• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Determinan Minat Individu dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Aktual Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi Pada Bank Syariah di Kota Binjai Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Determinan Minat Individu dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Aktual Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi Pada Bank Syariah di Kota Binjai Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi

Hall (2011, 6) Sistem adalah dua atau lebih komponen atau subsistem

yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Menurut

Hartono (2007) dalam Fathinah dan Baridwan (2013) informasi merupakan

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

yang menerimanya. Pada dasarnya data merupakan sumber dari informasi.

Dengan kata lain data merupakan bentuk mentah yang belum menunjukkan

banyak informasi, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data dapat diartikan

sebagai segala fakta yang dikumpulkan, disimpulkan, disimpan dan diproses

melalui sistem informasi. Sedangkan informasi merupakan data yang telah

dikelola dan diproses sehingga memiliki manfaat yang maksimal dan dapat

dipergunakan. Selanjutnya Hartono (2007) dalam Fathinah dan Baridwan

(2013) mengemukakan bahwa informasi yang beredar tidak semuanya

berkualitas. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan kualitas informasi

itu sendiri, yaitu antara lain:

1. Akurat, berarti informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan dan tidak bias serta jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat waktu, berarti informasi yang usang tidak akan bernilai karena informasi tersebut dijadikan landasan dalam mengambil keputusan.

(2)

Dari beberapa pengertian informasi yang telah diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna bagi penerimanya sehingga dapat dijadikan dasar untuk

mengambil keputusan yang tepat. Dan suatu informasi dikatakan berkualitas

ketika informasi tersebut dianggap akurat, tepat waktu dan relevan bagi

penerimanya.

Sistem informasi (SI) merupakan sarana yang menyediakan informasi

yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pengambilan keputusan

bagi para pemakai informasi sehingga dapat mengurangi keraguan atau

ketidakpastian (Handayani, 2005). Selain itu Hall (2011) dalam Fathinah dan

Baridwan (2013) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu rangkaian

prosedur yang terdiri dari proses pengumpulan data, pemrosesan data hingga

menjadi keluaran atau output berupa informasi, yang kemudian informasi

tersebut didistribusikan kepada pengguna informasi. Dari beberapa

penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan satu

kesatuan dari subsistem yang berinteraksi dan saling bekerjasama dalam

suatu rangkaian proses mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data

menjadi sebuah informasi dan pendistribusian informasi sehingga informasi

tersebut dapat digunakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi

Romney (2006,.473) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah

(3)

untuk persiapan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari

mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Definisi

sistem informasi akuntansi menurut Hall (2011, h.611) adalah subbagian

khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi keuangan.

Menurut Wilkinson (2000:22) dalam Fatinah dan Baridwan (2013)

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka

pengkoordinasian sumber data untuk mengkonversi input berupa data

ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang dapat

digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan

informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa SIA merupakan suatu sistem informasi

yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi

bagi para penggunanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi

Pada dasarnya, penggunaan Sistem Informasi (SI) tidak akan lepas dari

teknologi informasi, artinya keberhasilan atau kesuksesan penerapan suatu

sistem informasi akan selalu didukung oleh adanya teknologi informasi. Kata

teknologi dapat digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik.

Teknologi, terutama komputer dan sistem informasi, memainkan peranan

yang penting dalam proses pekerjaan. Di dalam banyak pekerjaan, perilaku

perilaku kerja individu, dan juga kinerja sangat berkaitan dengan sistem

(4)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi pada dasarnya

merupakan suatu alat yang diciptakan dan digunakan oleh individu sebagai

sarana untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Teknologi

informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer

dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras,

perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi

lainnya (Maharsi dalam Fathinah dan Baridwan (2013).

Dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan perpaduan

antara teknologi komputer, telekomunikasi, komunisasi dan otomatisasi

kantor yang bercampur menjadi satu dan sulit untuk dipisahkan. Teknologi

informasi tidak hanya terbatas pada penggunaan komputer saja, namun segala

bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan

informasi dalam bentuk elektronik untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.3.1 Lingkup Teknologi Informasi

Teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi 2

bagian yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware). Perangkat keras menyangkut peralatan-peralatan yang

bersifat fisik, seperti memory, printer dan keyboard. Adapun perangkat

lunak meliputi: instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras agar

bekerja sesuai dengan tujuan instruksi tersebut (Kadir, 2003).

2.1.3.2 Perkembangan dan Peranan Teknologi Informasi

Menurut O’Brian (2005) teknologi informasi memainkan

(5)

Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas

komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan

efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan

kerjasama. Sehingga dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa peranan

teknologi informasi akan menjadi sangat penting dalam kelangsungan

hidup organisasi. Hal ini dikarenakan kemudahan yang diberikan oleh

teknologi informasi dan fungsi dari teknologi informasi tersebut dalam

memajukan perusahaan. Selain itu pada lingkungan bisnis yang

memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi menjadi

sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan

menjadi sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam et al., 2007).

Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi

kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan

mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Menurut

Kadir dalam Fathinah dan Baridwan (2013), peranan teknologi

informasi meliputi :

1.Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.

2.Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.

(6)

2.2Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Schiffman dan Kanuk (2007) dalam Tatik Suryani (2008), menyatakan

bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri

individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang,

suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap

merupakan evaluasi positif atau negatif dalam melakukan perilaku (Nazar

dan Syahran, 2008).

Menurut Nazar dan Syahran (2008), sikap terhadap perilaku menunjukkan tingkatan seseorang mempunyai evaluasi yang baik atau yang kurang baik tentang perilaku tertentu. sikap terdiri dari dua elemen yaitu ide yang sangat baik dan sesuatu yang diinginkan. Ide yang sangat baik menunjukkan bahwa seberapa jauh seseorang berpikir bahwa melakukan perilaku di masa yang akan datang merupakan ide yang sangat baik. Sesuatu yang diingikan menunjukkan seberapa jauh seseorang berpikir bahwa melakukan perilaku di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang sangat diinginkan.

Menurut EagledanChaiken (1993)dalam buku A. WawandanDewi

M.(2010,20) mengemukakanbahwa sikapdapatdiposisikansebagai

hasilevaluasi terhadapobyeksikapyang diekspresikankedalamproses-

proseskognitif,afektif (emosi) danperilaku.Sikap setiap individu mengenai

tujuan, tindakan, atau peristiwa mungkin positif ataupun yang merupakan

evaluasi subyektif dari bentuk setiap individu (Gurung, 2006).Dapat

disimpulkan bahwa sikap adalah suatu perbuatan dari diri seseorang

menanggapi suatu hal yang ingin dlakukan diaman menurutnya baik atau

tidak baik dan atau suka tidak suka yang diperlihatkan dalam sebuah perilaku

(7)

2.2.2. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku

Notoadmodjo (2003, 34) adalah:

a. Sikapbukandibawasejaklahirmelainkandibentukataudipelajari sepanjangperkembanganitu dalam hubungannyadengan obyeknya. b. Sikapdapatberubah-ubahkarenaitusikapdapatdipelajaridansikap

dapatberubah padaorang-orang bilaterdapatkeadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentuyangmempermudah sikap padaorangitu.

c. Sikaptidakberdirisendiri,tetapisenantiasamempunyaihubungan

tertentuterhadapsuatuobyek.Dengankata lainsikapituterbentuk, dipelajari, atau berubahsenantiasaberkenaan dengan suatu obyek tertentuyangdapat dirumuskan dengan jelas.

d. Obyek sikapitumerupakansuatuhal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikapmempunyaisegi-segimotivasidansegi-segiperasaan,sifat

alamiahyangmembedakansikapdankecakapan- kecakapanatau

pengetahuan-pengetahuanyangdimiliki orang.

Sikap memiliki ciri-ciri yang mudah terbawa suasana dan situasi yang

bisa berubah-ubah tergantung dari apa yang ada di sekilingnya. Sikap juga

mempunyai suatu hubungan terhadap suatu objek yang membuat sikap

seseorang berubah dalam beberapa saat. Sikap dapat di pelajari dan dibentuk

sendiri. Sehingga tidak heran jika seseorang dapat berubah dalam satu waktu

karna tergantung suasana dan situasi terhadap suatu obyek.

2.2.3.Fungsi Sikap

MenurutKatz(1964)dalambukuWawandanDewi(2010,23)

sikap mempunyai beberapa fungsi,yaitu:

(8)

Fungsiiniberkaitandengansarana dantujuan.Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai saranaataualatdalamrangka mencapaitujuan.Bila obyeksikap dapatmembantuseseorang

dalammencapaitujuannya,makaorang akanbersifatpositif

terhadapobyektersebut.Demikiansebaliknya

bilaobyeksikapmenghambatpencapaian tujuan,makaorang akan bersikap negatifterhadapobyek sikapyangbersangkutan.

b. Fungsipertahanan ego.

Inimerupakansikapyang diambilolehseseorangdemiuntuk mempertahankan

egoatau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada

waktuorangyangbersangkutanterancam keadaandirinyaatau egonya. c. Fungsiekspresinilai

Sikapyangadapadadiriseseorang merupakanjalanbagi individuuntuk

mengekspresikannilaiyang ada padadirinya.Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkankepada dirinya.Denganindividumengambilsikap

tertentuakanmenggambarkankeadaansistemnilaiyang adapada

individuyangbersangkutan. d. Fungsipengetahuan

Individu mempunyaidorongan untuk ingin mengertidengan pengalaman-pengalamannya.Iniberartibilaseseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orangterhadap obyek sikapyangbersangkutan.

2.2.4. Komponen Sikap

MenurutAzwarS(2011,23)sikapterdiridari3komponenyang

salingmenunjangyaitu:

a. Komponen kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisikepercayaan stereotipeyang dimilikiindividu mengenaisesuatudapatdisamakan penanganan (opini) terutamaapabila menyangkutmasalahisuatauyang kontroversial.

b. Komponen afektif

(9)

komponenafektifdisamakandenganperasaanyang dimilikiseseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif

Merupakanaspek kecenderunganberperilaku tertentu sesuai sikap yang dimilikioleh seseorang. Aspek iniberisitendensiatau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksiterhadap sesuatu dengan cara-caratertentu.

2.2.5Faktor-faktoryang Mempengaruhi Sikap

MenurutAzwar(2011,30) faktoryang mempengaruhi sikapyaitu:

a. Pengalaman pribadi.

Pengalaman pribadidapat menjadi dasarpembentukan sikap apabilapengalamantersebutmeninggalkankesanyang kuat.Sikap akanlebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasiyangmelibatkanfaktoremosional.

b. Pengaruh oranglainyangdianggap penting.

Individupadaumumnyacenderung untukmemilikisikapyang konformisatausearah dengansikapseseorangyang dianggappenting. Kecenderunganiniantara laindimotivasiolehkeinginanuntuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap pentingtersebut.

c. Pengaruh kebudayaan.

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpadisadari kebudayaan telah menanamkangaris pengaruh sikapkitaterhadapberbagai masalah. d. Mediamassa.

Dalampemberitaansuratkabar maupunradioataumedia komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secaraobyektifberpengaruh terhadap sikap konsumennya. e. Lembagapendidikan danlembagaagama

Konsepmoraldanajarandarilembaga pendidikandanlembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankanapabila padagilirannyakonseptersebutmempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

(10)

2.3Perilaku

2.3.1 PengertianPerilaku

Seorang ahli psikologi Skinner (1938) dalam buku Notoadmodjo

(2003,114) menyatakanbahwaperilakumerupakanresponataureaksi seseorang

terhadapstimulus(rangsangandariluar).Sedangkanmenurut Blumdalambuku

Notoadmodjo (2003, p.12) perilaku merupakan faktor

terbesarkeduasetelahfaktorlingkunganyang mempengaruhikesehatan

individu, kelompok atau masyarakat.

Perilaku seseorang dapat berubah atas reaksi dari suatu situasi dan

kondisi tertentu. Jika dalam situasi yang nyaman dan santai, maka perilaku

seseorang dalam hal pekerjaan akan dapat bekerja dengan tenang dan focus

tetapi sebaliknya jika seseorang dalam situasi yang terdesak satu kesalahan

akan membuat perilaku seseorang menjadi tidak stabiil biasa akan mudah

emosi. Kesehatan yang baik akan mencerminkan perilaku yang baik pula.

2.3.2 BentukPerilaku

MenurutNotoadmodjo(2003, 115) ditinjaudaribentukresponsdari

stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi:

a. Perilaku tertutup(covertbehavior)

(11)

b. Perilaku terbuka(overtbehavior)

Responsseseorang terhadapstimulusdalambentuktindakannyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus pada perilaku ini sudah dalam bentuk tindakan atau praktek(practice).

2.3.3 DeterminanPerilaku

Determinan perilakuadalah faktor-faktoryang membedakanrespons

terhadap stimulusyang berbeda. Determinan perilaku dapatdibedakan

menjadi 2 (Notoadmodjo, 2003, 120),yaitu:

a. Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan,yang bersifatgivenataubawaan,misalnyatingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

b. Determinanatau faktoreksternal,yaitulingkungan baiklingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktorlingkunganiniseringmerupakanfaktoryangdominanyangmewarnai perilaku seseorang.

2.3.4 Bentuk-bentukPerubahanPerilaku

MenurutWHOdalambukuNotoadmodjo(2003,176),perubahan perilaku

dikelompokkanmenjadi:

a. Perubahan Alamiah(Natural Change)

Sebagian perubahan perilaku disebabkan karenakejadian alamiah. Apabila dalammasyarakatsekitarterjadikarena suatuperubahan

lingkunganfisikatausosialbudaya danekonomi,maka anggota-

anggotamasyarakat di dalamnyajuga akan mengalami perubahan. b. Perubahan Terencana(Planned Change)

Perubahanperilakuiniterjadikarenamemang direncanakansendiri oleh subyek.

c. Kesediaan untuk berubah(Readdiness to Change)

(12)

mempunyaikesediaan untuk berubah (readdinessto change)yang berbeda-beda.

2.3.5Faktoryang Mempengaruhi PerubahanPerilaku

MenurutLawrenceGreen(1980)dalambuku Notoadmodjo(2003,

164)perilakumanusiadaritingkatkesehatanterbentukdari3faktor yaitu:

a. Faktor-faktopredisposisi (predisposingfactor)yang terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terdiridari lingkungan fisik, tersediaatau tidak tersedianyafasilitas dan sarana.

c. Faktor-faktorpendorong(reinforcingfactor)yangterdiridarisikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agamasertatokoh masyarakat.

Menurut WHO (World Health Organisation) (1984) dalambuku

Notoadmodjo(2003,167)perilaku tertentu seseorangdipengaruhi oleh 4 alasan

pokokyaitu :

a. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman oranglain.

b. Kepercayaan

Kepercayaansering diperolehdariorang tua,kakekataunenek. Seseorang menerimakepercayaan berdasarkankeyakinandantanpa adanyapembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap

Sikapmenggambarkansuka dantidaksuka terhadapobyek. Sikap sering diperolehdaripengalamansendirimaupunorang lainyang

palingdekat.Sikappositifterhadapnilai-nilaikesehatantidakselaluterwujuddalamtindakannyata.Teoritindakanberal asan(theory of reasoned action) oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (Azwar S,2011, p.11) mengemukakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu pengambilan keputusan yangteliti dan beralasan serta dampaknya terbatashanyapadatiga hal. Pertama,perilakutidak banyakditentukanolehsikapumumtetapisikap yang positifterhadap sesuatu.Kedua,perilakudipengaruhitidakhanyaolehsikaptetapi juga

olehnorma-normasubyektif(subjektive norms).Ketiga,sikap

sterhadapsuatuperilakubersama norma-norma subyektif membentuk suatu intensiatau niat untuk berperilaku tertentu.

(13)

Perilakuorang lebihbanyakdipengaruhiolehorang-orangyang dianggappenting.Apabilaseseorang itupentinguntuknya, makaapa yang iakatakanatauperbuatcenderung untukdicontoh.Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi

(referencegroup) antaralainguru,alimulama,kepalaadat(suku), kepaladesadan sebagainya.

2.4Minat

2.4.1. Pengertian Minat

Muhibbin Syah (2011:152) mendefinisikan bahwa, Minat berarti

kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau

kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan

mengidentifikasikan proferensi anda terhadap orang, benda atau aktivitas

lainnya. Minat adalah penting dalam mengambil pilihan terhadap suatu

jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa puas dengan

suatu pekerjaan jika aktivitas kerja anda menarik hati anda (Krisnadi, 2000 :

16).

Widyastuti, dkk (dalam Benny dan Yuskar, 2006) menjelaskan bahwa minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Benny, dan Yuskar (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat yaitu :

a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.

(14)

Minat mempegaruhi rasa keinginan seseorang akan melakukan

sesuatu yang di gemari dan disukainya. Hobi adalah salah satu contoh dari

rasa ingin melakukan sesuatu yang lakukan secara terus menerus. Jika minat

sudah tercipta didalam diri seseorang maka pekerjaan yang dilakukan dapat

berjalan dengan baik dan menghasilkan rasa puas terhadap suatu pekerjaan

tersebut.

2.4.2. Macam-macam Minat

Minat merupakan perasaan atau sikap, maka keberadaan kekuatannya

dapat diduga. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Krisnadi,

2006 : 16), ada tiga cara yang digunakan untuk menemukan minat :

a. Minat yang diekspresikan (expressed interest), yakni seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu, misalnya seseorang mengatakan bahwa dia tertarik dengan merancang suatu bangunan, mengumpulkan perangko dan lain sebagainya.

b. Minat yang diwujudkan (manifested interest) yakni seseorang dapat mengekspresikan minatnya bukan melalui kata-kata tetapi melalui perbuatan atau tindakan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu, misalnya seorang mahasiswa yang ikut serta aktif dalam suatu lembaga organisasi kemahasiswaan yang ada dikampus, ikut serta dalam klub seni, drama, dan sebagainya.

c. Minat yang diinventariskan (inventoried interst), yakni seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktifitas tertentu.

2.4.3.Faktor Penyebab Munculnya Minat

Faktor penyebab munculnya minat ada dua factor yaitu factor

individu dan factor sosial seperti yang dikemukakan Dewa Ketut Sukardi

(15)

a. Faktor Bawaan.

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri seseorang secara alami, misalnya diakibatkan karena kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi setiap individu memiliki tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tdak sama antar individu satu dengan yang lain.

b. Faktor Sosial.

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalknya diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan, kondisi sosial dan ekonomi. Minat yang dipengaruhi oleh factor sosial misalnya; ketika seseorang hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka seseorang itu cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya.

Crow and Crow dalam (Dimyati Mahmud, 2001:56) yang menyebutkan

bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu :

a. Faktor dorongan yang berasal dari dalam.

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

b. Faktor motif sosial.

Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.

c. Faktor emosional.

Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.

2.4.4. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan dan Pengembangan Minat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengambangan

minat dijelaskan oleh Enco Sukarsa dalam Krisnadi, 2006: 15) yaitu :

a. Cita-Cita.

(16)

memenuhi apa yang dicita-citakan. Misalnya, mahasiswa yang berminat menajdi tenaga pendidik akan melakukan pengembangan diri melalui berbagai usaha dalam bidang kependidikan.

b. Kebutuhan.

Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan, individu cenderung untuk tertarik pada obyek yang disukai, kebutuhan untuk menjadi tenaga pendidik dapat mempengaruhi minatnya untuk menjadi tenaga pendidik.

c. Lingkungan.

Lingkungan adalah setap benda, keadaan atau kegiatan yang ada dilingkungan individu. Lingkungan terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Adanya dukungan dari lingkungan akan memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk menajadi tenaga pendidik. Minat menjadi tenaga pendidik akan menurun atau berkurang apabila lingkungan tidak mendukung dalam kegiatan belajar.

d. Kesempatan.

Kesempatan turut mendukung minat individu. Individu yang memiliki banyak kesempatan dapat mendukung timbulnya minat dalam dirinya. Demikian pula mahasiswa yang memperoleh banyak kesempatan, misalnya banyak waktu untuk mengikuti diskusi-diskusi ayau seminar dunia kependididkan di kampus dan mengikuti mata kuliah PLP dengan baik akan turut menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi tenaga pendidik.

2.4.5. Pengukuran Minat.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat individu

sebagaimana yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi

(2006:16) tentang cara pengukuran minat adalah sebagai berikut:

a. Observasi.

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntnungan, yaitu dapat mengamati minat individu dalam kondisi wajar.

b. Wawancara.

Wawancara baik digunakan mengukur minat anak-anak sebab biasanya anak-anak gemar mamberikan hobi dan aktifitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara biasanya dilakukan dalam situasi yang tdak formal sehingga percakapan akan berlangsung lebih bebas.

(17)

Dengan menggunakan angket, peneliti dapat melakukan pengukuran minat terhadap sejumlah responden dalam waktu yang sama. Dengan demikian bila dibandingkan dengan wawancara dan observasi, angket lebih efisien dalam menggunakan waktu, perbedaan dengan wawancara dilakukan secara lisan, sedangkan angket dilakukan secara tertulis. d. Invetori.

Inventori adalah suatu teknik untuk menggandakan pengukuran minat yang sejenis dengan angket, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis adapun perbedaaan terletak pada nilai lebih standarisasinya, yaitu invenntori bernilai stadnar atau baku, sedangkan angket masih memerlukan pengujian terlebih dahulu.

2.4.6. Kriteria Minat.

Menurut Nursalam dalam Feter, A. H (2006: 34), minat seseorang

dapat digolongkan manjadi :

a. Rendah.

Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat. b. Sedang.

Jika seseorang obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera. c. Tinggi

Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

2.5. Norma subjektif

Sedangkan norma subyektif merupakan persepsi seseorang terhadap

pendapat orang lain yang mempengaruhi niat untuk melaksanakan atau tidak

melaksanakan perilaku (Mada, 2005). Menurut Fishbein dan Ajzen dalam Theory

of Reasoned Action perilaku seseorang merupakan realisasi dari kemauan atau

niat seseorang untuk berperilaku. Faktor-faktor yang membentuk niat seperti

sikap pada atribut produk dan norma subyektif menyangkut pendapat seseorang,

apakah referen akan mempengaruhi perilakunya (Dharmmesta, 1998 dalam Sigit,

2006).

(18)

subyektif. Di sisi lain, keyakinan terhadap perilaku dan evaluasi akan menentukan perilaku. Keyakinan normatif dan motivasi untuk mengikuti pendapat orang lain akan menentukan norma subyektif. Teori mengenai sikap dan norma subyektif juga disebut sebagai Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) yang dikenalkan oleh Fishbein dan Ajzen. Teori ini menggabungkan tiga komponen sikap (kognitif, afektif dan konatif)

Menurut Ajzen dan Fishbein (2012), Norma subjektif adalah persepsi

individu berhubungan dengan kebanyakan orang-orang yang penting bagi dirinya

mengharapkan individu untuk melakukan tingkah laku tertentu, orang-orang yang

penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan acuan untuk mengarahkan tingkah

laku. Rose dan Fogarty (2006) mengatakan bahwa meskipun teknologi digunakan

dengan sukarela, norma subjektif tetap mempengaruhi persepsi kegunaan tetapi

tidak berpengaruh langsung terhadap niat perilaku. Norma subjektif memasukkan

pengaruh-pengaruh yang kuat dari kelompok yang dianggap penting ke dalam

perumusan perilaku. norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga,

rekanrekan dan lingkungan sosial.

Menurut Ajzen dan Fishbein (2012) norma subjektif secara umum memiliki

dua komponen, yaitu normative beliefs dan motivation to comply:

a. Normative beliefs ( Keyakinan Norma)

Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu.

b. Motivation to comply (motivasi untukmemenuhi)

(19)

c. Hartono (2007:26), norma subyektif (subjective norm) merupakan persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat (intention) seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.

2.6Theory Reasoned Action (TRA) 2.6.1 Pengertian TRA

Theory of Reason Action (TRA) diciptakan oleh Ajzen dan Fishbein

(1980) karena kurang berhasilnya penelitian-penelitian yang menguji teori

sikap antara lain banyak ditemukannya hasil pengaruh yang lemah antara

pengukuran-pengukuran sikap dengan kinerja dari perilaku sukarela yang

dikehendaki (Hartono, 2007).

Menurut Hartono (2007:25), TRA menjelaskan tahapan manusia

melakukan perilaku. Tahapan tersebut dimulai dari minat. Pada tahapan

minat, diasumsikan bahwa perilaku manusia didasarkan pada minat untuk

melakukan suatu perilaku. Kemudian pada tahap berikutnya, minat dijelaskan

dalam bentuk sikap dan norma subjektif. Pada tahap ini, sikap dan norma

subjektif diasumsikan dapat mempengaruhi minat seseorang untuk

melakukan suatu perilaku. Tahapan ini mempertimbangkan sikap dan norma

subjektif dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi

melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi normatif dari orang yang

direferensi yang relevan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dapat

dijelaskan dengan mempertimbangkan kepercayaan-kepercayaan karena

(20)

tentang dirinya sendiri dan dunia di sekeliling mereka, ini berarti bahwa

perilaku ditentukan oleh informasi ini.

2.6.2 Model TRA

Di dalam TRA (Theory of Reason Action) terdapat dua faktor yang

mempengaruhi minat untuk melakukan sebuah perilaku yaitu sikap dan

norma subjektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa minat seseorang untuk

melakukan perilaku diprediksi oleh sikap dan bagaimana seseorang berfikir

tentang penilaian orang lain jika perilaku tersebut dilakukan.

Pada dasarnya, sikap dan norma subjektif merupakan dua hal yang

berbeda, walaupun kedua hal tersebut merupakan faktor penentu dari minat

seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Sikap merupakan

suatu evaluasi menyeluruh dari seorang individu dalam melakukan suatu

perilaku. Norma subyektif berhubungan dengan persepsi normatif, yaitu

persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang

lain yang akan memengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan

perilaku yang sedang dipertimbangkan (Hartono, 2007:26).

Pada tabel 2.1 akan dijelaskan secara lebih sederhana mengenai

perbedaan antara sikap dan norma subjektif.

Tabel 2.1

Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku dan Norma Subyektif

Sikap terhadap perilaku

- Evaluasi posotif atau

negatif individual untuk

Norma subyektif

- Tekanan sosial untuk

(21)

melakukan hal tertentu

- Faktor pribadi

- Pertimbangan sikap

melakukan perilaku

- Pengaruh sosial

- Pertimbangan normatif

Sumber : Hartono (2007:32)

Pada dasarnya sikap yang dikombinasikan dengan norma-norma subjektif

akan membentuk minat perilaku. Jika digambarkan, hubungan antara sikap, norma

subjektif, minat dan perilaku akan tampak sebagai berikut :

Sumber : Hartono (2007:33)

Gambar 2.1. Model TRA

Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa sikap dan norma-norma

subjektif akan memengaruhi minat perilaku. Sedangkan minat itu sendiri,

akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu dintentukan

oleh minat, sikap dan norma subjektif.

2.7 Penelitian Terdahulu

Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behaviour)

Norma Subjektif (Subjective Norms)

Minat Perilaku (Behaviour

Intention)

(22)

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada

sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain

terletak pada definisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah

beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

Fathinah dan Baridwan (2013)

Pada penelitian Fathinah dan Baridwan (2013) ini meneliti Analisis

Determinat Minat Individu dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Penggunaan

Sistem Informasi Berbasis Teknologi di Bank Syariah yang ada di Malang,

sampel penelitian adalah banking staff yang menggunakan teknologi informasi

dalam penyelesaian tugas. Penelitian ini adalah penelitian analisis faktor yang

menguji apakah sikap berpengaruh terhadap minat, apakah norma subjektif

berpengaruh terhadap minat, dan apakah minat berpengaruh terhadap perilaku

aktual penggunaan sistem informasi berbasis teknologi. Hasil penelitian adalah

Sikap (attitude) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap minat (intention)

seseorang untuk melakukan suatu perilaku, minat (intention) dipengaruhi oleh

norma subjektif (subjective norms). Semakin tinggi norma subjektif maka

semakin tinggi minat seseorang menggunakan sistem informasi berbasis

teknologi, sehingga semakin tinggi pula perilaku aktual penggunaan sistem

tersebut.

Kartika (2009)

Kartika meneliti apakah Perceived usefullness, Perceived ease of use,

Attitude, Behavioral intention to use, Comitment to system use, Self efficacy dan

(23)

TBK. Di Kota Semarang menjadi sampel pada penelitian ini dengan Technology

Acceptance Model (TAM) sebagai model acuan penelitian. Pada penelitian kartika

ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi pada

penelitian tersebut berupa Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line

System) yang digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero)

Tbk. Semarang.

Handayani dan Kawedar (2004)

Penelitian ini meneliti Pengaruh Komputer Mikro terhadap Kinerja dan

Kepuasan Kinerja Auditor dengan menggunakan Perceived usefulness, Computer

anxiety, Attitude toward using micro computer, Extend micro computer usage,

kepuasan kerja, kinerja sebagai variabel. Pada penelitian Handayani dan Kawedar

terdapat salah satu hipotesis yang menguji pengaruh minat yakni perceived

usefulness terhadap perilaku aktual dalam hal ini ialah attitude toward using

computer, hasil penelitian ini disebutkan bahwa perceived usefulness mempunyai

pengaruh signifikan terhadap attitude toward using computer auditor dalam

penggunaan teknologi komputer.

Limayem et al. (2001)

Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh antara minat (intention)

(24)

variabel Attitude, Intentions, Actual usage, Habit, Perceived consequences,

Facilitating conditions.

Yilmaz dan Ozer (2010)

Penelitian Yilmaz dan Ozer menguji apakah sikap berpengaruh terhadap

minat, apakah norma subjektif berpengaruh terhadap minat, dan apakah minat

berpengaruh terhadap perilaku aktual. Penelitian ini menunjukkan bukti empiris

bahwa terdapat pengaruh yang positif antara sikap (attitude) Akuntan pengguna

teknologi informasi terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.

Norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap minat Akuntan pengguna

teknologi informasi dalam menggunakan informasi teknologi. Ada pengaruh

antara minat (intention) terhadap perilaku aktual (actual behavior).

Taylor dan Todd (2001)

Pada penelitian Taylor dan Todd ditemukan bahwa sikap (attitude) pengguna

teknologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention)

penggunaan teknologi informasi. Norma subjektif (subjective norms) memiliki

pengaruh yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.

Wibowo (2007)

Wibowo meneliti Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan

Technology Acceptance Model (TAM), dari penelitian ini ditemukan bahwa sikap

(attitude) memberikan pengaruh yang besar terhadap minat (intention) dan

ditemukan bahwa minat (intention) memberikan pengaruh yang besar terhadap

perilaku aktual (actual behavior) penggunaan teknologi informasi berbasis

(25)

Zahra (2009)

Penelitian ini meneliti Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual

dan Norma Subyektif terhadap Minat Mahasiswa dalam Menggunakan Internet

Sebagai Sumber Pustaka, ditemukan hasil bahwa norma subjektif (subjective

norms) memiliki pengaruh yang positif terhadap minat (intention) penggunaan

teknologi informasi berbasis internet.

Tabel 2.2

Partial Least

Square

perilaku. Hasil ini

konstan dengan hasil

studi beberapa peneliti

lain yaitu Taylor dan

Todd (2001) dan

Limayem et al (2001).

Hasil pada studi

(26)

Teknologi Di

Bank Syariah”.

mendukung model

Theory of Reasoned

Action (TRA) yang

menunjukkan bahwa

minat (intention)

dipengaruhi oleh

norma subjektif

(subjective norms).

Semakin tinggi norma

subjektif maka semakin

tinggi minat seseorang

menggunakan sistem

informasi berbasis

teknologi, sehingga

semakin tinggi pula

perilaku aktual

(intention) penggunaan

teknologi informasi.

Teknologi informasi

pada penelitian tersebut

berupa Sistem

Informasi iCons

(27)

Bank Negara

karyawan PT. Bank

Negara Indonesia

Terdapat salah satu

hipotesis yang menguji

pengaruh minat yakni

perceived

usefulnessterhadap

perilaku aktual dalam

hal ini adalah attitude

toward using computer,

hasil penelitian ini

disebutkan bahwa

perceived usefulness

mempunyai pengaruh

signifikan terhadap

attitude toward using

computer auditor

Dalam penelitian ini

ditemukan adanya

pengaruh antara minat

(intention) dengan

perilaku aktual

(actualbehavior)

penggunaan teknologi

(28)

Role of Habit

Pada penelitian ini

menunjukkan bukti

empiris bahwa terdapat

pengaruh yang positif

antara sikap (attitude)

Akuntan pengguna

teknologi informasi

terhadap minat

(intention) penggunaan

teknologi informasi.

Norma subjektif

memiliki pengaruh

positif terhadap minat

Akuntan pengguna

teknologi informasi

dalam menggunakan

informasi teknologi.

Ada pengaruh antara

minat (intention)

terhadap perilaku

aktual (actual

behavior).

Hasil dari penelitian

menyebutkan bahwa

sikap (attitude)

pengguna teknologi

tidak memiliki

(29)

g Information

informasi. Norma

subjektif (subjective

norms) memiliki

pengaruh yang besar

terhadap minat

(intention) penggunaan

teknologi informasi

Dari penelitian ini

ditemukan bahwa sikap

(attitude) memberikan

pengaruh yang besar

terhadap minat

(intention) dan

ditemukan bahwa

minat (intention)

memberikan pengaruh

yang besar terhadap

perilaku aktual (actual

behavior) penggunaan

teknologi informasi

berbasis internet di

Universitas Budi Luhur

Jakarta.

menemukan hasil

bahwa norma subjektif

(30)

Sumber: diolah peneliti, 2016.

2.8 Kerangka Konseptual

Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku ini perlu mendapat perhatian

khusus dalam konteks penerapan teknologi informasi. Dengan kata lain

faktor-faktor teknis, perilaku, situasi dan personil pengguna teknologi informasi perlu

dipertimbangkan sebelum teknologi informasi diimplementasikan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi individu-individu yang terlibat dalam

implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem, apakah sistem itu

berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak, bermanfaat atau tidak jika

diterapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai penggunaan teknologi informasi yang berkaitan dengan aspek Kualitas

(subjective norms)

memiliki pengaruh

yang positif terhadap

minat (intention)

penggunaan teknologi

informasi berbasis

internet.

(31)

keperilakuan. Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi kerangka konseptual

yang sama dengan Fathinah dan Baridwan (2013) yang menggunakan model

TRA (Theory of Reason Action) yang diciptakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980),

namun dalam hal ini peneliti menggunakan populasi dan jumlah sampel yang

berbeda. Peneliti ingin menguji pengaruh minat (intention) terhadap perilaku

(behavior) Banking Staff padaBank Syariah di Kota Binjaisebagai pengguna

teknologi informasi dalam penggunaan teknologi informasi. Adapun kerangka

konseptual yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, dapat dilihat bahwa hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen merupakan hubungan kausatif

(sebab akibat). Dimana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Sikap

(X1) dan norma subjektif (X2) akan mempengaruhi Minat (Y1)Sedangkan Minat

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

H2

H3

H1

Sikap Banking Staff

(attitude) X1

Norma Subyektif

Banking Staff

(subjective norms) X2

Minat Penggunaan Teknologi Informasi

(intention) Y1

Perilaku Aktual Penggunaan TI (actual behavior) Y2

(32)

itu sendiri akan mempengaruhi banking staff untuk melakukan Perilaku Aktual

(Y2).

2.9Hipotesis Penelitian

2.9.1 Hipotesis Sikap (Attitude)

Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka

atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan.

Wibowo (2007) meneliti tentang perilaku pengguna sistem informasi pada

pengguna teknologi informasi (user) di sebuah perguruan tinggi. Dari

penelitian tersebut ditemukan bahwa sikap (attitude) memberikan pengaruh

yang besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi

berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Kartika (2009), menemukan bahwa sikap (attitude)

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat (intention) penggunaan

teknologi informasi. Teknologi informasi pada penelitian tersebut berupa

Sistem Informasi iCons (Integrated Centralized on Line System) yang

digunakan oleh karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.

Semarang. Selain itu pada penelitian yang dilakukan Yilmaz dan Ozer (2010)

menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh yang positif antara

sikap (attitude) Akuntan pengguna teknologi informasi terhadap minat

(intention) penggunaan teknologi informasi terebut. Namun pada penelitian

yang dilakukan oleh Taylor dan Todd (2001) ditemukan hasil yang berbeda.

(33)

sebanyak 786 user IT yang merupakan mahasiswa Strata Satu (S1) dan MBA

students di Kanada. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa sikap

(attitude) pengguna teknologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi.

Dari beberapa hasil penelitian tersebut terdapat ketidak konsistenan

antara pengaruh sikap (attitude) terhadap minat (intention). Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk menguji pengaruh sikap (attitude) terhadap minat

(intention) penggunaan teknologi informasi di Bank Syariah Kota Binjai.

Adapun hipotesis pertama adalah sebagai berikut:

𝐇𝐇𝟏𝟏 : Sikap (attitude) berpengaruh terhadap minat (intention) Banking Staff

dalam penggunaan teknologiinformasi.

2.9.2 Hipotesis Norma Subjektif (Subjective Norms)

Menurut Hartono (2007), norma subyektif (subjective norm) merupakan

persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang

lain yang akan memengaruhi minat seseorang untuk melakukan atau tidak

melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Pada lingkungan bisnis

yang memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi menjadi

sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan menjadi

sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam et al., 2007).

Begitu pula dalam dunia perbankan. Dalam dunia perbankan, tingkat

kompetitif yang begitu tinggi menuntut organisasi untuk selalu menampilkan

(34)

strategis. Sehingga dapat dikatakan tekanan sosial memainkan peran penting

dalam menjelaskan penggunaannya.

Oleh karena itu penggunaan teknologi informasi dalam dunia

perbankan juga mungkin akan terpengaruh oleh tekanan sosial yang dapat

berasal dari kelompok seperti orang tua, rekan dan bahkan teman-teman.

Meskipun akan sulit untuk memprediksi bagaimana kelompok tertentu dapat

memengaruhi individu dalam penggunaan teknologi informasi itu. Bahkan

ditemukan kemungkinan besar untuk menyatakan bahwa ada pengaruh oleh

orang lain pada minat individu untuk menggunakan teknologi informasi.

Dewasa ini sudah banyak penelitian yang menguji tentang pengaruh

norma subjektif (subjective norms) terhadap minat (intention) dalam

penggunaan teknologi informasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

Taylor and Todd (2001) yang meneliti penggunaan teknologi informasi di

Universitas Midsiza University, Kanada. Hasil dari penelitian tersebut

menyebutkan norma subjektif (subjective norms) memiliki pengaruh yang

besar terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi. Penelitian

serupa juga pernah dilakukan oleh Yilmaz dan Ozer (2010), dalam penelitian

tersebut dijelaskan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap

minat Akuntan pengguna teknologi informasi dalam menggunakan informasi

teknologi tersebut. Penelitian lain juga dilakukan oleh Zahra (2009).

Penelitian tersebut meneliti tentang penggunaan teknologi informasi dalam

hal ini penggunaan internet sebagai sumber pustaka bagi mahasiswa di

(35)

bahwa norma subjektif (subjective norms) memiliki pengaruh yang positif

terhadap minat (intention) penggunaan teknologi informasi berbasis internet.

Dari beberapa penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menguji

pengaruh norma subjektif (subjective norms) terhadap minat (intention)

penggunaan teknologi informasi secara umum di Bank Syariah di Kota

Binjai. Adapun hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

𝐇𝐇𝟐𝟐 : Norma subjektif (subjective norms) berpengaruh terhadap minat

(intention) Banking Staff dalam penggunaan teknologi informasi.

2.9.3 Hipotesis Minat (Intention)

Minat (intention) didefinisikan sebagai suatu keinginan seseorang untuk

melakukan suatu perilaku tertentu (Hartono, 2007). Pada dasarnya, minat

(intention) dan perilaku aktual (actual behavior) merupakan dua hal yang

berbeda. Minat (intention) merupakan keinginan seseorang untuk melakukan

perilaku. Namun minat tersebut hanya berupa minat atau keinginan, belum

tercermin dalam tindakan atau perilaku. Sedangkan perilaku aktual (actual

behavior) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan.

Dalam hal ini, Theory ReasonedAction (TRA) merupakan model

penelitian yang menjelaskan bahwa perilaku aktual (actual behavior)

dilakukan karena individu mempunyai minat (intention) atau keinginan untuk

melakukannya. Minat (intention) merupakan awal atau pendahuluan dari

suatu tindakan atau perilaku aktual (Ajzen, 1991). Pada dasarnya, minat

(36)

tindakan atau perilaku aktual. Dengan kata lain, seseorang akan melakukan

suatu perilaku aktual (actualbehavior) jika mempunyai keinginan atau minat

(intention) untuk melakukannya.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka gambaran minat

pemanfaatan teknologi informasi dalam penelitian ini adalah keinginan atau

minat (intention) Banking Staff untuk melakukan perilaku aktual berupa

penggunaan teknologi informasi di Bank Syariah. Penelitian yang dilakukan

oleh Handayani dan Kawedar (2004), terdapat salah satu hipotesis yang

menguji pengaruh minat (intention) terhadap perilaku aktual (actual

behavior) dalam hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa minat (intention)

mempunyai pengaruh terhadap perilaku aktual (actual behavior) auditor

dalam penggunaan teknologi komputer. Penelitian serupa dilakukan oleh

Taylor and Todd (2001) yang meneliti penggunaan teknologi informasi di

Universitas Midsiza University, Kanada. Hasil dari penelitian tersebut

menyebutkan minat (intention) memberikan pengaruh yang positif terhadap

perilaku aktual (actual behavior) penggunaan teknologi informasi. Selain itu

Limayem et al. (2001) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada

pengaruh antara minat (intention) dengan perilaku aktual (actualbehavior)

penggunaan teknologi informasi. Penelitian lain dilakukan oleh Wibowo

(2007) yang meneliti tentang perilaku pengguna sistem informasi pada

pengguna teknologi informasi (user) di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Dari

penelitian tersebut ditemukan bahwa minat (intention) memberikan pengaruh

(37)

informasi berbasis internet di Universitas Budi Luhur Jakarta. Penelitian lain

dilakukan oleh Yilmaz dan Ozer (2010). Hasil dari penelitian tersebut

menyebutkan bahwa ada pengaruh antara minat (intention) terhadap perilaku

aktual (actual behavior) Akuntan pengguna teknologi informasi dalam

penggunaan teknologi informasi.

Dari hasil penelitian-penelitian di tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat

dukungan empiris tentang pengaruh minat (intention) terhadap perilaku aktual

(actualbehavior) penggunaan teknologi informasi. Adapun hipotesis ketiga

adalah sebagai berikut :

𝐇𝐇𝟑𝟑 : Minat (intention) berpengaruh terhadap perilaku aktual (actual behavior)

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Anda sekarang telah masuk pada halaman metode Uji yang terbagi menjadi tiga jenis metode Uji yaitu Uji Lisan, Uji Praktek/demontrasi dan Uji Tulis, ada juga Teknis Pelaksanaan.

Berdasarkan data pada Tabel 5 diketahui bahwa terjadi interaksi dan pengaruh nyata pada perlakuan klon temulawak dengan perlakuan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D, dimana baik

Pada pertemuan 1 ini untuk hasil belajar anak pada pengembangan bahasa anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) ada 14 orang 73,68% dan yang tidak berkembang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi Metode Qiro’ati dalam pembelajaran membaca Al Qur’an siswa di TPQ Darussalam Desa Pajerukan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran TPS melalui media news mata pelajaran IPS materi Masalah Sosial kelas

Pada prinsipnya menentukan strategi pembelajaran harus memperhatikan tujuan pelajaran, karakteristik murid dan ketersediaan sumber (fasilitas). Strategi yang efektif

9 Sehingga hal yang paling dapat dilakukan pada pasien wanita hamil dengan demam tifoid adalah perubahan perilaku hidup yaitu hidup bersih dan sehat.. Terdapat sepuluh

Storyboarding your app in Interface Builder 163 ❍ Making images for the tabs 167 ❍ Making the face view 168 Making the disguise views 170 ❍ Changing tabs with code