• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur Intrinsik Ekstrinsik Pada Novel Ka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Unsur Intrinsik Ekstrinsik Pada Novel Ka"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

BAHASA INDONESIA

MENCARI UNSUR INTRINSIK, UNSUR EKSTRINSIK, RINGKASAN CERITA PADA SEBUAH NOVEL

Oleh:

Daniel

Yuliana Nurastuti

Kelas : XII IPS 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMAN 2 PALANGKARAYA

(2)

LAPORAN UNSUR INTRINSIK, UNSUR EKSTRINSIK, DAN RINGKASAN PADA

Pembuatan laporan ini dimaksudkan sebagai hasil dari menganalisis unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, ringkasan cerita pada sebuah novel.

B. Deskripsi

Unsur intrisik adalah unsur-unsur yang membangun kaya sastra dari dalam. Unsur-unsur intrinsik sebuah novel diantaranya adalah tema, penokohan, latar, alur, amanat, gaya bahasa, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik terdiri dari sosial, budaya, adat istiadat, agama, biografi pengarang, dan ekonomi.

C. Unsur Intrinsik

a.Tema : Tema dari novel ini adalah percintaan. b.Penokohan

1. Senyum Putriasa (Ria)

 Cemas : “. . . Uuh. . . ! Tenang, Ria. . . tenang, gumamku dalam hati,

menenangkan diri . . .“

 Kesal : “. . . yang jelas ini semua tidak akan terjadi seandainya saja

ibuku enggak dipindah tugas oleh atasannya. Benar – benar bikin kesal . . .“

 Sulit berbohong : “. . . “

 Merasa bersalah : “. . . gue ikut ya? Pintaku sedikit enggak enak juga, sebab

bagaimana pun aku juga ikut merasa bersalah . . .“

 Pengkhayal : “. . . Woi bangun! Ayo sadar! Lo mimpi ya Senyum, Rian itu

Pangeran dan lo bukan Cinderella! . . .“

 Ceria : “. . . Haha. . . bener banget tu . . .“

 Khawatir : “. . . pikiranku akan Rian enggak sedikitpun juga berkurang.

Aku khawatir banget sama dia, mudah – mudahan dia enggak kenapa – napa. . .“

 Pemaaf : “. . . Tania, lo enggak perlu minta maaf, bukannya selama ini

kita memang sahabat? . . .“

 Sedih : “. . . aku memang tak menangis sama sekali namun hatiku

menangis, setelah kubaca kata demi kata surat dari Rian, amat pedih . . .“ 2. Rian Adi Kusuma

 Sopan : “. . .boleh pinjam buku Bahasa Inggrisnya? . .“

 Bertanggungjawab : “. . . ya enggak bisa gitulahNa, gue udah ngilangin pena

itu jadi gue harus ngegantiin . . .”

 Jahil : “. . . rambutnya lucu juga, kayaknya bakal jadi trend terkini

tuh. . .”

 Cemas : “. . . kamu enggak apa – apa kan? Kamu bisa dengar aku?. . .”

 Memendam perasaan : “. . . tiba – tiba ia berhenti berkata dan mendadak ia

(3)

 Rela berkorban : “. . . aku akan terus hidup karena tiap detak jantungmu adalah hidupku. Karena nafasmu adalah nafasku. Pedih ini takkan lama . . .“ 3. Tania

 Jahil : “. . Hayo! Pagi – pagi sudah melamun. . nanti kesambet lho! . . “

 Pemarah : “. . . Apa enggak salah? Maksud lo apa? Apa sekarang lo masih

peduli sama gue?! . . .“

 Penyayang : “. . . Tania berjanji bila ada cewek yang membuat kakaknya

jatuh cinta maka cewek itu harus mencintai kakaknya juga. Dan Tania marah padaku, karena aku menolak cinta kakaknya . . .”

4. Dimas

 Baik : “. . . kak Dimas adalah seorang yang amat baik . . .“

5. Kayana Putrisia (Nana)

 Ceria : “. . . aduh Tuan Putri . . . lagi jutek rupanya. Gue mau jalan –

jalan, mau ikut enggak? Sekalian buat ngilangin stressnya. Gue tungguin deh, tapi kalau belum mandi enggak janji yeee . . .“

 Baik : “. . . nih gue bawain makanan. Gue perhatiankan? Cepetan

makan. . . katanya lapar? . . .“

 Pengertian : “. . . Lagipula gue ngerti kalau perasaan itu enggak bisa dipaksa.

Dimas bilang kalau dia Cuma menganggap gue adiknya aja . . . “ 6. Bu Eliza

 Galak : “. . . saya enggak mau tahu! Salah satu dari kalian menghadap

saya , ujar ibu Eliza dengan nada sangat kesal. . .“ 7. Mama Ria

 Penyayang : “. . . ya udah, ganti baju sana, terus langsung turun. Mama siapin

makan, kamu pasti belum makan kan? . . .“

 Khawatir : “. . . Ria. . . kok pulangnya sore amat? Habis jalan kemana?

Kenapa enggak bilang – bilang sama mama? . . .“

 Tabah : “. . . aku tahu beratnya merawat aku dan Andra seorang diri

sejak kepergian Ayah 5 tahun silam . . .“ 8. Sinta

 Jahat : “. . . Sinta mendorongku dengan kasar hingga aku jatuh

terjerembab ke tanah yang becek, hujan mengguyur badanku seketika . . .“

 Pendengki : “. . . Heh, dengar ya . . . kalau lo masih mau tetap sekolah di sini

enggak usah belagu deh. Sok cakep, sok seleb. Dasar cewek genit . . .“

 Pembohong : “. . . Sinta bilang kamu mengancam dia, kalau dia enggak mau

memberi kamu uang, kamu akan mengajak teman – teman kamu untuk mengeroyok dia? Benar seperti itu? . . .“

9. Kak Lola

 Baik : “. . . kamu sudah sadar? Gimana sudah mendungan? Ini ada teh

hangat untuk kamu . . .“

 Prihatin : “. . . ini mengenai kesalahpahaman antara kamu dan Rian kakak

enggak sanggup ngeliat kalian berdua begini hanya karena sesuatu yang sebenarnya enggak ada, yang sebenarnya bukan masalah kamu dengan Rian tapi masalah kalian dengan Sinta . . .“

10. Adik Ria

 Khawatir : “. . . iya kak enggak usah ke sekolah dulu, nanti kalau pingsan di

(4)

11. Orangtua Sinta

 Sayang anak : “. . . orang tua Sinta telah meminta pada kepala sekolah untuk

segera mengeluarkan kamu . . .“ 12. Iren

 Baik : “. . . maaf Ria kalau kesannya gue terlalu mau ikut campur, tapi

jujur gue enggak mau sampai Rian sedih, kecewa untuk kesekian kalinya . . .“ 13. Orangtua Rian

 Tabah : “. . . aku harus kuat seperti orang tua Rian yang membimbingku

pulang . . .“

 Lapang dada : “. . . tak ada kebencian sama sekali di mata mereka ketika

menatapku . . .” c.Latar/Setting :

1. Latar Tempat

 Kelas : “. . . Dengan langkah gontai kumasuki kelas yang akan aku huni paling

enggak selama 1 tahun ini . . .”

 Rumah Ria : “. . Begitu sampai dirumah, Mamah sudah siap menyambutku . ..”

 Kamar Ria : “. . . Dan aku langsung masuk ke kamar dengan langkah gontai. .”

 Koridor Sekolah : “. . . Sudah setengah jam aku berdiri di koridor sekolahku,

melihat pohon cinta dari kejauhan ....”

 Pohon Cinta : “... Pohon yang juga terlihat dari kelasku, ya sebuah pohon

yang sejak tadi sempat aku pandangi, ’Pohon Cinta’ katanya. Mungkin karena bentuk helai daunnya menyerupai lambang cinta ...”

 Kamar Rian : “... Bukan apa-apa kok. Ya udah kamu istirahat aja dulunya.

Meskipun kamar cowok tapi lumayan bersihkan ? ...”

 Rumah Rian : “... Tapi suasana dirumah ini enggak memperlihatkan suasana

di foto itu, rumah ini terasa sepi ....”

 Taman Belakang Rumah Rian :”... Aku dapat melihat taman belakang dan

mataku langsung tertuju pada Rian yang mungkin sedari tadi telah duduk di ayunan itu ...”

 Ruang Guru : “... Ada apa sih tumben Ibu Eliza panggil aku, masalah pribadi

apaan ?! ....”

 Rumah Sakit : “... Dan dimana alat-alat yang selama ini mengekang diriku ?

Semuanya sudah dilepas ? Apa karena aku sudah tak terselamatkan lagi ?? ...”

 Kuburan : “.... Aku menuju makam Rian, meletakkan sehelai daun cinta yang

telah kering ...”

 Rumah Sakit Jiwa : “... Disebuah ruang yang gelap,samar aku melihat sosok

Sinta. Dia duduk di pojok ruang sambil memegang kedua kakinya ....”

2. Latar Waktu :

 Tahun ajaran baru : “.... Tinggal dikota baru, lingkungan baru, dan rumah

baru, semua itu benar membuatku sulit menyesuaikan diri, apalagi sekolah yang baru ini, untungnya ini tahun ajaran baru ....”

 Pagi : “... Hari ini sebenarnya aku udah bangun pagi-pagi banget, tapi karena

rumahku berada di gang kecil ....”

 Istirahat : “. . Bel istirahat yang telah ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.. ”

 Setahun: “.... Setahun sudah waktu telah berlalu tampa terasa ....”

(5)

 Malam Sabtu : “... Untungnya besok hari Minggu, sehingga aku enggak

harus pergi kesekolah dengan mata sembab ...”

 Jam 7 pagi : “... Aku baru bangun, ketika jam hampir menunjukkan angka

tujuh ...”

 Hujan Deras: “... Dalam derasnya hujan dapat kulihat samar sebuah mobil

Terrano hitam yang enggak asing bagiku langsung memasuki gerbang sekolah...”

 2 Tahun lalu : “...Seorang Cowok yang aku kenal 2 tahun lalu,saat itu aku

melihatnya duduk sepertiku saat ini, tapi enggak dalam posisi terikat tentunya ....”

 Sehari kemudian : “... Setelah kejadian hari itu aku jatuh sakit ...”

 Pulang dari rumah sakit : “... Dokter itu pasti salah, pasti ada kesalahan!

Bagaimana mungkin dengan seenaknya saja dia bilang aku mengidap penyakit jantung ? ...”

 2 Minggu : “... Hari ini sudah 2 Minggu setelah kuketahui penyakitku dan

keadaanku makin parah saja kurasa ...”

 3 Bulan : “... Sudah hampir 3 bulan aku hampir dirumah sakit ...”

3. Setting Suasana :

 Menegangkan

a) “.... Kalian berdua menghadap saya dikantor pada jam istirahat nanti ! ....”

b) ”.... Kemudian mereka menarik dan menyeretku dengan kasar. Ditengah hujan deras aku diikat disebuah pohon dibelakang sekolah tak jauh kantin sekolah ....”

c) “... Tapi Bu, itu semua enggak benar, uang untuk apa? Sinta bohong, justru dia yang mengancam saya Bu. Benar Bu, Ibu harus percaya dengan saya ...”

 Senang

a) “ . . . Aku berlari mengejar Tania sehingga kamipun saling berkejar-kejaran. . . . “

b) “. . . Nana bisa kelihatan begitu dewasa, membuat aku seketika jadi amat bangga memiliki sahabat seperti dia. . . “

c) “. . . Tapi ketika aku lihat Rian tersenyum bahagia, sudut hati yang sepi ini jadi bahagia juga. . .

d) ”. . . Dan kami tertawa berdua, lalu iya menggerakkan tangannya pesis seperti dalam film-film ketika Pangeran hendak mengajak Cinderella berdansa . . . . “

e) “. . . . Lalu Rian berjongkok di hadapanku, Menyodorkan ’Choki-choki’ kesukaanku sambil menyentuh pipiku dengan jari telunjuknya dua kali . . . . “

 Sedih

a) “ . . . Sungguh, aku nggak bermaksud begitu, aku sayang dengan Dimas sama seperti aku sayang dengan Tania . . . . “

b) “ . . . . .Aku amat sedih Pangeran...Apa aku harus mulai melupakan Rian? . . . “

(6)

d) “. . . Aku tahu tak ada perubahan pada diriku. Aku tetap sama, tidur diranjang rumah sakit, jalan dengan kursi roda, selang infus yang tak pernah lepas dari pergelangan tanganku . . . . “

e) “. . . . Namun aku adalah aku, aku tetaplah aku yang ada kalanya ’Detik itu’ Terngiang penuh kepalaku. Detik dimana aku harus tinggalkan semua cinta dan senyumku . . . “

f) “. . . . Rian yang selamatkan kamu, dia yang menggantikan detak jantungmu. Nafasnya ada di dirimu kini . . . “

g) “. . . Dulu aku ingin sekali merasakan hujan berdua dengan Rian, tapi tenyata sekarang aku...Kata-kataku terhenti, ku palingkan wajah kearah samping . . . “

 Marah

a) “. . . Eh cewek yang sok lugu, sok kalem! Dengar ya. Harusnya lo nyadar lo tuh siapa? Mau ngelawan Sinta, enggak salah?! . . .”

b) “. . . oh ya? Lo mau ngajarin gue ya? Berani benar! . . .”

c) “. . . lo mau tahu? Karena lo bisa dengan gampang ngedapetin apa yang enggak akan pernah bisa gue dapet? TYO! . . .”

d. Alur : Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur maju dimana novel ini diawali

dengan perkenalan tokoh, lalu dilanjutkan dengan tahap penampilan masalah, dan diakhiri tahap penyelesaian.

e. Sudut Pandang : Sudut pandang pada novel ini adalah sudut pandang orang pertama

pelaku utama.Karena, pada novel ini pengarang menggunakan kata ganti orang pertama, misalnya aku.

f. Gaya Bahasa

 Hiperbola : “. . . aku memasuki gerbang sekolah dengan langkah gontai,

ketika sampai dipintu kelas aku berpapasan dengan Rian, tapi tak ada secuil senyumpun muncul dari bibirnya. Hanya ada wajah kebencian dan dia langsung membuang muka! . . .”

: “. . . perasaanku benar – benar kacau, benar – benar hancur, entah apa yang terjadi padaku. . .

g. Amanat : terdapat beberapa pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada

pembaca, antara lain :

 Janganlah cepat berburuk sangka kepada orang, karena belum tentu perbuatan

yang dimata kita itu salah tapi sebenarnya tidak salah.

 Perasaan cinta yang berbuah rasa ingin memiliki janganlah dijadikan pembenaran

perbuatan yang dapat merugikan orang lain.

 Jika terjadi kesalahpahaman antara kita dengan orang lain, janganlah dibiarkan

terus berlarut – larut, karena akan merenggangkan hubungan satu sama lain.

 Jika memiliki permasalahan sebaiknya diceritakan terhadap orang lain agar tidak

ditanggung sendiri dan bisa mendapat solusi.

 Hidup ini singkat, jika kontrak kita dengan Tuhan telah habis tak ada lagi

kesempatan kedua untuk mengubah masa lalu. Oleh karena itu, isilah hidup ini dengan ibadah untuk dunia dan akhirat.

D. Unsur Ekstrinsik

(7)

dicontoh, karena mereka memiliki sifat dan karakter yang baik. Sedangkan tokoh Sinta yang memerankan tokoh antagonis, jelas digambarkan dengan sifat dan karakternya cukup mencerminkan moral yang kurang baik dan tidak bagus untuk dicontoh.

E. Ringkasan Cerita

Engkaulah Pangeran Impianku

Pada suatu hari, Ria pindah ke kota lain pada saat tahun ajaran baru. Dimana ia bertemu sahabat baru yang bernama Tania. Bukan hanya itu, ia juga menemukan cinta yang baru setelah 2 tahun lamanya memendam perasaan terhadap orang lain. Rian namanya. Dia adalah seorang pemuda tampan yang sopan, baik dan bertanggungjawab. Sebenarnya, mereka sudah pernah bertemu pada saat MOS. Namun, keduanya memakai topeng yang menyembunyikan wajah serta memakai nama samaran. Kumbang adalah nama yang dipakai Rian, sedangkan Ria memakai nama Siput. Mereka kebetulan bertemu karena sama-sama ditugaskan mengumpulkan daun cinta dari ‘pohon cinta’.

Kemudian pada saat memasuki kelas 2 SMA, mereka kembali masuk ke kelas yang sama. Walaupun Ria sangat merasa senang bisa berada dekat dengan Rian, ternyata ia juga pada saat itu harus berselisihpaham dengan sahabatnya Tania, karena Ria menolak cinta kakaknya Tania, Dimas. Walaupun demikian, dengan bantuan Nana sahabat baru Ria, Tania dan Ria kembali berteman dan kembali bersama – sama seperti dulu.

Namun tiba – tiba, disaat Ria dan Rian mulai dekat, datanglah Sinta, gadis yang telah dijodohkan dengan Rian. Sinta yang merasa marah dengan kedekatan mereka, mencoba menjahati dan memfitnah Ria, namun ditolong oleh Rian. Pada suatu saat Ria pingsan sehabis dijahati oleh Sinta dkk, Rian membawa Ria kerumahnya dan dari situlah Ria mulai bertanya – tanya apakah Rian adalah Pangeran Kumbangnya. Setelah kejadian itu, Ria sakit selama beberapa hari. Ketika masuk sekolah, ia terkejut dengan berita bahwa Rian diskors akibat berkelahi dengan teman – teman Sinta.

Ria lalu menjenguk Rian dirumahnya, namun Rian mengusirnya sambil bersikap dingin. Semenjak itu pula Rian bersikap sangat dingin dan menjaga jarak. Itu semua karena Sinta mengancam Rian. Jika Rian tidak menjauhi Ria, maka Sinta akan membuat hidup Ria menderita. Walaupun sedih karena Rian menjauhinya, namun cinta Ria tetap bertahan. Lalu, karena Ria sering sakit, maka mamanya menganjurkan Ria untuk pergi ke dokter. Seminggu setelah pemeriksaan, Ria mendapati bahwa dokter memvonisnya mengidap penyakit jantung. Ria benar – benar merasa shock. Namun, ia tidak memberi tahu mamanya perihal sakit yang dideritanya, kecuali kak Dimas yang menemaninya Ke dokter.

Pada saat Ria masuk sekolah, ia disapa oleh seorang gadis cantik yang bernama Iren. Ia dulu pernah dekat dengan Rian waktu kelas 1 SMA. Iren lalu menceritakan perihal dirinya yang dulu dikira Rian adalah Siput, karena sering duduk dibawah ‘pohon cinta’. Namun tentu saja Ria yang tahu mengetahui sebutan siput itu, langsung mengetahui bahwa selama ini Rian adalah si pangeran kumbang. Setelah mendengar hal tersebut, penyakit Ria tiba – tiba kambuh hingga membuatnya pingsan. Saat tersadar Ria telah berada di sebuah ranjang dirumah sakit sambil dikelilingi oleh orang – orang yang dicintainya.

(8)

Referensi

Dokumen terkait