Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
1
Arahan kebijakan pengembangan daerah yang ada di Kota Sibolga akan menjadi acuan dalam penyusunan program dan investasi bidang cipta karya dalam kurun waktu tahun 2015-2019, review dokumen kebijakan yang tersedia mengenai arahan pembangunan terkait strategi pengembangan Kota Sibolga terdiri dari Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2010-2030 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Perda Bangunan Gedung, SPPIP/RP2KP dan RPKPP/RTBL KSK.5.1 Arahan Raperda RTRW Kota Sibolga Tahun 2010
Penataan ruang wilayah Kota Sibolga bertujuan untuk :
a. Terwujudnya kegiatan perdagangan dan jasa regional serta tujuan investasi sektor perikanan
yang aman dan nyaman dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat kota sibolga.
b. Terwujudnya perekonomian yang maju dan sumberdaya manusia yang berkualitas dengan
dukungan infrastruktur yang memadai dan tata pemerintahan yang baik.
c. Terwujudnya permanfaatan sumberdaya yang harmonis antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung fisik Kota Sibolga.
5.1.1 Kawasan Strategis Kota Sibolga (KSK) berdasarkan RTRW.
Kawasan strategis wilayah kota merupakan bagian wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kota Sibolga terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan.
Penetapan Kawasan Strategis Kota Sibolga memperhatikan :
- Besarnya kontribusi kawasan terhadap perekonomian Kota Sibolga sendiri.
- Skala pelayanan dan dampak kegiatan sosial budaya terhadap tata ruang di sekitarnya.
- Nilai-nilai ekologis.
Kota Sibolga memiliki 3 (tiga) Kawasan strategis Kota(KSK) seperti yang disajikan pada tabel 5.1 dan gambar 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Identifikasi Kawasan Strategis Kota Sibolga (KSK) berdasarkan RTRW.
KAWASAN STRATEGIS KOTA SIBOLGA
SUDUT
KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS KAWASAN
Pusat Kota Pertumbuhan ekonomi meliputi Kel. Pasar Baru dan Pasar Belakang.
A. Benteng Ketapang, Tor Simarbarimbing, Pusat Pemerintahan
B. Sport Centre Kota Sibolga
Sosial budaya
Kec. Kecamatan Sibolga Utara
Kel. Aek Parombunan
Sumber : Raperda RTRW Kota Sibolga tahun 2010-2030.
Gambar 5.1 Lokasi Kawasan Strategis (KSK) Kota Sibolga.
STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA SIBOLGA
dan SEKTOR
BAB
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
2
Sumber : Raperda RTRW Kota Sibolga tahun 2010-2030
5.1.2 Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang terkait Bidang Cipta Karya Kota Sibolga.
Rencana Pengembangan Pola Ruang Kota Sibolga terkait bidang Cipta Karya meliputi Kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Arahan kawasan lindung terkait bidang Cipta Karya terdiri dari :
1. Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Arahan kawasan budidaya terkait bidang Cipta Karya terdiri dari :
1. Menyediakan lahan permukiman
2. Pemanfaaatan ruang secara vertikal.
Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kota Sibolga terkait bidang Cipta Karya meliputi sistem jaringan sumberdaya air dan sistem jaringan prasaran lingkungan.
Arahan pengembangan sistem jaringan sumber daya air terkait bidang Cipta Karya terdiri dari :
1. Sistem jaringan air baku untuk air bersih,
2. Sistem pengendalian banjir.
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
3
a. Sistem penyediaan air minum
b. Sistem pengelolaan air limbah
c. Sistem pengolahan persampahan
d. Sistem drainase kota
e. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki
f. Jalur evakuasi bencana.
Berdasarkan arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang tersebut, dapat diidentifikasi arahan Raperda RTRW Kota Sibolga untuk bidang Cipta Karya, yang akan dijelaskan pada tabel 5.2 serta gambar 5.2 dan gambar 5.3 berikut ini.
Tabel 5.2 Arahan Kota Sibolga untuk Bidang Cipta Karya
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Kawasan Lindung.
1) Pembuatan RTH kota meliputi hutan kota, jalur hijau kota, taman kota, taman lingkungan, zona penyangga hijau (buffer zone) dan lain-lain, untuk memenuhi proporsi ruang terbuka hijau sekurang-kurangnya 30 % (tiga puluh persen) dari luas kota.
Kawasan Budidaya.
1) Mencadangkan tanah bagi pengembangan kawasan budidaya permukiman
2) Mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak untuk kegiatan permukiman.
Sistem Jaringan Sumberdaya air
1) Sistem jaringan air baku untuk air bersih meliputi sistem air permukaan, mata air dan/atau sistem air tanah.
2) Sistem pengendalian banjir meliputi pembangunan sistem polder untuk mengatasi meluapnya sungai di Sibolga Ilir, Kota Baringin, Aek Manis dan Aek Habil.
Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan.
1) Sistem Penyediaan Air Minum.
Rencana pengembangan air minum dilakukan dengan cara :
a. Jaringan perpipaan diseluruh kecamatan di Kota Sibolga
b. Sistem penyediaan air minum adalah penyediaan kebutuhan air bersih atau air minum yang dilayani oleh PDAM Tirtanadi cabang Sibolga dengan sistem pengaliran pada jaringan transmisi/distribusi di daerah pelayanan Kota Sibolga dan sekitarnya dilakukan dengan pemompaan.
c. Daerah pelayanan air minum /air bersih dilayani melalui cabang PDAM Tirtanadi meliputi Cabang Sibolga.
2) Sistem Pengelolaan Air Limbah.
a. Sistem pengelolaan air limbah domestik meliputi sistem air limbah terpusat dan atau setempat.
b. Lokasi sistem air limbah domestik terpusat ditetapkan di IPAL Rumah Sakit Umum Kota Sibolga.
c. Sistem air limbah domestik setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat dan dikembangkan pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat.
3) Sistem Pengolahan Persampahan.
a. Sistempengolahan persampahan terdiri dari Tempat Penampungan Sementara, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan Tempat Pemprosesan Akhir.
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
4
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
ditetapkan pada setiap unit lingkungan perumahan dan pusat-pusat kegiatan.
c. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
ditetapkan di setiap unit RW atau kawasan seluas 500-1.000 m².
d. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) ditetapkan di TPA yang terletak di Kel. Aek Parombunan dengan menggunakan metode sanitary landfill.
4) Sistem Drainase Kota.
a. Sistem drainase kota meliputi jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier.
b. Jaringan drainase primer ditetapkan di sungai–sungai kecil yang ada di Kota Sibolga, meliputi : Aek Doras, Aek SIhopo-hopo dan Aek Horsik.
c. Jaringan drainase sekunder dan tersier ditetapkan di saluran drainase perumahan dan permukiman
5) Penyediaan Jaringan Jalan Pejalan kaki.
a. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, meliputi :
o Kriteria perancangan sistem pedestrian dan jaringan pergerakan.
o Rencana pedestrian di kawasan pusat kegiatan.
b. Kriteria perancangan sistem pedestrian dan jaringan pergerakan, meliputi :
• Ditetapkan pada jalan–jalan utama kota yang masih belum banyak terisi bangunan seperti jalan lingkar luar dan jalan arteri. • Terpisah secara jelas dari jalur kendaraan
bermotor dengan meninggikan level pedestrian beberapa sentimeter di atas jalur kendaraan bermotor dan menempatkan buffer berupa jalur hijau di antara jalur kendaraan bermotor dan jalur pedestrian.
• Tinggi dari muka tanah tidak
membahayakan jika pejalan kaki tergelincir. • Bangunan sepanjang pedestrian harus
menghadapkan wajah dan membuat bukaan ke arah pedestrian.
• Di beberapa titik sepanjang pedestrian ditempatkan pusat kegiatan, seperti toko atau spot untuk pedagang kaki lima. • Kontiniu dan tidak terputus-putus. • Menghubungkan dengan baik (sebagai
linkage) unit fungsi atau titik pusat kegiatan.
• Teduh dari panas matahari, sepanjang jalur pedestrian harus ditanami pohon peneduh.
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
5
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
dan membantu orientasi pejalan kaki. 6) Jalur Evakuasi Bencana.
a. Jalur evakuasi bencana diperuntukkan khususnya untuk bencana alam meliputi banjir, gelombang pasang, gempa bumi dan kebakaran.
b. Jalur evakuasi bencana meliputi escape way dan melting point.
c. Escape way ditetapkan di Jalan
Sisingamangaraja dan jalan yang menuju kearah tarutung, Jalan-jalan disekitar Lapangan Simare-mare serta disekitar kel. Aek Parombunan, dan jalan-jalan yang mengarah ke lapangan terbuka lainnya.
d. Melting point ditetapkan di Lapangan dan area terbuka yang berada di Kel. Aek Parombunan, Kel. Pancuran Gerobak dan Kel. Huta Tonga-tonga dan ruang terbuka hijau lainnya.
Sumber : Review Raperda RTRW Kota Sibolga tahun 2010-2030.
Gambar 5.2 Rencana Pola Ruang Kota Sibolga
Sumber : Raperda RTRW Kota Sibolga tahun 2010-2030.
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
6
Sumber : Raperda RTRW Kota Sibolga tahun 2010-2030. 5.1.3 Ketentuan Zonasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Peraturan zonasi merupakan salah satu perangkat atau instrumen pengendali pemanfaatan ruang, salah satu fungsi peraturan zonasi juga mengatur tentang klasifikasi zona yang mengatur lebih lanjut perihal pemanfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan pembangunannya, maka dalam pembangunan prasarana dan saran bidang Cipta Karya akan memperhatikan yang mencakup tentang ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan dan jaringan infrastruktur perkotaan.
1. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung secara umum dilakukan sebagai berikut :
a. Di dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi lindung.
b. Dalam hal dilakukan kegiatan budidaya di kawasan lindung, kegiatan budidaya tersebut harus
menjamin tidak terganggunya fungsi lindung kawasan.
c. Pemulihan kerusakan kawasan lindung dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi kawasan
lindung melalui rehabilitasi dan konservasi secara terpadu dan berkelanjutan.
d. Rehabilitasi dan Konservasi kawasan lindung dilakukan melalui :
Kegiatan non struktur, yaitu melalui penanaman tanaman konservasi berupa kayu-kayuan.
Kegiatan struktur berupa pembangunan sengkedan, teras guludan, teras bangku, pengendali
jurang, dan pengendali, saluran pembuangan air, sumur resapan, bronjong dan kegiatancivilteknis lainnya.
e. Pelaksanaan rehabilitasi dan konservasi dilaksanakan oleh instansi terkait.
2. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya secara umum dilakukan sebagai berikut :
a. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Industri.
Kawasan industri dengan karakteristik mempunyai daya dukung lahan tinggi, aksesibilitas tinggi dan sebagai pusat perkembangan kegiatan industri. Pemanfaatan ruang di kawasan industri diarahkan untuk dilakukan pengelolaan, pengendalian zona industridan pengembangan kawasan industri.
b. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Pusat Pemerintahan.
Pengembangan kawasan pusat pemerintahan Sibolga di BWK II (Kel.Simaremare) adalah upaya untuk menjadikan pelayanan terhadap masyarakat yang dapat dilakukan dalam satu atap (One Stop Service). Hal ini berguna bagi pelayanan izin dan administrasi terhadap para investor dalam menanamkan modalnya di Kota Sibolga.
c. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Perdagangan
Fungsi utama: Perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan, kota dan regional. Pola pengembangan :
Linier sepanjang jalan arteri dan kolektor, sebagai bagian dari kawasan bisnis/komersial. Pola
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
7
Untuk perdagangan dan jasa skala kota pada masa mendatang pengembangannya diarahkan
pada satu lokasi yang terintegrasi untuk mengurangi gangguan terhadap lalu lintas sekaligus untuk penyediaan ruang publik.
Penerapan standar prasarana minimum diberlakukan untuk setiap jenis kegiatan perdagangan
dan jasa (misalnya jumlah parkir minimal, dsb).
Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan :
Pasar, pertokoan, jasa perkantoran, jasa profesional, jasa hiburan (yang legal), bangunan multi fungsi, bangunan umum, terminal lokal, dan ruang terbuka hijau/ taman kota sebagai penunjang kegiatan.
3. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan sistem perkotaan dan jaringan prasarana secara umum disusun
dengan memperhatikan sebagai berikut :
a. Pemanfaatan ruang di sekitar jaringan prasarana kota untuk mendukung berfungsinya sistem
perkotaan kawasan dan jaringan prasarana perkotaan.
b. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya
sistem perkotaan dan jaringan prasarana perkotaan;
c. Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan dan
jaringan prasarana perkotaan.
5.1.4 Indikasi Program Pembangunan Bidang Cipta Karya.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sibolga mempunyai dimensi waktu pelaksanaan 20 Tahun (2011-2030). Dalam pelaksanaannya, dilakukan pentahapan pelaksanaan dalam 4 (empat) tahap jangka menengah (lima tahun). Arahan pemanfaatan ruang tersebut dijabarkan kedalam indikasi program utama untuk mewujudkan rencana struktur, pola pemanfaatan ruang dan kawasan strategis Kota Sibolga, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber pendanaan dan instansi pelaksana.
Penjabaran rencana struktur, pola pemanfaatan ruang dan kawasan strategis Kota Sibolga khususnya untuk bidang Cipta Karya yang dituangkan dalam indikasi program utama dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Sibolga terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya.
No Usulan Program Utama Lokasi KSK (Ya/Tidak)
Sumber Dana Instansi Pelaksana
I Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan
A Sistem Prasarana Air Bersih
1 Memanfaatkan dan
penambahan kapasitas debit air
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD, PDAM, Investor
Dinas PU, PSDA
B Sistem Prasarana Air Limbah
2 Mengembangkan sistem tangki komunal
Wilayah yang belum terbangun
(Ya/Tidak) APBD Dinas PU, Kantor lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan,
Tata Ruang dan Pertamanan, Dinas Kesehatan 3 Meningkatkan sarana dan
prasarana untuk operasi dan
pemeliharaan pengelolaan air limbah
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Dinas PU, Kantor lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan,
Tata Ruang dan Pertamanan, Dinas Kesehatan 4 Saluran air limbah,
sambungan rumah,
interseptor,serta pipa utama dikembangkan di wilayah.
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Dinas PU, Kantor lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan,
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
8
No Usulan Program Utama Lokasi KSK (Ya/Tidak)
Sumber Dana Instansi Pelaksana
Pertamanan, Dinas Kesehatan 5 Saluran limbah terpisah
dengan saluran drainase
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Dinas PU, Kantor
lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan,
Tata Ruang dan Pertamanan, Dinas Kesehatan
C Sistem Prasarana Drainase
6 Rehabilitas Drainase makro Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Kota/Bantuan Pusat
BAPPEDA dan Dinas Kebersihan, Tata Ruang dan Pertamanan, Dinas PU
7 Pembuatan saluran drinase tersier di sisi
kiri kanan ruas jalan
lingkungan dipadukan dengan drainase sekunder dan utama pada tempat-tempat yang
BAPPEDA dan Dinas Kebersihan, Tata Ruang dan Pertamanan, Dinas PU
D Sistem Prasarana Persampahan 8 Penyediaan tempat sampah
terpisah
untuk sampah organik dan non organik
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Kota Dinas Kebersihan, Tata Ruang dan Pertamanan dan
Kantor Lingkungan Hidup
9 Rehabilitasi TPS dan Container yang rusak
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Kota Dinas Kebersihan, Tata Ruang dan Pertamanan dan
Kantor Lingkungan Hidup
10 Studi Kelayakan manajemen pengelolaan sampah terpadu Kota Sibolga
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Kota BAPPEDA
11 Usaha reduksi melalui pengomposan, daur ulang, dan pemilahan antara sampah organik dan non organik dapat
bekerjasama dengan swasta
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBD Kota, Investor dan Swadaya Masyarakat
Dinas Kebersihan, Tata Ruang dan Pertamanan dan
Kantor Lingkungan Hidup
E Sistem Pemadaman Kebakaran
12 Penyusunan RIK Kota Sibolga
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBN/APBD Prov/Kota
BAPPEDA, Dinas PU (Pusat/ Propinsi)
13 Pembangunan Pos Pemadam Kebakaran Di Tiap-tiap Pusat WP Kota Sibolga
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBN/APBD Prov/Kota
PDAM, Dinas PU
14 Perbaikan Hidran Kebakaran PDAM
Pembuatan Tandon-tandon air ± 700 m3/unit
Kota Sibolga (Ya/Tidak) APBN/APBD Prov/Kota
PDAM, Dinas PU
II Perwujudan Kawasan Lindung
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
9
No Usulan Program Utama Lokasi KSK (Ya/Tidak)
Sumber Dana Instansi Pelaksana
15 Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Kota
Sibolga Kota (Ya/Tidak) APBD Kota Bappeda, Dinas Pu Dan Dinas Kebersihan, Tata Ruang dan Pertamanan
Sumber : Review Raperda RTRW Kota Sibolga tahun 2010-2030.
5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sibolga
RPJMD Kota Sibolga Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk membangun proses perencanaan pembangunan yang sistematis dan berkelanjutan dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki Kota Sibolga secara optimal.
Maksud dan tujuan RPJMD Kota Sibolga meliputi :
1. Menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih kedalam bentuk strategi, kebijakan, program dan
kegiatan.
2. Menyediakan suatu dokumen perencanaan pembangunan untuk 5 (lima) tahun yang bersifat indikatif
yang memuat kerangka makro Kota Sibolga dengan pilihan program maupun kegiatan tahunan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota.
3. Sebagai bahan acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kota Sibolga dalam menyusun Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja SKPD maupun Rencana Kerja Kota Sibolga.
4. Menyediakan suatu tolok ukur terhadap evaluasi kinerja tahunan setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).
5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dengan cara
menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya yang dimiliki Kota Sibolga.
5.2.1 Visi dan Misi RPJMD Kota Sibolga
Berdasarkan kondisi Kota Sibolga saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan serta dengan memperhitungkan faktor strategis serta potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta pemerintah daerah, maka dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2011-2016, dicanangkan visi pembangunan Kota Sibolga, sebagai berikut :
Visi : Bersama kita membangun rakyat Sibolga yang sehat, cerdas, sejahtera dan beradab.
Misi : Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka dirumuskan misi pembangunan Kota Sibolga 2011-2015, sebagai berikut :
1. Mewujudkan pemerintah yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata, berkualitas dan
terjangkau bagi masyarakat serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan secara merata, bermutu dan demokratis bagi
masyarakat serta menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan kemajuan zaman.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sibolga melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih
merata, mengurangi pengangguran serta penataan ruang yang berwawasan lingkungan.
5. Membangun kondisi daerah yang aman, tertib dan damai dengan menegakkan supremasi
hukum dan HAM.
5.2.2 Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam RPJMD
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
10
kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat serta memperhatikan penataan ruang yang berwawasan lingkungan melalui :Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sibolga melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan mengurangi pengangguran serta penataan ruang yang berwawasan lingkungan”.
5.2.3 Arahan Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam RPJMD
Arah kebijakan pembangunan yang ditempuh dalam Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sibolga melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan mengurangi pengangguran serta penataan ruang yang berwawasan lingkungan khususnya infrastruktur bidang cipta karya sebagai berikut :
1. Percepatan pemerataan pertumbuhan ekonomi antar kecamatan.
2. Mengoptimalkan sarana dan prasarana perikanan.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jalan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika pertumbuhan kota.
4. Mengurangi pemukiman kumuh melalui kemitraan antara pemerintah dan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan penanganan sampah di TPA dengan manajemen persampahan yang baik.
6. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.
7. Meningkatkan penataan penghijauan dan pemeliharaan taman kota.
8. Penyediaan sarana dan prasarana olahraga guna peningkatan prestasi atlet.
9. Perluasan pelayanan air bersih.
10. Meningkatkan kualitas fisik lingkungan hidup yang lebih seimbang.
11. Meningkatkan kualitas tata ruang kota yang berwawasan lingkungan.
12. Meningkatkan pengawasan dalam penerapan aturan pendirian bangunan.
5.2.4 Program Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam RPJMD
Arah Kebijakan yang dirumuskan berdasarkan arahan strategi dan misi akan dijabarkan kedalam program pembangunan daerah, dalam hal ini khususnya program/ kegiatan infrastruktur bidang cipta karya sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sibolga, kebutuhan program dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan/ Pembangunan/ Pemeliharaan, Pengadaan/ Pemeliharaan Sarana Penunjang dan Pembangunan infrastruktur perdesaaan.
Untuk lebih jelasnya mengenai rumusan strategi dan arahan kebijakan serta kebutuhan program untuk mewujudkan visi dan misi yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sibolga dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Strategi, Kebijakani dan Program Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam RPJMD Kota Sibolga.
Strategi Kebijakan Program
Kota Sibolga dengan pola kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat serta memperhatikan penataan ruang yang berwawasan lingkungan.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sibolga melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan mengurangi pengangguran serta penataan ruang yang berwawasan lingkungan
1. Program pengendalian banjir;
2. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;
3. Program pembangunan
turap/talud/bronjong;
4. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong;
5. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;
6. Program pembinaan, pengaturan dan perencanaan pengembangan sumber daya air.
7. Program pengembangan perumahan;
8. Program lingkungan sehat
perumahan;
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
11
Strategi Kebijakan Program
10. Program terkait peningkatan infrastruktur pedesaan;
11. Program pembangunan perkotaan;
12. Program peningkatan
pembangunan perumahan dan permukiman.
13. Program pembangunan
Agromarinepolitan;
14. Program pembangunan
Minapolitan;
15. Program pengembangan wilayah perbatasan;
16. Program perencanaan sosial dan budaya;
17. Program perencanaan
pembangunan daerah rawan bencana;
18. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan;
19. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH);
20. Program pengembangan nilai budaya;
Sumber : Review RPJMD Kota Sibolga tahun 2011-2015.
5.2.5 Kebutuhan Anggaran Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi dan kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesejahteraan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan Kebutuhan Anggaran Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kota Sibolga tidak dirinci secara khusus, dan dituangkan dalam proyeksi belanja tidak langsung Daerah Kota Sibolga yang meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, seperti uraian dalam tabel 5.5 berikut ini.
Tabel 5.5 Belanja Daerah Kota Sibolga 2011-2015
Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Belanja Daerah 346,574,503,916.78 372,759,648,417.39 401,191,270,055.16 432,072,868,094.05 465,627,056,041.27
Belanja Tidak
Langsung 188,058,305,986.02 205,104,981,493.86 223,856,324,552.48 244,482,801,916,97 267,171.927.017.91 Belanja Langsung 158,516,197,930.78 167,654,666,923.53 177,334,945,502.67 187,590,066,177.08 198,455,129,023.16
Sumber : RPJMD Kota Sibolga tahun 2011-2015.
5.2.6 Kebijakan Keuangan Daerah
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
12
harus diorientasikan berdasarkan performance based dan diproyeksikan untuk medium term atau dapat ditempuh untuk periode lima tahun.Berdasarkan data yang ada, pertumbuhan ekonomi Kota Sibolga lebih tinggi dari pertumbuhan Sumatera Utara dan Nasional. Berikut ini disajikan nilai tambah dari masing-masing sektor yang dapat disumbangkan dalam pembentukan PDRB dengan rata-rata pertumbuhan.
Tabel 5.6 PDRB ADHB dan ADHK serta persentase pertumbuhan 2005-2009 (jutaan Rp)
Tahun Harga Berlaku Harga Konstan Pertumbuhan (%)
2005 826,274.03 561,749.79 4.01
2006 941,673.62 591,078.82 5.22
2007 1,075,260.49 623,779.72 5.53
2008 1,235,092.85 660,274.26 5.85
2009 1,361,122.72 697,916.14 5.70
Sumber : RPJMD Kota Sibolga tahun 2011-2015.
Tabel 5.7 PDRB perkapita ADHB dan ADHK 2005-2009 (ribuan Rp)
Tahun Harga Berlaku Harga Konstan
2005 9,313.59 6,331.93
2006 10,242.15 6,428.89
2007 11,536.27 6,692.41
2008 13,054.02 6,978.61
2009 14,173.34 7,267.39
Sumber : RPJMD Kota Sibolga tahun 2011-2015.
Kondisi PDRB perkapita untuk tahun 2005 sebesar 9,313,590 rupiah mengalami peningkatan pada tahun-tahun berikutnya, dimana pada tahun-tahun 2009 diperkirakan mencapai 5,70 persen dengan nilai 7,267,390 per orang per tahun.
5.2.7 Indikator Kinerja
Penetapan Indikator Kinerja Daerah merupakan bagian penting dalam merumuskan keberhasilan kinerja Pemerintah Kota Sibolga. Berikut ini akan diuraikan Penetapan Indikator Kinerja Daerah dalam RPJMD Kota Sibolga 2011-2016, sebagai pedoman pencapaian keberhasilan yang meliputi aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
5.2.7.1 Indikator Umum
Program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di Kota Sibolga lima tahun kedepan (2011-2015), merupakan satu instrument kebijakan pembangunan sebagai landasan dasar bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Renstra SKPD untuk merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.
Untuk melihat pelaksanaan program pembangunan lima tahun kedepan (2011-2015) dalam upaya mewujudkan Visi Kota Sibolga “Bersama Kita Membangun Rakyat Sibolga Yang Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Beradab” ditetapkan indikator program pembangunan daerah yang merupakan upaya untuk mewujudkan berbagai sasaran pembangunan yang dapat diukur dan dicapai.
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
13
nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sebagai berikut.1. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
2. Pembangunan turap/talud/bronjong
3. Rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
4. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
5. Pengembangan perumahan
6. Lingkungan sehat perumahan
7. Program pemberdayaan komunitas perumahan
8. Peningkatan infrastruktur pedesaan
9. Pembangunan perkotaan
10. Peningkatan/ pembangunan perumahan dan permukiman
11. Pembangunan Minapolitan
12. Pengembangan wilayah perbatasan
13. Perencanaan dan pembangunan daerah rawan bencana
14. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
15. Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).
5.2.7.2 Agenda Prioritas
Berdasarkan Arah Kebijakan RPJPD Kota Sibolga Tahun 2005-2025, Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan maka ditetapkan prioritas pembangunan daerah selama 5 tahun kedepan yaitu :
1. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Kota Sibolga.
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat Kota Sibolga.
3. Peningkatan Pendapatan Perkapita Masyarakat Kota Sibolga.
4. Penurunan Angka Kemiskinan dan Pengangguran Melalui Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas.
5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung Kota Sibolga
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 104 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa
pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.
5.3.1 Ketentuan Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan gedung diwilayah Kota Sibolga, digolongkan dalam beberapa fungsi, antara lain :
1. fungsi hunian
2. fungsi keagamaan
3. fungsi usaha
4. fungsi sosial dan budaya
5. fungsi khusus.
1. Bangunan Gedung Fungsi Hunian
Bangunan gedung dengan fungsi hunian, meliputi :
a. bangunan rumah tinggal tunggal;
b. bangunan rumah tinggal deret;
c. bangunan rumah tinggal susun; dan
d. bangunan rumah tinggal sementara.
2. Bangunan Gedung Fungsi Keagamaan
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
14
a. bangunan masjid
b. bangunan gereja
c. bangunan pura
d. bangunan vihara
e. bangunan kelenteng
3. Bangunan Gedung Fungsi Usaha
Bangunan gedung dengan fungsi usaha, meliputi :
a. bangunan gedung untuk perkantoran
b. bangunan gedung perdagangan
c. bangunan gedung perindustrian
d. bangunan gedung perhotelan
e. bangunan gedung wisata dan rekreasi
f. gedung terminal
g. bangunan gedung tempat penyimpanan
4. Bangunan Gedung Fungsi Sosial dan Budaya
Bangunan dengan fungsi sosial dan budaya, meliputi :
a. bangunan gedung untuk pendidikan
b. bangunan gedung kebudayaan
c. bangunan gedung pelayanan kesehatan
d. bangunan gedung
e. bangunan gedung pelayanan umum.
5. Bangunan Gedung Fungsi Khusus
Bangunan gedung dengan fungsi khusus meliputi :
a. bangunan gedung untuk instalasi pertahanan dan keamanan
b. bangunan gedung sejenis yang diputuskan oleh Menteri.
Satu bangunan gedung seperti diatas dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Fungsi bangunan gedung harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Fungsi bangunan gedung seperti diatas, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan dicantumkan dalam izin mendirikan bangunan.
Perubahan fungsi bangunan gedung yang telah ditetapkan harus mendapat persetujuan dan penetapan kembali oleh Pemerintah Daerah.
5.3.2 Persyaratan Bangunan Gedung
Setiap bangunan gedung Kota Sibolga, dipersyarakatkan dengan :
1. Bangunan gedung harus dibangun, dimanfaatkan, dilestarikan, dan/atau dibongkar dengan
persyaratan bangunan gedung.
2. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif agar bangunan dapat
dimanfaatkan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.
3. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan teknis, baik persyaratan tata bangunan
maupun persyaratan keandalan bangunan gedung, agar bangunan gedung laik fungsi dan layak huni, serasi dan selaras dengan lingkungan.
4. Pemenuhan persyaratan teknis disesuaikan dengan fungsi, klasifikasi, dan tingkat permanensi
bangunan gedung.
Persyaratan administratif bangunan gedung, meliputi :
1. Setiap bangunan gedung yang berada pada Daerah harus memenuhi persyaratan administrasi meliputi :
a. status hak atas tanah, atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
15
c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gedung.
2. Setiap orang atau badan hukum dapat memiliki bangunan gedung atau bagian bangunan gedung
3. Pemerintah daerah melakukan pendataan bangunan gedung untuk keperluan pembinaan tertib
pembangunan dan pemanfaatan.
Persyaratan tata bangunan meliputi :
1. Peruntukan dan intensitas bangunan
2. Arsitektur bangunan gedung;
3. Pengendalian dampak lingkungan untuk bangunan gedung tertentu;
4. Rencana tata bangunan dan lingkungan.
Persyaratan keandalan bangunan gedung, meliputi :
1. persyaratan keselamatan;
2. persyaratan kesehatan;
3. persyaratan kemudahan/aksesibilitas.
Persyaratan Kenyamanan dalam bangunan gedung harus memperhatikan :
1. kenyamanan ruang gerak
2. kenyamanan hubungan antar ruang
3. kenyamanan kondisi udara
4. kenyamanan pandang
5. kenyamanan terhadap kebisingan dan getaran
5.3.3 Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Penyelenggaraan bangunan gedung Kota Sibolga meliputi kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran, yang meliputi aturan sebagai berikut :
1. Kegiatan pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis bangunan
gedung disetujui oleh pemerintah daerah dalam bentuk izin mendirikan bangunan kecuali bangunan gedung fungsi khusus. .
2. Kegiatan pemanfaatan bangunan gedung meliputi kegiatan pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan
secara berkala pada bangunan gedungharus dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan laik Fungsi.
3. Kegiatan pelestarian bangunan gedung meliputi kegiatan perbaikan, pemugaran dan pemanfaatan
bangunan gedung dan lingkungan cagar budaya yang dilakukan menyalahi ketentuan fungsi dan/ atau karakter cagar budaya, harus dikembalikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4. Kegiatan pembongkaran bangunan gedung dilaksanakan berdasarkan rencana teknis pembongkaran
yang telah disetujui oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuknya.
5.3.4 Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung di Kota Sibolga, agar setiap orang mengetahuinya, Pemerintah Kota Sibolga menempatkan pengundangan Peraturan Daerah dalam Lembaran Daerah Kota Sibolga.
5.4 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Sibolga
Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah.
5.4.1 Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi Kota Sibolga.
5.4.1.1 Visi Misi Sanitasi
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
16
dengan persoalan sanitasi. Kemiskinan bisa menjadi penyebab buruknya akses dan layanan sanitasi yang tidak memadai, dimana hal ini akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan yang pada gilirannya akan berdampak pada tingkat produktifitas masyarakat. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah Kota Sibolga untuk membenahi sanitasiSanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan pelengkap semata, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.
Salah satu aspek dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yang sehat, perlu diperhatikan masalah drainase, persampahan dan air limbah serta promosi higiene. Masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan, drainase, dan promosi higiene masih berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih kegiatan pembangunan bidang sanitasi oleh institusi yang berbeda-beda, yang kadang-kadang membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan.
Apabila kualitas lingkungan terjaga dengan baik, derajat kesehatan manusia akan meningkat pula. Oleh karena itu, Pemerintah maupun masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga dan mengelola lingkungannya agar tidak membawa dampak buruk bagi penghuninya. Dampak tersebut notabene merupakan efek samping dari aktivitas manusia sehari-hari, sehingga permasalahan yang timbul biasanya adalah masalah sosial kesehatan masyarakat itu sendiri.
Visi dan misi Sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kota Sibolga dalam rangka mencapai visi misi kota. Untuk itu melihat bagaimana keterkaitan antara visi, misi Kota Sibolga dengan visi misi samitasi dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini :
Tabel 5.8 Visi Misi Sanitasi Kota Sibolga Tahun 2016-2020
VISI RPJMD MISI RPJMD VISI SANITASI MISI SANITASI KOTA SIBOLGA
Bersama kita membangun rakyat Sibolga yang sehat, cerdas, sejahtera dan beradab
1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis,
berkeadilan, transparan dan akuntabel
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata, berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat 3. Meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan secara merata, bermutu, dan demokratis bagi masyarakat serta menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan kemajuan zaman 4. Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Sibolga melalui
Terwujudnya sanitasi Kota Sibolga yang bersih dan sehat melalui pembangunan dan peningkatan pelayanan sanitasi yang ramah lingkungan Tahun 2020
MISI AIR LIMBAH DOMESTIK
-Meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dan pihak swasta mengenai pengelolaan air limbah;
-Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah;
- Terselenggaranya lembaga pengelolaan air limbah yang profesional dan berkelanjutan.
MISI PERSAMPAHAN
- Meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dan pihak swasta mengenai pengelolaan persampahan secara mandiri dan ramah lingkungan;
- Mengembangkan akses dan sarana prasarana pengelolaan persampahan; - Terselenggaranya lembaga pengelolaan
persampahan yang profesional dan berkelanjutan.
MISI DRAINASE
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
17
pertumbuhan ekonomi yanglebih merata, mengurangi pengangguran serta penataan ruang yang berwawasan lingkungan. 5. Membangun kondisi daerah
yang aman, tertib damai dengan menegakkan supremasi hukum dan HAM.
masyarakat dan pihak swasta mengenai pengelolaan drainase;
-Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan drainase lingkungan yang layak dan terpelihara dengan baik;
-Menyiapkan perencanaan pengembangan pengelolaan drainase yang terintegrasi dan komprehensif;
-Terselenggaranya lembaga pengelolaan drainase yang profesional dan
berkelanjutan.
MISI PROMOSI HIGIENE DAN SANITASI - Meningkatkan kuantitas dan kualitas
petugas pemicu masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat;
- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku Hidup Bersih dan Sehat; - Memberdayakan masyarakat dalam
peningkatan kualitas kesehatan lingkungan.
Sumber : SSK Kota Sibolga tahun 2014
5.4.1.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi
Pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan secara menyeluruh berdasarkan dokumen dokumen perencanaan yang telah ada.
A. Sistem Air Limbah
Dalam pengembangan wilayah Kota Sibolga (Draft RTRW Kota Sibolga), rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah di Kota Sibolga, meliputi :
1. Pengembangan kapasitas pembuangan limbah dengan sistem on site komunal pada kawasan perumahan
di Kelurahan Sibolga Ilir, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pasar Belakang, Kelurahan Pancuran Pinang, Kelurahan Aek Manis, Kelurahan Aek Habil dan Kelurahan Aek Muara Pinang;
2. Pengembangan sistem pembuangan air limbah komunal terutama di kawasan pinggiran pantai;
3. Peningkatan kapasitas IPAL pada kawasan industri di Kecamatan Sibolga Selatan;
4. Peningkatan kapasitas dua unit IPLT di Kelurahan Aek Parombunan;
5. Pengembangan fasilitas pengolahan air limbah cair dari kegiatan pangkalan pendaratan ikan dan industri
pengolahan ikan di Kelurahan Muara Pinang, Kelurahan Aek Manis, Kelurahan Pasar Belakang, Kelurahan Aek Habil, Kelurahan Pasar Baru, dan Kelurahan Sibolga Ilir;
6. Pengembangan fasilitas pengolahan limbah padat dari kegiatan pangkalan pendaratan ikan menjadi bahan
pakan ternak kawasan pangkalan ikan di Kelurahan Aek Manis dan Kelurahan Sibolga Ilir.
B. Sistem Persampahan
Agar pengelolaan persampahan di Kota Sibolga dapat tertangani maka disusun rencana (Draft RTRW Kota Sibolga) pengelolaan persampahan yang meliputi :
1. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah di TPA Kabupaten Tapanuli Tengah yang menerapkan
sanitary land fill
2. Kerjasama bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah untuk pengelolaan TPA Regional, serta
pengaturan lintas pengangkutan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah
3. Memanfaatkan teknik-teknik yang berwawasan lingkungan berdasarkan konsep daur ulang, pemanfaatan
kembali, pengurangan; dan
4. Menata pemanfaatan lahan di sekitar kawasan TPA sebagai Buffer zone menjadi RTH dalam radius 500
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
18
C. Sistem Drainase Lingkungan
Sistem drainase Kota Sibolga secara keseluruhan dibagi ke dalam 12 sub drainase yang masing-masing memiliki hirarki jaringan drainase tersendiri. Rencana jaringan saluran drainase dibagi menjadi 3 bagian yaitu jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier.
a. Sistem saluran drainase primer yang menyalurkan air permukaan pada sub drainase masing-masing ke
laut
b. Saluran drainase sekunder yang mengalirkan air permukaan dari lingkungan dan saluran tersier masuk ke
setiap saluran primer.
c. Sedangkan, rencana jaringan drainase tersier berupa saluran yang mengikuti jaringan jalan lingkungan
menuju jaringan sekunder atau saluran primer
Berikut rencana pengembangan jaringan drainase Kota Sibolga (Draft RTRW Kota Sibolga), yaitu :
a. Peningkatan sistem jaringan drainase di jalan K.H. Zainul Arifin, jalan MT Haryono, jalan Com. Yos
Sudarso, jalan Bongsu Pasaribu, jalan Kapt. Tandean, jalan Buchari Koto, jalan Brigjen. Katamso, jalan Marganti Sitompul, jalan Srikandi, jalan Jend. A. Yani, jalan S. Parman, jalan Patuan Anggi, jalan Gabus, jalan Peralihan, jalan R. Suprapto, jalan Ubur-ubur, jalan Sonda Bowo Lase, jalan Sibolga Baru, jalan K.H. Ahmad Dahlan, jalan Camar, jalan Kader Manik, jalan Persatuan, jalan Imam Bonjol, jalan P. Diponegoro;
b. Pengembangan saluran di jalan Com. Yos Sudarso, jalan M.H. Thamrin, jalan Kapt. Tandean, jalan P.
Diponegoro, jalan Kuda Laut, jalan Gambolo
c. Pemeliharaan Sungai Aek Doras, Sungai Aek Horsik dan Sungai Sarudik,
d. Pengembangan saluran primer di daerah pantai yang meliputi :
1. Saluran pembuangan drainase primer di jalan P. Diponegoro, jalan Rawang, jalan Elang, jalan Jati,
kanal di jalan K.H. Ahmad Dahlan, jalan M Hutagalung, jalan D.E. ST. Bungaran Panggabean
2. Saluran pembuangan drainase di perairan laut (uik mounding) di Kelurahan Sibolga Ilir, Kelurahan
Kota Baringin, Kelurahan Pasar Belakang, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pancuran Pinang, Kelurahan Aek Manis, Kelurahan Aek Habil
e. pengembangan jaringan prasarana pengendalian banjir/genangan air pada kawasan rawan banjir di
Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan meliputi :
1. Mengembangkan saluran ke Sungai Sarudik untuk membagi debit volume banjir di Kelurahan Aek
Muara Pinang;
2. Membangun tanggul di sisi timur Sungai Sarudik dan Sungai Sihopo-hopo untuk mencegah
terjadinya luapan air sungai pada debit banjir; dan
3. Pengendalian pembangunan permukiman dan pemulihan muara Sungai Sarudik
4. Pengendalian pemanfaatan daerah hulu Sungai Aek Doras, Sungai Aek Horsik dan Sungai Aek
Parombunan.
5. Kerjasama peningkatan saluran di Jalan Sisingamangaraja menuju Sungai Sarudik di perbatasan
dengan saluran drainase Kabupaten Tapanuli Tengah.
1. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Perkembangan pembangunan yang cukup pesat memerlukan antisipasi pengelolaan agar tidak mencemari dan menurunkan kualitas lingkungan, terutama air tanah dan air permukaan. Untuk itu perlu disusun pentahapan pembangunan mulai dari jangka pendek, jangka menengah hingga pembangunan jangka panjang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada masing-masing kawasan. Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS), berdasarkan isu pokok sanitasi air limbah domestik, permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Sibolga, sebagai berikut :
1. Belum adanya sistem pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat sehingga air limbah berpotensi
mencemari air tanah dan air permukaan, berdasarkan studi EHRA oleh Dinas Kesehatan Kota Sibolga tempat penyaluran buangan akhir tinja di Kota Sibolga sebesar 2,3 % masih menggunakan cubluk atau lobang tanah dan 32,3 % menggunakan tangki septik. Dari yang menggunakan tangki septik diperoleh data bahwa 20,5 % suspek tidak aman.
2. Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah seperti Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) sudah
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
19
tangga presentase kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Kota Sibolga 66,3 % tidak memiliki SPAL dan akibatnya sebesar 33,8 % mengalami genangan, sedangkan dalam hal pencemaran 50 % mengalami pencemaran karena SPAL.3. Tingkat kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan air limbah yang baik dan sehat masih rendah. Hal
ini telihat pada tingkat kepemilikan SPAL yang rendah yang menunjukkan bahwa pengolahan Air Limbah Non Tinja (Grey Water) tidak menjadi perhatian masyarakat. Kondisi ini juga disebabkan program sektor air limbah yang berbasis masyarakat masih kurang, walaupun pada prakteknya animo masyarakat terhadap program-program pemberdayaan cukup baik.
4. Bahwa hampir semua pengelolaan air limbah domestik di Kota Sibolga masih menggunakan on site
system dengan tingkat teknologi sederhana, sementara pengelolaan dengan berbasisoff site communal masih belum berkembang,.
5. Belum ada kelembagaan yang kuat di dalam mengatur sistem pengelolaan air limbah atau sistem sanitasi,
baik dilingkungan Pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
6. Belum adanya masterplan pengolahan air limbah domestik dan belum adanya data yang akurat mengenai
penanganan air limbah di skala sekolah, fasilitas umum dan industri-industri skala RT.
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memecahkan permasalahan diatas adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah, karakteristik tata guna lahan, serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan zona dan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut memzonasi sistem pengelolaan air limbah.
Berdasarkan kondisi tersebut serta memperhatikan faktor-faktor lain seperti rencana tata guna lahan dan kondisi tanah, maka sistem pengelolaan air limbah di Kota Sibolga dibagi ke dalam 3 zonasi sistem.
Berdasarkan Pemetaan tersebut dihasilkan gambaran kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem yang terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan pengembangan sanitasi.
Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1 merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi (indek ARS 3 & 4), kondisi topografi relatif berkontur dan merupakan Kawasan Permukiman padat yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site) dalam jangka menengah. Zona ini mencakup kawasan perdagangan dan jasa sub wilayah kota di Kelurahan Pancuran Kerambil dan Kelurahan Aek Muara Pinang dengan opsi teknologi off site system (system terpusat) skala komunal.
Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko sanitasi dapat diatasi dalam jangka menengah dengan
perubahan perilaku dan oleh karena merupakan daerah kepadatan penduduk sedang (peri urban) maka pemilihan system nya adalah on site individual dengan pendekatan septick tank komunal.
Zona 3, merupakan area rural (kepadatan rendah) yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui pilihan system setempat (on site) dalam skala rumah tangga (household based). Dengan opsi teknologi Jamban berseptick tank dan MCK ++ dan penanganan untuk perubahan perilaku dengan pemicuan (CLTS).
Target capaian pengembangan air limbah domestik Kota Sibolga, dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.
Tabel 5.9 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
No Sistem
Cakupan layanan eksisting(%)
Target cakupan layanan (%)
Jangka pendek (s/d 2016)
Jangka menengah (s/d 2020)
Jangka panjang (s/d 2026)
A Sistem On-site
1 Individual (Tangki Septik) 32,3 45 55 65
2 Komunal ( MCK /MCK ++) 8,0 12 15 15
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
20
B Sistem Off-site
1 IPAL Skala Kawasan 0 1 0 8
2 IPAL Skala Wilayah 0 4 0 0
3 IPLT Skala Kawasan 0 1 0 8
4 IPLT Skala Wilayah 0 0 0 0
C Buang Air Besar
Sembarangan ( BABS ) 10,2 5 0 0
Sumber : SSK Kota Sibolga Tahun 2014
2. Tahapan Pengembangan Persampahan
Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS), berdasarkan isu pokok sanitasi persampahan, permasalahan mendesak sistem pengelolaan persampahan di Kota Sibolga. Adapun pokok-pokok permasalahan pengelolaan persampahan di Kota Sibolga, sebagai berikut :
• Penambahan Jumlah Timbulan sampah
Penambahan Jumlah penduduk, laju industri dan komsumsi masyarakat secara umum berdampak pula pada karakteristik dan produksi sampah.
Penambahan secara kuantitas (volume) tidak disertai dengan penambahan jumlah sarana dan prasarana persampahan. Sedangkan secara karakteristik sampah, banyaknya penggunaan sampah plastik, kertas , produk berbahaya (B3) tidak disikapi dengan baik oleh instansi pengelola sampah.
• Praktek Pengolahan sampah 3R ditengah masyarakat belum terlaksana dengan baik dikarenakan
pengetahuan dan manfaat pengelolaan sampah 3R belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat.
• Penanganan sampah ditingkat masyarakat berdasarkan studi EHRA sebagian besar tidak melakukan
pengolahan yakni 83,2 % dan pengolahan yang tidak memadai sebesar 21,5 %.
• Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Hutabarangan di kecamatan Sibolga Utara belum memadai
dikarenakan sepmitnya lokasi lahan yang hanya 1,65 Ha, sehingga tidak efisien dalam melakukan pelayanan.
• Lembaga yang bersifat sebagai regulator belum ada sedangkan lembaga operator pengelolaan
persampahan masih belum maksimal. Masih lemahnya penindakan kepada pihak-pihak yang mencemari lingkungan dari praktek pengelolaan sampah.
• Partispasi swasta dan masyarakat belum sepenuhnya terlibat dalam pengelolaan persampahan. Pihak
swasta hanya terlibat sebatas penyediaan sarana sedangkan untuk meminimalisir sampah sejak dari sumbernya belum terlibat.
• Belum adanya dokumen perencanaan seperti master plan persampahan, business plan persampahan,
yang dibutuhkan untuk merencanakan program peningkatan pengelolaan persampahan sesuai dengan visi dan misi daerah serta arah pengembangan pembangunan Kota Sibolga.
• Belum optimalnya penangan sampah pasar, sampah-sampah medis dari Rumah Sakit dan puskesmas.
Terutama perlakuan sampah medis masih diperlakukan sama dengan sampah rumah tangga.
Penentuan Target pelayanan persampahan di Kota Sibolga lebih ditekankan pada pengelolaan sampah perkotaan. Untuk daerah perbukitan peningkatan layanan persampahan lebih ditekankan pada peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Kebutuhan penanganan persampahan dikelompokkan menurut wilayah pelayanan. Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan, yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (BDD & permukiman) dan kepadatan penduduk. Kedua kriteria tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah.
Dari hasil analisis yang didasarkan pada kedua kriteria tersebut maka didapatkan tahapan pengembangan persampahan sebagai berikut :
Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut :
Zona 1 merupakan area pusat pelayanan tingkat kota serta Kawasan Permukiman padat & Perdagangan
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
21
hingga 100% dengan metode pengumpulan langsung (Lingkungan-TPS-TPA) serta pelayanan penyapuan jalan (street sweeper) dan pengolahan sampah 3R pada lokasi-lokasi publik seperti pasar, pusat pertokoan, terminal , dan lain lain. Zona 2, merupakan area rural (kepadatan rendah) yang dapat diatasi dalam jangka pendek ke menengah
dengan pilihan system penanganan sampah dengan cakupan pelayanan lebih 70% dengan metode tidak langsung (TPS-TPA) . Pengolahan sampah yang berbasis Rumah Tangga dan berbasis masyarakat. Dengan opsi teknologi penyediaan sarana pengumpulan dan pengolahan sampah sementara 3R di pusat-pusat layananan kawasan (PPK).
Zona 3, merupakan area penanganan jangka menengah ke panjang, umumnya berada diarea-area peri
urban dan bukan fungsi pelayanan jasa dan perdagangan dengan pelayanan persampahan seperlunya. Pada area ini dikembangkan pengolahan sampah di sumbernya berskala rumah tangga. Dengan program penunjang sosialisasi pengolahan sampah yang ramah lingkungan tetap digalakkan.
Target capaian pengembangan persampahan Kota Sibolga, dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini.
Tabel 5.10 Tahapan Pengembangan Persampahan
Sumber : SSK Kota Sibolga Tahun 2014
3. Tahapan Pengembangan Drainase Lingkungan
Pengembangan sub sektor drainase memerlukan analisis yang tepat untuk menentukan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah. Berbagai permasalahan mengharuskan pemerintah untuk mengklasifikasikan setiap kawasan ke dalam beberapa zona prioritas agar pengembangan sistem drainase dapat berjalan dengan efektif dan berkesinambungan dalam mengatasi permasalahan drainase lingkungan.
Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS), permasalahan mendesak sistem pengelolaan drainase di Kota Sibolga, sebagai berikut :
1. Dokumen perencanaan drainase secara komprehensif dan terintegrasi belum ada sehingga perlu segera
menyusun masterplan drainase yang menjadi acuan pembangunan sektor drainase.
2. Masyarakat masih menjadikan drainase sebagai tempat pembuangan dan pembakaran sampah,
berdasarkan study EHRA sebesar 12,8%. Dibeberapa titik terdapat pendangkalan penampang drainase
No Sistem Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka pendek (s/d
2016)
Jangka menengah (s/d 2020)
Jangka panjang (s/d 2026)
A AKSES PELAYANAN
1 Direct System (penanganan langsung+ street sweeper)
Kawasan Komersil 1 3 5 8
2 Indirect System (Penanganan Tidak Langsung)
Kawasan Permukiman 6 15 28 35
Kawasan Komersil 5 12 20 30
3 Penanganan berbasis masyarakat
Kawasan Permukiman - 2 5 10
B NON AKSES
1 Buang Sampah Sembarangan,
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
22
yang disebabkan oleh sedimentasi lumpur atau sampah, hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih minim.3. Pengerukan drainase tidak dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
4. Regulasi sektor sanitasi khususnya drainase belum ada baik yang mengatur tentang layanan secara
teknis operasional maupun retribusi.
5. Partispasi swasta dan masyarakat belum sepenuhnya terlibat dalam pengelolaan persampahan. Pihak
swasta hanya terlibat sebatas penyediaan sarana sedangkan untuk meminimalisir sampah sejak dari sumbernya belum terlibat.
6. Kondisi topografi daerah Kota Sibolga yang padat pemukiman cukup menyulitkan dalam mengadakan
suatu perencanaan teknis drainase dalam skala kota..
7. Lemahnya sistem kelembagaan pengelolaan drainase lingkungan di Kota Sibolga yang terlihat pada
lemahnya penyusunan perencanaan, minimnya penganggaran yang berujung pada terbatasnya penyediaan prasarana drainase, lemahnya sosialisasi, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase.
8. Pelayanan drainase belum menjangkau seluruh lingkungan permukiman baik di daerah perdesaan maupun
perkotaan, sistem drainase lingkungan belum tertata dan dikelola dengan baik.
Untuk menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan dan lingkungan, maka disusunlah prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan beberapa kriteria seleksi yaitu: Kepadatan Penduduk, Klasifikasi Wilayah (Perkotaan), Peruntukan Wilayah serta Resiko Kesehatan Lingkungan. Kondisi topografi lahan/wilayah Kondisi wilayah yang rawan terhadap banjir.
Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut :
1. Zona 1 merupakan area pusat pelayanan tingkat kota dan kecamatan serta Kawasan Permukiman padat
& Perdagangan (CBD) yang harus ditangani secara jangka pendek, zona ini mencakup kawasan perkantoran di Kelurahan pasar belakang. Sistem saluran drainase primer/makro dikembangkan melalui saluran pembuangan utama meliputi Sungai Aek Doras, Sungai Sihopo-hopo dan Sungai Sarudik yang melayani Kelurahan Pancuran Pinang, Kelurahan Simare-mare, Kelurahan Pasar Belakang, Keluarahan Aek Manis, dan Kelurahan Aek Muara Pinang
Zona 2, merupakan area pengembangan pelayanan tingkat kecamatan atau rencana pengembangan CBD.
Zona 3, merupakan area penanganan jangka panjang, umumnya berada di area-area rural dan bukan
fungsi pelayanan jasa serta intensitas genangan rendah.
Target capaian pengembangan drainase Kota Sibolga, dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini. Tabel 5.11 Tahapan Pengembangan Drainase
Sumber : SSK Kota Sibolga tahun 2014
Berdasarkan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Sibolga, panjang drainase di Kawasan perkotaan Kota Sibolga adalah ± 200 Km. Dimana panjang drainase yang telah ditangani/dikelola oleh Pemerintah ±60 Km, maka cakupan layanan drainase pada kawasan perkotaaan adalah 30 %. Tidak terjadinya genangan lebih 2 kali/tahun. Berkurangnya genangan 100% pada tahun 2020, dimana pencapaiannya dilakukan secara bertahap
.
No Sistem
Cakupan layanan eksisting* (%)
Cakupan layanan* (%) Jangka
pendek (s/d 2016)
Jangka menengah (s/d 2020)
Jangka panjang (s/d
2026)
1 Drainase Makro 10 15 20 25
2 Drainase Mikro / Tersier 20 25 30 35
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
23
5.4.1.3 Kebutuhan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Kota Sibolga
Perkiraan kebutuhan pendanaan sanitasi untuk tahun 2016-2020 diproyeksikan berdasarkan asumsi bahwa proses pembangunan sanitasi diupayakan mengalami percepatan dengan indeks kenaikan proporsi anggaran tidak mengikuti rata-rata progres pertumbuhan yang terjadi dalam kurun waktu masa penganggaran 2010-2014. Dalam masa penganggaran 2010-2014, pertumbuhan bisa mencapai 19,17%, dimana walaupun pertumbuhan pendanaan yang tinggi tersebut diakibatkan adanya kenaikan anggaran yang cukup besar pada tahun 2014. Untuk mencapai percepatan perbaikan dan pembangunan sanitasi, proyeksi kenaikan anggaran sanitasi untuk tahun 2016 mencapai 10% dari penganggaran tahun 2014 dan dan untuk kenaikan tiap tahunnya sampai tahun 2020 diproyeksikan mengalami kenaikan 10%. Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Proyeksi terbesar kenaikan kebutuhan anggaran pada tahun 2016 ditargetkan pada subsektor PHBS,
dengan asumsi bahwa permasalahan sanitasi di Kota Sibolga terutama disebabkan oleh lemahnya pengetahuan masyarakat akan sanitasi yang baik dan masih kurangnya tingkat partisipasi masyarakat dalam masalah pengelolaan sanitasi lingkungan.
2. Proyeksi kenaikan APBD murni terhadap sanitasi didasari pada pertumbuhan pengalokasian anggaran
sanitasi tahun 2010-2014 dari belanja langsung APBD.
3. Kemampuan daerah untuk berkomitmen dalam penganggaran sanitasi diproyeksikan hanya 2,5% dari
belanja langsung daerah Kota Sibolga.
4. Diproyeksikan kebutuhan pendanaan dalam percepatan pembangunan sanitasi belum bisa terpenuhi
oleh pendanaan yang berasal dari 2,5% belanja langsung daerah. Oleh karena itu salah satu strategi Pokja PPSP dalam pemenuhan kebutuhan pendanan sanitasi adalah mencari alternative sumber pendanaan di luar APBD Kota.
5. Proporsi total kebutuhan sanitasi tidak bisa terpenuhi oleh poyeksi penganggaran yang berasal dari
APBD murni
6. Proporsi total kebutuhan sanitasi bisa terpenuhi oleh poyeksi penganggaran yang berasal dari
komitmen pendanaan sanitasi
5.4.2 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi.
Strategi Sanitasi Kota Sibolga tahun 2016-2020 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan strategi sektor sanitasi meliputi air limbah domestik, persampahan, drainase perkotaan. Seperti yang disajikan dalam format tabel 5.12, tabel 5.13, dan tabel 5.14 berikut ini.
Tabel 5.12 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub Sektor Air Limbah Kota Sibolga
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang sehat
Berkurangnya praktek BABS menjadi 0% - Penyuluhan/kampanye stop BABs - Pembangunan MCK +++/tangki septik
komunal 100% masyarakat memiliki tangki septik
suspek aman pada tahun 2020
- Stimulan jamban keluarga dan tangki septik untuk MBR/Miskin
100% sarana pendi dikan memiliki sarana pengelolaan limbah pada tahun 2020
- Pembangunan dan perbaikan jamban, toilet dan CTPS di sekolah
Rehab IPAL dan IPLT - Rehab IPAL
- Rehab IPLT Bertambahnya angkut an untuk truk tinja Pengadaan truk tinja
Menyiapkan perencanaan sistem air limbah skala kota
Pelaksanaan pekerjaan untuk sistem air limbah berjalan dengan tepat sasaran dan sesuai alokasi kebutuhan
- Penyusunan masterplan sistem air limbah skala kota
- Studi kelayakan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kawasan
- Studi amdal sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kawasan
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
24
Tujuan Sasaran Strategi
pengelolaan air limbah terpusat skala kawasan
- DED Rehabilitasi IPAL - DED Rehabilitasi IPLT - DED MCK +++
Mewujudkan lembaga
pengelolaan air limbah yang berkualitas
Meningkatkan kualitas dan kuantitas personil pengelolaan air limbah permukiman
- Pembentukan lembaga pengelola sistem pengolah limbah terpusat
- Pelatihan pengelolaan sistem pengolah limbah terpusat
- Pengujian kualitas air limbah, air tanah, air hujan, udara, air sungai, air sumur/air galian
Menyiapkan regulasi dalam mengatur sistem pengelolaan air limbah
Tersedianya regulasi tentang pengelolaan air limbah permukiman
- Penyusunan SOP pengelolaan air limbah domestik(MCK/septiktank)
- Penyusunan Perda Pengelolaan Air lImbah
Meningkatkan kesa daran serta partisi pasi Masyarakat/ swasta mengenai pe ngelolaan air limbah
Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan limbah
- Pembentukan KSM - Sanimas - Pembentukan KSM - SLBM
- Pembinaan dan kemitraan denga pelaku bisnis tentang pengelolaan air limbah
- Penyuluhan/kampanye mendorong
partisipasi masyarakat dalam mengelola air limbah domestik
- Pelatihan bagi pengurus KSM
- Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM
Sumber : SSK Kota Sibolga tahun 2014
Tabel 5.13 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub Sektor Persampahan Kota Sibolga
Tujuan Sasaran Strategi
Peningkatan sarana prasarana pengelolaan sampah
Diperlukannya Peningkatan Sarana Prasarana Prasarana Pengumpulan Sampah
- Pembangunan Sanitary Landfill di Hutabarangan
- Pembangunan IPAL Lindi
- Pembangunan tembok penahan sampah - Pembangunan TPSS
- Pengadaan Tong sampah (organik dan an-organik)
Diperlukannya Peningkatan Sarana Prasarana Prasarana Pengangkutan Sampah
- Pengadaan dump truk angkut sampah - Pengadaan motor sampah
- Pengadaan gerobak sampah
Diperlukannya Peningkatan Sarana Prasarana Prasarana Pengelolaan Sampah
Pengadaan alat berat
Diperlukannya Peningkatan Sarana Prasarana Prasarana Pengelolaan Sampah dengan sistem Sanitary Landfill
- Diperlukannya kerjasama bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tegah untuk pengelolaan TPA Regional
- Pengaturan lintas pengangkutan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah
Mengurangi timbulan sampah dengan melibatkan semua pihak terkait
Masih banyak sampah sekitar 85% banyak yang dibuang langsung oleh masyarakat di lereng-lereng sungai dan sekitar saluran, badan sungai
- Pembangunan pengelolaan sampah 3R skala kelurahan.
Strategi Pembangunan Kota Sibolga dan Sektor
Bab 5 |
25
Tujuan Sasaran Strategi
Peningkatan produksi dari produk daur ulang sampah
- Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat dan sosialisasi pengurangan sampah dari sumbernya
- Pembentukan kelompok swadaya
masyarakat Bank sampah (pengolahan sampah)
- Pembagian award bagi
masyarakat/kelompok masyarakat yang berhasil mengolah sampah
- Promosi penggunaan produk daur ulang sampah
- Pembinaan sekolah adhiwiyata
berwawasan lingkungan
- Kreasi daur ulang tk. Masyarakat dan pelajar
Perencanaan Kebijakan Persampahan
Pembuatan dokumen perencanaan persampahan.
- Penyusunan masterplan persampahan - Study Kelayakan perluasan TPA dengan
sistem Sanitary Landfill.
- Study Amdal perluasan TPA dengan sistem Sanitary Landfill.
- Perencanaan detail (DED) perluasan TPA dengan sistem Sanitary Landfill.
Sumber : SSK Kota Sibolga tahun 2014
Tabel 5.14 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub Sektor Drainase Kota Sibolga
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan drainase lingkungan, sehingga dapat mengurangi resiko terjadi genangan
- Berkurangnya permasalahan drainase pada tahun 2020
- Peningkatan konstruksi drainase dari galian tanah menjadi konstruksi pasangan batu
- Rehabilitasi jaringan drainase
- Pengerukan sediman saluran dan gorong-gorong drainase
- Rehabilitasi tembok/dinding saluran dan gorong-gorong drainase
- Penataan drainase pemukiman perkotaan
Menyiapkan regulasi dalam mengatur sistem pengelolaan drainase
Tersedianya regulasi tentang pengelolaan drainase
PenyusunanPerda tentang pengelolaan sistem drainase.
Mendorong penyusunan perencanaan sistem drainase
Meningkatkan pelayanan pengelolaan drainase
- Penyusunan Masterplan sistem drainase skala kota/kawasan
- Penyusunan outline sistem drainase skala kota/kawasan
- Penyusunan database jaringan drainase - DED Sistem Drainase
- Perencanaan teknis pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase Mendorong peningkatan peran
masyarakat dan dunia usaha dalam pengem-bangan sarana dan prasarana permukiman yang ramah lingkungan
Diperlukan partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan drainase lingkungan
-Pembangunan drainase pemukiman bersama masyarakat
-Kampanye pemeliharaan bersama
komponen drainase
-Sosialisasi rencana Pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase.