1Fakultas Ilmu Komputer
1Universitas Brawijaya
2659
1
Sistem Diagnosis
Penyakit Kucing
Menggunakan Metode
Naïve Bayes
22Ahmad FuyudiWijaya1,Nurul Hidayat2 ,Lutfi Fanani3
1Program Studi Teknik Informatika,Fakultas Ilmu Komputer,Universitas Brawijaya2
1Email:1ahmad.fuyudi26@gmail.com,2ntayadih@ub.ac.id,3lutfifanani@ub.ac.id2
Abstrak2
Salah satu hewan peliharaan yang sangat digemari di Indonesia adalah kucing. Menurut pakar Didik Saptono kucing yang mempunyai nama latin felin silvertis cotus adalah hewan sejenis karnivora. Banyak pemelihara kucing sangat kesulitan untuk merawat kucing kesayangannya ketika sakit dan salah satu cara untuk mengetahui penyakit kucing dilihat dari gejala-gejala yang timbul pada kucing dan konsultasi terhadap dokter hewan, Namun ada beberapa yang menghalangi pemelihara untuk pergi mengunjungi dokter hewan yaitu keterbatasan aktu, jarak dan biaya. Solusi alternatif mengatasi masalah ini dengan membuat sistem yang dapat membantu pemelihara kucing dalam mendiagnosis penyakit kucing. Metode yang dapat digunakan dalam Sistem Pakar ini yaitu Naïve Bayes. Metode tersebut diimplementasikan pada mesin inferensi Sistem Pakar agar dapat melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan pengetahuan yang ada pada basis pengetahuan. Hasil yang didapatkan setelah pengujian akurasi sistem yaitu 85% yang menunjukkan bahwa metode Naïve Bayes cocok untuk kasus penyakit kucing. 2
Kata kunci: 6penyakit kucing,sistem pakar6naive6bayes2
Abstract2
One of2the most popular pets in Indonesia is the cat.According to6experts Didik Saptono cat6who has name 2felin6 silvertis2 cotus6 is6 a6 kind6 2of2 6carnivore. 6Many 2cat keepers 12find6 it difficult6to6take6 care6 of6 their6 2beloved6 cat6 when6 sick6 2and6 one6 way to6 find 2out the6cat'sdiseases6 2seen6 from62 the6 symptoms6 2that6 arise6 in6 cats6and consultation2of6veterinarians,6However 2there6 are 2some6 that 2prevent6 the 2keeper6 to6 go visitthe6 veterinarian2ie6 limited6 time, 6distance 2and6 cost. 6An 2alternative6 solution62overcome this2problem6 by creating6a6system6 that6 can6 help 2cat6 keepers6 in6 diagnosing 2cat diseases.The method6 thatcan6be6used6 in6 this 2Expert6 System6 is 2Naïve6 Bayes. 6The6 method is implemented on6 the6 inference6 engine2 Expert6 System6 in 2order6 to6 make6 a2 conclusion6 based on6 existing knowledge6 on 2the6 knowledge 2base. 6Results6 obtained2 after6 a6 system2 accuracy test 2of6 85% indicating 2that6 the 2Naïve6 Bayes 2method6 is6 suitable62for6 cat 2disease6 cases. 2
Keywords: cat disesase, expert system,naïve6bayes2
1. PENDAHULUAN
Beberapa1 2masyarakat 1menganggap
memelihara 6hewan6 menjadi6 hobi, 6karena
hewan6 peliharaan 2dapat 6dijadikan 6sebagai
teman6 bermain 21atau6 kesibukan. 6Salah
satu6 hewan6 peliharaan 2yang2 sangat
digemari62 masyarakat Indonesia 2adalah
kucing. 6Menurut2 pakar6 Dr. 6Didik 6Saptono
kucing6 yang 2mempunyai 2nama6 latin6 felin silvertis6 catus6 adalah6 hewan2 sejenis
karnivora. 6Kucing6 dapat6 dijadikan6 hewan
peliharaan6 sekaligus6 teman6 bermain6 karena
kucing6 1merupakan62 hewan6 yang6 2sangat
lucu, 6ramah 2terhadap6 manusia, 6mudah
dipelihara. 6Banyak 1pemelihara6 kucing
sangat6 kesulitan6 untuk 2merawat6 kucing
kesayangannya62 ketika6 sakit, 6namun6 untuk
menjaga6 kucing6 selalu6 sehat6 ada6 baiknya
pemelihara6 harus6 memberikan perawatan
dan6 makanan6 yang2 layak 2untuk6 kucing
agar62 tidak6 terserang6 2penyakit. 6Salah satu
cara6 untuk6 2mengetahui6 penyakit6 kucing
dilihat6 dari 2gejala – gejala6 yang6 timbul
pada6 kucing6 dan2 memeriksakan6 kucing
kepada6 dokter6 hewan. 6Namun6 2ada
beberapa 2faktor 2yang 2menghalangi
pemelihara6 untuk 2pergi6 mengunjungi2 dokter
dimiliki2 pemelihara, 6jarak 2antara6 rumah
dengan6 dokter 2hewan, 6biaya2 yang6 sangat
mahal. 6Informasi1 2yang1 diterima6 dari dokter
hewan6 hanya 2sesuai 2dengan6 kondisi2 dari
kucing6 pada6 saat6 itu. 6Jika6 keesokan harinya
terdapat gejala6 lain6 maka6 harus 1kembali
kedokter2 hewan6 untuk 2melakukan konsultasi
lagi. 6 2
1Solusi6 alternatif62untuk6 6mengatasi
permasalahan 21ini 2adalah2 dengan6 membuat
suatu6 sistem6 konsultasi6 yang6 dapat6 diakses
oleh pemelihara 21kucing6 yang2 1tidak
bergantung6 pada 2dokter 2hewan, 6waktu jarak
dan6 biaya. 6 2
1Sistem 12pakar26dapat 2digunakan6 oleh
pemelihara6 kucing6 untuk 1mendapatkan
informasi 21penyakit6 dari 12gejala-gejala yang
dialami 2oleh 1kucing. 6Penelitian2 sebelumnya
yang 2berkaitan2 dengan6 2sistem6 pakar
diagnosa6 penyakit6 kucing6 dilakukan6 oleh
Dedy2 Tri6 Saputro6 dan2 kawan-kawan (Dedy
TS, 2015). 6Dilakukan 2penelitian 2dengan
membuat6 sistem6 pakar6 diagnosa 1penyakit
kucing6 menggunakan2 metode6 Certainty Factor. 6Sistem6 pakar6 ini6 mampu
mendiagnosis6 penyakit 1kucing6 berdasarkan gejala-gejala6 yang2 dimasukkan6 dengan hasil
akurasi693,3%. Penelitian 6kedua
menggunakan 2metode 1Naïve 6Bayes6 pada sebuah6 sistem6 pakar2 juga 2sudah6 pernah
dilakukan 2oleh6 Khairil 2Mustaqim2 dalam
kasus6 untuk 2mendiagnosis 2hama6 penyakit pada6 tanaman6 kelapa2 sawit. Metode6 Naïve Bayes6 ini6 menghasilkan 2akurasi6 sebesar
90% d2ari pengujian pakar dan mampu
mendiagnosis2 hama6 penyakit 2pada 2tanaman kelapa6 sawit 2berdasarkan6 gejala-gejala 2yang
diberikan2 oleh6 pakar (Khairil Mustaqim,
2013). Pengimplementasian 2yang6 ketiga yaitu6 pemodelan6 sistem 1pakar6 diagnosa
penyakit6 tanaman6 kopi2 Arabica
menggunakan 2metode Naïve 6Bayes. 2Pada
penelitian6 ini 2hasil6 yangdidapatkan setelah
dilakukan6 uji6 akurasi6 sistem6 yaitu6 60%
yang 2menunjukkan 2bahwa6 metode6 Naïve Bayes6 tidak 2cocok6 untuk6 kasus6 penyakit
tanaman6 kopi (Yasrifan M, 62015). 62
Berdasarkan12penelitian - penelitian
sebelumnya 1penulis 2akan 1mengembangkan
aplikasi6 sistem6 pakar6 diagnosis 1penyakit
kucing6 menggunakan62metode 1Naïve Bayes. Sistem6 ini6 diharapkan6 dapat6 membantu
peran6 seorang6 pakar6 dalam 1menangani
masalah 1penyakit kucing. Sistem menyediakan inputan 1berupa6 gejala-gejala 2yang 1dialami
kucing6 yang6 digunakan2 untuk1 perhitungan
metode2 Naïve Bayes dan6 sistem2 akan
memberikan6 output6 berupa 2informasi tentang
penyakit 2yang6 menyerang2 kucing2 berserta
informasi 2cara6 mengobatinya. 6 2
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Sistem Pakar
Sistem1 2pakar adalah61 bidang 21dalam
kecerdasan 21buatan2 (Artificial 6Intelligent) yang 2digunakan 2untuk6 pengambilan
keputusan6 yang6 diambil2 oleh6 seorang pakar
dengan6 menggunakan6 pengetahuan
(knowledge), 1fakta6 dan 1teknik 2berfikir
dalam 2menyelesaikan permasalahan1 2yang
biasanya 1diselesaikan6 oleh 2seorang1 pakar
yang2 1bersangkutan6 (Hayadi, 2016). 62
2.2 Naïve6 Bayes
Naive
6Bayes
1
6adalah
6metode
21
untuk
mengklasifikasi
21
probabilitas sederhana
yang
2didasarkan
1
pada
6Teorema
21
Bayes.
Dalam
6Teorema
2Bayes
1
dikombinasikan
dengan “
Naive”
6yang
1
berarti
6dalam
atribut
6dengan
2sifat
6bebas (independent).
Naive
6Bayes
6Classifier
6dapat
21
dilatih
dengan
6efiensi
6pembelajaran
1
2terawasi
(supervised learning).
2Keuntungan
2dalam
klasifikasi
6adalah
6hanya
6membutuhkan
sejumlah
6kecil
6data
6pelatihan
2untuk
memperkirakan
6parameter
6 2yang
diperlukan
1
untuk
6klasifikasi.
6Karena
variabel
21
independen
6diasumsikan,
hanya
variasi
21
variabel
6untuk
6masing-masing
kelas
6harus
1
ditentukan,
6bukan
2seluruh
matriks
1
kovarians.
6 2Perhitungan
1
2naive
1
bayes
2dapat
dilakukan
2dengan
2langkah-langkah
1
berikut
2ini (Sutojo, 2011):
1
21.Mencari
1
nilai
2prior
2untuk
2tiap-tiap
kelas
2dengan
1
2menghitung
2rata-rata
tiap kelas
2dengan
21
2menggunakan
persamaan (1).
21
𝑃 =
XA2(1)
Keterangan:
P
6=
6Nilai
6prior
1
2X
6=
6Jumlah
6data
6tiap kelas
1
22.Mencari
2nilai
1
Likehood
1
2tiap-tiap
6kelas
6dengan
2menggunakan
1
2persamaan
6(2).
2L
=
𝐵𝐹1
2
(2)
2Keterangan :
L
6=
6Nilai likelihood
1
2F
6=
6jumlah
6data feature
6tiap kelas
1
2B
6=
6jumlah
6seluruh
6fitur
6tiap kelas
1
23.Mencari
2nilai
6posterior
2dari
1
tiap
2kelas
6yang
2ada
1
dengan
6menggunakan
persamaan
6(3).
61
21
P(c|a)
6=
6P(c)
6x
6P(a|c)
6 2(3)
2Keterangan:
61
2P(c)
6=
6Nilai
6prior
6tiap
6kelas
1
2P(a|c)
6=
6Nilai
6likelihood
1
26Hasil 2klasifikasi 2
1dengan
6 menggunakan metode 21Naive6 Bayes6 dilakukan 21dengan
membandingkan 12nilai 2posterior dari2
kelas-kelas2 yang 2
1ada.
6Nilai1posterior
6 yangpaling1 tinggi6 yang6 terpilih1 2sebagai6 hasil
klasifikasi. 6
1
22.3 Penyakit6 Kucing 2.3.1 Cacingan
Menurut6 pakar6 Didik6 Saptono2 cacing
merupakan6 parasite 2yang6 dapat6 menginfeksi
saluran pencernaan2 makanan biasanya
menyerang 2pada6 mnausia6 dan6 juga6 hewan.
Kucing6 akan 6terkena penyakit2 cacingan
ketika6 menelan6 kutu, 6telur6 cacing6 yang ada
pada6 kutu6 akan 1menetas2 dan6 berkembang
dalam6 tubuh6 kucing. 6Gejala6 awal6 yang
dialami6 kucing6 cacingan 2yaitu6 berat
badan22 kucing6 akan6 menurun, 2kucing 2akan
terlihat pucat, 2 perut6 kucing6 terasa2 buncit
dan 2akan6 terlihat2 cacing6 pada 2kototran
kucing. 6 2
2.3.2 Distemper6 Kucing
Menurut6 pakar6 distemper2 6kucing
disebabkan12 oleh6 virus1 parvo. Virus
1
6inimenghancurkan2 sel-sel6 dalam6 sumsum
tulang, 6jaringan2 limfoid, 6bahkan6 otak26dan
retina. 6Distemper6 adalah6 penyakit2 6serius
yang6 mematikan2 pada2 kucing. 6Diatas690%
kucing6 akan6 meninggal6 apabila6 6tidak
ditangani2 dengan6 benar. 6Kucing6 dewasa
yang6 diberi2 perlakuan6 tepat, 6ada
kemungkinan2 akan6 selamat. 6Sedangkan
untuk2 anak6 kucing, 6kesempatan 6untuk
bertahan6 dari6 virus6 ini6 sangat62 kecil.
Gejala6 penyakit6 ini6 biasanya 2kucing6 akan
demam, 2 muntah 2berwarna6 kuning, 26diare,
kucing2 tidak2 akan6 mau 2makan 2dan6 juga
dehidrasi. 6 2
2.3.3 Kadas
Menurut2 pakar6 kadas 2dapat 6juga
disebut6 dengan 2penyakit6 jamur. 6Penyakit ini
juga6 sering6 menyerang2 anjing6 dan biasanya
jamur6 menyerang2 kucing6 jika 2kandang6 dan
kucing6 kurang6 bersih, 6lingkungan 26yang
lembab, 6sisa6 kotoran6 yang 2tidak dibersihkan
dengan6 benar. 6Gejala 2yang6 timbul6 6yaitu
bulu2 rontok, 6akan6 terlihat 26lingkaran
berwarna6 merah 2dikulit6 kucing2 dan6 6juga
terjadi 2kerontokan2 bulu6 disekitar26lingkaran
merah, 2 akan2 muncul6 bercak2 putih6 seperti
ketombe2 serta6 kucing6 akan 2
menggaruk-garuk6 di2 bagian2 yang6 terkena6 kadas. 6 2
2.3.4 Kudis
Menurut6 pakar6 kudis 2ini66merupakan
penyakit62 kulit6 pada62 kucing6 6yang
disebabkan6 oleh 2beberapa6 bakteri6 6atau
parasait6 2yang6 biasa6 disebut 26tungau.
Serangan6 tungau6 ini6 menggali62 atau626bisa
juga6 melubangi6 kulit6 kucing6 lalu66bertelur
terus6 menerus6 di2 saluran6 saluran2 6pada kulit. 6Gejala6 yang 2dialami6 kucing 26adalah
bulu 2rontok6 dan2 gatal-gatal, 2 sering
menggaruk-garuk6 disekitar6 telinga, 6terdapat kerak6 disekitar2 telinga, 6kulit2 6kucing
menebal, 26keriput 2dan6 ditutupi6 kerak6 di
sekitar6 kepala2 dan6 leher, 6jika penyakit6 ini
dibiarkan6 maka6 kucing6 akan6 2mengalami penurunan6 berat6 badan. 6 2
2.3.5 Pilek
Menurut2 pakar6 pilek6 6merupakan penyakit6 2kucing62 yang6 disebabkan6 6oleh
virus6 dan1 bakteri. 6Penyakit1 pilek6 ini6
sering 1terjadi6 pada 2kucing, 6terutama 16pada kucing6 yang6belum 2diberi6 suntikan 26vaksin
dan2 penyakit6 ini6 mudah 2sekali6 6menular.
Penyakit1 ini6 juga6 jarang2 6menyebabkan
kematian 2pada6 kucing6 dewasa12 6tetapi
dapat
1
2berakibat6 fatal6 bila6 menyerang6anak
1kucing.
6Gejala1 awal6 dari6 6penyakitpilek6 ini2 kucing1 akan2 batuk1 dan6 6bersin,
kucing6 terlihat6 lesu, 2
1 demam
26ringanserta2 mata 2kucing6 akan2 berwarna 2merah
3. METODOLOGI2
3.1 Alur6Naïve6 Bayes2
Pada6 2bagian 6ini digambarkan2 6proses
penghitungan2 6Naive Bayes
1
2 dimulai 6dari proses2 6masukan1yang
6berupa 2gejalapenyakit6 kucing 2hingga6 keluaran2 6berupa
penyakit6 yang6 menyerang 1kucing6 dan6 cara
mengobatinya. 6Diagram 6alir 26proses
perhitungan2naïve6 bayes dapat6 dilihat66pada
gambar6 1. 6 2
MULAI
SELESAI HITUNG NILAI PRIOR
HITUNG NILAI LIKELIHOOD
HITUNG NILAI POSTERIOR
PERBANDINGAN NILAI POSTERIOR GEJALA KUCNG
PENYAKIT KUCING
6Gambar 1 6Diagram 6Alir 6Naïve 6Bayes2
3.2 Data Penelitian2
Sumber 2data diperoleh 2dari 2hasil wawancara 2dengan seorang 2pakar dokter
hewan yaitu 2Didik Saptono, Drh. 2Data yang
digunakan2 adalah data gejala2 penyakit kucing yang2 berjumlah 222 gejala. 2Gejala dan
penyakit 2kucing dapat2 dilihat pada table 1. 2
Tabel 1 Gejala dan Penyakit Kucing2
Kode Gejala Penyakit
G12 Berat badan turun2 1. Cacingan
1
2 2. Kudis2 G22 Kucing pucat terlihat2 1. Cacingan2
G32 Perut buncit2 1. Cacingan2 G42 Terlihat cacing pada 1. Cacingan2
kotoran kucing2
G52 Demam tinggi2 1. Distemper Kucing2 G62 Muntah kuning2 1. Distemper
Kucing2 G72 Diare 2 1. Distemper
Kucing2
G82 Tidak mau makan2 1. Distemper Kucing
1
2G92 Dehidrasi 2 1. Distemper Kucing
1
2G102 Bulu6 rontok2 1. Kadas2
G112
Terlihat6lingkaran berwarna6 merah6 di6 kulit62
1. Kadas2
G122
Terjadi66kerontokan bulu66disekitar lingkaran 6merah2
1. Kadas2
G132
Muncul6 bercak6 putih 6seperti ketombe62
1. Kadas2
G142
Sering66 menggaruk-garuk66di66bagian yang6 terkena6 kadas22
1. Kadas2
G152 Bulu 6rontok 6dan
Gatal62 1. Kudis2
G162
Sering6 menggaruk-garuk 6disekitar telinga62
1. Kudis2
G172 Terdapat 6kerak
disekitar telinga2 1. Kudis2
G182
Kulit 66kucing menebal, keriput dan ditutupi 6kerak disekitar 6kepala6 dan6 leher2
1. Kudis2
G192 Batuk 6dan6 Bersin 1. Pilek2
G202 Lesu62 1. Pilek2
G212 Demam ringan2 1. Pilek2
G222 Mata merah dan
berair2 1. Pilek2
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS2
4.1 Pengujian Blackbox2
Pengujian6 blackbox 6berfungsi 6untuk
mengetahui 2apakah6 sistem6 yang 6telah
dibangun 6dapat 2berjalan 6berdasarkan
kebutuhan. 62Penulis6 menggunakan 2Blackbox karena 6pengujian 6blackbox2 6dapat6 melatih
semua6 kebutuhan6 fungsional6 suatu 6program
dan dapat2 menemukan suatu kesalahan2
lainnya selain menggunakan2 metode whitebox. Keberhasilan dalam 2pengujian ditunjukkan
1kecocokan antara
1hasil
1yang diharapkan
1dan
2hasil yang didapatkan 1dari 2sistem. Hasildari pengujian blackbox 2yang telah 2dilakukan2 berdasarkan daftar 2kebutuhan2
Tabel 2 Pengujian Blackbox2
Test Name2 Test Case2 Hasil diharapkan6yang 2
Proses analisis pada2 pengujian blackbox dengan mencocokkan antara 2hasil yang diharapkan
1dengan
2 hasil1yang
2didapatkanyang 2mempunyai
1kesesuaian
1100%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
fungsionalitas dan2 implementasi2 2dapat
berjalan 2dengan 2daftar2 kebutuhan 2fungsional yang ada. 2
4.2 Pengujian Akurasi
1
2Pengujian akurasi adalah pengujian yang dilakukan 2untuk2 menguji tingkat2 keakuratan
atau kesesuaian dari 2data testing yang didapatkan dari pakar dengan 2keluaran 2sistem
(Achmad S, 2017). 1 Nilai2 akurasi didapatkan
dari perhitungan persamaan (4). 12
Akurasi = Jumlah 𝟔hasil𝟔 diagnosis𝟔 yang𝟔 benar
Pengujian angket pengguna bertujuan2
untuk mengetahui1 kinerja
1sistem yang telah
dibuat dengan 1menguji sistem pada 1pengguna sebagai tolak ukur 2kelayakan12 sistem. Angketyang 2dibagikan 2kepada2 pemelihara kucing berjumlah 102 pertanyaan, 2 masing-masing
pertanyaan memiliki nilai 2dari satu sampai
dengan2 lima, 2 penilaian dilakukan 2setelah
pemelihara kucing 2mengoperasikan sistem.
Angket2 yang2 dibagikan sebanyak 20, 2 dari
hasil 2angket yang 2telah didapat 12
1didapatkan
jumlah total12 nilai 2
1setiap
2 pertanyaan,Didapatkan 2rata-rata setiap 2pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3. 2
Tabel 3 Rata-rata setiap pertanyaan
1
2
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total2 822 772 852 86 84 83 73 82 88 88
Mean2 4.12 3.852 4.252 4.3 4.2 4.15 3.65 4.1 4.4 4.4
Nilai rata-rata setiap 2pertanyaan yang telah
didapatkan digunakan 2untuk mengukur tingkat
kualifikasi 2navigator sistem2 dengan nilai2
ukur yang dapat dilihat pada table 4. 2
Tabel 4 Hasil 22
Untuk 2mendapatkan2 nilai skor digunakan
persamaan (6). 2
22Skor = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 (6)
Dan didapatkan 2hasil sebagai berikut: 2
2Skor = 41.4 10 2= 4.14
Berdasarkan 2hasil 2pengujian angket
pengguna 2dengan jumlah 10 2pertanyaan
didapatkan 2rata-rata perhitungan 2yang bernilai
4.14, 2
1maka sistem
2dapat dianggap 2sebagai5. KESIMPULAN2
Berdasarkan 2perancangan dan 2pengujian
yang telah2 dilakukan pada sistem 2pakar
diagnosis penyakit kucing menggunakan2
metode 2naive bayes, 2 maka diambil
kesimpulan sebagai berikut: 2
1. Metode naïve bayes 2dapat
diimplementasikan 2kedalam sistem pakar
diagnosis penyakit kucing. Sistem ini memiliki 52 menu yaitu tentang penyakit,
cara penggunaan, 2 diagnosis, 2 tentang
perangkat2 dan2 tentang 2pengembang. Dengan2 menggunakan metode naïve
1
bayes sistem2 ini mampu2 mendiagnosis penyakit1kucing dengan cepat tetapi memiliki kelemahan 2yaitu jika 2nilai posterior2
bernilai 0 maka sistem 2tidak dapat
mendiagnosis2 penyakit. 2
2. Dari hasil 2pengujian menghasilkan2
beberapa 2kesimpulan 1diantaranya 1sebagai
berikut: 12
a. Berdasarkan1 2pengujian 2
1
blackbox dapat2 ditarik kesimpulan 2bahwa 2sistemyang dibuat
1
2mempunyai kinerja1 yangdapat 12berjalan 1dengan baik dan sesuai
kebutuhan fungsional. Hal ini berdasarkan pengujian2 blackbox 2
1yang telah1
dilakukan
1bahwa seluruh
21fungsional
dapat 12berjalan dengan2 baik. Pengujian
blackbox2mendapatkan12 nilai 12sebesar
100%.12
b. Berdasarkan 2pengujian akurasi 2yang
telah 2dilakukan dengan 2menggunakan
40 data2 uji didapatkan hasil akurasi
sebesar 85%. Tersdapat 6 2kesalahan
yaitu, kesalahan pertama dari sistem pada kasus2 uji nomer 1 2dengan hasil
diagnosis penyakit kudis dikarenakan kemunculan2 penyakit kudis pada 12data
training12 lebih besar 2daripada cacingan.
Kesalahan kedua 2yaitu pada 2kasus uji
nomer 122 dinyatakan 2tidak2 akurat
dikarenakan menurut pakar dengan adanya gejala 2demam tinggi 2dan
dehidrasi masih 2belum bisa
mendiagnosis 2penyakit distemper
kucing. Kesalahan ketiga pada 2kasus uji nomer 13 2dinyatakan tidak 2akurat
karena menurut 2pakar dengan adanya
gejala diare 2dan tidak mau makan masih
belum 2bisa di diagnosis2 penyakit
distemper 2kucing. 2Kesalahan2 keempat
yaitu2 pada 2kasus uji2 nomer 2222
dengan gejala 2bulu rontok2 pakar
mendiagosis 2terserang penyakit 2kucing
yang2 lain karena 2dengan adanya 2gejala
bulu rontok2 saja belum2 cukup u2ntuk di
diagnosis 2sebagai penyakit2 kadas.
Kesalahan yang kelima pada 2data uji
nomer 302 dengan 2adanya gejala sering
menggaruk-garuk2 disekitar 2telinga
pakar2 mendiagnosis terserang penyakit kucing yang2 lain karena masih 2belum
cukup 2untuk di 2diagnosis 2penyakit
kudis. 2Kesalahan keenam 2pada 2data uji
nomer 36 2dengan2 gejala lesu dan
demam2 ringan pakar 2mendiagnosis
terserang 2penyakit lain2 karena masih belum2 cukup 2untuk2 2di diagnosis
sebagai penyakit 2pilek. 2
c. Berdasarkan 2hasil2 pengujian2 angket
pengguna 2dengan jumlah 10 pertanyaan
didapatkan 2rata-rata 2perhitungan 2yang
bernilai 4.14, 2 maka sistem 2dapat
dianggap 2sebagai2 sistem yang 2sangat
baik. 2
6. DAFTAR PUSTAKA2
Arhami,
2Muhammad,
2Konsep Dasar
Sistem
2Pakar,
Yogyakarta.2005.
2Ayuliana,
2Testing dan
2Implementasi
Teknik
2Pengujian
2
Perangkat Lunak.2009
2A
2syarifudin,
2Nurul H, Lutfi F. Sistem
pakar diagnosis
2penyakit
tanaman
jagung
menggunakan metode
naïve
bayes
berbasis
android,
Universitas
Brawijaya,
Malang.
2Dedy
2TS, Jusak,
2Sutomo Erwin.
2
Sistem
pakar
2untuk
menentukan
2penyakit kucing
menggunakan
2metode
certainty factor,
2Institut
Bisnis
dan
2Informatika
STIKOM,
2Surabaya. 2015
2Eko
2S.2014.Usability
2Testing
2untuk
mengukur
2penguunaan
Palembang,
2Universitas
2Bina Darma, Palembang.2014
Hayadi,
2B. Herawan, 2Sistem
2Pakar.
2Yogyakarta: 2Deepublish.
20162
Khirzhun
2N,
2Nurul H, M.
2Tanzil
F.Pemodelan sistem
2pakar
untuk
2diagnosa
2penyakit
kucing
2menggunakan
metode
2Bayesian
2Network,
Universitas
2Brawijaya,
Malang.
22Mustaqim
2Khairil.Aplikasi
2sistem
pakar
2untuk
2diagnosa
2