Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA
KONSEP CAHAYA
(PTK di Kelas V SD Negeri Tamanbaru I Kec.Citangkil Kota Cilegon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Resti Destiyani
NIM. 0903812
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
Vi
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
“Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya”(PTK di kelas V Sekolah Dasar Negeri
Tamanbaru I Kecamatan Citangkil Kota Cilegon) Resti Destiyani (2013). Latar belakang penelitian ini adalah siswa mengalami kesulitan belajar pada konsep cahaya karena proses belajar yang monoton dan guru terlalu mempertahankan urutan – urutan dalam buku dalam penggunaan metode ceramah. Keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar pun masih kurang, kemudian siswa merasa bosan dan sulit memahami pelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah. Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada konsep cahaya dengan menggunakan metode simulasi. Tujuan penelitian ini secara umum adalah peningkatan hasil belajar siswa pada konsep cahaya dengan menerapkan metode simulasi.
Tujuan khusus penelitiannya yaitu : 1) Ingin meningkatkan proses pembelajaran siswa pada konsep cahaya dengan menggunakan metode simulasi; 2) Ingin mengetahui hasil belajar siswa kelas V pada konsep cahaya dengan menggunakan metode simulasi.
Metode dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode simulasi dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hasil observasi yang terdapat pada lembar observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa meningkat pada tiap siklusnya. Hasil observasi pada guru siklus I dengan rata – rata mencapai 2,4 atau prosentase pencapaian 60%. Hasil observasi pada aktivitas siswa yaitu 2,1 atau prosentase pencapaian 52,5%. Dan siklus II meningkat dengan rata – rata mencapai 3,9 atau prosentase pencapaian 97,5%. Hasil observasi pada aktivitas siswa yaitu 3,8 atau prosentase pencapaian 95%.
Hasil belajar siswapun meningkat yaitu : pada siklus I rata – rata skor hasil belajar siswa sebesar 68. Dan pada siklus II meningkat dengan rata – rata skor hasil belajar siswa mencapai 87,5.
Kesimpulan yang didapat adalah aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa meningkat dengan menerapkan metode simulasi dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya.
vii
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
d. Konsep Cahaya dalam Pembelajaran IPA ... 13
B. Kajian Hasil Penelitian ... 15
C. Rencana Penelitian Tindakan Kelas ... 24
D. Instrumen Penelitian ... 26
E. Tekhnik Pengolahan Data ... 33
BAB IV Pelaksanaan dan Pembahasan Hasil Penelitian A. Pelaksanaan Penelitian ... 34
BAB V Simpulan dan Rekomendasi A. Simpulan ... 68
B. Rekomendasi ... 70 Daftar Pustaka
vii
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan proses belajar mengajar pada dasarnya menggunakan cara
atau tekhnik untuk memudahkan guru dan siswa melangsungkan proses
pembelajaran dengan mendapatkan hasil yang baik. Banyak cara atau metode
yang digunakan oleh para ahli dalam mendeteksi keberhasilan dan tujuan
yang hendak dicapai, termasuk guru. Guru merupakan faktor penting dan
sangat dominan dalam proses pembelajaran, karena guru adalah sebagai
penanggung jawab lancarnya proses pembelajaran. Dan jika seorang guru
ingin proses pembelajarannya tercapai dengan hasil yang maksimal, sudah
barang tentu guru tersebut wajib memilih metode yang tepat bagi siswa –
siswinya untuk mencapai keberhasilan atau tujuan pendidikan baik dari ranah
kognitif, afektif maupun psikomotor.
Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa guru merupakan
suatu profesi yang artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus.
Oleh sebab itu, jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang, karena tugas guru bukan hanya mengajar akan tetapi mendidik dan
mengasuh peserta didik ke ranah kedewasaan.
Strategi mengajar merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Field (1993) dalam buku Pendidikan Dengan Semangat
Otonomi daerah, mengatakan bahwa mutu adalah sebagai ukuran dari produk
atau kinerja pelayanan terhadap satu spesifikasi pada satu titik tertentu. Mutu
pendidikan pada umumnya ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya
yang paling menentukan adalah kegiatan proses belajar, sedangkan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh strategi, metode dan
tujuan, dan materi pelajaran yang akan diajarkan, bagaimana cara menyajikan
pelajaran tersebut serta bagaimana hasil belajar itu di nilai.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas V SDN
Tamanbaru I Kecamatan Citangkil Kota Cilegon, bahwa pembelajaran IPA
masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku dan
masih menggunakan metode ceramah. Guru sebagian besar masih
mempertahankan urutan – urutan dalam buku tanpa mempedulikan kesesuain
dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif.
karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang di sampaikan. Maka
pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan pada siswa. Dan
pemahaman tersebut cukup membuat hasil belajar siswa menjadi rendah
dengan nilai rata – rata tes di bawah KKM. Dan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti bahwa siswa kelas V kurang memahami konsep
cahaya.
Salah satu usaha yang dilakukan dalam permasalahan tersebut ialah
dengan memilih suatu metode pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipahami oleh siswa dengan baik. Salah satu metode yang dipilih peneliti dan
dianggap efektif dalam menangani permasalahan tersebut yaitu metode
Simulasi.
Sumiati (2009:99) Metode simulasi adalah
suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau
keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan
(tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu
menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan
bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya
Metode ini dapat digunakan guru untuk memudahkan siswa mengerti
dan memahami dengan cepat pembelajaran yang disampaikan guru tersebut.
Karena bagaimanapun suatu pembelajaran yang hanya menggunakan teori
tanpa mengimplementasikan atau mempraktekannya pada kenyataan
sebenarnya (antara lain lewat simulasi) maka target pembelajaran yang ingin
dicapai hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Setiap strategi pengajaran memiliki sejumlah metode dan tekhnik
mengajar yang masing – masing mempunyai karakteristik berbeda. Oleh
sebab itu metode yang satu berbeda dengan metode lainnya, baik secara
konseptual maupun operasional. Pemilihan dan penggunaan suatu metode
atau tekhnik banyak ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan materi
yang hendak diajarkan.
Alasan mengapa peneliti menggunakan metode simulasi ini karena
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung kedalam suasana
alamiah (yang sebenarnya).
Dengan melihat uraian latar belakang di atas maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penerapan Metode
Simulasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Konsep
Cahaya di Kelas V SD Negeri Tamanbaru I Kecamatan Citangkil Kota
Cilegon”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, agar masalah
peneliti ini lebih jelas, maka permasalahan penelitian dibuat dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode simulasi dalam meningkatkan proses
pembelajaran siswa dikelas V pada konsep cahaya ?
2. Apakah metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
pada konsep cahaya ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin meningkatkan proses pembelajaran siswa pada konsep cahaya
dengan menggunakan metode simulasi.
2. Ingin mengetahui hasil belajar siswa kelas V pada konsep cahaya dengan
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
a) Untuk Peneliti
- Dapat menambah wawasan peneliti tentang pentingnya
penggunaan metode simulasi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA.
- Dapat mengembangkan kemampuan secara kreatif dan fungsional.
- Dapat memahami kegiatan belajar mengajar secara empiris.
b) Untuk Siswa
- Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
- Termotivasi untuk giat belajar
- Dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh guru dalam
kehidupan sehari-hari
c) Untuk Guru
- Dapat mengembangkan strategi pembelajaran IPA dengan
menggunakan Metode Simulasi.
- Dapat mengetahui peran guru yang sebenarnya.
- Dapat meningkatkan profesionalisme guru.
- Dapat mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan
Metode Simulasi.
E. Definisi Operasional
1. Metode simulasi
J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2010:27) Simulasi berasal dari kata
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman
belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode ini digunakan
sebagai asumsi bahwa tidak semua proses pembelajaran bisa dilakukan
secara langsung pada obyek yang sebenarnya.
Berikut adalah kebaikan – kebaikan dari metode simulasi yang
diungkapkan J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2010:28) yaitu :
1) Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi.
2) Menggalakan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi.
3) Memungkinkan simulasi berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
4) Memvisualkan hal – hal yang abstrak.
5) Tidak memerlukan keterampilan komunikasi yang pelik.
6) Menimbulkan respons yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasi.
7) Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi.
2. Meningkatkan keaktifan
Menurut Sudjana (2001:61) mengatakan bahwa “keaktifan siswa dapat
dilihat dalan hal turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat
dalam pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru
jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya”.
Berdasarkan uraian diatas, meningkatkan keaktifan siswa adalah
melakukan peningkatan terhadap kegiatan atau keterlibatan siswa dikelas
dalam proses belajar, diskusi maupun dalam memecahkan sebuah
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Konsep cahaya
Cahaya adalah Energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat
mata, dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Cahaya dapat
merambat tanpa medium.
Cahaya berasal dari sumber cahaya, semua benda yang dapat
memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Mc.Niff, Kemmis
dan Mc.Taggart (Yusnandar,1007:7) Mengmukakan :
“Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek – praktek pembelajaran dikelas secara lebih profesional”.
Menurut Arikunto (2012) “ Penelitian Tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Sedangkan menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993)
“mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu
seseorang dalam mengalami secara praktis persoalan yang dihadapi dalam
situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan
kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama”.
Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat merefleksi dan
mengevaluasi diri, apakah ia sudah melaksanakan tugas utamanya secara
profesional sebagai pengajar serta dapat menemukan solusi atas permasalahan
– permasalahan yang muncul dalam praktek – praktek pembelajaran.
Adapun bentuk penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan kepala sekolah. Hubungan antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah
bersifat kemitraan untuk memikirkan persoalan – persoalan yang akan diteliti.
B. Proses Tindakan
E. Yusnandar dan Nur’aini (2007:22-23) mengemukakan “Ada
beberapa model penelitian tindakan dan suatu model yang kiranya tidak
terlalu sulit untuk dilakukan oleh para guru SD yang ditawarkan oleh para
ahli adalah model Kemmis dan Mc. Taggart”.
Dan model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998) dalam Kunandar (2008:70)
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan
komplmentari yang terdiri dari empat momentum esensial. Dan dalam
penelitian ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran dalam tiga siklus,
dan masing – masing siklus mempunyai empat komponen yaitu :
a. Rencana : Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai
solusi.
b. Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
c. Observasi : Mengamati hasil atas hasil atau dampak dari tindakan
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Refleksi : Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas
hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Dan
berdasarkan refleksi ini, peneliti dan guru bersama – sama
dapat melakukan revisi perbaikan terhadap siklus
berikutnya pada konsep cahaya.
Kemudian pada siklus kedua dan tiga, kegiatan yang di lakukan pada
dasarnya sama, tetapi ada modifikasi sedikit yaitu pada tahap perencanaan.
Pada siklus berikutnya kegiatan yang di lakukan adalah perbaikan
perencanaan dan refleksi. Untuk lebih jelasnya pola rangkaian kegiatan
penelitian tindakan yang di lakukan dapat di gambarkan dengan bagan
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1
Alur PTK Pembelajaran Konsep Cahaya dengan Metode Simulasi (Modifikasi PTK dari model Spiral Kemmis & Mc. Taggart)
(Arikonto,Suharsimi.2009:105) Peneliti bekerja sama dengan guru kelas dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan metode simulasi tersebut. Jika hasil tindakan belum mencapai maksimal maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Siklus I
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rencana Penelitian Tindakan Kelas
a. Prasiklus
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian terlebih dahulu
mengadakan observasi di lapangan sebagai orientasi atau tahap pra
siklus.
- Observasi
Sebelum tindakan di mulai peneliti terlebih dahulu
mengobservasi dengan cara bertanya kepada guru, kemudian
peneliti juga melaksanakan observasi langsung pada saat kegiatan
belajar mengajar di kelas. Dari data yang di dapat dari hasil
penelitian peneliti dapat menyimpulkan bahwa selama
pembelajaran hasil belajar siswa kurang dan kegiatan ini dilakukan
untuk mengetahui keadaan awal dalam penelitian yang dimana
pada saat kegiatan belajar mengajarkan belum menggunakan
metode simulasi.
- Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengadakan wawancara dengan
guru untuk mengungkapkan beberapa temuan pada tahap
observasi. Guru di ajak berdiskusi sehingga dapat disimpulkan
bahwa guru bersedia mengadakan penelitian tentang penerapan
metode simulasi. Dalam tahap ini pula, peneliti dan guru
mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan metode
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Siklus I
Merupakan langkah untuk memulai penelitian berdasarkan temuan
masalah dan hasil refleksi pra siklus pada tahap orientasi. Hasil temuan
orientasi menjadi permasalahan pada silkus ini
a. Perencanaan
Memperlajari materi IPA tentang konsep cahaya di kelas V pada
kurikulim 2006
Merancang rencana pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode simulasi dengan konsep cahaya.
Mempelajari landasan teori tentang metode simulasi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
Merancang dan menyiapkan alat untuk menguji sifat – sifat
cahaya.
b. Tindakan
Tindakan di lakukan mengarah pada metode simulasi dalam
pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah di buat
pada tahap perencanaan. Sedangkan materi yang di pelajari siswa
adalah tentang konsep cahaya serta sifat-sifatnya.
Guru menjelaskan tentang cahaya dengan menggunakan alat
peraga.
Guru meminta salah satu murid untuk maju kedepan dan
mempraktekan bagaimana terjadinya pemantulan cahaya
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa dan guru terlibat dalam tanya jawab
Seluruh siswa diberi soal tes untuk dikerjakan secara individu
untuk mengetahui hasil belajar siswa
c. Observasi
Mengamati proses pembelajaran yang meliputi :
Cara guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
Mengamati keterampilan mengajar guru dengan mengunakan
metode simulasi.
Mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
Mengamati pemahaman siswa pada konsep cahaya.
d. Refleksi
Mengkaji atau mengevaluasi hasil temuan atau kelemahan –
kelemahan yang muncul, baik yang berkaitan dengan aktivitas
guru maupun siswa dikelas.
Menentukan revisi rencana tindakan untuk siklus selanjutnya,
apabila hasil belum maksimal dan masih dibawah KKM
dengan nilai <65 maka dilanjutkan kembali di Siklus yang ke
II.
D. Instrumen Penelitian
a. Tekhnik Pengumpul Data
a) Observasi
Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar mengajar berlangsung. Objek yang peneliti amati adalah guru
dan para siswa kelas V sekolah dasar negeri Tamanbaru I dalam
proses pembelajaran ipa pada konsep cahaya.
Tekhnis observasi ini peneliti lakukan saat proses pembelajaran
IPA pada konsep cahaya berlangsung.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Konsep Cahaya Dengan Metode Simulasi
Untuk Guru
No. Aspek yang akan dinilai Skala nilai
1 2 3 4
1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
2. Memberikan gambaran yang akan disimulasikan
3. Memimpin pengorganisasian
4. Memimpin pemilihan peran
5. Menjelaskan Setiap peranan yang akan dilakukan
6. Pemberian kesempatan untuk persiapan simulasi
7. Penempatan lokasi simulasi
8. Memimpin pelaksanaan simulasi
9. Memberikan latihan
10. Pemberian nilai akhir
Jumlah Nilai
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Konsep Cahaya Dengan Metode Simulasi
Untuk Siswa
No Aspek yang akan di nilai Skala nilai
1 2 3 4
1. Rasa Ingin tahu terhadap materi yang akan dipelajari
2. Memperhatikan minat belajar siswa
3. Semangat melaksanakan tugas belajar
4. Menyimak penjelasan guru 5. Menggali materi yang akan
disimulasikan 6. Persiapan simulasi 7. Partisipasi siswa dalam
melakukan percobaan 8. Ketelitian dalam melakukan
percobaan
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu”
(Arikunto,2003:32)
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini melalui tes objektif
yaitu di buat dalam bentuk soal pilihan ganda (PG) yang berjumlah
10 soal, dengan 4 pilihan yaitu (a,b,c,d), setiap soal yang di jawab
dengan benar di beri skor 1. Adapun contoh table nilai tes hasil
belajar siswa dapat di lihat pada tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.3
Nilai Hasil Belajar
No Nama Siswa
Hasil tes / nomor soal Jmlh
Siswa
Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
KISI – KISI SOAL
Standar kompetensi : Menerapkan sifat – sifat cahaya melalui kegiatan membuat
suatu karya/ model.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan sifat – sifat cahaya.
No. Indikator Tingkat K1 K2 K3 Jumlah
soal PG PG PG
1. Menirukan sifat – sifat cahaya
yang mengenai berbagai benda
( bening, berwarna dan gelap)
Sukar 6 1
1. Benda yang memancarkan cahaya disebut ...
a. Sumber Cahaya c. Bohlam
b. Benda Bening d. Lampu
2. Sumber cahaya utama dibumi yaitu ....
a.Bulan c. Api
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Dibawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu ....
a.Triplek c. Gelas Bening
b. Kayu d. Besi
4. Cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata, antara lain ...
a.Cahaya bintang dan sinar inframerah
b. Cahaya Matahari dan Bulan
c. Sinar Inframerah dan ultraviolet
d. Cahaya Bulan dan sinar X
5. Dibawah ini contoh benda gelap, yaitu ....
a.Air jernih c. Tembok putih
b. Kaca bening d. Plastik bening
6. Peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya yaitu ...
a. Terbentuknya warna pada gelembung sabun
b. Dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal dari pada
sebenarnya
c. Terbentuknya bayangan oleh cermin
d. Sampainya cahaya matahari di permukaan bumi
7. Benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya yaitu ....
a.Kertas c. Kaca Bening
b. Meja Kayu d. Air jernih
8. Kaca spion pada mobil berfungsi untuk melihat kendaraan lain dibelakang,
tanpa perlu menoleh ke belakang. Hal ini disebabkan karena cahaya ....
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Dibiaskan d. Bergerak lurus
9. Diantara objek berikut yang bisa memantulkan cahaya adalah ...
a.Besi c. Kayu
b. Kertas d. Kain
10. Jika senter diarahlan pada air, maka cahaya akan masuk kedalam air, karena
cahaya bersifat...
a. Dapat menembus benda bening
b. Dapat menembus benda padat
c. Dapat memantulkan cahaya
d. Semua jawaban benar
Kunci jawaban
1. A 6. B 2. D 7. B 3. C 8. A 4. C 9. A 5. C 10. A
- Subjek Penelitian
Yang dimaksud dengan subjek penelitian tindakan kelas ini adalah
kegiatan pembelajaran dengan konsep cahaya dengan menggunakan
metode simulasi di kelas V SD Negeri Tamanbaru I Kecamatan Citangkil
Kota Cilegon. Dengan jumlah murid 20 orang yang terdiri dari 9 siswa
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Pengolahan Data
a. Observasi
Dari lembar observasi yang dibuat untuk kegiatan guru mengajar dengan
menggunakan metode simulasi. Berikut adalah teknik pengolahan data
untuk menilai kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran pada konsep
cahaya berlangsung.
Penghitungan rata – rata kegiatan mengajar guru adalah sebagai berikut :
Skor maksimal = Jumlah aspek × nilai tertinggi
Jumlah nilai seluruh aspek
Nilai rata-rata kegiatan mengajar guru =
Jumlah aspek
Prosentase pencapaian = Skor yang diperoleh × 100%
Skor Maksimal
Sedangkan penilaian lembar observasi kegiatan siswa pada konsep cahaya
adalah sebagai berikut :
Skor maksimal = Jumlah aspek × nilai tertinggi
Jumlah nilai seluruh aspek
Nilai rata-rata kegiatan siswa =
Jumlah aspek
Prosentase pencapaian = Skor yang diperoleh × 100%
Skor Maksimal
b. Soal Tes
Jumlah nilai seluruh aspek
Nilai rata-rata Siswa =
Resti Destiyani, 2013
1
1
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan metode simulasi dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya
Pada pelaksanaan pembelajaran IPA dikelas V pada konsep cahaya
dengan menerapkan metode simulasi, dimulai dengan tahap orientasi
untuk memusatkan perhatian siswa pada awal proses pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan dengan memunculkan gagasan atau konsepsi awal
siswa dengan mengajukan pertanyaan yang dapat menggali pengetahuan
awal siswa. Kemudian dengan sebuah simulasi siswa, dapat
membuktikan sifat – sifat cahaya serta dapat menarik kesimpulan dengan
cepat setelah dilakukan percobaan. Dan dengan menerapkan metode
simulasi dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Peningkatan keaktifan siswa dengan menerapkan metode simulasi dalam
pembelajaran IPA pada konsep cahaya
Keaktifan atau akivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada
tiap siklusnya. Pada siklus I keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran yang menerapkan metode simulasi masih rendah, siswa
masih Pada siklus I, aktivitas siswa masih rendah karena siswa masih
2
2
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melaksanakan kegiatan praktikum, mengerjakan LKS dan membuat
kesimpulan dari praktikum. Dan pada siklus II siswa sudah terbiasa
mengikuti proses pembelajaran IPA dengan menerapkan metode
simulasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas yang mulai kondusif.
Siswa fokus memperhatikan penjelasan guru, dan saat guru mengajukan
pertanyaan banyak anak yang mulai berantusias untuk menjawab
pertanyaan. Dan selain itu siswa sudah tidak canggung lagi dalam
menggunakannya dan terakhir siswa dapat dengan cepat menarik
kesimpulan saat melakukan praktikum dikelas. Singkatnya, keaktifan
siswa meningkat dengan menerapkan metode simulasi dalam
pembelajaran IPA pada konsep cahaya.
3. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode simulasi
dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya
Untuk peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada hasil
evaluasi belajar yang semakin meningkat setiap siklusnya. Untuk siklus I,
rata – rata hasil belajar siswa masih rendah hanya sebesar 68. Hal ini
disebabkan oleh siswa yang belum bisa beradabtasi dengan pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti. Dan untuk siklus II, rata – rata hasil belajar
siswa sudah meningkat yaitu sebesar 87,5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan sesuai
dengan target yang telah ditentukan. Sehingga tindakan penelitian ini
3
3
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Rekomendasi
1. Untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab terhadap segala sesuatu
yang terjadi di sekolah, hendaknya dapat memberikan dukungan dan
motivasi kepada guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah
satunya yaitu dengan memfasilitasi guru agar lebih variatif dalam
menggunakan model atau metode pembelajaran pada kegiatan belajar
mengajar. Metode simulasi dapat dijadikan salah satu alternatif dari
sekian banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPA untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Karena hal tersebut sudah terbukti dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti.
2. Untuk Guru
Guru hendaknya berpikir kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
proses pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan saat mengikuti
pelajaran, dan sebaiknya dalam setiap pembelajaran, guru mengadakan
alat peraga sebagai media agar anak – anak dapat belajar dengan nyata
tentang hal – hal yang dipelajarinya. Dan guru dapat membahas metode
ini pada forum KKG agar menerapkan Metode simulasi dalam
4
4
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau gagasan untuk melakukan proses pembelajaran agar diperoleh hasil
belajar yang maksimal.
3. Penelitian Selanjutnya
Penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode
simulasi ini belum sempurna sehingga membutuhkan perbaikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran pada masa yang akan datang. Tetapi
penelitian ini sudah mencapai keberhasilan sesuai sesuai dengan target
sehingga metode simulasi dapat dijadikan refrensi bagi para calon guru di
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi(2009)Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara
Barlia, Lily (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyan
Press
Barlia,Lily (2010).”Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar”.RoyyanPress
Belajar dan Pembelajaran, Mengulas tentang materi belajar dan
pembelajaran.Jumat 15 Juni 2012. Penulis dedi26. Tersedia di
Dedi26blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html
Darmodjo, Hendro. (1991) Pendidikan IPA 2.Jakarta:Depdikbud Depdikbud (1994) “Hadiat Alam Sekitar Kita 3”.Balai Pustaka
Depdikbud.(1996) “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta:Balai Pustaka
Haryanto, (2004) Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V.Jakarta:Erlangga
Hasibuan,J.J.Drs.(2010) Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya
Herwan, F.R.(2004)Pendidikan Dengan Semangat Otonomi
Daerah.Serang:Untirta Press
Keaktifan belajar, di ambil pada tanggal 08 Februari 2013. Tersedia di
http://satrio-darmawan.blogspot.com/2009/06/keaktifan-belajar-pada-prinsipnya.html
Kunandar, (2008)Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:Rajawali Pers
Nur’aini (2012). Metode Penelitian Pendidikan Di SD.Serang:UPI Press.
“Pembelajaran IPA tentang Konsep Cahaya dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri untuk siswa kelas V Sekolah Dasar (SD”. Di ambil pada tanggal 8 Februari 2013. Tersedia di
respository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0904874_chapter2.pdf
“Penerapan Metode Simulasi Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
Resti Destiyani, 2013
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Tersedia di
blog.tp.ac.id/penerapan-metode-simulasi-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-pkn.
Skripsi Nia Meilani(2008) “Penggunaan metode simulasi pada konsep energi gerak dikelas 4 sekolah dasar negeri purwaraja 4”. Upi kampus Serang: Tidak diterbitkan
Skiripsi “Penggunaan metode simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sidorejo 02 Pagelaran-Malang pada mata pelajaran PKN oleh Lailatul Fajriah”. Di ambil pada tanggal 08 Februari 2013. Tersedia di library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=38163
Skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning In Science untuk
meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V SD Pada Konsep Cahaya”.UPI Kampus Serang:Tidak diterbitkan.
Sumiati, Dra.(2009)Metode Pembelajaran.Bandung:CV.Wacana Prima
Tabrani Rusyan, A.dkk.(1999) Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru