ANALISIS GREEN SOFTWARE
PADA JAWA POS
Dendy Putra
Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
Argogalih, S.E., MM
Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
Herlin Tundjung Setijaningsih, S.E., M.Si., AK
Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, IndonesiaABSTRAK
Green software merupakan software yang rendah dalam konsumsi energi sehingga ramah
terhadap lingkungan. Software terkait dengan erat dengan hardware sehingga tidak cukup apabila hanya melakukan praktik green computing terhadap hardware saja. Hardware yang hemat dalam pemakaian energi baru dapat bekerja secara efisien apabila green software juga diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur besarnya efisiensi energi pada
software yang digunakan oleh perusahaan. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan
dua alat ukur, yaitu Joulemeter dan Watts Up? Pro Meter. Peneliti menggunakan perhitungan
environmental cost untuk menentukan software yang paling ramah terhadap lingkungan. Hasil
penelitian membuktikan bahwa software yang digunakan oleh perusahaan tidak efisien dalam konsumsi energi. Hal ini menyebabkan pemborosan pada biaya listrik perusahaan. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah green software dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perusahaan, seperti melakukan penghematan biaya listrik dan peraturan pemerintah mengenai konservasi energi dan manajemen energi.
Kata Kunci: Green software, green computing, software, environmental cost.
ABSTRACT
Green software is a software with low energy consumption. Therefore, green software is environmentally friendly. Software and hardware are related so close. It is not enough if only implement green computing from hardware side alone. Hardware with low energy consumption will become more efficient if green software applied as well. The purpose of this study was to measure the energy efficiency of the software used by the company. In conducting the study, researchers used an environmental cost calculation to determine software that most friendly to the environment. The results prove that software used by the company is not efficient in energy consumption. This leads to waste of the company’s electricity costs. The conclusions that can be drawn from this research is green software can slove various problems of the company, such as saving the electricity costs and obey the government regulations on energy conservation and energy management.
1.
Pendahuluan
Perangkat Teknologi Informasi (TI) membutuhkan energi listrik untuk dapat dinyalakan. Penggunaan dan pemanfaatan perangkat TI yang dilakukan oleh masyarakat mengakibatkan bertambahnya tuntutan dalam penggunaan energi listrik. Padahal penggunaan energi listrik dalam jumlah besar tanpa ada penanggulangannya dapat berdampak buruk pada lingkungan.
Saat ini ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan orang dalam membeli sebuah perangkat TI, seperti harga dan performa. Biasanya harga dan performa yang didapatkan akan berbanding lurus dan perlu diketahui bahwa semakin tinggi performa sebuah perangkat TI akan membutuhkan energi listrik lebih besar. Pemakaian listrik yang besar banyak memiliki dampak tidak menguntungkan baik bagi pengguna sendiri maupun bagi lingkungan. Pengguna perlu mengeluarkan biaya akan energi yang telah dipakai. Sedangkan banyak dari energi tersebut yang terbuang dan tidak dimanfaatkan secara maksimal, mengakibatkan kesia-siaan dalam penggunaan energi dan berdampak negatif bagi lingkungan.
Green computing merupakan salah satu solusi untuk mengatasi dampak dari pemborosan energi. Green computing merupakan sebuah praktik dan implementasi dalam memaksimalkan pemakaian energi, mengurangi penggunaan daya berlebihan, memanfaatkan material yang dapat digunakan kembali, dan mengurangi pemakaian bahan tidak ramah lingkungan. Green computing melakukan efisiensi berkelanjutan pada sumber daya yang dipakai sehingga tidak mengganggu sumber daya kebutuhan masa depan.
Untuk melakukan praktik green computing dapat dilakukan dengan memakai berbagai pendekatan. Hal ini diperkuat oleh jurnal yang ditulis oleh Chakraborty (2009: 34). Laporan yang dikeluarkan oleh Technology Business Research (TBR) mengumumkan bahwa ada 40 perusahaan yang menghargai lingkungan dari segi hardware, software, servis profesional, dan sektor jaringan dan telekomunikasi dalam laporan Corporate Sustainability Index (CSI) perdana pada tahun 2009.
Fakhar (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Software Level Green Computing For Large Scale Systems”, menyimpulkan bahwa optimisasi dalam penghematan energi dapat dilihat dari segi hardware dan software. Optimisasi energi pada segi hardware didapat dari implementasi proses geometri silicon yang lebih kecil, deteksi auto idle, dan teknik active well biasing. Sedangkan dari segi software diimplementasikan dalam sistem operasi melalui teknik menganalisis proses yang sedang aktif untuk kebutuhan energi.
Energi juga dapat dihemat dengan mengembangkan software yaitu melakukan analisis dan membuat desainnya. Penghematan penggunaan energi dari sebuah software dapat menghasilkan optimisasi pada komputer.
Jawa Pos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang media masa di Indonesia. Dalam melakukan kegiatan usahanya, Jawa Pos menggunakan beberapa jenis software seperti Microsoft Word untuk melakukan pengetikan artikel, Adobe Photoshop untuk melakukan pengeditan gambar, Adobe Indesign untuk melakukan editing layout, dan lainnya. Jawa Pos beroperasi hampir selama 24 jam selama 1 hari. Oleh karena itu, pemakaian energi listrik yang besar seringkali tidak dapat dihindari. Hal tersebut menyebabkan tagihan listrik pada Jawa Pos cenderung tinggi setiap bulannya.
Pada saat ini, Jawa Pos telah menerapkan beberapa prinsip green computing pada perusahaannya. Adapun penerapan prinsip green computing yang telah dilakukan berupa substitusi CRT (Cathode Ray Tube) monitor dengan LCD (Liquid Crystal Display) monitor dan pemakaian processor rendah konsumsi energi. Namun penerapan green computing berbasiskan hardware saja dirasa belum sepenuhnya karena ada sisi yang masih belum dijangkau, yaitu software.
Apabila Jawa Pos ingin melakukan efisiensi penghematan energi secara keseluruhan, Jawa Pos dapat melakukan penerapan green computing baik dari sisi hardware maupun dari sisi software. Sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Fakhar (2012), hardware dan software keduanya berperan dalam pemakaian energi. Hardware akan menjalankan source code yang dimiliki oleh software. Oleh karena itu, seberapa banyak hardware bekerja dan mengonsumsi energi ditentukan dari software.
Praktik green computing yang dilakukan oleh Jawa Pos disertai dengan efisiensi energi melalui pendekatan software dapat menghasilkan penghematan yang lebih menyeluruh, apalagi bila dilakukan secara konsisten dalam sebuah periode. Bila dilihat dari segi biaya, penghematan tersebut merupakan salah satu implementasi dari akuntansi manajemen yaitu environmental cost. Secara lebih spesifik, environmental cost yang dilakukan adalah prevention cost. Dengan melakukan implementasi environmental cost, Jawa Pos dapat berpartisipasi dalam membangun lingkungan yang lebih “hijau”.
2.
Metode Penelitian
Pengukuran dilakukan secara berkelanjutan mulai dari 1 April 2013 sampai 26 Juli 2013. Pengukuran menggunakan freeware pengembangan dari Microsoft bernama “Joulemeter” serta didukung dengan hardware yaitu “Watts Up Pro? Meter”. Perusahaan belum pernah melakukan efisiensi berbasiskan software. Oleh karena itu, peneliti akan membuat sebuah benchmark pada setiap jenis software yang ada. Hasil akhir dari benchmark akan dapat menentukan software mana yang paling hemat energi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey langsung ke perusahaan, mengumpulkan data di lapangan, dan wawancara dengan staf TI terkait.
2.1
Metode Pencatatan Data
Metode yang digunakan untuk melakukan benchmark terhadap software adalah dengan cara melakukan pencatatan energi terhadap aplikasi yang sedang dijalankan dalam waktu tertentu menggunakan Joulemeter. Pencatatan energi dilakukan dengan mencatat power state selama satu jam terhadap aplikasi software yang sedang dijalankan. Setelah benchmark selesai dilakukan, dapat diketahui berapa besarnya energi tercatat yang digunakan oleh aplikasi tersebut. Besarnya energi tersebut kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk membuat pemodelan green software. Penggunaan Joulemeter membutuhkan hardware penunjang untuk melakukan kalibrasi energi. Hardware tersebut merupakan alat untuk mengukur energi listrik bernama Watts Up? Pro Meter.
2.2
Metode Pengolahan Data
Untuk setiap data yang telah tercatat, kemudian akan diolah sehingga dapat menjadi informasi berguna untuk membuat pelaporan. Ada beberapa variabel yang dibutuhkan untuk mengolah data seperti: (1) energi komputer terpakai selama satu tahun, (2) energi software terpakai selama satu tahun. Untuk mengetahui jumlah energi yang dipakai oleh sebuah software maupun komputer selama satu tahun, akan digunakan formula seperti di bawah ini:
W = [D*J*H*48]/1000 Dimana: W D J H 48 = = = = =
Total daya digunakan selama satu tahun dengan satuan Kilowatt hour (kWh) Daya yang dibutuhkan oleh sebuah software atau sebuah komputer (beserta monitor) ketika sedang beroperasi dengan satuan daya (watt hour). Lama pemakaian software atau komputer selama satu hari. Jumlah hari kerja selama seminggu.
Banyaknya minggu selama satu tahun setelah dikurangi liburan, izin, dan lain-lain.
2.3
Metode Perhitungan Environmental Cost
Perhitungan environmental cost pada penelitian kali ini dilakukan setelah mengetahui dua variabel berikut ini: (1) hasil pemakaian energi listrik setiap software yang dibandingkan selama satu tahun dan (2) total pemakaian energi listrik per satu unit komputer selama satu tahun. Apabila kedua variabel tersebut telah diketahui, maka akan dilakukan perhitungan environmental cost dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Hitung total biaya energi listrik satu unit komputer selama satu tahun. Pada perhitungan ini akan memakai formula yang dirumuskan seperti berikut:
Biaya listrik = W*Rp 975 Dimana: W
Rp 975
= =
Total daya selama satu tahun dengan satuan Kilowatt hour (kWh) Tarif dasar listrik bisnis golongan 3 yang dikenakan per kWh. 2. Hitung jumlah total energi listrik terpakai dari seluruh software yang diuji.
3. Hitung biaya dari energi terpakai per software. Pada langkah ini, perhitungan dilakukan dengan formula sebagai berikut:
Biaya listrik / total energi terpakai dari software
4. Setelah diketahui biaya listrik per software, lakukan perhitungan environmental cost. Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Biaya listrik per software * energi listrik terpakai per software
3.
Analisis dan Bahasan
3.1
Analisis Data dan Pembahasan Software
Uji coba pada software dilakukan berdasarkan ruang lingkup dan metodologi yang telah ditentukan. Ada empat jenis software yang akan dilakukan pengujian, yaitu: word processing software, internet browser, photo editing software, dan page layout software. Setelah dilakukan pengujian, akan dibuat peringkat berdasarkan konsumsi daya listrik yang digunakan oleh masing-masing software. Kemudian, akan dibuat laporan environmental cost pada setiap software yang digunakan di Jawa Pos. Selain itu, juga akan dibuat laporan environmental cost berdasarkan perilaku karyawan menggunakan software pada Jawa Pos.
1. Word Processing Software
Hasil Perhitungan Environmental Cost Word Processing Software
1 AbiWord 2.9
Rp 15.962 x 2,296
Biaya per unit komputer = Rp 36.648
7 RagTime 6.5
Rp 15.962 x 0,619
Biaya per unit komputer = Rp 9.884
2 Kingsoft Office 2012
Rp 15.962 x 1,998
Biaya per unit komputer = Rp 31.884
8 WordGraph 8.10
Rp 15.962 x 0,526
Biaya per unit komputer = Rp 8.400
3 Corel Writer X5
Rp 15.962 x 1,762
Biaya per unit komputer = Rp 28.127
9 Microsoft Word 2007
Rp 15.962 x 0,361
Biaya per unit komputer = Rp 5.757
4 Ability Write 6
Rp 15.962 x 1,660
Biaya per unit komputer = Rp 26.491
10 Microsoft Word 2010
Rp 15.962 x 0,351
Biaya per unit komputer = Rp 5.599
5 Microsoft Word 2013
Rp 15.962 x 1,445
Biaya per unit komputer = Rp 23.070
11 WordPerfect Office X6
Rp 15.962 x 0,138
Biaya per unit komputer = Rp 2.210
6 Google Docs
Rp 15.962 x 1,387
Biaya per unit komputer = Rp 22.136
12 Open Office 3.4.1
Rp 15.962 x 0,123
2. Internet Browser
Hasil Perhitungan Environmental Cost Internet Browser
1 Deepnet Explorer 1.5.3 Beta 3
Rp 13.835 x 3,010
Biaya per unit komputer = Rp 41.647
6 Sea Monkey 2.19
Rp 13.835 x 1,397
Biaya per unit komputer = Rp 19.331
2 Maxthon 4.1.0
Rp 13.835 x 2,592
Biaya per unit komputer = Rp 35.861
7 Safari 5.1
Rp 13.835 x 3,010
Biaya per unit komputer = Rp 11.843
3 Internet Explorer 9
Rp 13.835 x 1,867
Biaya per unit komputer = Rp 25.830
8 Google Chrome 29.0.1516.3
Rp 13.835 x 0,760
Biaya per unit komputer = Rp 10.515
4 Opera 12.15
Rp 13.835 x 1,839
Biaya per unit komputer = Rp 25.447
9 Rockmelt 0.16.91.483
Rp 13.835 x 0,652
Biaya per unit komputer = Rp 9.025
5 Mozilla Firefox 21.0
Rp 13.835 x 1,639
3. Photo Editing Software
Hasil Perhitungan Environmental Cost Photo Editing Software
1 Photo Darkroom 2
Rp 7.949 x 5,224
Biaya per unit komputer = Rp 41.521
6 Xara Photo & Graphic Designer 2013
Rp 7.949 x 2,133
Biaya per unit komputer = Rp 16.952
2 Ulead Photo Impact X3
Rp 7.949 x 3,380
Biaya per unit komputer = Rp 26.863
7 Corel Paintshop X5
Rp 7.949 x 1,787
Biaya per unit komputer = Rp 14.204
3 ACDSee Pro 6
Rp 7.949 x 3,260
Biaya per unit komputer = Rp 25.909
8 PhotoLightning 5.5
Rp 7.949 x 1,715
Biaya per unit komputer = Rp 13.628
4 Serif PhotoPlus X6
Rp 7.949 x 2,820
Biaya per unit komputer = Rp 22.417
9 Adobe Photoshop CS6
Rp 7.949 x 1,527
Biaya per unit komputer = Rp 12.141
5 Adobe Photoshop Elements 11
Rp 7.949 x 2,155
Biaya per unit komputer = Rp 17.130
10 PhotoStudio 6
Rp 7.949 x 1,436
4. Page Layout Software
Hasil Perhitungan Environmental Cost Page Layout Softwares
1 PagePlus X7
Rp 13.457 x 2,966
Biaya per unit komputer = Rp 39.919
5 Quark Xpress 9.5.1
Rp 13.457 x 1,713
Biaya per unit komputer = Rp 23.053
2 Corel Draw X6
Rp 13.457 x 2,962
Biaya per unit komputer = Rp 39.855
6 Adobe InDesign CS6
Rp 13.457 x 1,605
Biaya per unit komputer = Rp 21.595
3 Microsoft Publisher 2013
Rp 13.457 x 1,927
Biaya per unit komputer = Rp 25.932
7 PagePlus Pro 8.8.7
Rp 13.457 x 1,407
Biaya per unit komputer = Rp 18.928
4 Creator Professional 8.5
Rp 13.457 x 1,768
Biaya per unit komputer = Rp 23.796
8 Adobe FrameMaker 11
Rp 13.457 x 0,676
Biaya per unit komputer = Rp 9.098
3.2
Analisis Penghematan Energi dan Biaya Listrik pada Jawa Pos
3.2.1
Penghematan Energi
Untuk mengetahui jumlah penghematan pemakaian energi listrik dari implementasi green software perlu dilakukan perhitungan. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan software yang dipakai Jawa Pos dengan software paling “green” berdasarkan hasil penelitian. Berikut ini adalah
Model A Model B Redaktur • Microsoft Word 2007 • Mozilla Firefox 21.0 0,361 kWh 1,639 kWh • Open Office 3.4.1 • Rockmelt 0.16.91.483 0,123 kWh 0,652 kWh
Produksi • Adobe Photoshop CS6 • Adobe InDesign CS6 • Mozilla Firefox 21.0 1,527 kWh 1,605 kWh 1,639 kWh • PhotoStudio 6 • Adobe FrameMaker 11 • Rockmelt 0.19.91.483 1,436 kWh 0,676 kWh 0,652 kWh Total 6,771 kWh 3,539 kWh
Dapat dilihat bahwa software yang digunakan pada Jawa Pos yaitu model A memerlukan energi listrik sebesar 6,771 kWh. Apabila Jawa Pos menggunakan software model B, energi listrik yang diperlukan hanyalah sebesar 3,539 kWh. Besarnya penghematan energi listrik yang dilakukan Jawa Pos apabila mengganti software menjadi model B adalah sebesar 3,232 kWh. Efisiensi energi yang terjadi apabila Jawa Pos memakai model B adalah sebesar 3,232 kWh / 6,771 kWh x 100% yaitu 47,73%.
Implementasi green software dapat menghasilkan penghematan energi sebesar 47,73% dari software sebelumnya yang dipakai pada Jawa Pos. selain penghematan energi, implementasi green software juga berarti menaati peraturan pemerintah no 70 tahun 2009 pasal 7 yaitu menggunakan teknologi yang efisien energi. Selain itu, Jawa Pos juga menaati peraturan pemerintah no 14 tahun 2012 pasal 5 yaitu menyusun program konservasi energi.
3.2.2
Penghematan Biaya Listrik
Setelah mengetahui hasil perhitungan dari bagian redaktur dan produksi, kemudian akan dihitung penghematan biaya secara total dari kedua departemen tersebut. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan total penghematan yang dapat diperoleh Jawa Pos.
Model A Model B Redaktur • Microsoft Word 2007 • Mozilla Firefox 21.0 Rp 2.787.500 Rp 11.338.500 • Open Office 3.4.1 • Rockmelt 0.16.91.483 Rp 984.000 Rp 4.512.500 Produksi • Adobe Photoshop CS6 • Adobe InDesign CS6 • Mozilla Firefox 21.0 Rp 3.642.300 Rp 6.478.500 Rp 6.803.100 • PhotoStudio 6 • Adobe FrameMaker 11 • Rockmelt 0.19.91.483 Rp 3.642.000 Rp 2.729.400 Rp 2.707.500 Total Rp 31.049.900 Rp 14.575.400
Dapat dilihat bahwa software yang digunakan pada Jawa Pos yaitu model A memerlukan biaya sebesar Rp 31.049.900. Apabila Jawa Pos menggunakan software model B, biaya listrik yang diperlukan hanyalah sebesar Rp 14.575.400. Besarnya penghematan biaya listrik yang dilakukan Jawa Pos apabila mengganti software menjadi model B adalah sebesar Rp 16.474.500. Efisiensi energi yang terjadi apabila Jawa Pos memakai model B adalah sebesar Rp 16.474.500 / 31.049.900 x 100% yaitu 53,06%.
4.
Simpulan Dan Saran
Setelah dilakukan analisis green software pada Jawa Pos, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Green software memberi manfaat pada perusahaan. Praktik green software pada perusahaan memberikan penghematan energi bagi perusahaan dan membantu melestarikan lingkungan.
Selain itu dengan melakukan praktik green computing berarti telah menaati peraturan pemerintah yang berlaku.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa software yang digunakan perusahaan tidak efisien dalam penggunaan energi. Green software merupakan solusi untuk melakukan efisiensi pada penghematan energi. Hardware yang hemat dalam pemakaian energi akan bekerja secara lebih optimal dan efisien apabila penerapan green software dilakukan. Penerapan praktik green software akan memberikan penghematan biaya sebesar 61,1% pada bagian redaktur dan 45,78% pada bagian produksi.
3. Penerapan environmental cost dan praktik green software dapat membantu perusahaan dalam melestarikan lingkungan. Perusahaan yang memiliki reputasi baik terhadap kepeduliannya pada lingkungan dapat mempermudah menjalin hubungan kerja sama baik pada investor, stakeholders, pemerintah, maupun organisasi non-kepemerintahan.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada Jawa Pos adalah:
1. Perusahaan disarankan untuk melakukan pelatihan pada karyawan terhadap software baru yang diusulkan. Pelatihan dilakukan sebagai wujud dari proses internalisasi perusahaan. 2. Perusahaan disarankan untuk melakukan implementasi software yang diusulkan secara
paralel. Software yang baru akan diperkenalkan pada karyawan dengan tetap menjalankan software sebelumnya.
3. Untuk melakukan hubungan pada pihak luar, perusahaan disarankan untuk tetap memakai software sama seperti yang digunakan oleh klien. Hal ini dilakukan untuk mencegah perbedaan format data yang dimiliki perusahaan dengan pihak luar perusahaan.
4. Perusahaan disarankan untuk membuat peraturan untuk green software. Peraturan perusahaan diharapkan dapat membuat karyawan lebih memperhatikan penggunaan green software. 5. Perusahaan diharapkan melakukan penghematan terhadap green software tidak sebatas yang
telah diusulakan saja. Misalnya perusahaan dapat memperhatikan efek penggunaan warna yang ditampilkan pada monitor terhadap konsumsi energinya.
6. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dengan menerapkan green software, perusahaan diharapkan untuk melakukan evaluasi pada akhir periode. Dengan hasil evaluasi ini, diharapkan perusahaan dapat lebih bijaksana dalam menentukan penggunaan software.
Referensi
Armarego, J. (2012). Enhanching Writing Skills in IT Students. The International Journal of Learning, 5. Australian Information Industry Association. (2009). Greening Your Business Through Technology. Big
Mouth.
Chakraborty, P., Bhattacharyya, D., Y, S. N., & Bedajna, S. (2009). Green computing: Practice of Efficient and Eco-Friendly Computing Resources. International Journal of Grid and Distributed Computing, 1.
Enterprise Management Associates. (2008). Green Computing: Using IT Automation to Achieve Energy Efficiency. EMA.
Fakhar, F., Javed, B., Rasool, R. u., Malik, O., & Zulfiqar, K. (2012). Software Level Green Computing For Large Scale Systems.
Freescale. (2010). Freescale Technologies for Energy Efficiency. Chandler, Arizona: Freescale. Gude, S. (2010). A Survey of Green IT: Metrics to express greeness in the IT industry.
Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2007). Managerial Accounting. Ohio: Thomson Higher Education. Indonesia, R. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 Tentang
Konservasi Energi. Indonesia.
Indonesia, R. (2012). Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2012. Indonesia.
Irons, A. (2011). Environmental Management. Association of Chartered Certified Accountants.
Leonhard, W., & Murray, K. (2009). Green Home Computing for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing.
Mathew, A. P. (2008). Green Computing. Cochin University of Science and Technology. Microsoft. (2013, September 11). Retrieved from http://research.microsoft.com/:
http://research.microsoft.com/en-us/projects/joulemeter/
Murugesan, S., & G. R. Gangadharan. (2012). Harnessing Green IT Principles and Practices. United Kingdom: John Wiley and Sons Ltd.
O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2010). Introduction To Information Systems 15th edition. New York: McGraw-Hill.
Pressman, R. S. (2010). Software Engineering A Practitioner's Approach . New York: McGraw-Hill. Reams, D. J. (2008). Toward Energy-Efficient Computing.
Sommerville, I. (2011). Software Engineering 9th edition. New York: Pearson.
Twente, L. U. (2013, April 19). http://www.utwente.nl/. Retrieved from
http://www.utwente.nl/ewi/trese/news/SE-green-computing.doc/
Viser, J. (2011). Green Software - A Framework Optimisation of IT Energy-Efficiency at the Application Level. Software Improvement Group.
Webber, L., & Wallace, M. (2009). Green Tech How To Plan and Impelement Sustainable IT Solutions. AMACOM.
Zero Waste Scotland. (2011). Reduce Your Costs With Environmental Management Accounting. Zero Waste Scotland.
Riwayat Penulis
Dendy Putra lahir di kota Jakarta pada tanggal 28 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang sistem informasi dan akuntansi pada tahun 2013.