• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Krisis yang melanda Indonesia yang dimulai pada pertengahan 1997 salah

satunya diakibatkan rendahnya penerapan corporate governance. Hal ini ditandai

dengan kurang transparannya pengelolaan perusahaan sehingga kontrol publik

menjadi sangat lemah dan terkonsentrasinya pemegang saham besar pada

beberapa keluarga menyebabkan campur tangan pemegang saham mayoritas pada

manajemen perusahaan sangat terasa dan menimbulkan konflik kepentingan yang

sangat menyimpang dari norma tata kelola perusahaan yang baik (Fajari dalam

Murtanto, 2005:132).

Menurut teori keagenan untuk mengatasi masalah ketidakselarasan

kepentingan salah satunya adalah melalui pengelolaan perusahaan yang baik

(good corporate governance). Corporate governance merupakan suatu

mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa supplier keuangan,

misalnya shareholders dan bondholders, dari perusahaan memperoleh

pengembalian dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer, atau dengan kata lain

bagaimana supplier keuangan perusahaan melakukan control terhadap manajer.

Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

(2)

memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatkan nilai

perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan

mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang

diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada

pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

Hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan tersebut pada umumnya berkisar pada hal-hal yang sifatnya

fundamental yaitu: (1) perlunya kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber

daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien, yang mencakup seluruh bidang

aktivitas (sumber daya manusia, akuntansi, manajemen, pemasaran dan produksi),

(2) konsistensi terhadap sistem pemisahan antara manajemen dan pemegang

saham, sehingga secara praktis perusahaan mampu meminimalkan konflik

kepentingan yang mungkin terjadi antara manajemen dan pemegang saham dan

(3) perlunya kemampuan perusahaan untuk menciptakan kepercayaan pada

penyandang dana ekstern, bahwa dana ekstern tersebut digunakan secara tepat dan

seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik

untuk kepentingan perusahaan. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut,

maka perusahaan perlu memiliki suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik,

yang mampu memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan

pihak kreditur, sehingga mereka dapat meyakinkan dirinya akan memperoleh

keuntungan investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi, selain itu juga harus

(3)

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah

kinerja perusahaan. Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka,

khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang

berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di

Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya corporate governance yang

diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Dalam upaya mengatasi

kelemahan-kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan

good corporate governance (GCG) suatu sistem pengelolaan perusahaan yang

baik, hal ini sesuai dengan penandatanganan perjanjian Letter of intent (LOI)

dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal

perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia. Penilaian prestasi suatu

perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan

laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen

dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di

masa yang akan datang.

Hanafi dan Halim (1996 :104) menyatakan bahwa ROE merupakan ukuran

profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama

perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para

pemegang saham. Ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka

ROE yang berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan

(4)

Hal ini berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan. Ross (2002:44)

menyatakan Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai

ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode. Kennedy JSP (2003)

meneliti pengaruh ROA, ROE, EPS, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio

Leverage, dan DER terhadap Return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ

45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

hanya variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage ratio, DER, dan EPS

memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Saepudin (2008:58)

memeriksa tentang pengaruh rasio profitabilitas dan IOS terhadap harga saham

pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007. Dari penelitian tersebut

diketahui bahwa ROE, ROA, NPM memiliki korelasi positif terhadap harga

saham. Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller menyatakan bahwa

nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil

positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien

perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan.

Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan. Hasil analisis penelitian oleh

Raharjo (2005:107) menunjukkan bahwa ROE tidak mempunyai pengaruh

terhadap return saham. Hal tersebut mungkin disebabkan bahwa investor dalam

membeli saham tidak mempertimbangkan besar kecilnya ROE.

Penelitian mengenai pengaruh good corporate governance terhadap

hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan telah banyak

dilakukan. Sri Rahayu (2010), meneliti pengaruh CSR dan good corporate

(5)

corporate governance diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kinerja

keuangan diproksikan dengan ROE, nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s

Q. Hasilnya Menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan, sedangkan GCG yang diproksikan dengan kepemilikan

manajerial mampu memoderasi Hubungan antara ROE dan Tobin’s Q.

Yuniasih dan Wirakusuma (2007) meneliti pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbangkan CSR dan corporate

governance sebagai variabel moderasi. Kinerja keuangan diproksikan dengan

ROA, sedangkan corporate governance diproksikan dengan kepemilikan

manajerial. Hasilnya mengindikasikan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan, pengungkapan CSR dapat memoderasi hubungan antara ROA

dengan nilai perusahaan, akan tetapi kepemilkan manajerial tidak dapat

memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan.

Carningsih (2009) Meneliti Pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Hubungan Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan dengan

mempertimbangkan Corporate Governance sebagai variabel moderasi, kinerja

keuangan diproksikan dengan ROA dan ROE, Corporate Governance diproksikan

dengan komisaris independen. Hasilnya mengindikasikan Return On Assets

(ROA) terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan Return

On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan

Proporsi Komisaris Independen sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti

(6)

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Carningsih (2009),

akan tetapi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel ROE sebagai

proksi dari kinerja keuangan, karena variabel ROE merupakan salah satu variabel

yang terpenting yang dilihat investor sebelum mereka berinvestasi. ROE juga

merupakan suatu basic test seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan

uang investor dibandingkan dengan ROA yang hanya mengukur keefisienan suatu

perusahaan dalam menghasilkan return dari asetnya. Penelitian ini akan

menganalisa perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia antara tahun 2009-2010, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi dan

dapat mempresentasikan semua perusahaan property dan real estate yang ada.

Peneliti menggunakan good corporate governance sebagai variabel

pemoderasi mengingat bahwa pengelolaan perusahaan juga mempengaruhi nilai

perusahaan. Masalah corporate governace muncul karena terjadinya pemisahan

antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada

agency theory yang dalam hal ini manajemen cenderung akan meningkatkan

keuntungan pribadinya daripada tujuan perusahaan. Selain memiliki kinerja

keuangan yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola yang baik.

Dalam penelitian ini indikator mekanisme Corporate Governance yang

digunakan adalah komisaris independen. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa

keberadaan komisaris independen dalam perusahaan, maka diharapkan

pemberdayaan dewan komisaris ini dapat melakukan tugas pengawasan dan

pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai

(7)

Harapan dari penerapan sistem good corporate governance adalah

tercapainya nilai perusahaan. Dengan adanya salah satu mekanisme good

corporate governance ini diharapkan monitoring terhadap manajer perusahaan

dapat lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai

perusahaan. Jadi jika perusahaan menerapkan sistem good corporate governance

diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat menjadi lebih baik,

dengan meningkatnya kinerja perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan

harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan sehingga nilai

perusahaan akan tercapai.

Dari latar belakang diatas, hal ini menarik peneliti untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok permasalahan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara

kinerja keuangan dengan nilai perusahaan property dan real estate yang terdaftar

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah kinerja

keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, dan

untuk menguji apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan

antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terhadap beberapa pihak, antara

lain :

1. bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan wawasan

berpikir, dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh good corporate

governance terhadap hubungan antar kinerja keuangan dan nilai

perusahaan.

2. bagi lembaga (Perusahaan), dapat menjadi bahan masukan dan referensi

dalam mengetahui apakah good corporate governance mempengaruhi

hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

3. bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi

untuk penelitiannya terutama penelitian yang berkaitan dengan judul yang

Referensi

Dokumen terkait

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Rasio Likuiditas (terdiri dari rasio lancar dan rasio quick ), Rasio Aktivitas (terdiri dari rata-rata umur

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan dalam sebelumnya, maka Dinamika Proses pemekaran Indragiri Hilir Tahun 2008-2010, dapat ditarik kesimpulan bahwa

PQ4R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi. Strategi PQ4R digunakan untuk membantu murid mengingat dan memahami apa yang mereka baca dan dapat membantu

Alat-alat tersebut seperti (gitar, kendang rampak, gong, kemling, dll) cenderung rusak karena jarang digunakan, 2) program malam pementasan di Kuliner Tjimanoek

Kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem) Indonesia memiliki kekayaan alam dari daratan dan lautan. Contoh kekayaan alam dari daratan, misalnya hutan,

Semangat untuk memajukan jurusan timbul dengan sendirinya, karena Saya mendengar langsung usulan, kritik, dan pendapat yang disampaikan dari para Dosen dalam

praktik kekuasaan para aktor utama dalam jejaring politik patronase terhadap macam dan ciri-ciri afeksi politik masyarakat, (6) mengidentifikasi berbagai siasat yang

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi pembinaan teknis gedung... KASI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN GEDUNG 1.