• Tidak ada hasil yang ditemukan

POKOK BAHASAN 12 TEKNIK KOMUNIKASI, ADVOKASI DAN NEGOSIASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POKOK BAHASAN 12 TEKNIK KOMUNIKASI, ADVOKASI DAN NEGOSIASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

POKOK BAHASAN 12

TEKNIK KOMUNIKASI, ADVOKASI DAN NEGOSIASI

I. PENGANTAR MODUL

Komunikasi, advokasi, dan negosiasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam setiap pelaksanaan program, termasuk dalam Program Imunisasi. Untuk dapat melakukan advokasi sehingga memperoleh dukungan dari pimpinan atau pengambil keputusan, maka seseorang harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Demikian juga apabila kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal dan saling menguntungkan kedua belah pihak ketika mengadakan negosiasi, maka kita harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik pula.

Modul Komunikasi, Advokasi, dan Negosiasi ini merupakan bagian dari seri modul Pelatihan Pengelola Program Imunisasi Tingkat Kabupaten/Kota (Mid Level Managements Training). Modul ini membahas tentang Komunikasi, Advokasi, dan Negosiasi.

Modul ini terbagi ke dalam tiga kegiatan belajar, yaitu :

Kegiatan belajar 1 : Komunikasi Kegiatan belajar 2 : Advokasi Kegiatan belajar 3 : Negosiasi

Tujuan pelaksanaan suatu program atau kegiatan tidak akan dapat tercapai dengan maksimal apabila tidak didukung dengan kemampuan penanggung jawab, pengelola maupun pelaksana program/kegiatan itu dalam berkomunikasi, melakukan advokasi dan bernegosiasi. Dengan demikian ketiga kemampuan tersebut di atas merupakan prasyarat bagi penanggung jawab, pengelola, maupun pelaksana program imunisasi apabila ingin mendapatkan hasil program imunisasi yang maksimal.

II. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Setelah membahas mata Diklat ini peserta diharapkan dapat memahami dan dapat melakukan : Komunikasi, advokasi dan negosiasi dengan baik

III. ALOKASI WAKTU : 5 Jam @ 45 menit.

IV. PELATIH

(2)

V. PROSES DAN METODE PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Metoda Waktu

1 Pendahuluan Ceramah dan

tanya jawab

5 menit

2 Komunikasi : Pengertian dan tujuan

komunikasi, Konsep-konsep dalam

3 Mempraktekkan komunikasi, dan

mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan selama praktek berkomunikasi.

Praktek dalam kelompok

35 menit

4 Diskusi tentang hasil praktek

kelompok

Penyampaian dan Tanya jawab

20 menit

5 Advokasi : Pengertian, tujuan, sasaran,

Tahapan proses advokasi, Indikator keberhasilan, Etika dalam advokasi

Paparan dan Tanya jawab

30 menit

6 Simulasi advokasi pada Kepala

Daerah, Kepala Dinas, dan Camat, dalam rangka persiapan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional.

Simulasi dalam kelompok

40 menit

7 Diskusi tentang hasil simulasi Penyampaian dan

Tanya jawab

20 menit

8 Negosiasi : Pengertian dan tujuan

negosiasi, Elemen Negosiasi, Langkah-langkah negosiasi

Paparan dan Tanya jawab

15 menit

9 Simulasi negosiasi dengan lintas

sektor dan tokoh masyarakat, dalam rangka memperlancar pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional.

Simulasi dalam kelompok

15 menit

10 Diskusi tentang hasil simulasi Penyampaian dan

Tanya jawab

10 menit

(3)

Pada sesi ini akan dibahas 3 pokok bahasan. Kegiatan fasilitator dan peserta dilengkapi dengan lembar kerja masing-masing, yaitu lembar kerja fasilitator untuk fasilitator dan lembar kerja peserta untuk peserta.

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

1. Komunikasi

a. Pengertian dan tujuan komunikasi

b. Konsep-konsep dalam komunikasi

c. Hambatan dalam berkomunikasi

2. Advokasi

a. Pengertian, tujuan, sasaran

b. Tahapan proses advokasi

c. Indikator keberhasilan

d. Etika dalam advokasi

3. Negosiasi

a. Pengertian dan tujuan negosiasi

b. Elemen Negosiasi

c. Langkah-langkah negosiasi

Langkah 1

Kegiatan fasilitator

1. Menciptakan suasana nyaman dan memotivasi peserta untuk siap menerima

materi.

2. Memberikan gambaran umum tentang pentingnya materi bagi peserta

Kegiatan peserta

1. Mempersiapkan diri dan alat-alat tulis yang diperlukan

2. Mendengar dan memperhatikan penjelasan serta mencatat hal-hal yang dianggap

penting.

Langkah 2 Pokok Bahasan 1 Kegiatan fasilitator

1. Menyampaikan pokok bahasan 1 tentang teori komunikasi, dilanjutkan dengan

menanyakan kepada peserta apakah sudah jelas dengan apa yang disampaikannya.

2. Meminta peserta untuk menjelaskan kembali pengertian, tujuan, konsep-konsep

komunikasi, serta hambatan dalam berkomunikasi.

3. Memberikan klarifikasi dan menjawab pertanyaan peserta.

4. Membagi peserta menjadi kelompok kecil (1 kelompok 6 – 8 orang) dan meminta

peserta untuk mempraktekkan komunikasi, dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan selama praktek berkomunikasi.

(4)

!

1. Mendengar dan memperhatikan penjelasan serta mencatat hal-hal yang dianggap

penting terutama contoh-contoh yang tidak ada di dalam modul, sambil membandingkan antara penjelasan dari fasilitator dengan modul yang telah tersedia.

2. Menanyakan hal-hal yang dianggap kurang jelas.

3. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh fasilitator, yaitu membagi diri menjadi

kelompok kecil dan mempraktekkan komunikasi, dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan selama praktek berkomunikasi.

Langkah 3 Pokok Bahasan 2

Kegiatan fasilitator

1. Menyampaikan pokok bahasan 2 tentang teori advokasi, dilanjutkan dengan

menanyakan kepada peserta apakah sudah jelas dengan apa yang disampaikannya.

2. Meminta peserta untuk menjelaskan kembali pengertian, tujuan, sasaran

advokasi, proses advokasi, indikator keberhasilan, dan etika dalam advokasi.

3. Memberikan klarifikasi dan menjawab pertanyaan peserta

4. Membagi peserta menjadi kelompok kecil (1 kelompok 6 – 8 orang) dan

menugaskan peserta dalam setiap kelompok untuk melakukan simulasi advokasi pada Kepala Daerah, Kepala Dinas, dan Camat, dalam rangka persiapan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional.

Kegiatan peserta

1. Mendengar dan memperhatikan penjelasan serta mencatat hal-hal yang dianggap

penting terutama contoh-contoh yang tidak ada di dalam modul, sambil membandingkan antara penjelasan dari fasilitator dengan modul yang telah tersedia.

2. Menanyakan hal-hal yang dianggap kurang jelas

3. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh fasilitator, yaitu membagi diri menjadi

kelompok kecil dan melakukan simulasi advokasi.

Langkah 4 Pokok Bahasan 3

Kegiatan fasilitator

3. Menyampaikan pokok bahasan 3 tentang teori negosiasi, dilanjutkan dengan

menanyakan kepada peserta apakah sudah jelas dengan apa yang disampaikannya.

4. Meminta peserta untuk menjelaskan kembali pengertian dan tujuan negosiasi,

elemen Negosiasi, serta langkah-langkah negosiasi.

5. Memberikan klarifikasi dan menjawab pertanyaan peserta.

6. Membagi peserta menjadi kelompok kecil (1 kelompok 6 – 8 orang) dan

(5)

"

dengan lintas sektor dan tokoh masyarakat, dalam rangka memperlancar pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional.

Kegiatan peserta

2. Mendengar dan memperhatikan penjelasan serta mencatat hal-hal yang dianggap

penting terutama contoh-contoh yang tidak ada di dalam modul, sambil membandingkan antara penjelasan dari fasilitator dengan modul yang telah tersedia.

3. Menanyakan hal-hal yang dianggap kurang jelas

4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh fasilitator, yaitu membagi diri menjadi

kelompok kecil dan melakukan simulasi negosiasi.

VI. BAHAN AJAR

PENDAHULUAN

Untuk mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan/keputusan, lintas sektor, tokoh masyarakat, dan masyarakat dalam pelaksanaan program imunisasi, maka seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program imunisasi baik penanggung jawab, pengelola, maupun pelaksana perlu menguasai teknik komunikasi, advokasi, dan negosiasi dengan baik. Untuk mencapai kemampuan yang baik, dirasa perlu untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam berkomunikasi, beradvokasi, dan bernegosiasi melalui pemahaman mata diklat ini.

POKOK BAHASAN I: KOMUNIKASI

Pengertian dan tujuan komunikasi

Pengertian Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan dan seterusnya, melalui penggunaan simbol kata , gambar, angka grafik dan lain sebagain

Tujuan komunikasi

Pada hakekatnya tujuan kita melakukan komunikasi dengan pihak lain agar dia/mereka dapat dan atau mau :

a. Mendengar apa yang kita utarakan/katakan atau melihat apa yang kita

perlihatkan.

b. Memahami apa yang telah mereka dengan atau lihat.

c. Menyetujui atau tidak menyetujui apa yang telah mereka dengar/lihat.

d. Mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan kita secara keseluruhan dan

dapat dia/mereka terima.

e. Memberikan umpan balik terhadap apa yang kita utarakan atau perlihatkan.

Umpan balik sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah dia/mereka :

(6)

#

Sudah paham atau belum terhadap apa yang kita katakan atau perlihatkan. Setuju atau tidak setuju dengan pendapat kita.

Akan mengambil tindakan seperti yang kita inginkan, mengambil tindakan lain, atau tidak mengambil tindakan apa-apa.

1. Konsep-konsep dalam komunikasi

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

(1)Nilai standar yang dimiliki komunikator dan pendengar

Nilai yang dimiliki komunikator dan pendengar yang sangat berperan dalam penentuan keberhasilan komunikasi adalah latar belakang pendidikan,

lingkungan sosial-ekonomi-budaya termasuk adat istiadat,

agama/kepercayaan. Hal ini akan menyebabkan 2 (dua) orang yang berkomunikasi apakah dalam melihat obyek/gambar/mendengar cerita yang sama dapat menangkap dan bereaksi yang berbeda. Untuk itu penting bagi

komunikator memiliki kemampuan untuk bisa merasakan dan

menyampaikan hal-hal yang ingin diutarakan dan diperlihatkan dengan sudut pandang si pendengar; pengetahuan komunikator tentang latar belakang si pendengar menjadi hal yang penting.

(2)Pesan yang disampaikan

Pesan akan disampaikan hendaknya menggunakan istilah-istilah yang umum, dalam artian dapat dengan mudah dimengerti oleh si pendengar.

(3)Saringan yang dilewati pesan

Setiap orang cenderung memikirkan diri sendiri dalam berkomunikasi, hal ini dapat dilihat dari cara mengekspresikan diri dan arti yang tertanam dalam dirinya.Sehingga kata, praduga, keperyaan dan istilah khusus dapat membentuk filter yang mengacaukan pesan yang disampaikan dan yang diterima.

(4)Metode komunikasi

Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam mendengar, melihat, merasakan. Sehingga kemampuan untuk menyampaikan pesan seorang komunikator harus menggunakan metode yang disesuaikan dengan kemampuan mana yang lebih dominan pada si pendengar dalam menangkap pesan. Oleh karena itu seorang komunikator dalam menyampaikan pesan hendaknya berusaha melibatkan 2 (dua) panca indera si pendengar seperti pendengaran dan penglihatan. Contoh : menyampian pesan verbal disertai argumentasi, dilengkapi dengan visualisasi.

(7)

$

Lingkungan tempat berkomunikasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi; lingkungan yang nyaman baik secara fisik dan psikologis akan menunjang komunikasi.

b. Persiapan berkomunikasi

(1)Tentukan tujuan

Tentukan terlebih dahulu apa tujuan kita melakukan komunikasi. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai/realistis, dan tepat waktu.

Spesifik artinya apa yang akan dicapai gambarannya lengkap, misalnya tujuan komunikasi untuk mendapatkan persetujuan : harus jelas apa yang dimaksud dengan persetujuan

• Terukur artinya persetujuannya sampai sejauh mana

• Realistis (dapat dicapai) artinya persetujuan yang diharapkan bukan

sesuatu yang mustahil untuk didapatkan

• Tepat waktu artinya apakah persetujuan itu dapat dicapai pada waktu

yang diharapkan (akhir komunikasi, beberapa saat setelah komunikasi)

(2)Lakukan penelitian latar belakang

Lakukan kajian apa yang menjadi latar belakang komunikasi, sehingga komunikator sudah dapat berpikir apa yang pasti dibutuhkan, dan atau apa yang mungkin dibutuhkan selama komunikasi.

(3)Berpikir selama pertemuan

Sebelum berkomunikasi seorang komunikator sudah berpikir bagaimana memulai, mengutarakan, bukti/contoh/ilustrasi yang akan digunakan, dan bagaimana mengutarakan pertanyaan akhir.

(4)Putuskan apa yang anda butuhkan

Apa yang perlu dibawa/dipersiapkan, diantaranya : data/catatan penting, kuasai ide yang akan disampaikan, percaya diri, dan kepandaian bicara.

c. Tahap-tahap komunikasi

(1) Tahap awal (sebelum berkomunikasi)

(8)

%

datang tepat waktu, bersikap sopan, santun, memuji, membawa hadiah kecil, dan sebagainya.

(2)Tahap kedua (memaparkan ide)

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh komunikator pada tahap ini adalah membuat lawan bicara menganggap ide yang disampaikan menarik, menyakinkan, dan dapat dimengerti/dipahami. Langkah yang dapat diambil adalah menguasai apa yang akan disampaikan, menunjukkan bukti-bukti bahwa ide yang disampaikan sangat bermanfaat, meyakinkan pendengar bahwa hal tersebut merupakan kebutuhannya paling tidak akan membantu memenuhi kebutuhannya, dan disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dengan bantuan visualisasi.

(3)Tahap ketiga (menangani bantahan)

Tidak selalu apa yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima secara baik, sering kali si pendengar sulit menerima ide baru dan akan memberikan bantahan-bantahan, untuk itu seorang komunikator harus siap menerima dan mampu mengelola bantahan yang timbul saat berlangsungnya komunikasi.

Langkah-langkah menangani bantahan :

(a) Mencermati sebab timbulnya bantahan, apakah karena :

• Tidak/belum mengidentifikasi kebutuhan pendengar/lawan bicara

• Terlalu cepat menawarkan ide

• Tidak menyapaikan keuntungan-keuntungan ide yang disampaikan

• Keuntungan yang disampaikan gerlalu umum

• Gagal mendapatkan atau mengenali umpan balik

(b) Mengontrol bantahan :

Bantahan biasanya mempunyai dasar emosional dan rasional. Secara emosional orang menjadi defensif dan agresif, sedangkan secara rasional orang membutuhkan jawaban yang logis.

Untuk itu komunikator harus dapat memposisikan diri sebagai pendegar, tetap mengendalikan diri, biarkan dia mempertimbangkan jawaban anda dengan tenang dan rasional. Ada beberapa cara untuk mengelola bantahan, diantaranya adalah :

• Jelaskan bahwa bantahan itu keliru atau kurang tepat

• Jelaskan bahwa dia meberikan respon yang berlebihan

• Komunikator menyetujui apa yang disampaikan lawan bicara, akan

(9)

&

(4) Tahap keempat (keputusan untuk bertindak)

Keputusan untuk bertindak dilakukan setelah lawan bicara setuju dengan ide yang telah disampaikan; yang perlu diingat kembali adalah seseorang akan dengan mudah menyetujui ide apabila dia merasa ide tersebut dapat memenuhi kebutuhannya (menguntungkan dirinya). Tanda-tanda yang dapat dilihat apakah lawan bicara setuju/dapat menerima ide adalah :

• Nada suara dan gerak tubuh lawan bicara

• Pertanyaannya rinci tentang ide yang dikemukakan komunikaor

• Komentar yang mengekspresikan perhatian positif, ketertarikan, dan

sebagainya.

2. Metode komunikasi

Komunikasi verbal melalui tatap muka

Komunikasi verbal melalui media komunikasi (telepon) Komunikasi melalui tulisan.

Hambatan dalam berkomunikasi

Ketika kita melakukan komunikasi dengan orang lain, banyak hambatan yang yang akan dihadapi. Hal ini antara lain disebabkan karena setiap orang memiliki keyakinannya masing-masing dan apabila seseorang mengalami kegagalan dalam berkomunikasi, kesalahan terbesar biasanya ada pada komunikator akibat kurang mampu menciptakan suasana komunikasi yang baik; kesalahan bukan pada pendengar.

a. Hal-hal yang menyebabkan kesulitan/hambatan yang sering ditemukan dalam

berkomunikasi sebagai mana yang terdapat pada tabel berikut ini :

No TUJUAN PENYEBAB KESULITAN/HAMBATAN

1 Mendengar 1. Orang tidak dapat berkonsentrasi lama terhadap kata-kata

yang didengar maupun dibaca.

2. Orang kurang menaruh perhatian terhadap hal-hal yang

mereka anggap kurang penting

2 Memahami 1. Orang membuat asumsi berdasarkan pengalaman masa

lampu.

2. Sering kali tidak memahami istilah khusus yang digunakan

pembicara.

3. Mudah salah mengerti apabila mendengarkan tanpa melihat.

(10)

'

No TUJUAN PENYEBAB KESULITAN/HAMBATAN

3 Setuju 1. Orang sering kali curiga terhadap orang lain yang bermaksud

membujuk.

2. Orang tidak suka terbukti salah.

4 Bertindak 1. Orang tidak mudah mengubah kebiasannya.

2. Orang takut akan akibat salah menambil keputusan.

3. Banyak orang tidak suka mengambil keputusan.]

5 Umpan balik 1. Sebagian orang sengaja menyembunyikan reaksi dan pikiran

mereka yang sesungguhnya.

2. Penampilan bisa mengelabui. Contoh : anggukan tidak selalu

beratrti setuju, dapat pula untuk menutupi ketidak-tahuan atau ketidak-mampuan mengambil keputusan.

b. Hambatan umum pada komunikator maupun pendengar :

(1) Tidak suka terbukti keliru

(2) Tidak suka menaruh perhatian terhadap hal-hal yang kelihatan sepele

(3) Sulit mengubah kebiasaan

(4) Sulit memahami istilah khusus orang lain.

PENUGASAN

1. Buat kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan masing-masing 5-6 orang.

2. Masing-kelompok berdiskusi dan menyusun tahap-tahap komunikasi untuk

persiapan DESA SIAGA (pilih peserta secara musyawarah)

3. Sebelumnya lakukan persiapan termasuk sasaran dan metode apa yang hendak

dipergunakan, tuliskan tahap persiapan tersebut.

4. Lakukan praktek komunikasi dengan membagi peran pada setiap peserta.

5. Buat hasil simulasi dengan menuliskan apa kendala yang dihadapi.

(11)

POKOK BAHASAN II: ADVOKASI

A. Pengertian, tujuan, sasaran

1. Pengertian

Advokasi adalah upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan dengan cara menjual ide atau gagasan yang meyakinkan untuk mendapat dukungan dengan menyuarakan topik atau isu kepedulian yang membangkitkan reaksi, sehingga ada dukungan politis maupun dana untuk mewujudkan tujuan advokasi.

2. Tujuan

Terciptanya perubahan kebijakan, peraturan-peraturan, dukungan politis, dukungan sumber daya dan lain sebagainya, untuk memecahkan isu tertentu.

2. Sasaran

Pengambil kebijakan/keputusan yang dapat mempengaruhi atau mendukung isu tertentu. Pembuat kebijakan tersebut adalah semua pihak yang memiliki kewenangan untuk menentukan apakah suatu isu menjadi isu utama yang harus mendapatkan dukungan atau tidak.

Penentu kebijakan/keputusan itu bisa dari ekskutif maupun legeslatif di berbagai tingkat administrasi.

a. Di tingkat pusat : Presiden, DPR, DPD, Menteri, Ketua Bappenas.

b. Di tingkat Propinsi : Gubernur, DPRD Propinsi, Kepala Dinas, Ketua Bappeda

Propinsi.

c. Di tingkat Kabupaten/Kota : Bupati/Walikota, DPRD Kabupaten/Kota, Kepala

Dinas, Ketua Bappeda Kabupaten/Kota.

B. Tahapan proses advokasi

1. Analisis

a. Identifikasi masalah.

Advokasi dimulai dari sebuah isu atau gagasan yang hendak dimintakan dukungannya; isu harus terfokus, jelas dan penting bagi banyak pihak (kepentingan orang banyak). Untuk itu adakah pertemuan pembahasan yang bersifat intern organisasi yang bertanggung jawab/memiliki isu atau gagasan tersebut.

(12)

Setelah itu pelajarilah kebijakan-kebijakan yang telah ada di organisasi yang hendak dimintakan dukungannya.

c. Mempelajari perubahan kebijakan yang terjadi.

Apabila ada perubahan atau kemungkinan akan terjadi perubahan kebijakan, maka hal itu harus juga dipelajari/diidentifikasikan.

d. Menentukan mitra kerja.

Menentukan mitra kerja yang terkait dan membuat jaringan kerja, untuk mempermudah mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan.

e. Memanfaatkan dan menggali sumber daya.

Memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki dan menggali sumber daya baru untuk kepentingan pelaksanaan isu/gagasan (program), dilanjutkan dengan menyiapkan materi, metoda dan cara melakukan advokasi.

f. Mencari waktu penyampaian isu atau gagasan.

Mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan isu atau gagasan kepada pengambil kebijakan. Apabila penyampain isu/gagasan tersebut tidak dalam waktu yang tepat, maka hasil advokasi akan kontra-produktif.

2. Menyusun strategi.

a. Membentuk kelompok kerja.

b. Menentukan tujuan advokasi.

c. Identifikasi sasaran advokasi.

Sasaran advokasi terdiri dari penentu kebijakan/keputusan dan orang-orang atau pihak yang memiliki akses pada dan mampu mempengaruhi penentukan kebijakan.

d. Menentukan indikator keberhasilan advokasi

e. Menyiapkan dukungan dana dan kebijakan pelaksanaan advokasi.

f. Menetapkan isu yang hendak dimintakan dukungannya

g. Memilih saluran/jenis kegiatan untuk advokasi.

3. Menggalang kemitraan/mobilisasi.

a. Membangun kemitraan dengan pihak lain yang mempunyai komitmen yang

sama untuk mensukseskan isu yang telah ditetapkan.

b. Menyusun rencana kerja ( POA ) bersama, agar semua pihak merasa ikut

memiliki dan bertanggung jawab atas berhasilnya isu yang telah ditetapkan.

c. Membagi wewenang, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya masing-masing.

d. Melakukan koordinasi secara berkesinambungan.

(13)

a. Pelaksanaan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dan dilakukan dengan tepat, seksama,dan cermat.

b. Jenis kegiatan dapat berupa lobi, seminar, saresehan, menghadap formal, dan

lain sebagainya.

c. Waktu, tempat dan bentuk pesan disesuaikan dengan sasaran advokasi.

d. Kegiatan harus berkesinambungan, termasuk komunikasi dengan mitra yang

telah dipilih.

5. Monitoring dan evaluasi

Kegiatan monitoring dilakukan selama proses advokasi berlangsung, sedangkan evaluasi dilakukan pada Masukan (input), Proses (process), maupun Luaran (output).

6. Kesinambungan proses.

Kesinambungan kegiatan advokasi akan dapat dicapai apabila komunikasi dilakukan secara terus menerus baik dengan pengambil kebijakan maupun dengan mitra kerja.

C. Indikator keberhasilan

1. Indikator Masukan (input) : adanya hasil analisis, adanya strategi advokasi,

adanya mitra kerja, dan lain sebagainya.

2. Indikator Proses (process) : terselenggaranya kegiatan advokasi, adanya

kegiatan monitoring dan evaluasi.

3. Indikator Luaran (output) : adanya dukungan dari pengambil kebijakan baik

berupa regulasi, tenaga, maupun dana.

D. Etika dalam advokasi

1. Mulai dari sisi positif sasaran advokasi.

2. Bersedia kompromi, sabar,tegar, dan tidak menyalahkan sasaran.

3. Pusatkan pada pesan pokok, dengan menggunakan bahasa yang menggugah.

4. Kemukakan hal-hal yang baru yang relevan dengan materi pesan/isu.

5. Gunakan visualisasi yang menarik dan mengesankan bagi sasaran advokasi.

(14)

!

PENUGASAN

1. Buat kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan masing-masing 5-6 orang.

2. Masing-kelompok berdiskusi dan menyusun tahapan proses advokasi untuk

persiapan DESA SIAGA ( pilih peserta peserta secara musyawarah)

3. Dari sejumlah kelompok kecil yang terbentuk dibagi 3 (tiga) : 2 kelompok

melakukan advokasi kepada Camat, 2 kelompok kepada anggota dewan komisi E, dan 2 kelompok kepada Kepala Puskesmas.

4. Lakukan praktek advokasi dengan membagi peran pada setiap peserta.

5. Buat hasil simulasi dengan menuliskan apa kendala yang dihadapi.

6. Simulasi dilakukan selama 30 menit.

POKOK BAHASAN III : NEGOSIASI

Pengertian dan tujuan negosiasi

1. Pengertian

Negosiasi adalah proses untuk menyesuaikan pandangan kedua belah pihak tentang hasil ideal menjadi hasil yang dapat dicapai (diterima semua pihak).

2. Tujuan

Adanya kesepakatan dari kedua belah pihak yang terlibat negosiasi, baik dalam hal pembagaian tugas dan wewenang, pelaksanaan program/kegiatan terpadu, dan penyelesaian masalah.

B. Elemen Negosiasi.

1. Alternatif.

Alternatif adalah kemungkinan jalan keluar yang dipunyai pihak-pihak yang bernegosiasi apabila tidak diperoleh kesepakatan, yaitu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa persetujuan pihak lain.

Akan tetapi sedapat mungkin sebuah kegiatan negosiasi dapat menghasilkan kesepakatan yang terbaik buat semua pihak (win win solution), atau apabila terpaksa melakukan tindakan tanpa persetujuan pihak lain setidak-tidaknya tidak merugikan pihak lain tersebut.

2. Kepentingan (harapan, keinginan, dan kebutuhan).

Kedua belah pihak memiliki kepentingan masing-masing yang menjadi dasar ketika melakukan negosiasi. Kepentingan yang menyangkut orang banyak hendaknya jangan dikorbankan ketika melakukan negosiasi, akan tetapi

kepentingan yang bersifat individu atau kelompok sebaiknya tidak

(15)

"

3. Opsi (pilihan).

Di dalam proses negoasiasi sering kali menghasilkan tidak hanya satu pilihan, bebeapa pilihan inilah yang disebut Opsi. Negosiasi yang baik akan menghasilkan kesepakatan yang berupa pemilihan Opsi yang terbaik diantara yang beberapa Opsi yang ada.

4. Legitimasi.

Negosiasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik, apabila kesepakatan yang dihasilkannya mendapat legitimasi/pengakuan baik dari pihak internal (kedua belah pihak yang melakukan negosiasi) maupun dari pihak eksternal (pihak ketiga).

5. Komunikasi.

Yang dimaksud dengan komunikasi dalam negosiasi adalah kegiatan pertukaran ide-ide, pesan-pesan atau informasi yang terjaddi selama proses negosiasi.

6. Hubungan kerja.

Hubungan kerja dalam negosiasi adalah hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. Hubungan kerja ini sebaiknya dilandasi saling percaya, saling menghargai dan tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya selama proses negosiasi. Hubungan kerja yang baik ini hendaknya tetap dijaga walaupun tidak tercapai kesepakatan dalam bernegosiasi.

7. Komitmen.

a. Komitmen adalah pernyataan lisan maupun tertulis mengenai hal yang

diinginkan atau tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang melakukan negoasiasi.

b. Komitmen dapat berkembang selama proses negosiasi dan dapat

dicantumkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam

perjanjian/kesepakatan yang dihasilkan.

c. Komitmen hendaknya dirancang yang praktis, tahan lama, mudah dipahami

bersama, dan dapat diverifikasi dengan mudah apabila diperlukan.

C. Langkah-langkah negosiasi

Negosiasi merupakan suatu proses yang memiliki tahapan/langkah sebagaimana proses kegiatan yang lainnya, tahapan/langkah negosiasi terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan Tahap akhir negosiasi.

(16)

#

a. Penyamaan pemahaman/persepsi

Sebelum pelaksanaan negosiasi, masing-masing pihak hendaknya melakukan kegiatan persiapan intern; kegiatan persiapan tersebut pada hakekatnya berupa penyamaan pemahaman/persepsi diantara anggotanya yang akan terlibat dalam kegiatan negoasiasi dengan pihak lain. Hal-hal yang perlu disamakan pemahaman/persepsinya adalah tujuan negosiasi, isu yang perlu dibahas, kepentingan, apa saja alternatifnya, Opsi, Keputusan terbaik, kriteria keberhasilan, posisi yang akan diajukan, dan lain sebagainya.

b. Mencari tahu keadaan pihak lain

Hal-hal yang perlu diketahui dari pihak lain adalah tujuan, kepentingan, Opsi, Keputusan terbaik, posisi yang akan diajukan, dan lain sebagainya; untuk memperlancar jalannya negosiasi.

c. Persiapan fisik

Meliputi persiapan ruangan pertemuan, akomodasi, transportasi, dan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.

2. Pelaksanaan

a. Menyepakati agenda negosiasi, termasuk apa yang akan dibicarakan

b. Masing-masing mempresentasikan tujuan, isu, ungkapan posisi

c. Memberi kesempatan pihak lain meminta klarifikasi atau penjelasan tentang

apa yang dikemukakan.

d. Mencermati kepentingan masing-masing untuk dipertemuakan dengan

kepentingan pihak lain.

e. Pertemuan hendaknya didasari saling mempercayai dan saling menghargai.

f. Masing-masing pihak hendaknya bersedia menggeser posisinya agar dapat

dicapai kesepakatan.

3. Tahap akhir

a. Jangan berlarut-larut

b. Buatlah catatan tertulis selengkap mungkin.

c. Indentifikasi kebutuhan akan tindakan dan tanggung jawab dari

masing-masing pihak yang bernegosiasi.

d. Buatlah komitmen yang praktis, mudah dipahami, dan dapat diverifikasi

dengan mudah.

e. Apabila negosiasi gagal, hendaknya tetap dijaga hubungan baik diantara

(17)

$

PENUGASAN

1. Buat kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan masing-masing 5-6 orang.

2. Masing-kelompok berdiskusi dan menyusun tahapan proses negosiasi untuk persiapan

DESA SIAGA ( pilih salah peserta secara musyawarah)

3. Dari sejumlah kelompok kecil yang terbentuk dibagi 3 (tiga) : 2 kelompok melakukan

negosiasi kepada anggota Komisi E, 2 kelompok kepada Bappeda, dan 2 kelompok kepada Lintas sektor (pendidikan, perhubungan, agama, kepolisian, dll).

4. Lakukan praktek negosiasi dengan membagi peran pada setiap peserta.

5. Buat hasil simulasi dengan menuliskan apa kendala yang dihadapi.

6. Simulasi dilakukan selama 30 menit.

VIII. EVALUASI PEMBELAJARAN.

Dengan observasi terhadap keterlibatan, peran dan pemahaman peserta pada saat melaksanakan penugasan.

REFERENSI

1. Fisher B.A., Teori-teori Komunikasi, Pnerbit Remadja Karya CV, Bandung, 1986.

2. Kaleb J.M., Human Relation Dalam Organisasi/Manajemen, Pusdiklat Depkes RI,

Jakarta, 1996.

3. Forsyth P., Komunikasi Persuasif Yang Berhasil, Cetakan II, Penerbit Arcan, Jakarta,

1998.

4. Mudjiharto, Pengantar Strategi Pemasaran, Ditjen PPM & PLP Depkes RI, Jakarta,

1997.

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian terapi antiviral yang diberikan oleh dokter untuk pasien mengacu pada Persatuan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) yang merekomendasikan pemberian antiviral untuk

Pola Alley Cropping yaitu pola pemanfaatan lahan dimana tanaman kehutanan ditanam/diatur menyerupai jalur-jalur dan tanaman pertanian ditanam diantara jalur

Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara

Parameter transponder seperti ini haruslah unik sehingga hanya ketika antena diarahkan ke satelit yang tepat, maka meter akan bisa mengunci sinyalnya.. Apakah kita

Ruang di bawah rumah (kaki panggung) dianggap sebagai ruang yang sangat berbahaya, terdapat kekuatan yang dapat mengganggu kehidupan manusia; 8) Padi dan air sebagai sumber

55 Direktur PT Swalayan Sukses Abadi Pasar Swalayan "The Foodhall" di Pusal Wisma 46, Kola BNIII 45 Jaian Perbelanjaan Mall Kelapa Gading Jakarta Ulara Jendral Sudirman Kav

Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan ekstrak etanol daun stroberi mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 363,551 ppm dan mempunyai aktivitas

Tema sains dan interaksinya dengan teknologi dan masyarakat muncul paling sedikit dan tidak ditekankan pada buku biologi kelas X materi kingdom animalia yang