LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
TOPIK : VITAL SIGN
NAMA
: TRIANIKE NOR AINI
NIM
: 121610101002
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
BAB I DASAR TEORI
Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, frekuensi pernafasan, suhu tubuh, berat badan, dan tinggi badan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.
Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat daruratan/kritis.
1. Pemeriksaan tekanan darah
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Dalam pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode yaitu: metode langsung dan tak langsung.
Metode langsung yaitu:
memasukkan kanula atau jarum langsung ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan ke manometer. Metode ini adalah metode paling tepat dan akurat tetapi pasien tidak nyaman dan memerlukan metode khusus.
Metode tidak langsung:
Adalah metode yang menggunakan manset yang disambungkan ke sfigmanometer.
Mekanisme metode ini adalah dengan mendengarkan bunyi koroktoff pada dinding arteri brakhialis dengan menggunakan stetoskop. Bunyi koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang sel-sel darah yang dikontrasikan (saat sistolik) oleh jantung dan mengenai dinding arteri maka timbul bunyi “ dug..dug”
2. Pemeriksaan denyut nadi
Nilai denyut nadi merupakkan indicator untuk menilai system kardiovaskuler, denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis ataupun nadi perifer yang lain.
Nilai normal nadi adalah : 60-100 x/menit 3. Pemeriksaan Frekuensi Pernapasan
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil. Jumlah respirasi normal pada orang dewasa adalah 15-20x/menit ketika istirahat.
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Secara normal suhu tubuh manusia adalah 36.5 derajat C - 37.2 derajat celcius.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Yaitu dengan menggunakann termometer/klasik atau termometer modern. Suhu oral 36.8 + 0,35 derajat celcius
- Melalui rektal/anus
Menggunakan thermometer air raksa digital. Pengukuran suhu normal anus adalah 37.2 +0.3 derajat celcius.
- Menggunakan aksial/ketiak
Suhu normalnya adalah 0.6 derajat celcius di bawah suhu tubuh melalui mulut
- Melalui telinga
Menggunakan termometer khusus yang bisa mencatat suhu tubuh dengan cepat melui silinder telinga dengan dengan cara ini dapat menunjukkan temperatur inti tubuh
5. Berat dan Tinggi Badan
Pengukuran fisik tinggi badan dan berat badan sangat diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Selain itu, pengukuran TB dan BB juga dapat digunakan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.
BAB II. HASIL PERCOBAAN
HASIL PENGUKURAN
Ke-2 Tangan Kanan 90/70 88/
I II III Rerata I II III Rerata I II III Rerata
Ke-1 Tangan Kanan 121/64 112/
2.3 Perbedaan Pengukuran Dengan Arteri Brachialis, Carotis, dan Radialis
Berbaring Berdiri
I II III Rerata I II III Rerata A. Brachialis 79 82 87 83 89 95 99 94 A. Carotis 81 90 93 88 93 95 100 96 A. Radialis 83 89 94 89 96 98 105 99
2.4 Pengukuran Suhu Tubuh
orang suhu per oral Suhu per aksial
I II Rerata I II Rerata
Ke I 36.2 C 36.5 C 36.3 C 36.5 C 36.8 C 36.6 C
2.5 Pengaruh Latihan
Orang Parameter Nadi (kali/mnt) Sistole (kali/mnt) Diastole (kali/mnt)
Pra 110 75
11 menit 89 154 132
Pra 90 70
Ke-2 3 menit pertama 90 96 68
6 menit 90 97 62
9 menit 85 101 59
2.6 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Orang Parameter Sistole (mmhg) Diastole (mmhg)
Ke-1 Pra-Stress30 detik 120108 9092
60 detik 98 80
2 menit 90 80
2.7 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Orang ke- Berat (kg) Tinggi (m) IMT Klasifikasi
1 63 162 24 BB normal
2 50 155 20.8 BB normal
3 60 174 19.8 BB normal
4 60 163 22.6 BB normal
5 48 156 19.7 BB normal
6 54 153 23.1 BB normal
2.8 Pengukuan Frekuensi Pernafasan
15/menit dengan tidak ada penyumbatan nafas dan pola pernafasannya normal.
PERTANYAAN PERCOBAAN TEKANAN DARAH
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital? Ya
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada tangan kanan dan kiri? Ya 3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan
digital? Ya
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis dan A. Bacialis? Ya
berdiri, tubuh mengalami pengaruh gaya gravitasi sehingga terjadi penurunan sedikit pada tekanan darah, sedangkan pada posisi duduk tekanan darah cenderung stabil.
6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah? Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :
- Faktor Fisiologis : a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah. c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI
1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus memeriksa denyut nadi sebelum melakukan tindakan operatif? Karena pada saat anestesi denyut nadi pasien harus normal dan dengan melakukan pemeriksaan denyut nadi terlebih dulu dapat mengetahui apakah normal atau tidak. Sebab pada pasien yang memiliki deyut nadi tinggi dapat menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?
Jenis kelamin, Jenis aktifitas, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis
3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan mengapa! Ada karena adanya perbedaan gaya gravitasi.
pada sat berbaring denyut nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau berdiri, karena efek gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih banyak mengalir kembali ke jantung. Yang berarti denyut nadi yang diperlukan lebih sedikit.
Sedangkan pada posisi berdiri, denyut nadinya akan meningkat karena darah yang kembali ke jantung lebih sedikit sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung.
Pada posisi duduk denyut nadi cenderung stabil karena jumlah darah yang tersedia bagi jantunguntuk dipompa menjadi meningkat.
4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?
Karena saat bekerja otot bekontraksi, sehingga otot perlu suplai oksigen lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung memompa darah lebih cepat agar aliran darah ke otot meningkat sehingga denyut nadi dan tekanan darah juga meningkat.
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?
PERTANYAAN PERCOBAAN SUHU TUBUH
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa perbedaannnya? Jelaskan!
Angka pada termometer pada pengukuran suhu tubuh di ketiak lebih rendah sekitar 0,3 derajat celcius. Hal tersebut dikarenakan kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di bagian tubuh yang lain? Ketika ingin mengetahui suhu internal dan permukaan.
PERTANYAAN PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN
1. Apakah pengukuran berat badan dan tinggi badan diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk apa?
Iya, karena dari tinggi badan dan berat badan diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Selain itu, pengukuran TB dan BB juga dapat digunakan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan!
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh mereka yang memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang seiring dengan waktu. Osteoporosis terjadi apabila tubuh tidak mampu membentuk jaringan tulang baru, atau jaringan tulang yang telah ada diserap terlalu banyak oleh tubuh, atau keduanya.
Osteoporosis ini dapat mengancam baik pada pria maupun wanita. Sehingga hanya dengan jatuh saja atau kecelakaan, bisa menyebabkan luka yang fatal atau bahkan kematian. Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, maka orang yang memiliki IMT kurang dari 17, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menambah berat badannya dengan aman.
b. Masalah reproduksi
Keadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu penyebab beberapa masalah reproduksi pada wanita. Yang pertama, siklus menstruasi akan berhenti atau menjadi tidak teratur pada wanita yang terlalu kurus. Bukan hanya itu, wanita yang terlalu kurus, juga akan mengalami kesulitan saat akan konsepsi (terjadinya pembuahan), mereka juga sulit untuk mempertahankan kehamilannya. Menurut hasil studi, 72 persen dari wanita hamil yang underweight, akan
mengalami keguguran dalam semester pertama.
Pria yang terlalu kurus memiliki resiko untuk mengalami disfungsi seksual menetap sebanyak 22 kali lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal. Masalah-masalah seperti disfungsi ereksi, sakit saat berhubungan seksual atau ketidakmampuan untuk ejakulasi. Menurut penelitian juga terdapat hubungan antara berat badan pria dan kesehatan spermanya.
c. Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu. Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah meripakan gejala khas anemia. Anemia adalah
penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan muncullah gejala anemia. Gejala lain dari anemia adalah, pucat, pusing, detak jantung tidak teratur, nafas pendek. Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat. Hal ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia untuk mengkonsumsi cukup makanan yang bergizi.
d. Rendahnya sistem imun
e. Penyakit Jantung dan Diabetes
Pada penelitian, disebutkan bahwa orang yang memiliki gen kurus, memiliki kecenderungan untuk menyimpan lemak ditempat yang dalam, seperti disekitar jantung dan hati, daripada dibawah kulit. Dan studi menyatakan bahwa hal itu beresiko lebih tinggi untuk terjadinya diabetes dan serangan jantung dikemudian hari.
Akibat dari obesitas :
Penyakit jantung dan strok
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan risiko kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe buah apel mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan BB normal. Meningkatnya lemak pada daerah perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh.
Tekanan darah tinggi
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin menggambarkan interaksi faktor genetik, demografi dan biologik. Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa penurunan BB bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah.
Gagal jantung
Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin bertanggung jawab terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 % pada wanita. Mekanismenya belum jelas.
Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun obesitas tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar kolesterol, tetapi kadar trigliserida (TG) biasanya tinggi sedang kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang keduanya menyebabkan penyakit jantung.
Resistensi insulin dan DM tipe2
Keadaan ini sering disebut dengan resistensi insulin dan juga dihubungkan dengan hipertensi dan kelainan pembekuan darah. Walaupun mekanisme yang tepat hubungan antara obesitas dan DM tipe 2 sama sekali belum jelas, tetapi sel2 lemak dapat melepaskan zat2 kimia tertentu yang menghambat kepekaan tubuh terhadap insulin.
Sindroma metabolik (sindroma X)
Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada daerah perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin. Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan yang cepat memegang peranan penting di dalam perkembangan sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi.
Kanker
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli percaya bahwa kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat mengurangi kejadian kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker dalam hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi yang disebut growth factor, yang mana dapat merangsang pertumbuhan sel yang menyebabkan kanker.
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran Tekanan Darah
pertama didapatkan hasil rata-rata 109/76 mmhg yang menunjukkan bahwa tekanan darahnya optimal. Sedangkan pada orang coba kedua didapatkan hasil rata-rata tekanan darah 87/60yang menunjukkan bahwa orang coba menderita hipotensi.
3.2 Pengukuran Sikap Tubuh
Tekanan darah dari masing-masing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu pada saat duduk, berdiri, setelah exercise dan berbaring. Faktor posisi tubuh tersebut disebabkan karena adanya perbedaan gaya gravitasi, Apabila pengukuran dilakukan dalam keadadan berdiri, tubuh mengalami pengaruh gaya gravitasi sehingga terjadi penurunan sedikit pada tekanan darah, sedangkan pada posisi duduk dan berbaring tekanan darah cenderung stabil.
3.3 Perbedaan Pengukuran dengan Arteri Brachialis, carotis, dan fascialis
Dalam pengukuran tekanan darah terdapat perbedaan hasil pada arteri brachialis, carotis, dan fascialis. Namun perbedaannya tidak terlalu tinggi.
3.4 Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh pada orang coba yang diukur secara oral dan aksial ditunjukkan hasil yang berbeda dengan perbedaan yang relatif kecil yaitu 0.3. Hal ini disebabkan karena kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
3.5 Pengaruh Latihan
. Aktivitas fisik juga berpengaruh pada perubahan denyut nadi dan tekanan darah. Pada hasil percobaan dapat kita lihat kenaikan yang cukup jelas pada hasil pengukuran denyut nadi dan tekanan darah pada mahasiswa relawan sebelum melakukan aktivitas dengan setelah melakukan aktivitas fisik, yaitu naik turun bangku dengan menggunakan irama metronom 110/75mmhg.
Jika otot bekontraksi, maka otot perlu suplai oksigen lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung memompa darah lebih cepat agar aliran darah ke otot meningkat sehingga denyut nadi dan tekanan darah juga meningkat. Ketika otot tersebut berhenti berkontraksi, suplai darah segera kembali seperti normal, jantung segera memperlambat pompanya sehingga denyut nadi dan tekanan darah menjadi turun sampai nilai normal. Oleh karena itu, setelah beberapa menit denyut nadi dan tekanan darah pada orang coba akan kembali normal seperti sebelum dia melakukan aktivitas fisik.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu dingin, tekanan darah orang coba semakin tinggi namun lama kelamaan tekanan darahnya akan kembali normal.
3.5 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Pada setiap orang anggota di kelompok kami didapatkan berat badan yang normal yang dilihat dari hasil perhitungan indeks massa tubuhnya yaitu diantara 19-24 kg/m2.
3.6 Frekuensi Nafas
Pada orang coba menunjukkan jumlah respirasinya adalah 15 kali/menit ketika istirahat yang menunjukkan respirasinya normal. Orang coba tidak mengalami penyumbatan nafas dan pola pernafasannya normal.
BAB IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan digital, sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di arteri brachialis, karotis, dan fascialis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik, jenis kelamin, suhu.
3. Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang.berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah exercise lebih tinggi dibandingkan saat berdiri, tekanan darah saat berdiri lebih tinggi daripada saat duduk, saat duduk tekanan darah lebih tinggi dari pada berbaring.
4. Pernafasan normal pada orang dewasa adalah 15-20 kali/menit saat istirahat; untuk suhu tubuh normal adalah 36.5-37.2 derajat celcius yang dapat dilakukan dengan melalui oral, rektal, aksial, dan telinga; sedangkan pada TB-BB untuk mengetahui indeks masa
BAB V. DAFTAR PUSTAKA
Guyton,Arthur C dan Hall, John E.2007.Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
Ganong, WF .2005. Review of Medical Physiology. 22nd Edtion., Appleton & Lange A Simon & Schuster Co., Los Altos, California.