikapterdiridari3komponenyang
salingmenunjangyaitu:
a. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisikepercayaan stereotipeyang dimilikiindividu mengenaisesuatudapatdisamakan penanganan (opini) terutamaapabila menyangkutmasalahisuatauyang kontroversial.
b. Komponen afektif
komponenafektifdisamakandenganperasaanyang dimilikiseseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif
Merupakanaspek kecenderunganberperilaku tertentu sesuai sikap yang dimilikioleh seseorang. Aspek iniberisitendensiatau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksiterhadap sesuatu dengan cara-caratertentu.
2.2.5Faktor-faktoryang Mempengaruhi Sikap
MenurutAzwar(2011,30) faktoryang mempengaruhi sikapyaitu:
a. Pengalaman pribadi.
Pengalaman pribadidapat menjadi dasarpembentukan sikap apabilapengalamantersebutmeninggalkankesanyang kuat.Sikap akanlebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasiyangmelibatkanfaktoremosional.
b. Pengaruh oranglainyangdianggap penting.
Individupadaumumnyacenderung untukmemilikisikapyang konformisatausearah dengansikapseseorangyang dianggappenting. Kecenderunganiniantara laindimotivasiolehkeinginanuntuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap pentingtersebut.
c. Pengaruh kebudayaan.
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpadisadari kebudayaan telah menanamkangaris pengaruh sikapkitaterhadapberbagai masalah. d. Mediamassa.
Dalampemberitaansuratkabar maupunradioataumedia komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secaraobyektifberpengaruh terhadap sikap konsumennya. e. Lembagapendidikan danlembagaagama
Konsepmoraldanajarandarilembaga pendidikandanlembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankanapabila padagilirannyakonseptersebutmempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
2.3Perilaku
2.3.1 PengertianPerilaku
Seorang ahli psikologi Skinner (1938) dalam buku Notoadmodjo
(2003,114) menyatakanbahwaperilakumerupakanresponataureaksi seseorang
terhadapstimulus(rangsangandariluar).Sedangkanmenurut Blumdalambuku
Notoadmodjo (2003, p.12) perilaku merupakan faktor
terbesarkeduasetelahfaktorlingkunganyang mempengaruhikesehatan
individu, kelompok atau masyarakat.
Perilaku seseorang dapat berubah atas reaksi dari suatu situasi dan
kondisi tertentu. Jika dalam situasi yang nyaman dan santai, maka perilaku
seseorang dalam hal pekerjaan akan dapat bekerja dengan tenang dan focus
tetapi sebaliknya jika seseorang dalam situasi yang terdesak satu kesalahan
akan membuat perilaku seseorang menjadi tidak stabiil biasa akan mudah
emosi. Kesehatan yang baik akan mencerminkan perilaku yang baik pula.
2.3.2 BentukPerilaku
MenurutNotoadmodjo(2003, 115) ditinjaudaribentukresponsdari
stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku tertutup(covertbehavior)
b. Perilaku terbuka(overtbehavior)
Responsseseorang terhadapstimulusdalambentuktindakannyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus pada perilaku ini sudah dalam bentuk tindakan atau praktek(practice).
2.3.3 DeterminanPerilaku
Determinan perilakuadalah faktor-faktoryang membedakanrespons
terhadap stimulusyang berbeda. Determinan perilaku dapatdibedakan
menjadi 2 (Notoadmodjo, 2003, 120),yaitu:
a. Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan,yang bersifatgivenataubawaan,misalnyatingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinanatau faktoreksternal,yaitulingkungan baiklingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktorlingkunganiniseringmerupakanfaktoryangdominanyangmewarnai perilaku seseorang.
2.3.4 Bentuk-bentukPerubahanPerilaku
MenurutWHOdalambukuNotoadmodjo(2003,176),perubahan perilaku
dikelompokkanmenjadi:
a. Perubahan Alamiah(Natural Change)
Sebagian perubahan perilaku disebabkan karenakejadian alamiah. Apabila dalammasyarakatsekitarterjadikarena suatuperubahan
lingkunganfisikatausosialbudaya danekonomi,maka anggota-
anggotamasyarakat di dalamnyajuga akan mengalami perubahan. b. Perubahan Terencana(Planned Change)
Perubahanperilakuiniterjadikarenamemang direncanakansendiri oleh subyek.
c. Kesediaan untuk berubah(Readdiness to Change)
mempunyaikesediaan untuk berubah (readdinessto change)yang berbeda-beda.
2.3.5Faktoryang Mempengaruhi PerubahanPerilaku
MenurutLawrenceGreen(1980)dalambuku Notoadmodjo(2003,
164)perilakumanusiadaritingkatkesehatanterbentukdari3faktor yaitu:
a. Faktor-faktopredisposisi (predisposingfactor)yang terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terdiridari lingkungan fisik, tersediaatau tidak tersedianyafasilitas dan sarana.
c. Faktor-faktorpendorong(reinforcingfactor)yangterdiridarisikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agamasertatokoh masyarakat.
Menurut WHO (World Health Organisation) (1984) dalambuku
Notoadmodjo(2003,167)perilaku tertentu seseorangdipengaruhi oleh 4 alasan
pokokyaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman oranglain.
b. Kepercayaan
Kepercayaansering diperolehdariorang tua,kakekataunenek. Seseorang menerimakepercayaan berdasarkankeyakinandantanpa adanyapembuktian terlebih dahulu.
c. Sikap
Sikapmenggambarkansuka dantidaksuka terhadapobyek. Sikap sering diperolehdaripengalamansendirimaupunorang lainyang
palingdekat.Sikappositifterhadapnilai-nilaikesehatantidakselaluterwujuddalamtindakannyata.Teoritindakanberal asan(theory of reasoned action) oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (Azwar S,2011, p.11) mengemukakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu pengambilan keputusan yangteliti dan beralasan serta dampaknya terbatashanyapadatiga hal. Pertama,perilakutidak banyakditentukanolehsikapumumtetapisikap yang positifterhadap sesuatu.Kedua,perilakudipengaruhitidakhanyaolehsikaptetapi juga
olehnorma-normasubyektif(subjektive norms).Ketiga,sikap
sterhadapsuatuperilakubersama norma-norma subyektif membentuk suatu intensiatau niat untuk berperilaku tertentu.
Perilakuorang lebihbanyakdipengaruhiolehorang-orangyang dianggappenting.Apabilaseseorang itupentinguntuknya, makaapa yang iakatakanatauperbuatcenderung untukdicontoh.Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi
(referencegroup) antaralainguru,alimulama,kepalaadat(suku), kepaladesadan sebagainya.
2.4Minat
2.4.1. Pengertian Minat
Muhibbin Syah (2011:152) mendefinisikan bahwa, Minat berarti
kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau
kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan
mengidentifikasikan proferensi anda terhadap orang, benda atau aktivitas
lainnya. Minat adalah penting dalam mengambil pilihan terhadap suatu
jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa puas dengan
suatu pekerjaan jika aktivitas kerja anda menarik hati anda (Krisnadi, 2000 :
16).
Widyastuti, dkk (dalam Benny dan Yuskar, 2006) menjelaskan bahwa minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Benny, dan Yuskar (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat yaitu :
a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.
Minat mempegaruhi rasa keinginan seseorang akan melakukan
sesuatu yang di gemari dan disukainya. Hobi adalah salah satu contoh dari
rasa ingin melakukan sesuatu yang lakukan secara terus menerus. Jika minat
sudah tercipta didalam diri seseorang maka pekerjaan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan menghasilkan rasa puas terhadap suatu pekerjaan
tersebut.
2.4.2. Macam-macam Minat
Minat merupakan perasaan atau sikap, maka keberadaan kekuatannya
dapat diduga. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Krisnadi,
2006 : 16), ada tiga cara yang digunakan untuk menemukan minat :
a. Minat yang diekspresikan (expressed interest), yakni seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu, misalnya seseorang mengatakan bahwa dia tertarik dengan merancang suatu bangunan, mengumpulkan perangko dan lain sebagainya.
b. Minat yang diwujudkan (manifested interest) yakni seseorang dapat mengekspresikan minatnya bukan melalui kata-kata tetapi melalui perbuatan atau tindakan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu, misalnya seorang mahasiswa yang ikut serta aktif dalam suatu lembaga organisasi kemahasiswaan yang ada dikampus, ikut serta dalam klub seni, drama, dan sebagainya.
c. Minat yang diinventariskan (inventoried interst), yakni seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktifitas tertentu.
2.4.3.Faktor Penyebab Munculnya Minat
Faktor penyebab munculnya minat ada dua factor yaitu factor
individu dan factor sosial seperti yang dikemukakan Dewa Ketut Sukardi
a. Faktor Bawaan.
Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri seseorang secara alami, misalnya diakibatkan karena kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi setiap individu memiliki tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tdak sama antar individu satu dengan yang lain.
b. Faktor Sosial.
Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalknya diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan, kondisi sosial dan ekonomi. Minat yang dipengaruhi oleh factor sosial misalnya; ketika seseorang hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka seseorang itu cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya.
Crow and Crow dalam (Dimyati Mahmud, 2001:56) yang menyebutkan
bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu :
a. Faktor dorongan yang berasal dari dalam.
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
b. Faktor motif sosial.
Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.
c. Faktor emosional.
Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.
2.4.4. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan dan Pengembangan Minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengambangan
minat dijelaskan oleh Enco Sukarsa dalam Krisnadi, 2006: 15) yaitu :
a. Cita-Cita.
memenuhi apa yang dicita-citakan. Misalnya, mahasiswa yang berminat menajdi tenaga pendidik akan melakukan pengembangan diri melalui berbagai usaha dalam bidang kependidikan.
b. Kebutuhan.
Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan, individu cenderung untuk tertarik pada obyek yang disukai, kebutuhan untuk menjadi tenaga pendidik dapat mempengaruhi minatnya untuk menjadi tenaga pendidik.
c. Lingkungan.
Lingkungan adalah setap benda, keadaan atau kegiatan yang ada dilingkungan individu. Lingkungan terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Adanya dukungan dari lingkungan akan memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk menajadi tenaga pendidik. Minat menjadi tenaga pendidik akan menurun atau berkurang apabila lingkungan tidak mendukung dalam kegiatan belajar.
d. Kesempatan.
Kesempatan turut mendukung minat individu. Individu yang memiliki banyak kesempatan dapat mendukung timbulnya minat dalam dirinya. Demikian pula mahasiswa yang memperoleh banyak kesempatan, misalnya banyak waktu untuk mengikuti diskusi-diskusi ayau seminar dunia kependididkan di kampus dan mengikuti mata kuliah PLP dengan baik akan turut menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi tenaga pendidik.
2.4.5. Pengukuran Minat.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat individu
sebagaimana yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi
(2006:16) tentang cara pengukuran minat adalah sebagai berikut:
a. Observasi.
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntnungan, yaitu dapat mengamati minat individu dalam kondisi wajar.
b. Wawancara.
Wawancara baik digunakan mengukur minat anak-anak sebab biasanya anak-anak gemar mamberikan hobi dan aktifitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara biasanya dilakukan dalam situasi yang tdak formal sehingga percakapan akan berlangsung lebih bebas.
Dengan menggunakan angket, peneliti dapat melakukan pengukuran minat terhadap sejumlah responden dalam waktu yang sama. Dengan demikian bila dibandingkan dengan wawancara dan observasi, angket lebih efisien dalam menggunakan waktu, perbedaan dengan wawancara dilakukan secara lisan, sedangkan angket dilakukan secara tertulis. d. Invetori.
Inventori adalah suatu teknik untuk menggandakan pengukuran minat yang sejenis dengan angket, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis adapun perbedaaan terletak pada nilai lebih standarisasinya, yaitu invenntori bernilai stadnar atau baku, sedangkan angket masih memerlukan pengujian terlebih dahulu.
2.4.6. Kriteria Minat.
Menurut Nursalam dalam Feter, A. H (2006: 34), minat seseorang
dapat digolongkan manjadi :
a. Rendah.
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat. b. Sedang.
Jika seseorang obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera. c. Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
2.5. Norma subjektif
Sedangkan norma subyektif merupakan persepsi seseorang terhadap
pendapat orang lain yang mempengaruhi niat untuk melaksanakan atau tidak
melaksanakan perilaku (Mada, 2005). Menurut Fishbein dan Ajzen dalam Theory
of Reasoned Action perilaku seseorang merupakan realisasi dari kemauan atau
niat seseorang untuk berperilaku. Faktor-faktor yang membentuk niat seperti
sikap pada atribut produk dan norma subyektif menyangkut pendapat seseorang,
apakah referen akan mempengaruhi perilakunya (Dharmmesta, 1998 dalam Sigit,
2006).
subyektif. Di sisi lain, keyakinan terhadap perilaku dan evaluasi akan menentukan perilaku. Keyakinan normatif dan motivasi untuk mengikuti pendapat orang lain akan menentukan norma subyektif. Teori mengenai sikap dan norma subyektif juga disebut sebagai Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) yang dikenalkan oleh Fishbein dan Ajzen. Teori ini menggabungkan tiga komponen sikap (kognitif, afektif dan konatif)
Menurut Ajzen dan Fishbein (2012), Norma subjektif adalah persepsi
individu berhubungan dengan kebanyakan orang-orang yang penting bagi dirinya
mengharapkan individu untuk melakukan tingkah laku tertentu, orang-orang yang
penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan acuan untuk mengarahkan tingkah
laku. Rose dan Fogarty (2006) mengatakan bahwa meskipun teknologi digunakan
dengan sukarela, norma subjektif tetap mempengaruhi persepsi kegunaan tetapi
tidak berpengaruh langsung terhadap niat perilaku. Norma subjektif memasukkan
pengaruh-pengaruh yang kuat dari kelompok yang dianggap penting ke dalam
perumusan perilaku. norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga,
rekanrekan dan lingkungan sosial.
Menurut Ajzen dan Fishbein (2012) norma subjektif secara umum memiliki
dua komponen, yaitu normative beliefs dan motivation to comply:
a. Normative beliefs ( Keyakinan Norma)
Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu.
b. Motivation to comply (motivasi untukmemenuhi)
c. Hartono (2007:26), norma subyektif (subjective norm) merupakan persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat (intention) seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
2.6Theory Reasoned Action (TRA) 2.6.1 Pengertian TRA
Theory of Reason Action (TRA) diciptakan oleh Ajzen dan Fishbein
(1980) karena kurang berhasilnya penelitian-penelitian yang menguji teori
sikap antara lain banyak ditemukannya hasil pengaruh yang lemah antara
pengukuran-pengukuran sikap dengan kinerja dari perilaku sukarela yang
dikehendaki (Hartono, 2007).
Menurut Hartono (2007:25), TRA menjelaskan tahapan manusia
melakukan perilaku. Tahapan tersebut dimulai dari minat. Pada tahapan
minat, diasumsikan bahwa perilaku manusia didasarkan pada minat untuk
melakukan suatu perilaku. Kemudian pada tahap berikutnya, minat dijelaskan
dalam bentuk sikap dan norma subjektif. Pada tahap ini, sikap dan norma
subjektif diasumsikan dapat mempengaruhi minat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku. Tahapan ini mempertimbangkan sikap dan norma
subjektif dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi
melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi normatif dari orang yang
direferensi yang relevan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dapat
dijelaskan dengan mempertimbangkan kepercayaan-kepercayaan karena
tentang dirinya sendiri dan dunia di sekeliling mereka, ini berarti bahwa
perilaku ditentukan oleh informasi ini.
2.6.2 Model TRA
Di dalam TRA (Theory of Reason Action) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi minat untuk melakukan sebuah perilaku yaitu sikap dan
norma subjektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa minat seseorang untuk
melakukan perilaku diprediksi oleh sikap dan bagaimana seseorang berfikir
tentang penilaian orang lain jika perilaku tersebut dilakukan.
Pada dasarnya, sikap dan norma subjektif merupakan dua hal yang
berbeda, walaupun kedua hal tersebut merupakan faktor penentu dari minat
seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Sikap merupakan
suatu evaluasi menyeluruh dari seorang individu dalam melakukan suatu
perilaku. Norma subyektif berhubungan dengan persepsi normatif, yaitu
persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang
lain yang akan memengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan (Hartono, 2007:26).
Pada tabel 2.1 akan dijelaskan secara lebih sederhana mengenai
perbedaan antara sikap dan norma subjektif.
Tabel 2.1
Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku dan Norma Subyektif
Sikap terhadap perilaku
- Evaluasi posotif atau
negatif individual untuk
Norma subyektif
- Tekanan sosial untuk
melakukan hal tertentu
- Faktor pribadi
- Pertimbangan sikap
melakukan perilaku
- Pengaruh sosial
- Pertimbangan normatif
Sumber : Hartono (2007:32)
Pada dasarnya sikap yang dikombinasikan dengan norma-norma subjektif
akan membentuk minat perilaku. Jika digambarkan, hubungan antara sikap, norma
subjektif, minat dan perilaku akan tampak sebagai berikut :
Sumber : Hartono (2007:33)
Gambar 2.1. Model TRA
Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa sikap dan norma-norma
subjektif akan memengaruhi minat perilaku. Sedangkan minat itu sendiri,
akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu dintentukan
oleh minat, sikap dan norma subjektif.
2.7 Penelitian Terdahulu
Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behaviour)
Norma Subjektif (Subjective Norms)
Minat Perilaku (Behaviour
Intention)
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada definisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah
beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.
Fathinah dan Baridwan (2013)
Pada penelitian Fathinah dan Baridwan (2013) ini meneliti Analisis
Determinat Minat Individu dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Penggunaan
Sistem Informasi Berbasis Teknologi di Bank Syariah yang ada di Malang,
sampel penelitian adalah banking staff yang menggunakan teknologi informasi
dalam penyelesaian tugas. Penelitian ini adalah penelitian analisis faktor yang
menguji apakah sikap berpengaruh terhadap minat, apakah norma subjektif
berpengaruh terhadap minat, dan apakah minat berpengaruh terhadap perilaku
aktual penggunaan sistem informasi berbasis teknologi. Hasil penelitian adalah
Sikap (attitude) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap minat (intention)
seseorang untuk melakukan suatu perilaku, minat (intention) dipengaruhi oleh
norma subjektif (subjective norms). Semakin tinggi norma subjektif maka
semakin tinggi minat seseorang menggunakan sistem informasi berbasis
teknologi, sehingga semakin tinggi pula perilaku aktual penggunaan sistem
tersebut.
Kartika (2009)
Kartika meneliti apakah Perceived usefullness, Perceived ease of use,
Attitude, Behavioral intention to use, Comitment to system use, Self efficacy dan
TBK. Di Kota Semarang menjadi sampel pada penelitian ini dengan Technology
Acceptance Model (TAM) sebagai model acuan penelitian. Pada penelitian kartika
ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi pada
penelitian tersebut berupa Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line
System) yang digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero)
Tbk. Semarang.
Handayani dan Kawedar (2004)
Penelitian ini meneliti Pengaruh Komputer Mikro terhadap Kinerja dan
Kepuasan Kinerja Auditor dengan menggunakan Perceived usefulness, Computer
anxiety, Attitude toward using micro computer, Extend micro computer usage,
kepuasan kerja, kinerja sebagai variabel. Pada penelitian Handayani dan Kawedar
terdapat salah satu hipotesis yang menguji pengaruh minat yakni perceived
usefulness terhadap perilaku aktual dalam hal ini ialah attitude toward using
computer, hasil penelitian ini disebutkan bahwa perceived usefulness mempunyai
pengaruh signifikan terhadap attitude toward using computer auditor dalam
penggunaan teknologi komputer.
Limayem et al. (2001)
Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh antara minat (intention)
variabel Attitude, Intentions, Actual usage, Habit, Perceived consequences,
Facilitating conditions.
Yilmaz dan Ozer (2010)
Penelitian Yilmaz dan Ozer menguji apakah sikap berpengaruh terhadap
minat, apakah norma subjektif berpengaruh terhadap minat, dan apakah minat
berpengaruh terhadap perilaku aktual. Penelitian ini menunjukkan bukti empiris
bahwa terdapat pengaruh yang positif antara sikap (attitude) Akuntan pengguna
teknologi informasi terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.
Norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap minat Akuntan pengguna
teknologi informasi dalam menggunakan informasi teknologi. Ada pengaruh
antara minat (intention) terhadap perilaku aktual (actual behavior).
Taylor dan Todd (2001)
Pada penelitian Taylor dan Todd ditemukan bahwa sikap (attitude) pengguna
teknologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention)
penggunaan teknologi informasi. Norma subjektif (subjective norms) memiliki
pengaruh yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.
Wibowo (2007)
Wibowo meneliti Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM), dari penelitian ini ditemukan bahwa sikap
(attitude) memberikan pengaruh yang besar terhadap minat (intention) dan
ditemukan bahwa minat (intention) memberikan pengaruh yang besar terhadap
perilaku aktual (actual behavior) penggunaan teknologi informasi berbasis
Zahra (2009)
Penelitian ini meneliti Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual
dan Norma Subyektif terhadap Minat Mahasiswa dalam Menggunakan Internet
Sebagai Sumber Pustaka, ditemukan hasil bahwa norma subjektif (subjective
norms) memiliki pengaruh yang positif terhadap minat (intention) penggunaan
teknologi informasi berbasis internet.
Tabel 2.2
Partial Least
Square
perilaku. Hasil ini
konstan dengan hasil
studi beberapa peneliti
lain yaitu Taylor dan
Todd (2001) dan
Limayem et al (2001).
Hasil pada studi
Teknologi Di
Bank Syariah”.
mendukung model
Theory of Reasoned
Action (TRA) yang
menunjukkan bahwa
minat (intention)
dipengaruhi oleh
norma subjektif
(subjective norms).
Semakin tinggi norma
subjektif maka semakin
tinggi minat seseorang
menggunakan sistem
informasi berbasis
teknologi, sehingga
semakin tinggi pula
perilaku aktual
(intention) penggunaan
teknologi informasi.
Teknologi informasi
pada penelitian tersebut
berupa Sistem
Informasi iCons
Bank Negara
karyawan PT. Bank
Negara Indonesia
Terdapat salah satu
hipotesis yang menguji
pengaruh minat yakni
perceived
usefulnessterhadap
perilaku aktual dalam
hal ini adalah attitude
toward using computer,
hasil penelitian ini
disebutkan bahwa
perceived usefulness
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
attitude toward using
computer auditor
Dalam penelitian ini
ditemukan adanya
pengaruh antara minat
(intention) dengan
perilaku aktual
(actualbehavior)
penggunaan teknologi
Role of Habit
Pada penelitian ini
menunjukkan bukti
empiris bahwa terdapat
pengaruh yang positif
antara sikap (attitude)
Akuntan pengguna
teknologi informasi
terhadap minat
(intention) penggunaan
teknologi informasi.
Norma subjektif
memiliki pengaruh
positif terhadap minat
Akuntan pengguna
teknologi informasi
dalam menggunakan
informasi teknologi.
Ada pengaruh antara
minat (intention)
terhadap perilaku
aktual (actual
behavior).
Hasil dari penelitian
menyebutkan bahwa
sikap (attitude)
pengguna teknologi
tidak memiliki
g Information
informasi. Norma
subjektif (subjective
norms) memiliki
pengaruh yang besar
terhadap minat
(intention) penggunaan
teknologi informasi
Dari penelitian ini
ditemukan bahwa sikap
(attitude) memberikan
pengaruh yang besar
terhadap minat
(intention) dan
ditemukan bahwa
minat (intention)
memberikan pengaruh
yang besar terhadap
perilaku aktual (actual
behavior) penggunaan
teknologi informasi
berbasis internet di
Universitas Budi Luhur
Jakarta.
menemukan hasil
bahwa norma subjektif
Sumber: diolah peneliti, 2016.
2.8 Kerangka Konseptual
Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku ini perlu mendapat perhatian
khusus dalam konteks penerapan teknologi informasi. Dengan kata lain
faktor-faktor teknis, perilaku, situasi dan personil pengguna teknologi informasi perlu
dipertimbangkan sebelum teknologi informasi diimplementasikan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi individu-individu yang terlibat dalam
implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem, apakah sistem itu
berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak, bermanfaat atau tidak jika
diterapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai penggunaan teknologi informasi yang berkaitan dengan aspek Kualitas
(subjective norms)
memiliki pengaruh
yang positif terhadap
minat (intention)
penggunaan teknologi
informasi berbasis
internet.
keperilakuan. Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi kerangka konseptual
yang sama dengan Fathinah dan Baridwan (2013) yang menggunakan model
TRA (Theory of Reason Action) yang diciptakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980),
namun dalam hal ini peneliti menggunakan populasi dan jumlah sampel yang
berbeda. Peneliti ingin menguji pengaruh minat (intention) terhadap perilaku
(behavior) Banking Staff padaBank Syariah di Kota Binjaisebagai pengguna
teknologi informasi dalam penggunaan teknologi informasi. Adapun kerangka
konseptual yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, dapat dilihat bahwa hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen merupakan hubungan kausatif
(sebab akibat). Dimana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Sikap
(X1) dan norma subjektif (X2) akan mempengaruhi Minat (Y1)Sedangkan Minat
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
H2
H3
H1
Sikap Banking Staff
(attitude) X1
Norma Subyektif
Banking Staff
(subjective norms) X2
Minat Penggunaan Teknologi Informasi
(intention) Y1
Perilaku Aktual Penggunaan TI (actual behavior) Y2
itu sendiri akan mempengaruhi banking staff untuk melakukan Perilaku Aktual
(Y2).
2.9Hipotesis Penelitian
2.9.1 Hipotesis Sikap (Attitude)
Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka
atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan.
Wibowo (2007) meneliti tentang perilaku pengguna sistem informasi pada
pengguna teknologi informasi (user) di sebuah perguruan tinggi. Dari
penelitian tersebut ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh
yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi
berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Kartika (2009), menemukan bahwa sikap (attitude)
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention) penggunaan
teknologi informasi. Teknologi informasi pada penelitian tersebut berupa
Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line System) yang
digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.
Semarang. Selain itu pada penelitian yang dilakukan Yilmaz dan Ozer (2010)
menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
sikap (attitude) Akuntan pengguna teknologi informasi terhadap minat
(intention) penggunaan teknologi informasi terebut. Namun pada penelitian
yang dilakukan oleh Taylor dan Todd (2001) ditemukan hasil yang berbeda.
sebanyak 786 user IT yang merupakan mahasiswa Strata Satu (S1) dan MBA
students di Kanada. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa sikap
(attitude) pengguna teknologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut terdapat ketidak konsistenan
antara pengaruh sikap (attitude) terhadap minat (intention). Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk menguji pengaruh sikap (attitude) terhadap minat
(intention) penggunaan teknologi informasi di Bank Syariah Kota Binjai.
Adapun hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
𝐇𝐇𝟏𝟏 : Sikap (attitude) berpengaruh terhadap minat (intention) Banking Staff
dalam penggunaan teknologiinformasi.
2.9.2 Hipotesis Norma Subjektif (Subjective Norms)
Menurut Hartono (2007), norma subyektif (subjective norm) merupakan
persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang
lain yang akan memengaruhi minat seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Pada lingkungan bisnis
yang memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi menjadi
sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan menjadi
sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam et al., 2007).
Begitu pula dalam dunia perbankan. Dalam dunia perbankan, tingkat
kompetitif yang begitu tinggi menuntut organisasi untuk selalu menampilkan
strategis. Sehingga dapat dikatakan tekanan sosial memainkan peran penting
dalam menjelaskan penggunaannya.
Oleh karena itu penggunaan teknologi informasi dalam dunia
perbankan juga mungkin akan terpengaruh oleh tekanan sosial yang dapat
berasal dari kelompok seperti orang tua, rekan dan bahkan teman-teman.
Meskipun akan sulit untuk memprediksi bagaimana kelompok tertentu dapat
memengaruhi individu dalam penggunaan teknologi informasi itu. Bahkan
ditemukan kemungkinan besar untuk menyatakan bahwa ada pengaruh oleh
orang lain pada minat individu untuk menggunakan teknologi informasi.
Dewasa ini sudah banyak penelitian yang menguji tentang pengaruh
norma subjektif (subjective norms) terhadap minat (intention) dalam
penggunaan teknologi informasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Taylor and Todd (2001) yang meneliti penggunaan teknologi informasi di
Universitas Midsiza University, Kanada. Hasil dari penelitian tersebut
menyebutkan norma subjektif (subjective norms) memiliki pengaruh yang
besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Penelitian
serupa juga pernah dilakukan oleh Yilmaz dan Ozer (2010), dalam penelitian
tersebut dijelaskan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap
minat Akuntan pengguna teknologi informasi dalam menggunakan informasi
teknologi tersebut. Penelitian lain juga dilakukan oleh Zahra (2009).
Penelitian tersebut meneliti tentang penggunaan teknologi informasi dalam
hal ini penggunaan internet sebagai sumber pustaka bagi mahasiswa di
bahwa norma subjektif (subjective norms) memiliki pengaruh yang positif
terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi berbasis internet.
Dari beberapa penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menguji
pengaruh norma subjektif (subjective norms) terhadap minat (intention)
penggunaan teknologi informasi secara umum di Bank Syariah di Kota
Binjai. Adapun hipotesis kedua adalah sebagai berikut:
𝐇𝐇𝟐𝟐 : Norma subjektif (subjective norms) berpengaruh terhadap minat
(intention) Banking Staff dalam penggunaan teknologi informasi.
2.9.3 Hipotesis Minat (Intention)
Minat (intention) didefinisikan sebagai suatu keinginan seseorang untuk
melakukan suatu perilaku tertentu (Hartono, 2007). Pada dasarnya, minat
(intention) dan perilaku aktual (actual behavior) merupakan dua hal yang
berbeda. Minat (intention) merupakan keinginan seseorang untuk melakukan
perilaku. Namun minat tersebut hanya berupa minat atau keinginan, belum
tercermin dalam tindakan atau perilaku. Sedangkan perilaku aktual (actual
behavior) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan.
Dalam hal ini, Theory ReasonedAction (TRA) merupakan model
penelitian yang menjelaskan bahwa perilaku aktual (actual behavior)
dilakukan karena individu mempunyai minat (intention) atau keinginan untuk
melakukannya. Minat (intention) merupakan awal atau pendahuluan dari
suatu tindakan atau perilaku aktual (Ajzen, 1991). Pada dasarnya, minat
tindakan atau perilaku aktual. Dengan kata lain, seseorang akan melakukan
suatu perilaku aktual (actualbehavior) jika mempunyai keinginan atau minat
(intention) untuk melakukannya.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka gambaran minat
pemanfaatan teknologi informasi dalam penelitian ini adalah keinginan atau
minat (intention) Banking Staff untuk melakukan perilaku aktual berupa
penggunaan teknologi informasi di Bank Syariah. Penelitian yang dilakukan
oleh Handayani dan Kawedar (2004), terdapat salah satu hipotesis yang
menguji pengaruh minat (intention) terhadap perilaku aktual (actual
behavior) dalam hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa minat (intention)
mempunyai pengaruh terhadap perilaku aktual (actual behavior) auditor
dalam penggunaan teknologi komputer. Penelitian serupa dilakukan oleh
Taylor and Todd (2001) yang meneliti penggunaan teknologi informasi di
Universitas Midsiza University, Kanada. Hasil dari penelitian tersebut
menyebutkan minat (intention) memberikan pengaruh yang positif terhadap
perilaku aktual (actual behavior) penggunaan teknologi informasi. Selain itu
Limayem et al. (2001) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada
pengaruh antara minat (intention) dengan perilaku aktual (actualbehavior)
penggunaan teknologi informasi. Penelitian lain dilakukan oleh Wibowo
(2007) yang meneliti tentang perilaku pengguna sistem informasi pada
pengguna teknologi informasi (user) di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Dari
penelitian tersebut ditemukan bahwa minat (intention) memberikan pengaruh
informasi berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta. Penelitian lain
dilakukan oleh Yilmaz dan Ozer (2010). Hasil dari penelitian tersebut
menyebutkan bahwa ada pengaruh antara minat (intention) terhadap perilaku
aktual (actual behavior) Akuntan pengguna teknologi informasi dalam
penggunaan teknologi informasi.
Dari hasil penelitian-penelitian di tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat
dukungan empiris tentang pengaruh minat (intention) terhadap perilaku aktual
(actualbehavior) penggunaan teknologi informasi. Adapun hipotesis ketiga
adalah sebagai berikut :
𝐇𝐇𝟑𝟑 : Minat (intention) berpengaruh terhadap perilaku aktual (actual behavior)