173
PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM
PEMETAAN PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN BONE
A. Sumardin1, Arfandi SN2
Teknik Informatika STMIK AKBA1, Komputerisasi Akuntansi STMIK AKBA2 Email: mysumardin@gmail.com1, arfandi.akba@gmail.com2
ABSTRAK
Fakta di lapangan data-data yang berkaitan dengan peringatan penurunan hasil produksi komoditi unggulan sering kali terlambat bahkan tidak diketahui. Hal ini, dikarenakan tidak adanya data hasil produksi yang terdokumentasi atau bahkan tidak adanya data yang telah diolah sebagai acuan pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Pemanfaatan teknologi sistem informasi geografis akan sangat mempengaruhi kecepatan perencanaan, antisipasi, langkah strategis serta upaya peningkatan komoditi unggulan di masing-masing daerah dari data yang disajikan ini akan semakin dimudahkan dan tersajinya informasi yang akurat dan real time. Perancangan sistem informasi geografis pemetaan produksi pertanian ini dikembangan dengan rule metode eXtreme Programming (XP) yang terdiri atas 4 artefak yakni planing, design, coding, dan testing. Hasil dari penelitian ini berupa sistem informasi geografis yang mampu memberikan informasi hasil produksi pertanian per periode musim tanam setiap tahunnya. Informasi peningkatan atau penurunan hasil produksi tiap komoditi pada masing-masing daerah disajikan dalam bentuk grafik yang sangat memudahkan dinas terkait dalam memutuskan kebijakan.
Kata Kunci: Produksi Pertanian, eXtreme Programming, Google Maps, Sistem Informasi Geografis
ABSTRACT
In fact, Data related to reduction of several agricultural superior commodity of a region known lately or even worse unknown. One of the cause noted there is less or no documentation about these data to used as a hint for the government. Utilizing a geographic information system would affects speed of planning ,anticipation, strategic movement, and improvement of superior commodity of a region, even data will easily served accurately and on the real time. Design of agricultural product mapping through geographic information system developed by rule of extreme programming method (XP) which is consist of 4 artefact (planning, designing, coding, and testing). Result of the research is an ability of geographic information system to provide information about the quantity of agriculturalon planting season in every year. Both increase and decrease number of the product described in a graphic which ease in charge department to decide a policy.
Keywords: Agricultural Production, eXtreme Programming, Google Maps, Geographic Information System.
1. Pendahuluan
Sistem informasi geografis dapat menciptakan sebuah interaksi positif antara pengguna dengan sistem, baik dari sistem penyampaian informasi, perkembangan metode yang efektif, hingga pada tingkat kepuasan pengguna yang ingin dicapai. Pertanian sebagai bagian tak terpisahkan
dari pembangunan daerah Kabupaten Bone yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi berbagai varian komoditi sehingga akan mendorong kelancaran roda perekonomian. Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah
174
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.
Penelitian [1] penggunaan sistem informasi geografis dalam memetakan komoditi apa saja yang terdapat pada masing-masing daerah yang dipilih dan telah berhasil menampilkan data pertanian dari tahun-tahun sebelumnya walaupun bersifat keseluruhan karena belum dilakukannya pembagian periode tanam yang notabene sangat memungkinkan terjadi lebih dari 1 periode tanam pada tahun yang berjalan. Dengan adanya beberapa topik riset yang berhubungan sistem informasi geografis pada bidang pertanian menunjukkan pemanfaatan teknologi sistem ingformasi geografis akan sangat mempengaruhi kecepatan perencanaan, antisipasi, langkah strategis serta upaya peningkatan komoditi unggulan di masing-masing daerah dari data yang disajikan ini akan semakin dimudahkan dan tersajinya informasi yang akurat dan real time dengan ditunjang kemungkinan banyaknya variasi data.
2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi sistem informasi geografis dalam memetakan produksi pertanian khususnya di Kabupaten Bone adalah sebagai bahan referensi pemerintah dalam pengambilan keputusan terhadap upaya peningkatan pada tahun-tahun berikutnya, referensi peneliti lain yang mengembangkan teknologi sistem informasi geografis. Selain itu, pemerintah dalam hal ini sebagai stakeholder dalam memutuskan langkah strategis peningkatan produksi terhadap komuditas unggulan di masing-masing daerah dan mencarikan solusi alternatif bagi daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan produksi jenis lain diluar komuditas unggulan daerah tersebut.
3. Tinjauan Pustaka 3.1 Produksi Pertanian
Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai/guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktivitas menciptakan barang dan jasa [2]. Sesuai dengan pengertian produksi di atas, maka produksi pertanian dapat dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung pengertian bahwa guna atau manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan pemeliharaan. Dalam proses produksi pertanian dibutuhkan bermacam-macam faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah dan manajemen pertanian. Tenaga kerja meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.
3.2 eXtreme Programming
eXtreme Programming (XP)
merupakan agile methods yang paling populer saat ini. XP digunakan untuk mengatasi masalah requirements yang tidak jelas dan sering berubah-ubah (vague and volatile requirements). XP berjalan berdasarkan 4 values. Keempat values
tersebut adalah communication, simplicity, feedback, dan courage. XP menjadi begitu populer sejak diperkenalkan oleh Kent Beck menjadi sebuah metodologi untuk pengembangan perangkat lunak. XP dimunculkan untuk menangani perubahan-perubahan yang biasanya sering terjadi pada saat pengembangan berlangsung bahkan pada saat proses pengembangan sudah hampir berakhir. Selain itu XP juga dimunculkan untuk mengatasi berbagai
175
memiliki siklus hidup. Siklus hidup pada XP ini terdapat lima fase yaitu [3]
1. Exploration Phase 2. Planning Phase
3. Iteration to Release Phase 4. Productionizing Phase 5. Maintenance Phase 6. Death Phase
Gambar 1. Siklus hidup eXtreme Programming
3.3 Google Maps
Google Maps adalah layanan mapping online yang disediakan oleh google. Layanan ini dapat diakses melalui alamat url https://www.google.com/maps. Pada situs tersebut kita dapat melihat informasi geografis pada hampir semua wilayah di bumi. Layanan ini interaktif, karena di dalam peta dapat digeser sesuai keinginan pengguna, mengubah tingkat
zoom serta mengubah tampilan peta.
3.4 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. Sistem informasi geografis adalah bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi. Kemampuan dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya[4]
Sistem infomasi geografis menurut
[5] adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan, memeriksa, menggabung-kan, memanipulasi dan menampilkan data menggunakan peta yang telah terdigitasi.
Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management , data manipulasi dan analisis [6]
Gambar 2. Subsistem SIG
4. Metode Perancangan
Dalam pelaksanaannya, Artefak
eXtreme Programming (XP) tersebut terdiri dari planning, design, coding,
testing menjadi acuan dalam
pengembangan : 1. Planning
Aktivitas planning pada model proses XP berfokus pada mendapatkan gambar fitur serta fungsi dari perangkat lunak yang akan di bangun seperti ditunjukan tabel 1. Functional requirement.
Tabel 1. Functional Requirement
Aktor Deskripsi
Admin
Sistem hanya akan memberikan hak akses pada user yang terdapat melalui proses login terlebih
dahulu untuk bisa
menggunakannya
Sistem dapat menampilkan dalam bentuk peta dinamis distribusi
hasil komoditi pertanian
berdasarkan periode tanam dan komoditi
176
jumlah produksi dari tiap-tiap kecamatan berdasarkan komoditi dan periode tanamnya
Sistem mampu mengelola data luas lokasi tanam dan luas lokasi panen berdasarkan periode masa tanam
Sistem mampu mengelola data periode bulan/tahun tanam terkait
penambahan, perubahan dan
penghapusan informasi
Sistem mampu mengelola data
komoditi tanam terkait
penambahan, perubahan dan
penghapusan varian komoditi yang ada
2. Design
Aktivitas desain dalam pengembangan aplikasi bertujuan untuk mengatur pola logika dalam sistem.
SIG Hasil Produksi
Gambar 3. Use Case SIG Pertanian
Berdasarkan gambar 3 menunjukkan apa saja yang dapat dilakukan oleh aktor admin terhadap sistem SIG. Use case ini mengambarkan hak akses yang bisa dilakukan setelah berhasil melakukan proses login.
Dalam menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah
event untuk menghasilkan output tertentu maka digunakan sequence diagram. Diawali dari apa yang men-trigger
aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan
output apa yang dihasilkan. Diagram ini
secara khusus berasosiasi dengan use case diagram dan memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu di dalam use case
Dinas Pertanian Main Menu
SelectMaps (Komoditi, Periode, Hasil Produksi, Masa Tanam) Database SIG
Komoditi, Periode, Hasil Produksi, Masa Tanam
Gambar 4. Sequemce Diagram Maps
Untuk menampilkan informasi terkait hasil produksi pertanian per periode tanam di setiap tahunnya ditunjukkan pada gambar 5 sequence diagram hasil produksi
Gambar 5. Sequence Diagram Hasil Produksi
Dalam melakukan perekaman dan penyimpanan data digunakan database dengan relasi tabel-tabel yang telah didesain ditampilkan pada gambar 6.
Gambar 6. Relasi Tabel 3. Coding
177
mana nantinya akan menerapkan konsep pair programming
4. Testing
Tes Tahap di mana sudah dilakukan pengkodean program terus dilakukan uji coba terhadap sistem yang sudah selesai. XP menerangkan perbaikan masalah kecil dengan segera mungkin akan lebih baik dibandingkan menyelesaikan masalah pada saat akan mencapai tingkat akhir.
5. Hasil dan Pembahasan Penelitian Serangkaian tahapan penelitian telah berhasil dilakukan sehingga diperoleh sebuah sistem yang mengintegrasikan teknologi google maps dalam menyajikan data berupa hasil
produksi pertanian dan peta
penyebarannya di masing-masing wilayah berbasis web. Sistem tersebut juga telah dilakukan uji kuesioner terhadap calon pengguna dengan tingkat kepuasan dan kemudahan dalam pengoperasiannya mencapai 87% sebagai bahwa data yang mereka cari dan butuhkan sudah tersedia.
Tampilan sistem yang berhasil dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tampilan mapping hasil produksi, daftar hasil produksi tiap komoditi di masing-masing daerah, pengolah periode tanam dan masa tanam yang dijalankan di Kabupaten Bone.
Gambar 7. Map produktivitas komoditi Dalam menjadikan informasi pada gambar 7 mengharus user untuk memfilter terkait komoditi dan periode tanam untuk menghasilkan informasi hasil produksi.
Informasi terkait rekapitulasi hasil produksi dikelompokkan bersajian
berdasar luas tanam dan luas panen disertai jumlah provitas sekaligus total produksi per komoditi di tiap kecamatan ditunjukkan pada gambar 8.
Gambar 8. Rekapan hasil produksi komoditi
Pengaturan masa tanam untuk luas area penanaman dan luas area panen dilakukan pada tampilan antar muka ditunjukkan pada gambar 9
Gambar 9. Pengaturan masa tanam
178
Penentuan periode tanam di Kabupaten Bone terdiri atas periode awal dan periode akhir. Kesemuan pengaturan periode tersebut dikonfigurasi pada sistem pada gambar 10. Penambahan atau pengurangan komoditi yang ada di masing-masing kecamatan dilakukan pada tampilan gambar 11 terkait komoditi yang telah ada.
Gambar 11. Pengaturan komoditi
6. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan teknologi sistem informasi
geografis dalam pemetaan hasil produksi pertanian sangat memberi manfaat kepada stakeholder / dinas pertanian dalam menentukan kebijakan berdasarkan informasi yang disajikan melalui peta geografis maupun grafik. 2. Mengacu pada artefak dan iterasi yang
ada di eXtreme Programming
memfokuskan bahwa proses
pengembangan sistem sebagai skala prioritasnya menjadikan setiap fase dapat dicontrol dan terjamin kualitasnya.
Daftar Pustaka
[1] Mustakin, M., & Ariyanto, D., 2016. Sistem informasi geografis berbasis
web untuk pemetaan komoditas pertanian di Kabupaten XYZ. JISKa, Vol. 1, No. 1, Mei, 2016, Pp. 29 - 40 [2] Gumbira, E., & Haritz, A. I. (2001).
Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.
[3] P., A., Salo, J. R., & J., W. Agile Software Development Methods: Review dan Analysis. Finland: VVT Publication h.478
[4] Prahasta, E. (2009). Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika.
[5] Turban, R. P. (2005). Introduction to Information Technology. John Wiley & Sons, Inc