APLIKASI SENYAWA EMAS DALAM UJI BIOLOGI
(Tugas Bioanorganik)
Oleh
Ruli Prayetno 1017011070
Dewi Karlina 1117011014
Mega Suci Hanifa P. 1117011032
Miftahur Rahman 1117011035
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
APLIKASI SENYAWA EMAS DALAM UJI BIOLOGI
Gagasan pemanfaatan senyawa baru pertikel emas secara teknis amat beragam. Para peneliti di bidang elektronika dan komputer memikirkan kemungkinannya untuk pembuatan berbagai sensor baru, penyimpan data secara optik, untuk membuat layar televisi kristal cair-LCD atau juga pembuatan sel surya jenis baru yang jauh lebih efisien. Namun penemuan baru berupa partikel batangan emas berukuran nano meter itu juga amat menjanjikan bagi dunia kedokteran. Misalnya untuk metode baru diagnosa dini penyakit kanker prostat. Dalam tema ini, ukuran partikel emas memainkan peranan amat menentukan, karena dalam ukuran besaran tertentu partikel emas dapat menyerap dengan amat kuat sinar infra merah.
Penggunaan emas di bidang kesehatan modern dimulai sejak penemuan emas sianida yang memiliki aktivitas bakteriostatik terhadap bakteri basilus tuberculosis oleh Robert Koch pada tahun 1890. Meskipun terapi emas selanjutnya terbukti tidak efektif terhadap pasien tuberculosis, pada tahun 1927 Lande menemukan bahwa terapi emas dapat mengobati penyakit sendi pada pasien non-tuberkulosis sehingga pengembangan terapi emas terus dilanjutkan untuk mengobati penyakit sendi pada pasien non-tuberkulosis sehingga pengaembangan terapi emas terus
dilanjutkan untuk mengobati rheumatoid arthritis. Pada pertengahan era 1980, suton et al. menemukan Au(I) Fosfin (Auronofin) sebagai kompleks emas pertama yang disetujui secara klinis terhadap pasien reumatid arthritis. Pada masa yang bersamaan auronofin diuji secara in vitro dan diketahui bersifat sitotoksik terhadap sel kanker sehingga dilakukan pengembangan-pengembangan kompleks Au(I) Fosfin lainnya sebagai agen antikanker baru. Namun, kompleks Au(I) menunjukkan aktivitas kardiotoksisitas pada hewan sehingga pengembangan terakhir ditunjukkan pada kompleks Au(III) sebagai agen antikanker, berdasarkan kesamaan struktur square-planar dan sifat isoelektrik dengan Pt(II) yang telah digunakan secara klinis dalam mengobati penyakit kanker. [1]
dan Au(II) telah diketahui memiliki aktivitas antitumor. Stabilitas Au(III) yang rendah dan mudah tereduksi dapat ditingkatkan antara lain melalui pemasangan ligan melalui pembentukan berbagai variasi kompleks, misalnya pada penelitian yang dilakukan Parish et al. (1996) dengan membentuk kompleks Au(III) dan diuji secara in vitro pada kultur sel ZR-75. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kompleks stabil Au(III) memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker payudara ZR-75. Berbagai kompleks Au(III)dithiocarbamate disintesis oleh Ronconi et al. dan diketahui memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker HeLa (2005) dan sel kanker resisten sisplatin (2006). Isab et al. (2011) juga telah membuktikan aktivitas antiproliferatif kompleks Au(III) terhadap kultur sel kanker lambung SGC-7901 dan sel kanker prostat PC-3. [1]
MEKANISME
Gambar. Perkiraan mekanisme kematian sel yang diinduksi oleh kompleks emas, telah diolah kembali
KESIMPULAN
Emas memiliki berbagai aplikasi khususnya dalam uji Biologi maupun kesehatan, diantaranya yakni sebagai berikiut:
1. Antikanker, kompleks stabil Au(III) memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker payudara ZR-75. Berbagai kompleks Au(III)dithiocarbamate disintesis oleh Ronconi et al. dan diketahui memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker HeLa (2005) dan sel kanker resisten sisplatin (2006). Isab et al. (2011) juga telah
membuktikan aktivitas antiproliferatif kompleks Au(III) terhadap kultur sel kanker lambung SGC-7901 dan sel kanker prostat PC-3.
2. Antiangiogenesis, nanogold dapat berinteraksi secara selektif dengan mengikat
vascular permeability factor atau vascular endothelial growth factor.
4. Antiparasit, penyakit yang disebabkan karena parasit seperti, sleeping sickness dan malaria menjadi masalah utama pada daerah miskin. Au berpotensi memiliki
aktivitas menyerang target selenosistein pada penenganan penyakit yang disebabkan oleh penyakit-penyakit di atas.
5. Antioksidan, dipergunakan untuk menangkal radikal bebas, Au memiliki aktivitas menghambat kerusakan oksidatif DNA, protein dan lipid melalui mekanisme sebagai radikal scavenger. [2]
REFERENSI
[1] Fatimah. 2012. “Pembuatan dan Uji Sitotoksisitas Nanopartikel Emas – Dendrimer
Poliamidoamin (PAMAM) Generasi 4 Terhadap Sel Kanker Payudara MCF -7”. Program Studi Farmasi. UI. Jakarta
[2] Suhaela. 2013.
Peranan Nano partikel Emas (Nanogold) dalam Bidang Kesehatan.http://suhaelar.blogspot.com/2013/10/peranan-nano-partikel-emas-nanogold.html.diakses