• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS HUKUM PAJAK PENDAPAT HUKUM PAJAK V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS HUKUM PAJAK PENDAPAT HUKUM PAJAK V"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS HUKUM PAJAK

PENDAPAT HUKUM PAJAK

KHARISMA BERLIANA BENING

1311501673

(2)

Vincentius dan Kasus Pajak Asian Agri

Kasus kejahatan pajak ini terungkap setelah sebelumnya, pada akhir tahun 2006, Vincent lari ke Singapura karena membobol dana PT Asian Agri Oil and Fats di Singapura US$ 3,1 juta (sekitar Rp 28 miliar). Bersama dua rekannya, Hendry Susilo dan Agustinus Ferry Sutanto, Vincent membuat dua perusahaan untuk menampung dana US$ 3,1 juta dari Asian Agri. Vincent sendiri belum sempat menikmati duit itu. Sedangkan kawan Vincent, Hendry, sempat menarik Rp 200 juta sebelum aksi mereka terbongkar. Vincent kemudian memilih lari ke Singapura. Dia sempat meminta maaf kepada Sukanto Tanoto, walau tak dikabulkan. Sukanto, menurut majalah Forbes Asia, orang terkaya Indonesia pada 2006 dan 2008.

Dari Singapura itulah Vincent membeberkan kejahatan pajak yang dilakukan Asian Agri Grup ke media massa. Beberapa waktu kemudian, ia memilih pulang ke Indonesia. Menyerahkan sejumlah dokumen dan bukti-bukti pelanggaran hukum yang dilakukan Asian Agri ke Komisi Pemberantasan Korupsi sebelum kemudian menyerahkan diri ke polisi dan ditahan di Rumah Tahanan Salemba. Vincent mengaku selama menjadi buron selain khawatir terhadap keselamatan dirinya, dia juga khawatir dengan keadaan anak dan istrinya di Indonesia. Dia tahu hal-hal buruk bisa menimpa keluarganya. Apalagi sejumlah teror juga sudah dialami lelaki kelahiran Singkawang 21 Januari 1963 tersebut. Penggelapan pajak yang dilakukan Asian Agri diduga membuat negara rugi sekitar Rp 1, 3 trilun. Setelah kembali dari Singapura, pada akhir 2006, Vincent menyerahkan dokumen internal Asian Agri Group kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Dokumen itu berisi dugaan penggelapan pajak oleh Asian Agri selama 2002-2005. Komisi Pemberantasan kemudian melimpahkan dokumen tersebut ke Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan.

(3)

Vincent juga sempat akan dipindahkan ke tahanan di Pontianak. Dengan alasan diduga melakukan pemalsuan paspor, ia akan diperiksa di Pontianak. Kala itu dia sudah diterbangkan ke Pontianak. Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafa, Denny Indrayana meminta Kapolri Bambang Hendarso Danuri untuk memerintahkan anak buahnya memulangkan Vincent ke Jakarta karena keterangannya masih dibutuhkan. Akhirnya, pada hari yang sama Vincent dibawa lagi ke Jakarta dan kali ini ditempatkan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang

Sebagai salah satu bekas orang penting di Asian Agri, kesaksian Vincent sangat penting untuk membongkar kejahatan pajak dibekas perusahaannya itu. Direktorat Pajak sendiri memang membutuhkan informasi, keterangan, dan bukti dari Vincent yang bisa menunjukkan dengan jelas dan detail dugaan penggelapan pajak yang dilakukan Asian Agri. Dan Vincent menunjukkan semua yang ia ketahui bagaimana penyelewengan pajak tersebut dilakukan. Bukan tanpa resiko Vincent membongkar kejahatan pajak yang dilakukan Asian Agri. Setelah dia kembali ke Indonesia, melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan menyerahkan diri ke polisi, berbagai teror dan ancaman kerap dia terima. Karena itulah, saat dia berada di tahanan secara khusus Direktorat Pajak mengirim surat ke Direktorat Lembaga Pemasyarakat, meminta agar Vincent mendapat pengawasan dan ruang tahanannya dijaga sedemikian rupa agar keselamatannya terjamin. Untuk menjaga agar keluarganya tidak mendapat hal-hal yang tak diinginkan dan anak-anaknya tidak shok, Vincent melarang keluarga dan tiga anaknya menjenguknya di tahanan. Vincent mengaku sepulang dari pelariannya di Singapura dia mendapat sejumlah ancaman dan teror. Ancaman tersebut antara lain disampaikan lewat telepon. Dia, misalnya, diminta untuk tidak banyak bicara soal Asian Agri. Soal kemungkinan pembalasan yang dilakukan Sukanto Tanoto itu menurut Vincent sudah terpikirkan olehnya saat Asian Agri tahu dia melakukan pembobolan rekening perusahaan. “Makanya saya minta pengampunan (kepada Sukanto Tanoto, pemilik Asian Agri),” katanya tentang permintaannya yang tak terkabulkan tersebut. Keluarga dan anaknya juga mendapat teror dan mengadu dan meminta perlindungan ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Karena kesaksiannya penting dan dia dinilai bisa bekerja sama dengan aparat hukum untuk membongkar kejahatan pajak yang merugikan negara, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menetapkan Vincent sebagai saksi yang dilindungi.

(4)

kata Asmar. Pada Mei 2007 Vincent mulai diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Polisi menyatakan Vincent telah melakukan kejahatan pencucian uang. Dia dijerat dengan Undang-Undang tentang Pencucian uang yang hukuman maksimalnya adalah 20 tahun penjara. Jaksa sendiri menuntut Vincent sebelas tahun penjara.

Pada 9 Agustus 2007 majelis hakim yang diketuai Sutarti K.S. memvonis Vincent hukuman 11 tahun penjara dan membayar denda Rp 150 juta. Dia dinyatakan terbukti melakukan kejahatan pencucian uang dan pemalsuan tanda tangan. Dia kemudian dimasukkan ke penjara Salemba. Vincent menyatakan vonis itu tak adil, demikian pula tuduhan dia melakukan pencucian uang. Menurut Vincent berdasarkan pendapat pengacaranya juga Komisi Pemberantasan Korupsi, yang dilakukannya bukanlah masuk katergori kejahatan pencucian uang. Karena itulah dia menduga ada sesuatu di balik putusan tersebut. “Pasti ada tangan-tangan kepentingan yang mau menjatuhkan saya. Motifnya balas dendam atau apa. Saya kan mengungkap kasus Asian Agri. Bisa jadi ada yang tak senang,” katanya

Menurut Vincent, bahwa dia pulang dan kemudian diadili merupakan resiko yang memang harus dihadapinya.”Saya memang harus mempertanggungjawabkan tindakan saya,” katanya. Namun, dia ingin diadili secara adil dan dia merasa tidak diperlakukan dengan adil. Dakwaan pencucian uang, menurut dia, sangat tidak adil dan mengada-ada. Kasusnya menurut dia adalah pemalsuan yang ancaman hukumannya maksimal enam tahun penjara yang dalam prakteknya vonis hakim biasanya berkisar delapan bulan hingga satu tahun penjara.

(5)

Vincent ditolak Mahkamah Agung pada Maret 2008. Vincent kemudian mengajukan upaya hukum PK (Peninjauan kembali). Salah satu pengacaranya, Teguh S. Raharjo menyatakan pihaknya melihat ada kekhilafan hakim dalam mempertimbangkan tindak pidana yang didakwakan kepada Vincent. Itulah yang menjadi salah satu dasar Vincent mengajukan PK. Tapi, pada September 2010 upaya hukum PK yang diajukan Vincent ditolak majelis hakim yang terdiri dari Mugiharjo, Andi Abu Ayyub Saleh, dan Komariah Emong Sapardjaja.

Pada 25 November 2011 Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana mengunjungi Vincent di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Denny datang bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafa Hukum (Satgas PMH) Mas Achmad Santosa, serta penasehat hukum Vincentius, Adnan Buyung Nasution. Menurut Denny, Kementerian Hukum dan HAM akan memberi remisi dan asimilasi untuk Vincentius Amin Sutanto. Pemberian remisi dan asimilasi tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Vincentius karena telah menjadi whistleblower dalam kasus penggelapan pajak Asian Agri. "Vincentius ini akan dipertimbangkan mendapatkan remisi dan asimilasi. Kalau syarat asimilasi akan diberikan dalam bentuk perlindungan LPSK. Dia juga akan mendapatkan bebas bersyarat 2/3 masa tahanannya," kata Denny. Denny mengatakan, sebagai whistleblower , Vincent akan diberikan haknya secara penuh. Kuasa hukum Vincent menurut Denny juga sudah memohon grasi kepada presiden SBY.

Menurut Adnan Buyung Nasution, Vincent adalah korban dari sistem hukum di Tanah Air. Sebagai whistleblower setelah membongkar dugaan penggelapan pajak PT Asian Agri pada 2007 lalu Vincentius justru dimasukan ke dalam penjara. Buyung menegaskan, Vincent bukan diistimewakan, tapi sebagai whistleblower harus dilindungi. Dimasukkannya Vincent di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang adalah sebagai bentuk perlindungan, karena dia dan keluarganya sering mendapatkan ancaman. “Whistleblower jangan dijadikan korban, tapi harus dilindungi," kata pria berambut putih ini. Vincent mengucapkan terimakasih kepada Satgas Pemberantasan Mafa Hukum atas upaya yang dilakukan kepada dirinya selama ini. Dia berharap para whistleblower tidak takut mengungkap kebenaran. “Saya mengimbau kepada calon whistleblower jangan segan maju kedepan, sampaikan kebenaran yang diketahui," katanya Vincent sendiri sudah mengajukan permintaan grasi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 November 2011.

(6)

kerugian negara. Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 39 ayat (1) huruf c jo.

DASAR HUKUM

1. Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

2. Pasal 39 ayat (1) UU KUP memberikan sanksi atas kerugian pada pendapatan negara berupa sanksi pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar

3. Pasal 43 UU KUP menjelaskan bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 39A, berlaku juga bagi wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.

Bermula dari Kesaksian Vincentius Amin Sutanto

(7)

dengan berbagai cara.Vincent dipidana 11 tahun penjara atas dakwaan tindak pidana pencucian uang. Sementara Metta Dharmasaputra, jurnalis Tempo yang membangun komunikasi dan melakukan investigasi terhadap kasus ini, pesan pendek (SMS) nya disadap aparat penegak hukum, dan print-out-nya beredar di kalangan pers, dan menjadi urusan Dewan Pers. Selain itu, pemberitaan Tempo juga disalahkan melalui riset di bidang komunikasi publik oleh penelitian-penelitian akademisi. Lengkapnya baca : Metta Dharmasaputra, Saksi Kunci, Kisah Nyata Perburuan Vincent, Pembocor Rahasia Pajak Asian Agri Group, Jakarta, Tempo, 2013

Menghukum Pengemplang Pajak

Saat itu menjabat sebagai Financial Controller memiliki kewenangan luas, mencakup kontrol dan pengelolaan keuangan, akunting, perpajakan, bahkan hukum. Ia membobol uang PT Asian Agri Oil and Fats di Singapura sebesar US$ 3,1 juta (sekitar Rp 28 miliar) dengan cara memalsukan tanda tangan petinggi perusahaan. Perbuatan Vincent tercium oleh perusahaan dan kemudian perusahaan melaporkannya ke Polda Metro Jaya. Setelah laporan itu, Vincent diburu bahkan diancam akan dibunuh. Untuk menyelamatkan diri, Vincent melarikan diri ke Singapura sambil membawa sejumlah dokumen penting perusahaan.Dalam pelariannya, terjalin komunikasi antara Vincent dan Metta Dharmasaputra (Wartawan Tempo), yang melalui pemberitaannya baik di Majalah maupun Koran, membongkar praktik tindak pidana perpajakan PT AAG. Pelarian Vincent berakhir pada tanggal 11 Desember 2006, setelah ia menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya8. Sebelum menyerahkan diri, Vincent mendatangi Komisi Pem-berantasan Korupsi (KPK) untuk membeberkan permasalahan ke-uangan PT AAG yang dilengkapi dengan sejumlah dokumen keuangan dan data digital. Salah satu dokumen tersebut adalah dokumen berjudul “AAA-Cross Border Tax Planning (Under Pricing of Export Sales)”, yang disusun pada sekitar 2002. Dokumen ini memuat semua persiapan transfer pricing PT AAG secara terperinci. Modusnya dilakukan dengan cara menjual produk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT AAG ke perusahaan afliasi di luar negeri dengan harga di bawah harga pasar, untuk kemudian dijual kembali ke pembeli riil dengan harga tinggi. Dengan begitu, beban pajak di dalam negeri bisa ditekan. Rupanya perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjadi rekanan PT AAG sebagian adalah perusahaan fktif

(8)

Berdasarkan hasil penyelidikan ditemukan adanya dugaan peng-gelapan pajak berupa penggelapan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu, dalam tahun pajak 2002-2005 ditemukan Rp. 2,62 triliun penyimpangan pencatatan transaksi, yaitu dengan cara menggelembungkan biaya perusahaan hingga Rp 1,5 triliun, mendongkrak kerugian transaksi ekspor sebesar Rp. 232 miliar, dan mengecilkan hasil penjualan sebesar Rp. 889 miliar. Lewat modus ini, AAG diduga telah menggelapkan pajak PPh untuk badan usaha senilai Rp. 2,6 triliun. Penghitungan terakhir atas SPT AAG yang digelapkan dari SPT periode 2002-2005, diduga berpotensi merugikan keuangan negara hingga Rp. 1,3 triliun.

B. Tarik Ulur Proses Pemeriksaan Kasus Pajak Asian Agri Group

Tarik ulur terjadi begitu kuat dalam proses pemeriksaan kasus pajak yang melibatkan AAG. Buktinya, berkas-berkas yang diajukan oleh Tim dari Dirjen Pajak kepada Kejaksaan harus direvisi berkali-kali, walaupun sudah dilakukan gelar perkara gabungan antara Kejaksaan dan Dirjen Pajak. Dari rangkaian penyelidikan, pada Desember 2007 telah ditetap-kan 8 (delapan) orang tersangka, yaitu: Eddy Lukas (EL), Linda Raharja (LR), Tio Bio Kok alias Kevin Tio (TBK), Willihar Tamba (WT), Laksamana Adiyaksa (LA), Semion Tarigan (ST), Andrian (AN), dan Suwir Laut (SL).Kedelapan orang tersangka tersebut merupakan Pengurus, Direktur dan penanggung jawab perusahaan. Selain itu, Menghukum berkas tersebut dikembalikan kepada Dirjen Pajak dengan alasan masih harus diperjelas pembuktian kerugian negaranya.

Pada bulan Oktober 2008 Tim dari Dirjen Pajak kembali me-nyerahkan 14 berkas pemeriksaan, termasuk tujuh hasil revisi ke Kejaksaan, namun sebulan berselang untuk kedua kalinya Kejaksaan mengembalikan tujuh berkas tersebut untuk direvisi kembali. Diawal tahun 2009 Tim menyerahkan kembali 3 berkas ke Kejaksaan sehingga total dokumen yang diserahkan sebanyak 21 berkas pemeriksaan yang sudah di susun, tetapi lagi-lagi untuk ketiga kalinya dalam 1 tahun Kejaksaan mengembalikan seluruh dokumen yang dibuat oleh Tim Pajak.

(9)

dua berkas penyidi-kan dan baru pada tanggal 12 Agustus Kejaksaan Agung me-nyatakan berkas perkara penyidikan tersangka Suwir Laut siap di-si-dangkan, namun berkas perkara atas nama EL dan LR dinyatakan belum lengkap.

DINAMIKA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ASIAN AGRI GROUP DAL AM PERKARA PAJAK

Proses penegakan hukum kasus penggelapan pajak oleh Asian Agri Group. Hal ini juga menunjukkan kurang efektifnya proses dan upaya penegakan hukum oleh Dirjen Pajak atas pelanggaran perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

C. Upaya Perlawanan Asian Agri Group dalam Perkara Pajak

Menghadapi tuntutan atas pelanggaran tindak pidanan Pajak AAG tidak tinggal diam. Mereka menggunakan berbagai instrumen, baik melalui prosedur hukum maupun cara-cara lain agar tidak ter-jerat tindak pidana pajak. Upaya perlawanan tersebut salah satunya dilakukan dengan mengajukan permohonan praperadilan terhadap upaya penyitaan beberapa dokumen miliki AAG oleh Dirjen Pajak. Praperadilan diajukan adalah Ir. Semion Tarigan selaku Direktur Utama PT Inti Indosawit Subur (IIS) yang bertindak untuk dan atas nama IIS.Dalam permohonannya, Pemohon mendalilkan bahwa penyitaan tidak sah karena telah dilakukan pada saat ditandatangani nota kesepakatan. Atas permohonan tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui Putusan Nomor 10/Pid.Pra/2008/PN.Jkt. Sel. tanggal 1 Juli 2008 mengabulkan permohonan praperadilan yang diajukan oleh terhadap penggeledahan dan/atau penyitaan dokumen (barang bukti) yang dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) DJP9.

Selain mengajukan permohonan praperadilan, melalui Riau Andalan Pulp & Paper sebagai salah satu anak perusahan Asian Agri Group mengajukan gugatan perdata kepada Tempo melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. PN Jaksel memenangkan Riau Andalan Pulp & Paper dan Tempo harus membayar denda Rp 220.300.000 (Dua Ratus Dua Puluh Juta Tiga Ribu Rupiah). Selain itu, AAG juga mengajukan gugatan atas dugaan pencemaran nama baik kepada Tempo melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

D. Proses Persidangan Suwir Laut

(10)

Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan kasasi dari Pemo-hon Kasasi Jaksa Penuntut Umum (JPU), dan membatalkan putusan pengadilan dibawahnya.

Dalam Putusan No. 2239 K/PID.SUS/2012, Majelis Hakim Kasasi dalam pertimbangannya menyatakan, bahwa dakwaan sub-sidaritas dengan dakwaan Primair melanggar Pasal 39 ayat (1) huruf c jo. Pasal 43 ayat(1) UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No. 16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP terbukti secara hukum. Majelis menilai, bahwa unsur-unsur tindak pidana pasal yang didakwakan terbukti, dengan pertimbangan sebagai berikut10:

a. Berdasarkan fakta terdakwa telah melakukan perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dan sadar mengisi dan menyam-paikan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Penghasilan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya, hal mana terlihat dari hasil audit independen dari kelompok perusahaan itu sendiri yang memperlihatkan perbedaan hasil akhir dari penghasilan perusahaan

b. Perbuatan Terdakwa itu dilakukan guna mengurangi pem-bayaran pajak yang semestinya dibayar oleh AAG (14 perusa-haan yang tergabung di dalamnya), dan juga perbuatan itu dilakukan dengan menyatakan perusahaan yang pengisian dan Putusan MARI No. 2239 K/PID.SUS/2012`

DINAMIKA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ASIAN AGRI GROUP DAL AM PERKARA PAJAK

Penyampaian SPT-nya diwakili oleh Terdakwa, dengan demi-kian unsur dengan sengaja telah terbukti dan terpenuhi;

c. Selaku Menejer Pajak pada 14 perusahaan yang tergabung dalam AAG yang diwakilinya, Terdakwa mempunyai kewajiban mengisi dan menyampaikan laporan SPT tahunan pajak Badan dan penghasilan mendasarkan pada pembukuan akhir tahun perusahaan-perusahaan tersebut, namun berdasarkan fakta di dalam perusahaan-perusahaan itu telah melakukan rekayasa-rekayasa harga pasar, membebankan biaya-biaya dan fee yang semestinya tidak ada, sehingga dari perbuatan itu dapat mem-perkecil penghasilan perusahaan dan dapat memperkecil pula pembayaran SPT Badan dan Penghasilan, padahal senyatanya tidaklah demikian hasil yang diperoleh jauh di atas dari yang dilaporkan ke Direktorat Jenderal Pajak;

(11)

e. Penyampaian SPT itu telah berlangsung sejak tahun 2002 s.d tahun 2005 dan telah merugikan pendapatan negara sebesar Rp. 1.259.977.695.652,-(Satu Trilyun Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Milyar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Enam Ratus Lima Puluh Dua Rupiah);

f. Pengisian SPT Tahunan Badan dan Penghasilan di dalam 14 perusahaan yang tergabung dalam AAGtelah mengakibatkan kerugian pendapatan negara sebagaimana rincian dalam dak-waan Jaksa/Penuntut Umum yang keseluruhannya berjumlah Rp. 1.259.977.695.652,- (Satu Trilyun Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Milyar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Enam Ratus Lima Puluh Dua Rupiah);

13

Menghukum Pengemplang Pajak

g. Pengisian SPT yang dilakukan Terdakwa untuk 14 perusahaan yang tergabung dalam AAG sejak tahun 2002 s/d tahun 2005 dapatlah dipandang sebagai perbuatan berlanjut ;

Selain telah terpenuhinya unsur-unsur tindak pidana, dalam putusannya Majelis Hakim memberikan pertimbangan lain, yaitu11:

“Terdakwa selaku Tax Manager Asian Agri Group (AAG) sekaligus sebagai Kuasa Pegawai wakil dari Wajib Pajak telah secara sengaja menganjurkan, membantu melakukan tindak pidana dibidang perpajakan untuk dan atas nama 14 (empat belas) perusahaan (korporasi) yang tergabung di dalam Asian Agri Group (AAG) yaitu : 1. PT. Dasa Anugerah Sejati, 2. PT. Raya Garuda Mas Sejati, 3. PT. Saudara Sejati Luhur, 4. PT. Indo Sepadan Jaya, 5. PT. Nusa Pusaka Kecana, 6. PT. Andalas Inti Agro Lestari, 7. PT. Tunggal Junus Estate, 8. PT. Riguna Agre Utama, 9. PT. Rantau Sinar Karsa, 10. PT. Supra Matra Abadi, 11. PT. Mitra Unggul Pusaka, 12. PT. Hari Sawit Jaya, 13. PT. Inti Indo Sawit Subur, 14. PT. Gunung Melayu. Perbuatan dari Terdakwa a quo berbasis pada kepentingan bisnis yang menguntungkan bagi 14(empat belas) korporasi namun disisi lain telah mengakibatkan berkurangnya pendapatan negara dari sektor pajak dari Pajak Penghasilan dan Pajak Badan…”

(12)

yang ditentukan sebelum berakhirnya masa percobaan selama 3 (tiga) tahun, dengan syarat khusus dalam waktu 1 (satu) tahun, 14 (empat belas) perusahaan yang tergabung dalam AAG/Asian Agri Group yang pengisian SPT tahunan diwakili oleh Terdakwa untuk membayar denda 2 (dua) kali pajak terhutang yang kurang dibayar …..Yang keseluruhannya berjumlah 2 x Rp. 1.259.977.695.652,- = Rp. 2.519.955.391.304,- (Dua Triliun Lima Ratus Sembilan Belas Miliar Sembilan Ratus Lima Puluh Lima Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Tiga Ratus Empat Rupiah) secara tunai;

ANALISIS KASUS DAN PENERAPAN PASAL

a. Modus Terdakwa

Modus yang dilakukan PT AAG adalah Cara dengan menghindari pembayaran pajak melalui pembukuan penjualan yang dibuat tidak sebagaimana mestinya. dengan cara menjual produk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT AAG ke perusahaan afliasi di luar negeri dengan harga di bawah harga pasar – untuk kemudian dijual kembali ke pembeli riil dengan harga tinggi. Dengan begitu, beban pajak di dalam negeri bisa ditekan.

b. Unsur-Unsur Tindak Pidana Penggelapan Pajak Oleh PT. Asian Agri Group

Dihubungkan dengan TPPU, dapat diuraikan dugaan TPPU sbb:

1. Pemilik Asian Agri (ST)

Alternatif yang dapat didakwakan:

 hanya diproses dakwaan penggelapan pajak dan pemalsuan

surat jo penyertaan KUHP;

 -diproses secara kumulatif pemalsuan surat serta TPPU,

tapi mengingat penggelapan pajak sedang di sidik oleh PPNS, maka tidak mungkin digabung. Karena TPPU disidik penyidik polri.

(13)

Karena dinyatakan dengan kata setiap orang, maka diperuntukkan tanpa melihat kewarganegaraan seseorang, artinya semua orang dapat dikenakan pasal ini, lebih-lebih masalah Money Laundring ini sudah merupakan masalah global.

2. Dengan sengaja, ini berarti orang yang disangkakan melakukan Tindak Pidana Pencucian uang tersebut harus dibuktikan sifat sengajanya, apakah sebagai bentuk kesengajaan sebagai kehendak, atau perbuatannya itu memang dikehendaki, ataukah hanya karena bentuk pengeahuan, artinya adanya pengetahuannya akan dampak dari perbuatannya.

3. Menempatkan; mentransfer; membayarkan atau membelanjakan; menghibahkan atau menyumbangkan; menitipkan; membawa keluar negeri; menukarkan atau perbuatan lainnya, yang adalah masing-masing perbuatan merupakan suatu alternative yang cukup dibuktikan salah satunya saja, kecuali seseorang melakukan beberapa perbuatan sekaligus, maka kesemuanya harus dituangkan dalam berkas perkara, seperti Menempatkan kedalam jasa keuangan, artinya perbuatan memasukkan uang tunai kedalam penyedia jasa keuangan, seperti menabung, membuka giro atau deposito (sipelaku /predicat crime menyimpan sendiri hartanya).

 Mentransfer, artinya perbuatan pemindahan uang dari

penyedia jasa keuangan satu ke penyedia jasa keuangan lain (pelaku/ predicat crime memindahkan harta kekayaan yang diperolehnya dari tindak pidana itu kepada pihak lain dengan menggunakan sarana perbankan).

 Membayarkan atau membelanjakan, artinya

penyerahan sejumlah uang atas pembelian sesuatu benda kepada seseorang atau pihak lain. (pelaku menggunakan uang hasil tindak pidananya itu untuk membayar atau berbelanja, seperti membeli tanah, perusahaan dsb).

(14)

cuma-cuma, termasuk pengertian hibah dalam hukum perdata kepada pihak lain maupun keluarganya.

 Menitipkan, artinya uang hasil kejahatannya disimpan

kepada seseorang, baik secara phisik, maupun menggunakan sarana perbankan milik temannya itu sebagaimana ketentuan hukum perdata.

 Membawa ke luar negeri, artinya kegiatan membawa

secara phisik atas kekayaannya, baik dalam bentuk uang maupun benda lainnya tersebut dengan melewati batas wilayah Negara Republik Indonesia.

 Menukarkan, artinya perbuatan penukaran mata uang

ke mata uang asing (Valas) ataupun dari surat berharga yang satu kepada surat berharga lainnya, termasuk penukaran benda lainnya.

 Perbuatan lainnya adalah perbuatan-perbuatan diluar

yang telah disebutkan diatas, seperti Over booking, yaitu pemindah bukuan dari rekening satu kepada rekening lainnya dalam satu bank, sehingga tidak termasuk transfer) dll.

4. Harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, maksudnya orang tersebut dengan penilaiannya dia dapat mengetahui atau setidak-tidaknya secara kepatutan dapat memperkirakan (proparte dulus proparte culpa) bahwa harta itu diperolehnya dari hasil kejahatan, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 2 ayat (1) Undang-undang no. 25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

(15)

Baik atas nama sendiri atau orang lain, artinya sekalipun diatas namakan rang lain sipelaku tetap saja tidak dapat dibebaskan dari perbuatan pencucian uang. Dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana.

Pasal 6 UU TPPU dikenakan terhadap keluarga ST dan/atau rekannya: Pasal 6 ayat (1) TPPU menyatakan : “Setiap orang yang menerima atau menguasai, penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan atau penukaran harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 15.000.000.000,-(lima belas milyar rupiah)”.

Dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Digunakannya kata setiap orang, maka diperuntukkan tanpa melihat kewarganegaraan seseorang, artinya semua orang dapat dikenakan pasal ini, lebih-lebih masalah Money Laundring ini sudah merupakan masalah global . Menerima atau menguasai, penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan atau penukaran harta kekayaan, dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Menerima atau menguasai penempatan harta kekayaan, berarti sifat

perbuatannya sebagai penampung uang tunai bahkan hanya menguasai atau berada dalam kekuasaannya harta kekayaan ke dalam system perbankannya, tanpa diperlukan suatu pembuktian siapa pemilik dari harta kekayaan tersebut.

 Menerima atau menguasai pentransferan harta kekayaan, artinya seperti

point 2 diatas, tetapi melalui transaksi perbankan, bukan uang tunai.

 Menerima atau menguasai pembayaran harta kekayaan,merupakan

perluasan ancaman kepada pihak-pihak, dalam hal ini termasuk dalam konteks tindakan yang legal atau syah, sehingga dibutuhkan suatu itikad baik dari penjual untuk membantu pemberantasan kejahatan money laundering di Indonesia.

 Menerima atau menguasai hibah harta kekayaan, identik dengan point b

diatas, tetapi dikhususkan untuk tindakan pemberian.

 Menerima atau menguasai sumbangan harta kekayaan, sama dengan poin c

untuk yang bersifat sukarela sekalipun

 Menerima atau menguasai penitipan atau penukaran harta kekayaan,

(16)

2) Yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, maksudnya,orang tersebut dengan penilaiannya dapat mengetahui atau setidak-tidaknya secara kepatutan dapat memperkirakan (proparte dulus proparte culpa) bahwa harta itu diperolehnya dari hasil kejahatan, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 2 ayat (1) Undang-undang no. 25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

PT asian agri group dikenai sanksi pidana oleh MA berupa denda pajak sebesar 2,5 triliun dalam kasus penggelapan pajak dengan terdakwa Manager pajak Asian agri berdasarkan keputusan Mahkamah Agung (MA) No 2239.K/PID.SUS/2012 tanggal 18 Desember 2012 yaitu suwir laut yang divonis 2 tahun dengan masa percobaan 3 tahun karena memasukkan data pajak yang tidak sebenarnya (self assesment) melanggar prinsip hukum pajak yaitu memenuhi kewajiban membayar pajak dengan melaporkan secara jujur sendiri kewajiban hutang pajaknya (terdakwa mengisi data palsu kewajiban perusahaan). Sehingga berturut-turut selama 4 tahun sejumlah 16 perusahaan tidak/kurang membayar kewajiban pajak yg sebenarnya. Sebelumnya, kasus penggelapan pajak perkebunan kelapa sawit milik Tanoto Sukanto ini dibongkar oleh Mantan Group Financial Controller Asian Agri, Vincentius Amin Sutanto

Akibat kasus penggelapn pajak ini, Negara dirugikan senilai Rp. 1.259.977.695.652,- (satu trilyun dua ratus lima puluh Sembilan milyar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta enam ratus sembilan puluh lima ribu enam ratus lima puluh dua rupiah). Dan perusahaan yang bergabung dengan AAG group harus membayar senilai 2 x Rp 1.259.977.695.652 = 2.519.955.391.304.

Sedangkan Direktorat jenderal Pajak akan menagih kekurangan pajak sebesar RP. 1,25 triliun selama 2002 - 2005 dengan dendanya sebesar 1,9 triliun. Adapun rincian tagihan pajak terhadap tunggakan pajak asain agri adalah :

Pokok pajak RP. 1,295 triliun Sanksi pajak Rp. 653,4 miliar Total 1,913 triliun.

PT Asian agri Group sempat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak namun, menurut Dirjen Pajak Fuad Rahmany setelah dalam proses hukum selama 6 tahun, MA memutuskan Asian Agri kalah, dan harus membayar dendanya sebesar Rp 2,5 triliun atau 200% dari pokok tunggakan pajaknya.

(17)

Pada akhir Januari 2014, kejaksaan dan AAG sepakat membayar terlebih dahulu sebesar Rp719,9 miliar dan pembayaran tersebut terlaksana pada 28 Januari 2014. Sisanya, sebesar Rp 1,8 triliun dicicil hingga Oktober 2014 sebesar Rp 200 miliar per bulan. Sebagai jaminan itikad baik, AAG berkomitmen melunasi seluruh denda dengan mengeluarkan bilyet giro lebih dari 100 lembar yang sudah dititipkan kepada Mandiri dan tiap bulan dapat di cairkan. Datas Ginting juga menjelaskan, pihak Kejaksaan sebagai eksekutor ketika itu sepakat memberikan kesempatan pada AAG untuk melakukan pembayaran dengan sistem mencicil karena lembaga kejaksaan juga harus mempertimbangkan aspek mendasar dari hukum itu sendiri yakni keadilan.

Pembayaran sisa denda sebesar dua kali pajak terhutang ini dilakukan lebih cepat dari kebijakan waktu yang diberikan oleh Jaksa Eksekutor. PT Asian Agri Group perusahaan milik Sukanto Tanoto ini melunasi secara total cicilan pada 17 september 2004.

Sedangkan untuk kekurangan pajak dan sanksinya PT. Asian agri Group masih mengajukan banding.Dan dua anak usaha Asian Agri Group yaitu PT Rigunas Agri Utama dan PT Raja Garuda Mas Sejati telah diberikan penolakan banding oleh Pengadilan Pajak. Dua hakim telah menolak banding yang diajukan oleh kedua anak usaha Asian Agri, namun, salah seorang dari tiga hakim yang mengadili banding tersebut menyatakan disssenting opinion. Alasan penolakan dari kedua hakim adalah mereka tidak memiliki kewenangan memproses banding tersebut.

Satu Hakim Anggota itu adalah Djangkung Sudjarwadi. Djangkung menjelaskan, permohonan banding telah memenuhi ketentuan pasal 27 UU No 6 tahun 1983 tentang KUP, sebagaimana telah diperbaharui dengan UU No 28 2007. “Surat banding memenuhi peryaratan umum formal sehingga dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan materi,” kata Djangkung.

Sementara itu, Guru Besar Perpajakan Universitas Indonesia (UI), Prof Gunadi, mengatakan, tujuan hukum pajak adalah bukan untuk mempidana orang, tetapi lebih pada upaya untuk mengumpulkan uang untuk mengisi pundi-pundi APBN dari sektor pajak yang akan digunakan untuk pembangunan. “Tujuan hukum pajak juga bukan semata-mata untuk kepastian hukum saja, tapi juga untuk memenuhi rasa keadilan,” kata Gunadi.

(18)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Uraian di atas, maka dapat kami ambil kesimpulan bahwa Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu sendiri. Hukum Pajak dibagi menjadi 2, yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak formil.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran langsung menggunakan media PhET bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari

Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya, juga apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.. Dan Dia bersama kamu di mana saja

Tahap pekerjaan lapangan terdiri dari pekerjaan survey pendahuluan, survey inventarisasi kondisi dan geometrik jalan, survey inventarisasi.. kondisi jembatan, survey topografi,

a) Karya ilmiah yang diterbitkan dan ditulis memenuhi kaidah ilmiah dan etika akademik. c) Ditulis menggunakan Bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan

Grup terekspos risiko tingkat suku bunga yang berasal dari perubahan tingkat bunga atas aset dan liabilitas yang dikenakan bunga. Risiko tingkat bunga yang

Semangat perubahan yang dilakukan Mahkamah Agung RI di berbagai aspek dan bidang untuk mewujudkan lembaga peradilan yang bersih dan transparan serta mampu

Jadi, kaitan antara teori dramaturgi Erving Goffman dengan Dramaturgi Cadar Mahasiswi UIN Sunan Ampel bahwasanya para mahasiswi melakukan sebuah dramaturgi yaitu ketika

Salmonella Sp Pada Bakso Yang Dijual Di Jalan Mulyosari Surabaya ” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahlimadya D3 Analis Kesehatan di