• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah istilah dalam Hidrogeologi pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Istilah istilah dalam Hidrogeologi pdf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA

: YUNIAR NOVIANTI

NIM

: 03071181419025

HIDROGEOLOGI

1. Presipitasi

Presipitasi adalah curah hujan atau turunnya air dari atmosfer ke permukaan

bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan

curah hujan serta salju dan di daerah beriklim sedang. Presipitasi merupakan

peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk dari uap air di

atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi.

Presipitasi adalah faktor utama yang mengendalikan berlangsungnya daur

hidrologi dalam suatu wilayah (merupakan elemen utama yang perlu diketahui

mendasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses peresapan air tanah, dan

debit aliran).

Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi

produk akhir suatu hasil perncanaan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Besar

kecilnya presipitasi, waktu berlangsungnya hujan, dan ukuran serta intensitas hujan

yang terjadi, baik secara sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan

mempengaruhi kegiatan pembangunan wilayah.

Gambar 1. Proses terjadinya presipitasi atau hujan

(2)

2. Evaporasi

Evaporasi Adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau

peristiwa berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap

keadaan suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air.  Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :

1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan

tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.

2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan

uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).

 Besar kecilnya penguapan dari muka air bebas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)

2. Tekanan udara

3. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar

penguapannya

4. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan

semakin kecil.

5. kecepatan angina

6. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin

kecil

7. Sinar matahari

8. Temparatur

Gambar 2. Proses terjadinya evaporasi

(3)

3. Infiltrasi

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri. Di dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai aliran perantara menuju mata air, danau, dan sungai atau secara vertikal yang dikenal dengan penyaringan menuju air tanah.

Gambar 3. Pergerakan air ke dalam tanah

Sumber: www.slideshare.net638 × 479

Gambar 4. Pengaruh Lapisan Tanah Terhadap laju Infiltrasi

Sumber : bebasbanjir2025.wordpress.com

4. Run Off

Air aliran permukaan atau run off adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah yang menuju ke sungai, danau dan lautan. Sebagian dari

(4)

kedaerah yang lebih rendah. Ada pula air yang telah masuk kedalam tanah

kemudian keluar lagi karena tanah telah jenuh terhadap air dan mengalir ke tempat

yang lebih rendah.

Bagian yang terpenting dalam membangun pengendalian run off adalah besar debit puncak (peak flow), waktu tercapainya debit puncak, volume dan penyebaran air larian. Sebelum air hujan mengalir diatas permukaan tanah, curah hujan terlebih

dahulu harus memenuhi keperluan air untuk evaporasi, intersepsi, infiltrasi, surface desenation, dan bentuk penampungan air lainnya (Asdak. 2007:253). Debit aliran merupakan komponen yang paling diperhatikan dalam analisis banjir. Pada

sebagian besar studi hidrograf analisis tidak dilakukan dengan melakukan

pemisahan seperti diatas tetapi analisis dilakukan dengan memisahkan aliran cepat

(5)

6. Water Balance

Water Balance atau Neraca Air adalah air yang diterima diurangi air yang hilang, sama dengan air yang tersimpan. Nilai nerasa air dapat menjadi positif (+) atau

negative (-). Air yang diterima misalnya curah hujan, dan adanya irigasi, sedangkan

air yang hilang misalnya evaporasi dan transpirasi, intersepsi, dan air yang mengalir

di sungai, dan akhirnya ke laut.

Gambar 6. Analisis Neraca Air

Sumber : mppdas.geo.ugm.ac.id

7. Catchment Area

Catchment area atau daerah tangkapan air merupakan suatu wilayah daratan

yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah

hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

topografis yang dapat berupa punggung-punggung bukit atau gunung dan batas di

laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Catchment area dapat dikatakan menjadi suatu ekosistem dimana terdapat banyak

aliran sungai, daerah hutan dan komponen penyusun ekosistem lainnya termasuk

sumber daya alam.Namun,komponen yang terpenting adalah air, yang merupakan

zat cair yang terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam

pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

(6)

Gambar 7. Ilustrasi Daerah Tangkapan Air

Sumber : yulistianijulis.wordpress.com

8. Water Divide Line

Water Divide Line atau watershed adalah daerah dimana semua air yang berada

dibawahnya masuk atau mengalir ke tempat yang sama. Jika watershed ini berada di daerah perbukitan, maka alirannya akan terletak disepanjang topografi.

(7)

9. Soil Water Zone

Soil Water Zone adalah daerah yang berada tepat di bawah permukaan tanah. Airnya berasal dari hujan dan penyerapan lainnya. Air di daerah ini dapat

berkurang karena proses evaporasi dan uptake oleh akar tumbuhan.

Gambar 9. Ilustrasi Soil Water Zone Sumber : www.slideshare.net

10. Capillary Fringe

Capillary Fringe atau Zona Kapiler adalah daerah diatas zona jenuh, dan ketebalan zona ini tergantung dari jenis tanahnya. Akibat tekanan kapiler, air

terhisap keatas mengisi ruangan diantara butiran tanah. Pada keadaan seperti

ini air mengalami tekanan negatif.

Gambar 10. Ilustrasi Zona Kapiler

(8)

11. Unsaturated (Vadose) Zone

Unsaturated (Vadose) Zone adalah zona tidak jenuh air dimana letaknya berada dibagian paling atas yang merupakan zona yang terdekat dengan permukaan tanah

dan termasuk soil water zone. Air yang terdapat di zona tidak jenuh air ini sangat dipengaruhi oleh penguapan dari akar tumbuh-tumbuhan.

Gambar 11. Ilustrasi Unsaturated (Vadose) Zone

Sumber : en.wikipedia.org

12. Water Table

Water Table atau permukaan air tanah adalah permukaan air yang mempunyai

tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer yang ketebalan daerah ini berbeda-beda

sesuai dengan keadaan daerahnya. Permukaan zona saturasi ini selalu mengikuti

bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi. Pada musim penghujan,

permukaan water table meninggi, mengisi sumur-sumur penduduk dan bahkan bisa

meluapkan sungai-sungai.

(9)

13. Saturated Zone

Saturated Zone atau Zona Jenuh Air adalah zona dibawah mmuka air mengisi seluruh rongga-rongga tanah. Pada zona ini tanah dianggap dalam keduudkan jenuh

sempurna. Batas dari zona merupakan perukaan air tanah ataupun (water table) /

permukaan freatis dan tekanan hidrostatis pada permukaan air tanah adalah nol.

Gambar 13. Susunan Pembagian Zona Vertikal Air Tanah

Sumber : en.wikipedia.org

14. Effluen Stream / Gaining Stream

Effluen Stream / Gaining Stream adalah suatu relasi antara air tanah dan air permukaan, dimana pada kondisi ini air tanah yang mengisi air permukaan yang

disebabkan muka air tanah lebih tinggi dibanding air permukaan. Akibatnya air yang

muncul ke permukaan akan keluar dalam bentuk mata air atau rembesan. Inffluent

(10)

Gambar 14. Ilustrasi Effluent Stream dan Influent Stream Sumber : http://udhnr.blogspot.co.id/2010/04/tipe-tipe-sungai.html

15. Influent Stream / Losing Stream

Influent Stream / Losing Stream adalah kebalikan dari Effluen Stream / Gaining

Stream, dimana air permukaan yang mengisi air tanah karena muka air tanah lebih

rendh dibandingkan air permukaan. Pada kondisi ini maka akan dibuat zona

imbuhan akumulasi imbuhan (rechage mound) yang merupakan sumur penampungan air permukaan yang masuk kedalam uka air tanah. Influent stream adalah dari sisi tanah yang mendapat input, sedangkan Losing stream adalah dari sisi permukaan yang kehilangan air. (Ilustrasi gambar merujuk pada gambar 13.)

16. Base Flow

Base Flow atau Aliran Air Bawah Tanah adalah aliran air yang terjadi di bawah tanah atau keluaran dari equiper air tanah yang dihasilkan dari air perkolasi vertikal

melalui profil tanah ke air tanah, dan ditopang oleh aliran perlahan- lahan dari zona

aerasi (zone of aeration) pada daerah miring.

(11)

perubahan suhu maka air yang sudah menjadi awan kemudian berubah lagi menjadi

titik titik air atau hujan yang kemudian jatuh ke bumi. Air yang jatuh atau hujan ada

yang jatuh langsung ke laut, sungai, waduk, dan danau, ada juga yang jatuh ke

tumbuh-tumbuhan dan ada juga yang jatuh kedalam tanah yang dimana semua air

yang turun atau hujan akan bermuara ke laut, sungai, danau dan waduk. Dalam hal

ini Base Flow adalah air hujan yang jatuh kedalam tanah, dimana air hujan ini masuk

melalui permukaan tanah, karena banyaknya air yang masuk ke tanah sehingga

terjadi aliran dalam tanah atau Base Flow, dari sinilah awal proses aliran bawah tanah atau Base Flow itu bermula, namun hampir semua air tanah dapat dianggap sebagai bagian dari siklus hidrologi, termasuk air permukaan dan air atmosfir.

(Ilustrasi gambar merujuk pada gambar 5).

17. Perkolasi

Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu

lapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah

pada lapisan jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas

medan peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan.

Semakin besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang

diperlukan untuk sejumlah air tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah

yang berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbeda pula.

Gambar 15. Ilustrasi Proses Perkolasi

(12)

18. Water Surplus

Water Surplus adalah air hujan (presipitasi) yang telah mengalami

evapotranspirasi (Gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di

permukaan bumi) dan mengisi tampungan tanah (soil storage, SS). Air berlebih ini diakibatkan oleh adanya curah hujan lebih besar dari proses evaporasi atau

penguapan air yang menyebabkan peningkatan aliran permukaan, debit air tinggi

dan level air sungai yang lebih tinggi. Sedangkan jika musim kering berlangsung

lebih lama sehingga proses evaporasi terjadi melebihi curah hujan maka akan terjadi

Water Defisit atau kekurangan air.

19. Strom Run Off

Strom Run Off adalah limpasan air langsung ke sungai yang terjadi saat hujan deras. Dimana pada kondisi ini aliran air yang datang dengan intensitas tinggi akan

langsung dialirkan ke daerah yang lebih rendah seperti sungai sebagai tempat

penampungan air.

(13)

20. Soil Masture

Soil Moisture adalah nilai kelembabam tanah yang nilainya berubah-ubah, dipengaruhi oleh curah hujan dan nilai evapotranspirasi. Nilai Soil Moistrure yang paling besar disebut Soil Moisture maksimum, dikendalikan oleh kombinasi tekstur tanah dan jenis vegetasi (zona perakaran dll). Jadi Soil Moisture maksimum adalah harga tetapan tanah pada suatu daerah tertentu per meter persegi sampai lapisan

impermeabel.

Gambar 17. Soil Moisture Meter atau Alat Pengukur Kelembaban Tanah

Sumber : www.enviromonitors.co.uk

akuifer dan karakterisasi akuifer disebut hidrogeologi. Akuifer ada dalam berbagai

kedalaman. Akuifer merupakan formasi geologi yang jenuh sehingga dapat dijadikan

pemasok air dalam jumlah yang ekonomis (jumlahnya cukup untuk suatu keperluan

(14)

formasi ini harus mampu menyimpan dan melewatkan air. Serta suatu unit geologi

yang jenuh dan mampu memasok air kepada sumur atau mata air sehingga dapat

digunakan sebagai sumber air. Contoh lapisan batuan akuifer ini adalah lempung,

shale, dan tuf halus.

Gambar 18. Ilustrasi Lapisan Akuifer

Sumber : lsan.kedah.gov.my

24. Aquitar / Akuitar

Akuitar adalah lapisan batuan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air

tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang sangat terbatas, seperti

lempung, batuserpih, dan batugamping.

25. Aquifug / Akuifug

Akuifug adalah lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan air, dan meloloskan

air tanah seperti batuan beku dan batuan metamorf yang jika terdapat air pada

lapisan tersebut hanya terdapat pada kekar atau rekahan batuan saja. Contoh granit

dan batuan yang kompak dan padat.

Gambar 19. Ilustrasi Lapisan Bawah Tanah

(15)

26. Aquiclude / Akuiklud

Akuiklude adalah lapisan batuan yang jenug (dapat menyimpan air) tetapi tidak

dapat meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Contoh lempung, shale, tuf halus,

silt dan berbagai batuan yang berstruktur lempung.

Gambar 20 . Ilustrasi Akuiklud

Sumber : issuu.com

27. Recharge Area

Recharge Area atau daerah tangkapan air adalah daerah yang penyerap dan meneruskan air sampai lajur yang jenuh dalam aquifer atau juga.

Gambar 21. Ilustrasi Recharge area dan Discharge Area

Sumber. wps.pearsoned.ca

28. Discharge Area

Discharge Area atau Daerah Luahan merupakan daerah dimana arah aliran air

tanah di tempat tersebut bergerak menuju muka tanah, dimana air tanah di daerah

luahan akan bergerak menuju ke atas permukaan bumi. (Ilustrasi Gambar merujuk

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. “Pengertian Evaporasi”. (Online). Tersedia di: http://note-why.blog

spot.co.id/2011/11/pengertian-evaporasi.html. (Diakses pada tanggal 8

Februari 2016).

Anonim. 2012. “Pengertian dan Komponen Sistem Panas Bumi”. (Online). Tersedia

di:https://rangsimpati.wordpress.com/2012/07/24/pengertian-dan-komponen

sistem-panas-bumi/.html (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Anonim. 2013. “Pengertian Dan Definisi Neraca Air”. (Online). Tersedia di: http://

pengertian-definisi.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-dan-definisi-neraca

air.html. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Anonim. 2014. “Tiga Pengertian Zona Lapisan Tanah”. (Online) Tersedia di: http://

ilmu-teknik-sipil-indonesia.blogspot.com/2014/04/tiga-pengertian-zona-lapisan

-tanah.html. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Anonim. Tanpa Tahun. “Hidrogeologi”. (Online). Tersedia di: https://www.

researchgate.net/publication/262524002_Lembar_kerja_Panduan_Hidrogeolo

gi_Umum_GL-2121. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Anonim. Tanpa Tahun. “Soil Transmitted Helminths”. (Online). Tersedia di: http://

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31245/4/Chapter%20II.pdf.

(Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Anonim. Tanpa Tahun. “Surface Run Off”. (online). Tersedia di: http://www.

bimbingan.org/surface-run-off-adalah.htm. (Diakses pada tanggal 8 Februari

2016).

Anonim. Tanpa Tahun. “Water Balance”. (Online). Tersedia di: http://www.alevel

geography.com/water-balance/.htm. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Aya. 2012. "Presipitasi”. (Online). Tersedia di: http://enenkq.blogspot

.co.id/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html. (Diakses pada tanggal 8

Februari 2016).

Aya. 2013. “Run Off”. (Online). Tersedia di: http://enenkq. blogspot.co.id/2013/

03/run-off.html. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016).

https://id.wikipedia.org/wiki/Akuifer. 2015. “Akuifer”. (Online). Tersedia di:https://id. wikipedia.org/wiki/Akuifer. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

(17)

wikipedia.org/wiki/Infiltrasi. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016).

Fikri, Ivan. 2013. “Catchment Area”. (Online). Tersedia di: http://ivanmiftahulfikri92.

blogspot.co.id/2013/10/catchment-area.html. (Diakses pada tanggal 8

Februari 2016)

Habib. 2012. “Sifat Batuan Terhadap Air Tanah”. (Online). Tersedia di: http://

habib-geo.blogspot.co.id/2012/11/sifat-batuan-terhadap-airtanah.html.

(Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Leliana, Anzhe. 2015. “Sifat Batuan Terhadap Air Tanah”. (Online). Tersedia di: http:// kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.co.id/2015/01/sifat-batuan

terhadap-air-tanah.html. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Mayodra, Dion. 2014. “Hidrologi”. (Online). Tersedia di: “http://dionmayodra.blogspot.

co.id/2014/12/hidrologi.html. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016)

Rahim, Azhary. 2013. “Jenis-Jenis Akuifer”. (Online). Tersedia di: http://tambangunp.

blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-akuifer.html. (Diakses pada tanggal 8

Februari 2016)

Suroso, Abi. 2015. “Perencanaan Pedesaan Aspek Sumber Daya Alam Dan

Lingkungan”. (Online). Tersedia di: http://slideplayer.info/slide/3000675/.

(Diakses pada tanggal 8 Februari 2016).

Yudha. 2012. “Perkolasi”. (Online). Tersedia di: http://yudhacivilizer.blogspot.co.id/

2012/01/perkolasi.html. (Diakses pada tanggal 8 Februari 2016).

Yusuf, Rakhmat. Tanpa Tahun. “Debit Andalan” (Online). Tersedia di: http://file.upi.

edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196404241991011-RAKH

MAT_YUSUF/materiKUL/DEBIT_ANDALAN.pdf (Diakses pada tanggal 8

Gambar

Gambar 1. Proses terjadinya presipitasi atau hujan
Gambar 2. Proses terjadinya evaporasi
Gambar 3. Pergerakan air ke dalam tanah
Gambar 5. Komponen-komponen Run Off
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, menunjukkan perilaku teliti dalam mengamati guru dan secara tanggung jawab, mandiri, dan percaya diri

Supaya tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentanng apa yang akan terjadi melainkan mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi di masa

Berdasar penelitian ini dapat dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan sosial Max weber dalam praktek tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di SMAN 1

Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kedudukan hukum Lembaga Perkreditan Desa yang berbasis masyarakat hukum adat di Bali dalam sistem Lembaga Keuangan

Stadium lll adalah penyakit nodal abdominal dibawah diafragma dan stadium lV merujuk pada keterlibatan yang tersebar dari satu atau lebih lokasi ekstranodal

Pada pandangan Ibnu Khaldun tentang penawaran dan permintaan, dimana Ibnu Khaldun mengakui adanya pengaruh permintaan dan penawaran terhadap penentuan harga, jauh

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh personal knowledge , organizational learning , dan teknologi terhadap kinerja karyawan Hotel Patra Jasa

 Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Agustus 2015, yaitu kelompok bahan makanan 1,87 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,10