PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
BIDANG PENGEMBANGAN JEJARING 2016
Advokasi Internet Sehat
•
Kebutuhan adanya peraturan untuk pengelolaan informasi
dan transaksi elektronik tingkat nasional.
•
Munculnya perbuatan hukum baru yang memanfaatkan TIK
•
Pemanfatan TIK diselaraskan untuk menjaga, memelihara,
dan memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional
•
Dukungan pemanfaatan TIK bagi perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi nasional
Berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum
Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:
a. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;
b. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
d. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin danbertanggung jawab; dan
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan / atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan :
melanggar kesusilaan;
perjudian;
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik;
pemerasan dan/atau pengancaman.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan :
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
Informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA).
Ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan /atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Bab VII Pasal 30
1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
Ancaman pidana penjara 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
Ancaman pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan
melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Dysson (1994)
cyberspace
merupakan suatu
ekosistem biolektronik di semua tempat yang
memiliki
telepon
,
kabel coaxial
, fiber optic, atau
Karakteristik dunia maya (menurut Dysson, 1994):
• Berada di dalam dunia maya, dihuni oleh orang-orang yang saling
berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pikiran, tetapi tanpa harus melakukan pertemuan secara fisik.
Beroperasi secara virtual/maya
• Karena interaksi yang dilakukan oleh hampir semua orang dari seluruh
dunia, dengan didukung kemudahan update data, maka perubahan yang terjadi dalam dunia cyber pun sangat cepat.
Dunia cyber selalu berubah dengan cepat
• Penghuni cyberspace saat ini tercatat berasal lebih dari 201 negara
yang melakukan interaksi tanpa mengenal batas territorial (www.InternetLiveStats.com)
Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial
• Karena interaksi yang dilakukan dalam cyberspace tanpa melibatkan
interaksi secara fisik maka interaksi yang dilakukan pun tidak harus menunjukkan identitas yang sesungguhnya.
Orang-orang yang hidup dalam dunia maya dapat melaksanakan aktivitas tanpa harus menunjukkan identitasnya.
• Inilah yang disebut zaman informasi. Satu-satunya harta dalam cyberspace
adalah intelektual yang bersifat publik, tidak dimiliki oleh siapapun dan tidak
Pengguna internet berasal dari berbagai Negara yang memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda.
Penggunaan internet merupakan orang yang hidup dalam anymous, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
Bermacam fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis atau tidak etis.
• Netiket atau Nettiquette singkatan dari netter etiket, adalah aturan atau etika dalam berkomunikasi menggunakan internet.
• Secara umum, etika dalam komunikasi di internet adalah:
Usahakan tidak menggunakan huruf besar/capital dalam komunikasi;
Jangan asal Copas! Tuliskan sumber tulisan jika memang berasal dari hasil salinan tulisan orang lain;
Sopan. Hindari kata-kata Sarkasme, kasar, sara, atau menyinggung perasaan orang lain;
No Hoax. Jangan menyebar berita yang belum jelas kebenarannya;
• http://www.internetlivestats.com
Program yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri, dan kemudian menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program atau dokumen lain. Istilah virus dalam komputer dapat juga di analogikan dengan virus biologis yang sifatnya menyebarkan diri dengan cara menyisipkan dirinya sendiri ke sel mahluk hidup. Biasanya didapat dari perpindahan “flashdisk”, dan ikut dalam paket yang didownload dari internet.
Solusi:
Tindakan memperoleh informasi pribadi seperti User ID, Password dan data-data sensitif lainnya dengan menyamar sebagai orang atau organisasi yang
berwenang melalui sebuah email/halaman web.
Solusi:
• http://www.internetcepat.com/
• https://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_perusak
DNS Nusantara merupakan penapisan model whitelist. Dengan penapisan ini, hanya situs-situs dengan domain yang masuk ke dalam daftar putih yang dapat diakses. Situs-situs atau layanan lain yang tidak masuk ke daftar putih tidak dapat diakses.
Dengan menggunakan DNS Nusantara, akses internet Anda terbebas dari konten-konten negatif yang tidak sesuai dengan norma
Kemunculan situs-situs bermuatan negatif yang sangat pesat sulit diibangi oleh pembaharuan daftar hitam
Model blacklist sulit membedakan perbedaan usia dan kebutuhan pengguna
• User mengakses nama domain melalui DNS Resolver Whitelist
• DNS Resolver melakukan pengecekan apakah nama domain sudah masuk ke dalam whitelist
• Jika nama domain sudah masuk ke dalam whitelist maka akan diarahkan ke alamat IP yang diperoleh dari DNS Authoritative
DNS Resolver
Server
www.domainwhitelist.id www.domainwhitelist.id
IP domain www.whitelist.id
Domain Blacklist
DNS Resolver
redirect.dnsnusantara.id www.blockdomain.com
IP redirect.dnsnusantara.id
Publ
ik
• Mengusulkan Nama Domain untuk masuk whitelist• Melaporkan Nama Domain untuk dicabut dari daftar whitelist
Ti
m P
anel
• Melakukan Review Nama Domain apakah bisa masuk
dalam
whitelist/dikelu arkan dari
daftar whitelist
Adm
in
• Melakukanapproval nama domain untuk dapat masuk whitelist/dikelu arkan dari
•
45.126.58.58
•
45.126.59.59
• add chain=dstnat action=dst-nat addresses=45.126.58.58 to-ports=5353 protocol=tcp dst-port=53
• add chain=dstnat action=dst-nat addresses=45.126.59.59 to-ports=5353 protocol=udp dst-port=53
Buka web browser lalu ketik alamat URL: http://test.dnsnusantara.id
Buka web browser lalu ketik alamat URL: http://test.dnsnusantara.id
• Kemkominfo
• ICT Watch
• PANDI