Pengertian Perkembangan
Sosial
Bentuk- bentuk Tingkah Laku
Sosial
l terhadap Tingkah Laku
Anak
Ada dua macam metode yang
diaplikasikan Pieget untuk melakukan
studi mengenai perkembangan moral
anak dan remaja
BENTUK-BENTUK
TINGKAH LAKU SOSIAL
1.Pembangkangan (Negativisme)
Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap
penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau
lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan
mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai
menurun pada usia empat hingga enam tahun.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik
(nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi
merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa
frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi
kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini
diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut,
menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya
orang
tua
berusaha
mereduksi,
mengurangi
agresifitas
anak
dengan
cara
mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika
orang tua menghukum anak yang agresif maka
egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif,
menggoda merupakan serangan mental terhadap
orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau
cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang
yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada
usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada
usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin
baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial,
mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari
sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh,
mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest
atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SOSIAL
REMAJA
Pada masa remaja , anak mulai memperhatikan dan
mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama
teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup
sulit, karena di samping harus memperhatikan norma
pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya
kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya
fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami
sikap hubungan sosial yang tertuutup sehubungan dengan
masalah yang dialaminya.
Menurut Erick Erison “Bahwa pada masa remaja terjadi
masa krisis, masa pencarian jati diri”. Dia berpendapat bahwa
penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural.
Sedangkan menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong
oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
SOSIAL
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
a. Keluarga
b. Kematangan anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis.
Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial,
memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu,
kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan
demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya
telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
c. Status Sosial Ekonomi
e. Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi
d. Pedidikan
Pengaruh Perkembangan Sosial
Terhadap Tingkah Laku Anak
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
1.Ganjaran atau Hadiah
Ganjaran atau hadiah adalah berbagai bentuk apresiasi terhadap suatu prestasi yang telah dicapai oleh suatu atau sekelompok anak dalam aktivitas tertentu.Pada umumnya hadiah atau ganjaran diberikan setelah anak mencapai prestasi atau menghasilkan sesuatu yang dapat di banggakan baik teman, orang tua, guru, dan dirinya sendiri.Dengan demikian anak berbuat sesuatu yang melebihi temannya tidak perlu memperoleh upah atau bayaran.
Fungsi hadiah ada 3 yaitu : 1. Memiliki nilai pendidikan.
2. Hukuman
Hukuman merupakan sangsi fisik maupun psikis
terhadap sesuatu kesalahan atau pelanggaran
yang dilakukan oleh anak dengan sengaja.Oleh
karena itu terhadap anak yang sudah besar dapat
diasumsikan bahwa apabila mereka membuat
suatu kesalahan yang disengaja, maka harus
bersedia menerima hukuman baik dari orang tua
maupun dari gurunya.
A. Fungsi Hukuman
1) Fungsi restriktif.
B. Syarat-syarat Hukuman
1) Sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak
yang membuat kesalahan dan patut mendapat
hukuman.
2) Diberikan secara konsisten.
3) Hukuman yang diberikan harus konstruktif.
4) Bersifat impresional.
5) Disertai alasan
6) Dapat digunakan sebagai alat mengembangkan
hati nurani anak.
Perkembangan Moral dan
Sikap
Teori belajar sosial adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teoti-teori belajar lainnya, prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura termasuk belajar sosial dan moral. Menurut Barlaw (1985), sebagai besar upaya belajar manusia terjdi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Dalam hal ini, seorang siswa belajar mengubah perilakunyasendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang mereaksi atau merespons sebuah stimulus tertentu. Siswa ini juga dapat menpelajari respons-respons baru dangan cara pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain, misalnya guru atau orang tuanya.
1. Conditioning
Menurut prinsip-prinsip kondisioning, prosedur belajar
dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral
pada dasarnya sama yakni dengan “reward”
(ganjaran/memberi hadiah atau mengganjar)) dan
“punishment” (hukuman/memberi hukuman).
2. Imitation
3. Internalisasi
Internalisasi merupakan proses yang merasuk pada
diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial. Dalam
internalisasi faktor yang paling penting adanya
keyakinan pada diri semdiri terhadap pandangan dari
orang lain dalam pergaulan sehari-hari.
4. Introvert
Introvert merupakan kecenderungan seseorang untuk
menarik diri dari lingkungan sosialnya,minat,sikap,
atau keputusan yang diambil sesuai dengan
perasaan, pemikiran dan pengalamannya sendiri.
5. Ekstrovert
Ekstrovert merupakan kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh orang lain atau peristiwa lain yang terjadi diluar dirinya.Orang yang cenderung bersikap ekstrovert biasanya mudah bergaul, ramah, aktif, banyak inisiatif serta banyak temannya.
6. Kemandirian
7. Ketergantungan
Anak-anak usia 6-12 tahun hidupnya sangat bergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya, terutama masih ada hubungan keluarga. Ketergantungan atau overdependency ditandai dengan perilaku anak yang bersifat “kekanak-kanakan”, perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebaya usianya. 8. Bakat
a. Bakat yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan.
b. Bakat yang diperlukan untukk berhasil dalam tipe pendidikan tertentu atau pendidikan khusus.
Terdapat berbagai cara atau metode untuk dapat mengembangkan bakat anak tersebut antara lain
1. Memperkaya anak dengan berbagai macam pengalaman.
2. Mendorong (encourage) atau merangsang anak untuk mengembangkan semua minatnya.
3. Memberikan ganjaran dan pujian terhadap hasil usaha agar anak merasakan mendapat perhatian atas hasil karyanya.