• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Lahan Tanaman Padi LAPORAN PR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengolahan Lahan Tanaman Padi LAPORAN PR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN TANAH SAWAH

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh : Kelompok 8

1. Felomenaria Saores Pardede (141510501005)

2. Dhanu Triyoso (141510501136)

3. Dheka Nur F (141510501066)

4. Muhammad Fauzy (141510501166)

(2)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER 2015

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan tanah merupakan langkah dasar yang menjadi fondasi dari setiap kegiatan membudidaya suatu tanaman. Faktor keberhasilan mengolah lahan dipengaruhi oleh kemampuan memahami kondisi lingkungan dengan jenis tanaman yang ingin dibudidayakan. Lahan yang diolah harus sesuai dengan kebutuhan hara akan jenis tanaman yang akan ditanam pada lahan yang akan diolah karena setiap tanaman memiliki kemampuan dan kebutuhan akan hara dan mineral lain dengan takaran yang berbeda-beda sesuai dengan morfologi dan kebiasaan hidupnya.

Indonesia merupakan kawasan wilayah tropika yang mempunyai topografi dan jenis tanah yang beragam. Perbedaan jenis tanah dan topografi di Indonesia mengakibatnya banyaknya cara dan metode pengolahan tanah pada sistem budidaya pertanian di Indonesia. Pengolahan tanah di wilayah Indonesia juga disesuaikan dengan sistem adat dan budaya pada tiap-tiap daerah. Para petani tradisional di Indonesia memiliki ilmu mengolah tanah yang didapat secara turun-temurun, namun kini telah banyak usaha dari pemerintah dengan penyuluhan maupun relawan yang berbagi ilmu pengolahan tanah secara baik dan benar melalui penelitian secara ilmiah.

(3)

perubahan dan pengembangan sistem dan cara pengolahan tanah agar menjaga dan meningkatkan kemampuan produksi suatu komoditas ditengah berbagai kendala lingkungan yang saat ini terjadi.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara mengolah tanah sawah menggunakan traktor.

2. Mengetahui tahapan pengolahan tanah sawah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Saridevi, dkk (2013), tanah merupakan hasil campuran dari pelapukan batuan dan jasad mahkluk hidup yang lah mati dan membusuk. Akibat pengaruh cuaca, jasad mahkluk hidup yang membusuk tadi menjadi lapuk dan mineral-mineralnya terurai atau terlepas dan kemudian membentuk tanah yang subur yang menjadi lapisan atas bumi. Pembentukan tanah merupakan pembentukan dan pelapukan batuan dan jasad mahkluk hidup yang cukup rumit. Tanah terwujud melalui berbagai proses dan tahapan-tahapan yang panjang dan berjuta-juta tahun umurnya.

(4)

Keadaan fisik tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman akan menghasilkan produksi tanaman yang lebih baik. Pengolahan tanah yang efektif dapat membentuk keadaan fisik tanah yang baik. Selain membentuk keadaan fisik tanah, pengolahan tanah juga dapat mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dilakukan sesuai dengan jenis tanah dan komoditas yang akan diusahakan. Pengolahan tanah yang biasa dilakukan yaitu dengan melakukan kegiatan mencacah sisa-sisa tanaman dan mencampurkannya kedalam tanah. Pengolahan tanah dengan cara ini akan memakan energi yang cukup banyak untuk pengolahan tanah pertama yang diikuti oleh pengolahan tanah kedua untuk membasmi gulma dan menyiapkan lahan pertanaman. Manfaat pengolahan tanah masih banyak diragukan, banyak yang berpendapat bahwa pengolahan tanah justru membawa dampak negatif terhadap usaha pertaniannya. Dampak negatif berupa erosi pada lahan-lahan miring yang semakin membesar akibat pengolahan tanah, mineralisasi bahan organik tanah yang akan dipercepat sehingga berakibat menurunnya kemantapan agregat pada tanah yang diolah.masih banyak para petani yang kurang mengerti dalam melakukan pengolahan tanah yang benar. Mereka cenderung membakar sisa-sisa tanaman begitu saja, padahal hal itu dapat mengurangi kandungan bahan organik tanah dan hingga pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanah yang akan menurunkan kualitas sumberdaya tanah (Intara dkk, 2011).

(5)

larva atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.

Menurut Hardjowigeno dan Rayes (2005) dalam Palembang, dkk (2013), tanah sawah adalah tanah atau media tanam yang digunakan untuk meletakkan bahan tanam untuk bertanam padi sawah. Penanaman padi pada tanah sawah dapat dilakukan terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah dalam ilmu taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti tanah perkebunan maupun tanah pertanian lainnya. Irigasi merupakan sumber air bagi sawah irigasi, sedangkan sawah yang mengandalkan air hujan disebut sawah tadah hujan. Pada daerah pasang surut ditemukan sawah surut sedangkan pada daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak.

Sifat tanah dapat mengalami perbedaan dengan adanya perbedaan pola tanam. Perbedaan pola tanam yang menyebabkan perbedaan lama penggenangan menjadi penyebab perbedaan pada sifat tanah sawah. Perubahan pola tanam menyebabkan perubahan baik fisika maupun kondisi biologis tanah sawah. Pada setiap musim, sifat tanah mengalami perbedaan karena pola tanam yang digunakan pada setiap musim menggunakan pola tanam dan jenis tanaman yang berbeda (Palembang dkk, 2013).

(6)

Kehilangan unsur nitrogen dapat terjadi karena diabsorsi tanaman, volatilisasi, pencucian, erosi dan kehilangan panen.

Pengolahan tanah pada tahap persiapan lahan dilakukan sebelum penanaman padi. Pengolahan lahan pada tahap persiapan lahan dilakukan dengan pembersihan lahan. Pembersihan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari tumbuhan liar maupun gulma. Biasanya petani membutuhkan waktu selama 7-14 hari pada lahan bekas ladang atau perkebunan, sedangkan untuk lahan baru membutuhkan waktu selama 20-30 hari. Pengolahan lahan pada tahap pemeliharaan tanaman padi yaitu dengan cara membersihkan lahan dari gulma dan memperbaiki pematang dan saluran drainase (Katanja, 2011).

Pengolahan tanah meliputi beberapa tahap pengerjaan antara lain, membersihkan lahan, membajak, mencangkul dan meratakan tanah dengan melumpurkan tanah (menggaru atau gelebek). Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Seluruh kegiatan harus lakukan dengan teknik pengerjaan yang benar. Kesalahan pada pengerjaan akan berpengaruh pada kualitas tanah tempat menanam padi ataupun pembibitan padi. Pengolahan tanah dapat menggunakan alat seperti traktor, cangkul, parang arit dan sebagainya (Auliaturridha dkk, 2012).

(7)

Pengolahan tanah dengan menerapkan teknik yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada tanah. Hancurnya sebagian besar agregat tanah adalah akibat daya rusak alat-alat pengolahan tanah. Dengan penerapan yang sesuai, atau dengan teknik pengolahan tanah yang sudah dianjurkan oleh para ahli berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dampak kerusakan pada tanah akibat daya rusak alat-alat pengolahan tanah dapat ditekan. Akibat perlakuan-perlakuan yang tidak sesuai, agregat tanah menjadi kurang mantap dan keadaan demikian akan menyebabkan tanah menjadi peka terhadap daya kerusakan (Kartasapoetra dan Mul, 1988).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

(8)

Praktikum matakuliah Pengantar teknologi pertanian tentang “Pengolahan Tanah” yang dilaksanakan UPT Agroteknopark Jubung Universitas Jember pada hari jumat 28 Maret 2014 pukul 07.00 - selesai

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Traktor 2. Cangkul 3. Alat tulis

3.2.2 Bahan

1. Modul praktikum 2. Sawah lahan basah

3.3 Cara Kerja

1. Membersihkan areal persawahan dari sisa jerami atau rumput.

2. Memperbaiki dan memeriksa kembali saluran aliran ir serta galengan. 3. Melakukan pembajakan sawah menggunakan hand tractor.

4. Mengolah bagian sawah yang tidak terjangkau oleh hand tractor menggunakan cangkul.

5. Menjalankan traktor sesuai dengan pola alur yang ditentukan.

6. Memberokan/membiarkan tanah dalam keadaan jenuh air selama beberapa hari setelah selesai dibajak. Kemudian melakukan penggaruan.

(9)

4.1 Hasil Pengamatan

PEKERJAAN PENGOLAHAN TANAH Pembersihan Petak Sawah

1. 1. Tahap Pekerjaan:

- Membersihkan petak sawah dari sisa-sisa jerami dan rumput. - Pembersihan petak sawah dilakukan dengan menggunakan

cangkul ataupun sabit.

2. Pengamatan Hasil :

- Sawah/petak yang telah dibersihkan dari sisa-sisa jerami dan rumput menjadi lebih mudah dan bersih untuk melakukan tahap selanjutnya, dan juga saluran air menjadi lancar dan bersih dari gulma.

- Petak sawah bersih dari gulma dan tanaman yang tidak diinginkan. 3. Keterangan:

- Sebaiknya sisa-sisa jerami dan rumput yang telah dibersihkan, jangan dibakar. Lebih baik dijadikan kompos. Jika dibakar akan mengurangi kandungan unsur hara tanah. Jerami dibiarkan membusuk didalam tanah untuk menambah kesuburan tanah.

2. Perbaikan Saluran dan Galengan 1.Tahapan Pekerjaan :

- Persiapan alat cangkul untuk memperbaiki galengan dan saluran - Saluran dan galengan mulai dicangkul dengan kemiringan tidak

lebih dari 45°

2.Pengamatan Hasil:

(10)

3. Keterangan :

- Galengan dan saluran air berguna untuk penyaluran air kedalam lahan dan penahan air keluar dari sawah atau petakan.

3. Pencangkulan

1. Tahapan Pekerjaan :

- Sawah yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan mudah diolah

- Pencangkulan dilakukan bersamaan dengan perbaikan galengan yang bocor.

- Lahan sawah yang telah dibajak, diamati dan dicari bagian sawah yang belum terjangkau traktor. Lalu mencangkul bagian sawah yang tidak terkena traktor.

2. Pengamatan Hasil :

- Tanah akan menjadi lunak, karena kandungan unsur hara terbalik ke atas.

- Seluruh tanah dalam petakan sawah dalam keadaan terbalik dan tercampur aduk rata.

3.

Keterangan :

- Lahan yang biasa dicangkul adalah lahan yang berada di bagian pojok sawah yang tidak terjangkau oleh traktor.

4.

Pembajakan

1.

Tahapan Pekerjaan :

- Sebelum pembajakan, tanah harus digenangi air terlebih dahulu sampai kondisi jenuh tetapi tidak sampai tergenang.

- Pembajakan dimulai dari tepi / dari tengah petakan sawah dengan kedalaman mata bajak 15-25 cm.

2.

Pengamatan Hasil :

- Tanah akan terbalik, unsur hara berada di bagian atas tanah. - Rumput akan mati.

3.

Keterangan :

(11)

5.

Penggaruan

Tahap Pekerjaan :

Pengamatan Hasil :

Keterangan :

4.2 Pembahasan

(12)

Berdasarkan pengamatan dan kegiatan praktikum yang dilaksanakan di Agrotechnopark (ATP) Jubung pada hari Sabtu, 23 Maret 2015, pengolahan tanah dilakukan sebelum melakukan kegiatan menanam. Pangolahan tanah yang dilakukan menggunakan alat traktor tangan. Teknik mengolah tanah yang benar yaitu dengan melakukan pengolahan tanah satu atau dua bulan sebelum penanaman. Cara atau metode pengolahan tanah terbagi menjadi dua yaitu pengolahan tanah modern dan pengolahan tanah tradisional. Pengolahan tanah modern yaitu pengolahan tanah dengan pengaplikasian perkembangan teknologi terkini seperti penggunaan traktor yang digerakkan dengan bantuan mesin. Pengolahan tanah tradisional adalah pengolahan tanah yang dilakukan dengan cara yang sangat sederhana dan dengan alat yang sederhana. Alat pengolahan tradisional umumnya hanya menggunakan tenaga manusia maupun hewan seperti cangkul dan pembajakan sawah dengan menggunakan hewan ternak.

(13)

jenis tanaman yang berbeda karena perbedaan jenis tanaman tersebut akan terjadi perbedaan pada perlakuan pada tanah tempat tanaman tersebut ditanam. Untuk itulah perlunya memperhatikan sifat dan jenis tanaman dalam melakukan proses pengolahan tanah agar menekan dampak kerugian terhadap penurunan kualitas tanah dan penurunan pada produktivitas tanaman yang sedang dibudidayakan. Pengolahan tanah yang dilakukan dengan baik dan memperhatikan segala aspek yang berkaitan akan menghasilkan keuntungan dari segi kesuburan tanah dan tingkatan produktivitas tanaman yang dbudidayakan.

Kegiatan mengolah tanah dilakukan satu atau dua bulan sebelum melakukan kegiatan menanam tanaman budidaya. Sebelum melakukan kegiatan pengolahan tanah, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Untuk tanah yang akan digunakan sebagai pesemaian, tanah pesemaian harus mulai diolah ±25-40 hari sebelum penanaman. Pada kegiatan praktikum di ATP Jubung, sistem penanaman padi yang digunakan adalah padi basah. Untuk menyiapkan persiapan yang dilakukan sebelum pembajakan pengolahan tanah yaitu tanah yangakan diolah harus bersih dari sisa-sisa tanaman seperti rumput maupun jerami. Pengolahan tanah atau pembajakan tanah akan memerlukan air untuk melunakkan tanah, untuk itu diperlukan kegiatan perbaikan saluran agar air dapat tertahan didalam lahan yang akan dibajak. Perbaikan saluran dan galengan yang bocor dapat dilakukan dengan menggunakan alat cangkul. Sebelum dibajak, tanah harus digenangi air agar tanah menjadi lunak sampai tanah dalam kondisi jenuh tetapi tidak sampai menggenangi tanah yang akan dibajak.

(14)

pengolahan tanah yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan pengolahan tanah yaitu pola tengah, pola tepi, pola keliling tengah, dan pola keliling tepi. Keempat pola tersebut tentu saja memiliki jalur pembajakan tanah yang berbeda. Tipe pola pembajakan dapat disesuaikan dengan kondisi tanah dan kebiasaan petani.

Gambar 1. Pola Tengah

(15)

Berdasarkan kegiatan acara praktikum pengolahan tanah yang dilaksanakan, pola pengolahan tanah yang digunakan merupakan pola pengolahan tanah dengan tipe pola tepi. Pola pengolahan tanah dengan tipe pola tepi dilakukan dari tepi dengan membujur lahan. Traktor diputar ke kiri dan pembajakan dilakukan dari tepi lahan dengan arah yang sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara memutar traktor ke kiri sampai ke tengah lahan. Sisa pinggir lahan yang tidak terkena bajak dengan traktor dapat diolah secara manual dengan menggunakan alat tradisional (cangkul).

Sawah yang telah selesai dibajak dialiri air dan dibiarkan tergenang dengan kedalaman 2,5 cm selama 1 minggu. Penggenangan pada sawah tanaman padi selama beberapa periode akan dapat mengubah sifat kimiawi, mikrobiologi dan ketersediaan nutrient dalam tanah. Perubahan lingkungan tersebut selanjutnya mempengaruhi keberadaan dan aktivitas mikroba yang berada didalam tanah. Aktivitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan produktivitas tanah. Selain mengubah fisik tanah melalui aktivitas mikroba akibat perubahan lingkungan, pembiaran pada tanah yang telah dibajak berfungsi sebagai waktu untuk membiarkan sisa-sisa tanaman yang telah tercampur aduk bersama tanah agar membusuk dan menjadi pupuk tambahan bagi kesuburan tanah, sedangkan air berfungsi sebagai media pembantu yang mempercepat proses pembusukan bahan-bahan organik seperti sisa-sisa tanaman, rumput dan gulma (Rachmawati dan Retnaningrum, 2013).

Pengolahan tanah dengan membajak tanah memerlukan air untuk melembutkan permukaan tanah. Selain melembutkan permukaan tanah agar mudah dibalik oleh mata traktor, tanah yang lembut akan terhindar dari melekatnya tanah pada mata traktor. Tanah yang siap dibajak adalah tanah yang jenuh air tetapi tidak tergenang untuk menghindari tanah yang terlalu lembek

(16)

supaya tidak terlalu berlumpur. Tanah yang terlalu berlumpur tidak dapat dilakukan pembajakan secara optimal. Tanah yang jenuh adalah tanah yang mampu menampung air dengan kapasitas yang diharapkan untuk pembajakan tanah. Tanah yang siap dibajak tidak boleh tergenang oleh air (nyemek, Jawa). Setelah dilakukan pembajakan, tanah yang telah siap dibajak digenangi air selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman serta melunakkan bongkahan tanah. Bongkahan tanah yang telah lunak pada lahan yang telah selesai dibajak, siap untuk digaru atau diratakan. Proses penggaruan adalah proses untuk meratakan tanah dengan tujuan untuk meratakan pupuk yang telah dicampur pada proses pembajakan. Hal terpenting dalam proses penggaruan adalah kadar air. Air yang berada dalam petakan sawah tidak diperkenanankan untuk dikeringkan atau habis, untuk itu saluran pemasukan dan pengeluaran air harus ditutup.

Pada panen musim tanam sebelumnya, terdapat sisa-sisa tanaman padi yang masih tertinggal pada lahan. Saat proses pembajakan tanah, sisa-sisa tanaman tersebut dibiarkan dilahan dan dibiarkan untuk diaduk bersama tanah yang dibajak. Sisa-sisa tanaman yang diaduk kedalam tanah akan membusuk dan menjadi pupuk tambahan bagi kesuburan tanah. Kegiatan pembiaran pada sisa-sisa tanaman ini akan lebih bermanfaat jika sisa-sisa tanaman tersebut dibakar. Pembakaran pada sisa tanaman dilahan akan menurunkan mutu kesuburan tanah karena pembakaran sisa-sisa tanaman dapat menghilangkan hara yang terkandung dalam tanah. Pantogen yang terdapat pada sisa-sisa tanaman akan ikut mati, karena pembalikkan pada tanah akan mengubah tempat hidup dan terik matahari akan membantu membunuh organisme pengganggu.

(17)

Pada pembajakan tanah, sisa-sisa tanaman berupa batang padi sebaiknya dibiarkan dan ikut teraduk bersama tanah yang dibajak karena sisa-sisa tanaman yang terlihat tidak berguna sebenarnya memiliki manfaat yang baik bagi kesuburan tanah jika diolah secara benar. Sisa-sisa tanaman yang ikut terbajak bersama tanah akan berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah. Batang sisa perubahan tempat tinggal dan terik matahari.

(18)

menghabiskan modal yang cukup banyak dan otomatis akan mengurangi nilai keuntungan dari usahatani. Penyemprotan dilakukan secara merata dan berulang-ulang. Setelah penyemprotan, tanah dibiarkan selama 5-7 hari (Prasetiyo, 2002).

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengolahan tanah berfungsi untuk menciptakan kondisi fisik dan biologis tanah agar menjadi lebih baik, membalikkan tanah dan merotasi udara dengan memasukkan oksigen kedalam tanah.

2. Tek nik pengolahan tanah tergantung pada sistem budidaya yang diterapkan. Teknik pengolahan harus memperhatikan banyak aspek untuk menekan kegagalan dalam pengolahan tanah.

3. Tanah dipersiapkan dengan melakukan pembersihan tanah dari rumput dan jerami.

(19)

5. Terdapat 4 pola alur pembajakan yaitu pola tepi, pola tengah, pol keliling tepi, dan pola keliling tengah.

6. Tanah dibiarkan selama 5-7 hari dengan tujuan untuk pembusukkan sisa-sisa tanaman yang ikut tercampuraduk bersam a tanah yang dibajak.

7. Air berfungsi sebagai pelunak tanah dan mencegah tanah menempel pada mata traktor.

8. Sisa-sisa tanaman pada masa tanam sebelumnya jika dibiarkan membusuk didalam tanah akan menjadi pupuk tambahan yang meningkatkan kesuburan tanah.

9. Kedalaman tanah yang ideal yaitu sekitar ±15-25 cm.

10. Pengaruh sisa-sisa batang padi yang sengaja dibiarkan ikut terbajak yaitu sebagai pupuk tambahan bagi kesuburan tanah jika dibiarkan membusuk setelah dilakukan pembajakan tanah.

11. Sistem budidaya padi tanpa olah tanah merupakan alternative pengolahan tanah dengan penyingkatan waktu olah tanah dengan mengandalkan pengaplikasian herbisida untuk membunuh gulma dan tanaman liar lainnya.

5.2 Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

(21)

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2013. Mekanisme Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau Rajangan Jawa. Surabaya: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.

Intara, Y. I., Asep S., Erizal, Namaken S., dan M. H. B. Djoefrie. 2011. Mempelajari Pengaruh Pengolahan Tanah dan Cara Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum onnuum L.). Embryo, 8(1): 32-39. Kartasapoetra, A. G., dan Mul M. S. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka

Cipta.

Kastanja, A. Y. 2011. Kajian Penerapan Teknik Budidaya Padi Gogo Varietas Lokal. Agroforestri, 4(2): 111-128.

Lumbanraja, Parlindungan. 2013. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol dan Pertumbuhan Vegetativ Kacang Tanah (Arachis hypogeal L.) pada Ultisol Simalingkar. Prosiding Seminar Nasional BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia, 1(1): 599-607.

Mawardiana, Sufardi, Edi H. 2013. Pengaruh Residu Biochar dan Pemupukn NPK Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Padi Musim Tanam Ketiga. Konservasi Sumber Daya Lahan, 1(1): 16-23.

Palembang, Junita N., Jamilah, Sarifuddin. 2013. Kajian Sifat Kimia Tanah Sawah dengan Pola Pertanaman Padi Semangka di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Agroekoteknologi, 1(4): 1155-1162.

Prabawa, Sigit. 2011. Model Stimulasi Kebutuhan Traktor Tangan Untuk Pengolahan Padi Sawah. Agritech, 31(2): 124-130.

Prasetiyo, Y.T. 2002. Budidaya Padi TOT (Tanpa Olah Tanah). Yogyakarta: Kanisius.

(22)

LAMPIRAN

Gambar

Gambar 2. Pola Tepi
Gambar 1. Proses Pembajakan dengan Hand Tractor.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan analisis data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dan rumusan hipotesis, maka dapat diambil simpulan secara umum bahwa terdapat korelasi yang positif

Ini tidak sama untuk menyimpan bilangan bulat sederhana seperti itu adalah untuk menyimpan surat atau angka floating-point yang besar; meskipun mereka semua diwakili menggunakan

INTERNALISASI NILAI - NILAI MULTIKULTURAL MELALUI PEMBELAJARAN IPS DALAM MENUMBUHKAN SIKAP MULTIKULTURAL PADA SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk Allâh Azza wa Jalla, mereka akan mendapatkan ketenangan. Sebaliknya, siapa saja—baik dari kalangan manusia maupun jin—yang ingkar dan

Malaysia dengan Menara Imara Wakaf sebuah bangunan komersial untuk disewakan, Turki dengan wakaf uangnya, di mana masyarakat dapat meminjam uang dari dana tersebut, Mesir

Analisis kandungan ini memberikan tumpuan kepada 4 aspek iaitu (i) amalan diagnosis yang digunakan dalam setiap kitab tib yang telah dipilih, (ii) unsur-unsur yang

(1) Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap yang melakukan penanaman kembali seluruh Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak penghasilan di Indonesia

Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua