• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Massa Berparadigma Kebangsaan Seba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Media Massa Berparadigma Kebangsaan Seba"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Media Massa Berparadigma Kebangsaan Sebagai Sarana Penguat Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Teori klasik menyatakan bahwa pers adalah kekuatan keempat dalam negara demokratis (setelah legislative,eksekutif dan yudikatif) mengasumsikan peranan pers yang determinatif dalam membentuk tatanan masyarakat demokratis.Lebih jauh lagi,Dewey berpendapat,media adalah sebuah kebutuhan untuk perubahan,media punya peran sentral menghubungkan pemerintah dan publik atau menghubungkan unsur – unsur publik sendiri.

Masyarakat tidak bisa lepas dari pers.Pers dengan variasi bentuk dan jenisnya cukup bisa merubah sebuah paradigma atau memunculkan sudut pandang baru dalam benak masyarakat yang bisa diyakini kebenarannya.

Indonesia,seperti yang sudah kita ketahui bersama,adalah negara yang memiliki keberagaman yang unik.Mulai dari ras,suku bangsa,warna kulit,budaya dan tentu agama.Tak heran “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi semboyan yang diusung negara ini.Semboyan yang mencerminkan semangat tinggi akan persatuan dalam keberagamaan,bahwa bersama tak harus selalu sama,namun saling menjaga.Pluralisme yang begitu kental.

Kehidupan pluralisme yang kental terlihat dalam kehidupan beragama di

Indonesia.Negara kita mengakui 5 agama yaitu

Islam,Kriten,Katolik,Hindu,Budha.Sedangkan Konghucu dan aliran kepercayaan pernah diakui ketika masa pemerintahan Gus Dur yang cukup singkat.Indonesia terbiasa dengan hidup toleransi.Ini wujud nyata sila pertama Pancasila.

(2)

Indonesia berpenduduk Islam paling banyak di Asia Tenggara.Justru seharusnya ini menjadi kebanggaan tersendiri,di samping keunggulan bangsa kita dalam toleransi antar umat beragama.

Tetapi,itu semua tercoreng tatkala pemberitaan media tersorot pada fenomena anarki yang dilakukan sekelompok oknum tertentu dari islam,atau pertikaian antar umat beragama.Kita tidak mungkin lupa dengan kasus pengeboman di Bali,pengeboman gereja di Jakarta saat malam natal,atau pertikaian umat muslim di Madura.Ketika memberitakan hal yang seperti ini tak jarang berita tersebut mampu membawa persepsi publik bahwa Islam adalah agama kekerasan yang selalu tidak bisa akur dengan agama yang lain.Tidak hanya itu,isu agama ternyata juga dimainkan menjelang pilkada atau pemilu.Kita masih ingat ketika pilkada DKI Jakarta,Foke memainkan isu yang menyerang Ahok karena dia beragama Kristen dan beretnis Tionghoa.Sama sekali tidak mencerminkan toleransi antar umat beragama.

Pemberitaan hal – hal seperti itu di media massa,saya rasa akan memberi citra yang negatif bagi bangsa kita di mata dunia.Keharusan memberitakan peristiwa memang diperlukan dan memang harus dilakukan dalam dunia jurnalistik.Namun,saya rasa ada baiknya ketika media massa juga memiliki spirit kebangsaan dalam memberitakan peristiwa yang di dalamnya ada unsur agama.

Spirit kebangsaan adalah sebuah semangat menjunjung tinggi pluralitas bangsa,dimana ini akan menjadi pengingat bahwa kita adalah bangsa yang majemuk,persatuan sangatlan penting di antara banyaknya perbedaan.Ketika perbedaan – perbedaan yang senantiasa di tonjolkan ke mata,tanpa ditunjukkan bagaimana semangat persatuan dalam perbedaan itu,maka kebanggan akan perbedaan itulah yang akan selalu muncul.Ini adalah akar dari fanatisme golongan yang kemudian ketika ada sedikit saja pemantik masalah,bisa memunculkan perbuatan anarki.

(3)

yang dimunculkan di permukaan.Kepentingan persatuan bangsa inilah yang lebih layak untuk dijaga dan dilestarikan dalam kehidupan sehari – hari.Mengapa kita harus terjebak dalam perbedaan yang menjemukan,sedangkan di lain sisi ada nilai – nilai kemanusiaan yang sama – sama kita miliki dan itu bisa menyatukan kita?Disinilah peran media massa.

Media massa bisa lebih banyak lagi menayangkan bagaimana kehidupan bertoleransi di Indonesia.Menghadirkan artikel – artikel yang berisikan pemikiran pluralisme dari tokoh – tokoh bangsa.Jikalaupun ada peristiwa kekerasan yang menyangkut oknum agama tertentu,maka bukan stigma agamanya yang ditonjolkan,tapi buatlah penonton tayangan tersebut merenungkan apakah itu sesuai dengan nilai Pancasila yang sudah menjadi dasar negara kita,sudah sesuai dengan nilai kemanusiaan kita,sesuai dengan nilai – nilai persatuan bangsa kita.Bukan malah memunculkan sensitifitas terhadap golongan agama tersebut.

Media massa juga bisa lebih sering lagi menyelenggarakan dan menayangkan diskusi – diskusi mahasiswa atau elemen masyarakat tentang kehidupan dalam keragaman agama,yang tidak berujung pada debat saling menjatuhkan,tapi sama – sama merumuskan cara mengatasi isu SARA,memunculkan kesadaran bahwa persatuan bangsa lebih penting di atas keragaman agama yang ada.

(4)

Dengan begitu,media massa akan menjelma menjadi media massa yang berparadigma kebangsaan.Menjadi sarana yang membantu memperkuat pondasi kerukunan umat beragama yang mulai rapuh ini.Ini akan sesuai dengan fungsi media massa sebagai kekuatan keempat dalam negara demokratis.Media massa akan bisa mewujudkan semangat pluralisme,semangat yang menjadi aura dan keniscayaan dalam kehidupan berdemokrasi.

Penulis :

Nurul Khotimah

Mahasiswa STID Al-Hadid Surabaya,semester 7 089624804877

Referensi

Dokumen terkait

Tanggal periode pernyataan kehendak pemegang saham publik LPPF 21 – 27 September 2011 yang beniat untuk menjual sahamnya. Tanggal perdagangan terakhir saham LPPF sebelum Penggabungan

Hasil studi dokumentasi terhadap 10 sampel berkas rekam medis rawat jalan yang dikode oleh petugas kesehatan, ditemukan 60% kode tidak akurat dan 80% terminologi

Program rekam medis dan informasi kesehatan sekolah vokasi UGM memiliki misi yakni sebagai pelopor pendidikan terapan di Indonesia dalam bidang Rekam Medis dan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

“Analisis Laporan Keuangan”, Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Young, S.David dan

Tabel 11 Besar Pengaruh Kondisi Kerja terhadap Stres Kerja 38 Tabel 12 Persamaan Regresi Kondisi Kerja terhadap Stres Kerja 38 Tabel 13 Mean Stres Kerja Subjek

Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Skala stres kerja disusun berdasarkan simptom-simptom stres kerja oleh Beehr dan Newman (dalam Rice, 1987) dan skala kondisi kerja disusun berdasarkan aspek-aspek kondisi