• Tidak ada hasil yang ditemukan

20. Nelci Benggu Maret April 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "20. Nelci Benggu Maret April 2018"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VEGETASI DAN POLA PENYEBARAN TUMBUHAN MANGROVE DI DESA

OESELI, KECAMATAN ROTE BARAT DAYA, KABUPATEN ROTE NDAO

Vegetation Analisis and Plant Spread of Mangrove in the Village Oeseli Districts Rote Barat Daya

in District Rote Ndao

Nelci Marniati Benggu, Lusia Sulo Marimpan, dan Maria M. E Purnama

Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Jln. Adisucipto Penfui- Kupang, NTT 85001

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2018, bertujuan untuk mengetahui vegetasi mangrove di Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao. Observasi dilakukan dengan kombinasi antara metode jalur berpetak serta pengukuran parameter lingkungan sebagai data pendukung. Analisis vegetasi meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, dan indeks nilai penting. Ditemukan 12 jenis mangrove yaitu Ceriops tagal, Sonneratia alba, Ceriops decandra, Lumnitzera racemosa, Avicennia marina, Rhyzophora stylosa, Rhyzophora lamarckii, Oxystelma carnosum, Rhyzophora bakau, Sonneratia caseolaris, Rhyzophora apiculata dan Aegiceras carniculatum. Jenis mangrove, Ceriops tagal terdapat di semua stasiun pengamatan dan memiliki nilai INP tertinggi pada semua kategori, baik pada kategori pohon (25,68%), tingkat tiang (38,35%), tingkat pancang (46,15%) maupun tingkat semai (54,22%), dan membentuk pola distribusi penyebaran yang berkelompok (clumped). Perhitungan indeks Morishita pada tumbuhan mangrove di Desa Oeseli, dikatakan pola penyebarannya beraturan, karena nilai IS yang lebih dari 1 (satu). Penyebaran berkelompok (clumped) mencerminkan individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.

Kata kunci:Analisis Vegetasi, Pola Penyebaran, Mangrove

ABSTRACT

The research was conducted in March - April 2018, aiming to know mangrove vegetation in Oeseli Village, Rote Barat Daya District, Rote Ndao District. The observations were conducted by a combination of the pathway method and the measurement of environmental parameters as supporting data. Vegetation analysis includes species density, relative density, frequency type, relative frequency, species dominance, relative dominance, and important value index. 12 species of mangroves are Ceriops tagal, Sonneratia alba, Ceriops decandra, Lumnitzera racemosa, Avicennia marina, Rhyzophora stylosa, Rhyzophora lamarckii, Oxystelma carnosum, Rhyzophora mangroves, Sonneratia caseolaris, Rhyzophora apiculata and Aegicera scarniculatum. The mangrove species, Ceriopstagal are found in all observation stations and have the highest INP values in all categories, both in the tree category (25.68%), pole level (38.35%), stake (46.15%) and seed level (54.22%), and formed a distribution pattern of clumped distribution. Morishita index calculation on mangrove plant in Oeseli Village, it is said that the pattern of spread is irregular, because IS value is more than 1 (one). Clumped clusters reflect individuals always present in groups and very seldom seen themselves separately, because of the need for

the same environmental factors.

Keywords : Vegetation Analysis, Dispersion Pattern, Mangrove.

PENDAHULUAN

(2)

gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gaya-gaya kelautan yang ganas lainnya (Bengen, 2000).

Desa Oeseli merupakan salah satu daerah pesisir di Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao, yang memiliki sumber daya alam hutan mangrove seluas ± 670000 m2, serta memiliki wilayah mangrove yang khas. Namun terjadi eksploitasi hutan mangrove di Desa Oeseli seperti penebangan liar, pembukaan lahan, mangrove untuk area pertambakan, pertanian dan pemukiman. Eksploitasi dan degradasi mangrove yang tidak terkontrol di Desa Oeseli mengakibatkan kerusakan hutan mangrove sehingga jumlah produksi perikanan laut masyarakat mengalami penurunan.

Arief (2003) menyatakan adanya alih fungsi lahan dari kawasan mangrove ke kawasan pembangunan ataupun konversi kawasan pantai, berdampak pada rusaknya ekosistem serta zonasi hutan mangrove. Kerusakan tersebut umumnya oleh dua faktor yaitu, faktor manusia yang merupakan faktor dominan penyebab kerusakan hutan mangrove diantaranya pengambilan kayu dan pemanfaatan lahan yang berlebihan, dan faktor alam, seperti : banjir, kekeringan dan hama penyakit, yang merupakan faktor penyebab yang relatif kecil.

Akibat adanya kerusakan maka, dengan demikian perlu dilakukan tindakan pelestarian yang terarah untuk mempertahankan fungsi hutan mangrove dan menjaga ekosistem hutan mangrove. Agar data yang diperoleh lebih akurat mengenai jenis dan penyebaran mangrove, maka diperlukan upaya untuk melakukan identifikasi terhadap jenis, kerapatan, frekuensi, dominasi, serta mencari indeks nilai penting dan menentukan pola penyebaran mangrovenya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian berjudul “Analisis Vegetasi dan Pola Penyebaran Tumbuhan Mangrove di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao”.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di desa Oeseli, kecamatan Rote Barat Daya, kabupaten Rote Ndao yang berlangsung dari bulan Maret – April 2018.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

(3)

ukuran plot 25 x 40 meter untuk pohon (trees), sub plot 10 x 10 meter untuk tiang (poles), dan subplot 5 x 5 meter untuk pancang (sapling), dan ukuran sub plot 1 x 1 meter untuk semai (seedling) (Kusmana, 1997). Identifikasi dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis mangrove apa saja yang terdapat pada kawasan tersebut serta untuk mengetahui jumlah mangrovenya. Contoh petak sampling berbentuk jalur, dapat dilihat pada Gambar 2 :

Luas area hutan desa = 67 ha

Luas petak ukur = 25 m x 40 m = 1.000 m2

= 1.000 m2 / 10.000 m2 = 0,1 ha

Intensitas Sampling (IS) = 5 %

Penentuan jumlah plot pengamatan adalah sebagai berikut (Simon, 1996) : Luas yang diamati = IS x Luas area hutan

= 5 % x 67 = 3,35 ha

Jumlah plot yang diamati = Luas yang diamatiLuas petak ukur

= 3,350,1

= 33,5 plot. Dipakai ≈ 34 plot

Parameter yang diamati pada setiap petak ukur, yaitu :

1) Untuk tingkat semai (petak 2 m x 2 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan anakan pohon mulai dari tingkat kecambah sampai yang memiliki tinggi < 1,5 m.

2) Untuk tingkat pancang (petak 5 m x 5 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan pohon muda yang berdiameter < 10 cm, atau anakan yang memiliki tinggi > 1,5 m.

3) Untuk tingkat tiang (petak 10 m x 10 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan pohon muda yang berdiameter ≥ 10 cm sampai 20 cm.

4) Untuk tingkat pohon (petak 25 m x 40 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama

jenis, jumlah jenis, dengan batasan pohon muda yang berdiameter ≥ 20 cm.

Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kuantitatif dengan cara deskriptif, dengan menggunakan Program Microsoft Office Exel, untuk mengetahui penyebaran jenis mangrove. Indeks Nilai Penting (INP) dan pola penyebaran jenis ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut (Kusmana dan Istomo, 1995) :

1) Luas contoh, dihitung dengan rumus :

(4)

Luas petak = Panjang petak X Lebar petak

2) Kerapatan (K) suatu jenis dihitung dengan rumus :

𝐾 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝑏𝑡𝑔)𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑚2)

3) Frekuensi (F) suatu jenis dihitung dengan rumus :

𝐹 =Jumlah petak ditemukan satu jenis Jumlah seluruh petak

4) Dominansi (D) suatu jenis dapat dihitung dengan rumus :

𝐷 =Luas bidang dasar suatu contohLuas petak contoh

Luas bidang dasar suatu contoh =14π D2

D = Diameter = keliling/π

5) Kerapatan relatif (KR) suatu jenis dapat dihitung dengan rumus :

𝐾𝑅 =Kerapatan seluruh jenis x 100%Kerapatan suatu jenis

6) Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis dihitung dengan rumus :

𝐹𝑅 =Frekuensi seluruh jenis x 100%Frekuensi satu jenis

7) Dominansi Relatif (DR) suatu jenis dapat dihitung dengan rumus :

𝐷𝑅 =Dominansi seluruh jenis x 100%Dominansi suatu jenis

8) Indeks Nilai Penting (INP)

INP digunakan untuk menentukan dominansi suatu jenis vegetasi. INP pada mangrove diperoleh dari perhitungan :

INP = KR + FR + DR 9) Indeks Morishita

Pola penyebaran jenis dianalisis dengan Indeks Morishita (Kusmana dan Istomo, 1995), persamaan sebagai berikut :

𝐼𝑆 =Q ∑ Xi(Xi − 1)

q i=1

T(T − 1)

Keterangan :

IS = Indeks Morishita

Xi = jumlah individu Spesies X dalam petak Ke-i = (i=1,2,3,…..q)

Q = jumlah seluruh petak

T = jumlah total individu dalam semua petak

Besarnya nilai IS (Indeks Morishita) didefinisikan sebagai berikut : Jika nilai IS = 1, maka pola penyebarannya acak,

Jika IS < 1, maka pola penyebarannya beraturan (regular), dan Jika IS > 1, maka pola penyebarannya kelompok (clumped).

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Tabel 1. Daftar Spesies Vegetasi Mangrove Yang Ditemukan di Desa Oeseli

No. Jenis

Jumlah (Xi) (Ind)

Semai Tiang Pancang Pohon

1 Ceriops tagal 104 47 64 332

2 Sonneratia alba 18 24 24 131

3 Ceriops decandra 2 10 6 94

4 Lumnitzera racemosa 6 1 8 74

5 Avicennia marina - - - 43

6 Rhyzophora stylosa 5 - 1 17

7 Rhyzophora lamarckii - - 5 36

8 Oxystelma carnosum - - - 18

9 Rhyzophora mucronata 6 2 3 11

10 Sonneratia caseolaris 2 4 10 11

11 Rhyzophora apiculata - - - 4

12 Aegiceras carniculatum - - - 1

Jumlah 143 88 121 772

Sumber: Data setelah diolah, 2018.

Vegetasi Tingkat Pohon

Pengukuran pohon adalah pengukuran tumbuhan berdiameter lebih dari 20 cm yang dilakukan pada petak ukur (plot) berukuran 25 x 40 meter. Data yang diambil pada pengamatan vegetasi tingkat pohon meliputi diameter batang, tinggi pohon, spesies/jenis pohon, dan jumlah individu tiap spesies. Hasil analisis (Tabel 2) menunjukkan bahwa nilai kerapatan dari 12 spesies yang terdapat di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao cukup bervariasi..

Tabel 2. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Pohon di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

No. Jenis N K KR F FR D DR INP

1 Ceriops tagal 332 97,65 43,01 0,62 25,00 0,032 9,02 25,68

2 Sonneratia alba 131 38,53 16,97 0,59 23,81 0,033 9,52 16,76 3 Ceriops decandra 94 27,65 12,18 0,38 15,48 0,035 10,02 12,56 4 Lumnitzera racemosa 74 21,76 9,59 0,21 8,33 0,039 11,08 9,67

5 Avicennia marina 43 12,65 5,57 0,15 5,95 0,000 0,00 3,84

6 Rhyzophora stylosa 17 5,00 2,20 0,03 1,19 0,027 7,62 3,67

7 Rhyzophora lamarckii 36 10,59 4,66 0,15 5,95 0,025 7,18 5,93

8 Oxystelma carnosum 18 5,29 2,33 0,06 2,38 0,035 10,02 4,91

(6)

Keterangan :

N = Jumlah vegetasi FR = Frekuensi relatif (%) K = Kerapatan (pohon/hektar) D = Dominansi (m2/hektar) KR = Kerapatan relatif (%) DR = Dominansi relatif (%) F = Frekuensi INP = Indeks Nilai Penting (%)

Dalam penelitian ini diketahui bahwa spesies Ceriops tagal merupakan spesies yang mendominasi di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao karena memiliki nilai INP tertinggi yaitu sebesar 25,68%. Hal ini menunjukkan bahwa spesies Ceriops tagal merupakan jenis yang dominan dalam ekosistem di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao. Keberhasilan spesies Ceriops tagal untuk hidup serta mampu mendominasi di wilayah tersebut menunjukkan kemampuan adaptasi yang cukup tinggi dengan kondisi lingkungan pada seluruh wilayah penelitian.

Vegetasi Tingkat Tiang

Data hasil analisis kuantitatif pada vegetasi tingkat tiang di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Tiang di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

No. Jenis N K KR F FR INP

1 Ceriops tagal 64,00 188,24 52,89 0,29 23,81 38,35

2 Sonneratia alba 24,00 70,59 19,83 0,38 30,95 25,39

3 Ceriops decandra 6,00 17,65 4,96 0,12 9,52 7,24

4 Lumnitzera racemosa 8,00 23,53 6,61 0,12 9,52 8,07

5 Rhyzophora stylosa 1,00 2,94 0,83 0,03 2,38 1,60

6 Rhyzophora lamarckii 5,00 14,71 4,13 0,12 9,52 6,83

7 Oxystelma carnosum 3,00 8,82 2,48 0,06 4,76 3,62

8 Sonneratia caseolaris 10,00 29,41 8,26 0,12 9,52 8,89

Jumlah 121 355,88 100,00 1,24 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

Keterangan :

N = Jumlah vegetasi F = Frekuensi K = Kerapatan (pohon/hektar) FR = Frekuensi relatif (%)

KR = Kerapatan relatif (%) INP = Indeks Nilai Penting (%)

Dalam pengamatan kali ini, spesies yang menunjukkan INP tertinggi untuk tingkat tiang adalah Ceriops tagal yaitu sebesar 38,35%. Nilai INP spesies tersebut mendapatkan sumbangan terbesar dari nilai kerapatannya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Berdasarkan nilai INP tersebut diketahui bahwa Ceriops tagal merupakan spesies yang dominan dalam ekosistem di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao untuk tingkat tiang. Spesies tiang lainnya yang juga cukup dominan adalah Sonneratia alba dengan nilai INP sebesar 25,39%.

Vegetasi Tingkat Pancang

(7)

Tabel 4. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Pancang di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

No. Jenis N K KR F FR INP

1 Ceriops tagal 47 552,94 53,41 0,21 38,89 46,15

2 Sonneratia alba 24 282,35 27,27 0,21 38,89 33,08

3 Ceriops decandra 10 117,65 11,36 0,03 5,56 8,46

4 Lumnitzera racemosa 1 11,76 1,14 0,03 5,56 3,35

5 Rhyzophora mucronata 2 23,53 2,27 0,03 5,56 3,91

6 Sonneratia caseolaris 4 47,06 4,55 0,03 5,56 5,05

Jumlah 88 1035,29 100,00 0,53 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

Keterangan :

N = Jumlah vegetasi F = Frekuensi K = Kerapatan (pohon/hektar) FR = Frekuensi relatif (%)

KR = Kerapatan relatif (%) INP = Indeks Nilai Penting (%)

Vegetasi Tingkat Semai

Hasil analisis kuantitatif untuk vegetasi tingkat semai di desa Oeseli disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Semai di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

No. Jenis N K KR F FR INP

1 Ceriops tagal 104 7647,06 72,73 0,29 35,71 54,22

2 Sonneratia alba 18 1323,53 12,59 0,26 32,14 22,37

3 Ceriops

decandra 2 147,06 1,40 0,03 3,57 2,49

4 Lumnitzera

racemosa 6 441,18 4,20 0,12 14,29 9,24

5 Rhyzophora

stylosa 5 367,65 3,50 0,03 3,57 3,53

6 Rhyzophora

mucronata 6 441,18 4,20 0,06 7,14 5,67

7 Sonneratia

caseolaris 2 147,06 1,40 0,03 3,57 2,49

Jumlah 143 10514,71 100,00 0,82 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

Keterangan :

N = Jumlah vegetasi F = Frekuensi K = Kerapatan (pohon/hektar) FR = Frekuensi relatif (%)

KR = Kerapatan relatif (%) INP = Indeks Nilai Penting (%)

(8)

spesies Ceriops tagal tersebut, menggambarkan kemampuan adaptasi dari spesies teresebut yang lebih baik dibandingkan spesies-spesies lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik habitat di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao cukup sesuai dengan karakteristik spesies Ceriops tagal untuk tingkat semai.

Pola Penyebaran

Setelah dianalisis dengan menggunakan rumus Indeks Morishita (Kusmana dan Istomo, 1995), diketahui bahwa nilai indeks Morisita tumbuhan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya adalah sebesar 3,25 (> 1). Sehingga dapat didefenisikan bahwa pola penyebaran jenis mangrove di lokasi ini termasuk dalam kategori mengelompok, seperti yang diterangkan oleh Kusmana dan Istomo (1995). Berikut tabel perhitungan indeks Morishita penyebaran mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao.

Tabel 6. Hasil Analisis Indeks Morisita dan Pola Penyebaran Mangrove di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao. 2 Peraput Laut/Pedada (Sonneratia alba) 197 9092

3 Tingih/Tengar (Ceriops decandra) 112 4648 4 Terutum/Susup (Lumnitzera racemosa) 89 3384 5 Api-api/Sia-sia Putih (Avicennia marina) 43 1426 6 Bakau Kurap/Bakau (Rhyzophora stylosa) 23 506 7 Bakau/Slengkreng(Rhyzophora lamarckii) 41 658 8 Oxistelma (Oxystelma carnosum) 18 146 9 Bakau Bandul/Bakau (Rhyzophora mucronata) 22 462 10 Pedada/Bogem (Sonneratia caseolaris) 27 338 11 Bakau Kacang (Rhyzophora apiculata) 4 12 12 Kacangan/Gedangan (Aegiceras carniculatum) 1 0

Jumlah 1124 120648

Sumber: Data setelah diolah, 2018.

PENUTUP Simpulan

1. Di Kawasan Desa Oeseli pada lokasi penelitian terdapat 12 spesies mangrove yakni Ceriops tagal, Sonneratia alba, Ceriops decandra, Lumnitzera racemosa, Avicennia marina, Rhyzophora stylosa, Rhyzophora lamarckii, Oxystelma carnosum, Rhyzophora bakau, Sonneratia caseolaris, Rhyzophora apiculata dan Aegiceras carniculatum.

2. Struktur hutan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao untuk tingkat semai, tingkat pancang, tingkat tiang sampai dengan tingkat pohon, semuanya didominasi oleh Ceriops tagal.

3. Berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) struktur vegetasi hutan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao untuk semua tingkat baik itu tingkat pohon (25,68%), tingkat tiang (38,35%), tingkat pancang (46,15%) maupun tingkat semai (54,22%) didominasi oleh spesies Ceriops tagal.

(9)

Saran

Perlu adanya pemeliharaan dan pelestarian hutan mangrove, yang ada di Desa Oeseli agar tetap terjaga kelestariannya sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar pantai maupun bagi pihak serta instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, J., J. Damanik. N Hisyam & A. J. W hitten. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera . Yogyakarta: UGM Press. hlm. 317- 318, 419- 421, 424

Arief, S., Sadiman. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bengen, D. G., 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.

Gambar

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
Tabel 1. Daftar Spesies Vegetasi Mangrove Yang Ditemukan di Desa Oeseli
Tabel 3. Hasil Analisis Kuantitatif  Vegetasi Tingkat Tiang di desa Oeseli Kecamatan                 Daya Kabupaten Rote Ndao
Tabel 4. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Pancang di desa Oeseli Kecamatan  Rote Barat Daya                    Kabupaten Rote Ndao
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi subjektif seluruh subjek terhadap keenam aspek (pengetahuan isu-isu kontroversial, kesesuaian metode diskusi dengan pengembangan berpikir kritis, peran

Bentuk tata panggung teater dalam pertunjukkan musik tradisional di Indonesia berdasarkan dari teori dan hasil pengkajian oleh Sumarsan, 1995 bahwa bentuk arena (teater in round)

Dokumen Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) ini merupakan dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak Peringkas Dokumen dari Banyak Sumber berbasis Web

Chalkboard Asia sebagai perusahaan jasa pemegang digital marketing Extra Joss blend dalam membangun brand image dari perusahaan tersebut sebagai minuman berenergi, digital

Dengan sendirinya posisi perempuan dalam unsur tuha peut sendiri bukanlah unsur dominan yang harus dirangkul dalam proses penyelenggaraan pembangunan gampong, namun

Berdasarkan preferensi penyeberangan jalan terhadap ketersediaan elemen pendukung pedestrian yang terdiri dari 10 elemen yang meliputi ketersediaan trotoar, lampu pejalan kaki,

Bank Islam dapat menyediakan sumber-sumber pembiayaannya yang luas kepada para peminjam &#34;dengan prinsip tanpa bunga dimana antara shahib al-ndl dan mudharib

Untuk mempermudah dalam proses mengklasifikasikan penyakit, indonesia menggunakan sistem informasi kesehatan yang lebih efektif dan efisien, yaitu