• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PELAKSANAAN KEPESERTAAN JAMSOSTEK TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK LHK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TENTANG PELAKSANAAN KEPESERTAAN JAMSOSTEK TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK LHK)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

IKATAN KERJA SAMA (IKS) ANTARA

PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN

WADAH TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK LHK) TENTANG

PELAKSANAAN KEPESERTAAN JAMSOSTEK TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK LHK)

NOMOR : IKS/.../052012, TANGGAL ... 2012

Pada hari ini, ... tanggal ... Bulan ... Tahun Dua Ribu Dua Belas (...-2012), yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : : ...

(2)

2. Nama : ...

No. KTP : ... kelahiran ... tanggal ... Alamat ... Agama ... Adalah sebagai Pimpinan Wadah ...

beralamat di Jalan ..., berdasarkan

ketentuan yang ada tentang pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK. LHK) bertindak untuk dan atas nama wadah, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Bahwa PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk melakukan kerjasama didalam menyelenggarakan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK), yang dituangkan dalam bentuk kerjasama ini dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Pasal 1 Pengertian Umum

(1). Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) merupakan jaminan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat tenaga kerja melakukan aktivitas sesuai dengan pekerjaannya (profesinya) yang tercantum dalam formulir pendaftaran Tenaga kerja (F1a), termasuk kecelakaan yang terjadi saat tenaga kerja berangkat dari rumah menuju tempat melakukan pekerjaan dan pulang kembali dari tempat melakukan pekerjaan menuju ke rumah melalui jalan yang biasa dilalui.

(2). Jaminan Kematian (JK) merupakan jaminan bagi tenaga kerja yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja.

(3). Jaminan Hari Tua (JHT) merupakan jaminan bagi tenaga kerja yang mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, meninggal dunia usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacad total tetap berdasarkan penetapan dokter. (4). Jaminan Pemeliharaan kesehatan (JPK) merupakan jaminan bagi tenaga

kerja suami/istri dan anak yang berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan.

(3)

(6). PIHAK PERTAMA atau PT. Jamsostek (Persero) adalah Badan Penyelenggara program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai Peraturan Pemerintah Nomor : 36 Tahun 1995.

(7). PIHAK KEDUA atau wadah adalah organ yang dibentuk oleh, dari dan untuk peserta dalam rangka membantu penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja.

(8). Peserta adalah tenaga kerja di luar hubungan kerja yang terdaftar dan telah membayar iuran pada PIHAK PERTAMA atau PT. Jamsostek (Persero) dan berhak mendapatkan perlindungan dari PIHAK PERTAMA atau PT. Jamsostek (Persero).

(9). Formulir Jamsostek adalah jenis-jenis formulir yang dipergunakan didalam pelayanaan administrasi kepesertaan yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA.

(10). Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) adalah Kartu tanda peserta tenaga kerja diluar hubungan kerja pada program Jamsostek yang akan digunakan pada waktu melakukan jaminan program Jamsostek.

(11). Iuran adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh tenaga kerja setiap bulan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA sebagai syarat untuk menjadi peserta, untuk segera disetorkan oleh PIHAK KEDUA

kepada PIHAK PERTAMA.

(12). Jasa pungut adalah biaya yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada

PIHAK KEDUA atas upaya yang telah dilakukan PIHAK KEDUA dalam rangka proses pendaftaran, pengelolaan administrasi kepesertaan dan pembayaran iuran program Jamsostek bagi tenaga kerja luar hubungan kerja. (13). Biaya operasi adalah biaya yang timbul sebagai akibat dari ikatan kerjasama

operasional.

(14). Kepesertaan non aktif adalah kepesertaan tenaga kerja di luar hubungan kerja dengan status non aktif karena yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya membayar iuran lebih dari satu bulan. Selama kepesertaan non aktif tenaga kerja di luar hubungan kerja tidak memperoleh perlindungan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

(4)

Pasal 2

Dasar dan Pedoman Kerjasama

(1). Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(2). Peraturan Pemerintah Nomor : 14 Tahun 1993 tentang penyelenggaraan Jaminan Sosial tenaga Kerja termasuk segala perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor : 14 Tahun 1993 tersebut.

(3). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja.

Pasal 3

Ruang Lingkup Kerjasama

(1). PARA PIHAK bersepakat untuk membuat perencanaan, pengorganisasian dan pengembangan kepesertaan tenaga kerja di luar hubungan kerja pada program Jamsostek.

(2). PIHAK KEDUA sepakat untuk menghimpun dan mewakili kepentingan tenaga kerja di luar hubungan kerja (LHK) untuk pengurusan hak dan kewajibannya dengan PIHAK PERTAMA yang berkaitan dengan perlindungan program Jamsostek.

(3). PIHAK PERTAMA akan membantu PIHAK KEDUA dalam hal melakukan kegiatan sosialisasi program Jamsostek bagi tenaga kerja di luar hubungan kerja.

Pasal 4

Jangka Waktu Perjanjian

Ikatan Kerja sama ini berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung sejak ...s/d ...

Pasal 5

(5)

(1). PIHAK PERTAMA memberikan penjelasan tentang program Jamsostek atau hal-hal yang berkaitan dengan kepesertaan tenaga kerja di luar hubungan kerja kepada PIHAK KEDUA dan calon peserta, antara lain yang berkaitan dengan :

a. Jenis program yang dapat diikuti b. Pembayaran iuran

c. Kepesertaan aktif dan kepesertaan non aktif

d. Pengajuan Jaminan dan Penggunaan Fasilitas Pelayanan

(2). Pada saat peserta melakukan pembayaran iuran melalui PIHAK KEDUA

dan setelah disetorkan PIHAK PERTAMA maka peserta berhak mendapatkan perlindungan sesuai program Jamsostek yang diikuti.

(3). Pada saat peserta menunggak iuran lebih dari satu bulan maka peserta tidak berhak mendapatkan perlindungan pada bulan berikutnya, sampai peserta tersebut membayar iuran kembali termasuk satu bulan iuran yang bulan iuran yang tertunggak selama masa grace periode secara lunas.

(4). PIHAK PERTAMA menyediakan formulir Jamsostek, terdiri dari : - Formulir Jamsostek Pendaftaran Wadah (F1)

- Formulir Jamsostek Pendaftaran Tenaga Kerja Mandiri (F1a)

- Formulir Jamsostek Rincian Iuran Tenaga Kerja LHK / Informal (F2a) - Formulir Jamsostek Daftar Tenaga Kerja Keluar LHK / Informal (F1b) (5). Berdasarkan formulir pendaftaran yang disetujui, PARA PIHAK bersepakat

membuat Ikatan Kerja Sama.

(6). PIHAK PERTAMA Menyerahkan Kartu Peserta Jamsostek untuk tenaga kerja diluar hubungan kerja sebagai bukti kepesertaan pada program jamsostek melalui PIHAK KEDUA, setelah dilakukan pembayaran iuran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan formulir rincian iuran (F2-TK –LHK).

(7). PIHAK PERTAMA menyerahkan kartu Peserta jamsostek pada PIHAK KEDUA atau tenaga kerja di luar hubunngan kerja, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak iuran pertama dibayarkan ke PT. Jamsostek (Persero). (8). PIHAK PERTAMA memproses pengajuan jaminan dan membayarkan

(6)

(9). Dalam hal tenaga kerja di luar hubungan kerja mengalami kecelakaan kerja atau meninggal dunia sebelum Kartu Peserta Jamsostek diterima oleh

PIHAK KEDUA atau tenaga kerja tersebut sedangkan tenaga Kerja di luar hubungan kerja tersebut telah terdaftar dan membayar iuran, maka pembayaran santunan kecelakaan kerja dan kematian menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

(10) Tenaga Kerja di luar hubungan kerja yang tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar iuran secara penuh setiap bulannya, setelah melewati grace periode dinyatakan sebagai peserta non aktif.

(11). Dalam status kepesertaan non aktif tersebut, tenaga kerja di luar hubungan kerja tidak memperoleh perlindungan baik dari program JKK, JK maupun JPK.

(12). Biaya operasional yang timbul atas kegiatan penyuluhan kepada calon peserta program Jamsostek merupakan beban PIHAK PERTAMA.

Pasal 6

Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA

(1). PIHAK KEDUA wajib mendaftarkan seluruh tenaga kerja di luar hubungan kerja yang dikelola kepada PIHAK PERTAMA.

(2). PIHAK KEDUA mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran sebagai wadah dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan menjadi Wadah

(3). Para tenaga kerja di luar hubungan kerja calon peserta program Jamsostek melakukan pendaftaran program Jamsostek dengan mengisi formulir pendaftaran tenaga kerja (F1a-TK LHK) dibawah koordinasi PIHAK KEDUA dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA.

(4). PIHAK KEDUA menyerahkan formulir pendaftaran secara lengkap dan membayar iuran pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterima dari tenaga kerja di luar hubungan kerja.

(7)

(6). Dalam hal terjadi perubahan jumlah tenaga kerja di luar hubungan kerja yang dikelola, maka PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA, dengan mengisi formulir Jamsostek TK LHK/F1a (F1a TKLHK) untuk penambahan tenaga kerja atau formulir Jamsostek TK-LHK/F1c (F1c-TKLHK) untuk pengurangan tenaga kerja.

(7). PIHAK KEDUA dapat mengelola kepesertaan tenaga kerja di luar hubungan kerja lebih dari 1 (satu) kelompok usaha. Setiap kelompok usaha terdiri dari tenaga kerja dengan usaha yang sama.

(8). PIHAK KEDUA mengumpulkan dan menyetor iuran yang telah dibayarkan oleh peserta setiap bulannya kepada PIHAK PERTAMA dengan dilampiri formulir rincian iuran jamsostek (F2a) paling lambat tanggal 13 bulan berjalan.

(9). Apabila PIHAK KEDUA telah menerima iuran dari peserta dan tidak/belum disetorkan kepada PIHAK PERTAMA sampai dengan batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) pasal ini. Maka apabila terjadi resiko yang menimpa peserta tersebut, maka PIHAK KEDUA wajib menanggung seluruh jaminan yang seharusnya menjadi hak tenaga kerja yang bersangkutan dan PIHAK PERTAMA dibebaskan dari ketentuan pasal 4 ayat (8) dan (9).

(10). PIHAK KEDUA wajib memelihara adminstrasi kepesertaan dan iuran peserta dengan mengisi daftar iuran tenaga kerja setiap bulannya sebagai rekonsiliasi PARA PIHAK didalam mengelola iuran peserta.

(11). PIHAK KEDUA mengkoordinir permintaan jaminan yang diajukan oleh peserta dengan mengisi formulir pengajuan jaminan yang dilengkapi dengan data-data pendukung dan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan tindak lanjut.

(12). Dalam hal PIHAK PERTAMA belum menyerahkan Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (8), maka PIHAK KEDUA tetap dapat mengajukan klaim pembayaran jaminan yang menjadi hak peserta.

(13). PIHAK KEDUA mendapat jasa pungut dari PIHAK PERTAMA yang kan dibayarkan setiap bulan, yang besarnya setara dengan 12,5 % (dua belas koma lima persen) dari jumlah iuran non JHT untuk program non JHT dan setara dengan 1 % (satu persen) dari jumlah iuran JHT untuk program JHT. (14). Dalam hal pengurusan jaminan sebagaimana dimaksud ayat (11) pasal ini,

(8)

Pasal 7

Iuran dan Manfaat atau Jaminan

Besarnya iuran, jenis dan besaran manfaat atau jaminan yang diperoleh peserta dari kepesertaan pada program JKK atau JK adalah sebagaimana yang tertuang didalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-24/MEN/VI/20056 tanggal 01 Juni 2006.

Pasal 8

Biaya Operasional dan Tata Cara pembayaran

(1). PIHAK KEDUA berhak memperoleh biaya operasional atau disebut dengan jasa pungut sesuai dengan program yang diikuti, antara lain :

a. Program Jaminan Hari Tua sebesar 1 % dari iuran Jaminan Hari Tua (JHT)

b. Program Non Jaminan Hari Tua sebesar 12,5 % dari iuran Non Jaminan Hari Tua (JHT)

(2). PIHAK KEDUA dalam hal mengajukan klaim biaya jasa pungut sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan mencantumkan nomor rekening bank.

(3). PIHAK PERTAMA melakukan perhitungan sekaligus verifikasi terhadap besarnya biaya jasa pungut yang menjadi hak PIHAK KEDUA yang untuk selanjutnya dilakukan pembayaran melalui rekening PIHAK KEDUA.

Pasal 9 Perselisihan

(1). Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan yang bersumber dari Ikatan Kerja Sama ini maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

(9)

Pasal 10 Force Majeure

(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah suatu peristiwa/keadaan yang terjadi diluar kekuasaan PARA PIHAK, yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya pemenuhan hak-hak dan kewajiban oleh masing-masing pihak sesuai dengan ketentuan dalam ikatan Kerja sama, termasuk antara lain kebakaran, bencana alam, peperangan, huru-hara, pemogokan dan kebijaksanaan maupun Peraturan Pemerintah/Pengusaha setempat yang secara langsung dapat mempengaruhi pemenuhan hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak.

(2) Dalam hal terjadi suatu hal memaksa (force majeure), maka pihak yang bersangkutan/berkepentingan harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis disertai bukti-bukti yang layak paling lambat 7 (tujuh) hari setelah terjadinya keadaan dimaksud, serta masing-masing pihak sepakat untuk menyelesaikan segala hak-hak dan kewajiban satu sama lain secara musyawarah.

Pasal 11 Hal-Hal Lain

(1). Perjanjian ini tidak dapat dialihkan pada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PARA PIHAK.

(2). Hal-Hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur lebih lanjut dalam suatu addendum atas persetujuan PARA PIHAK dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Ikatan Kerjasama ini.

(3). Kewajiban PARA PIHAK yang timbul selama masa perjanjian ini tetap berlaku, meskipun masa Perjanjian ini sudah berakhir.

Pasal 12 Penutup

(10)

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

... ...

(11)

NAMA WADAH TK - LHK CABANG MEDAN SAMPAI DENGAN OKTOBER 2012

NO.

(12)
(13)
(14)

74 SEJAHTERA

BERSAMA APRIL 2012 21 1 AKTIF

75 SUMBER

REZEKI APRIL 2012 7 1 AKTIF

76

DPD SPINDO SUMATERA

UTARA

APRIL 2012 0 41 NON AKTIF

JUNI 2012

77 AMANAH MEI 2012 12 1 AKTIF

78

FAMILY ALTAR GBI

DELI TUA

MEI 2012 12 1 AKTIF

79 PAJUS MEI 2012 407 0 AKTIF

Referensi

Dokumen terkait

Tabdi’ adalah isim mas}dar dari kata badda’a-yubaddi’u yang artinya adalah menyandarkan seseorang atau sesuatu kepada bid’ah. Atau dengan kata lain menghukumi seseorang

Tabel 4.15 Nilai sintesis fuzzy untuk setiap Alternatif terhadap Sub Kriteria Konektivitas ke Masing-Masing Rute

Menurut Irwan Prayitno (2008), secara normatif dan sebagaimana telah hampir dapat diterima oleh umumnya kita sekalian, pembentukan karakter bangsa merupakan hal yang

Tahap pembuatan strategi adalah suatu tahap yang paling menantang sekaligus menarik dalam proses manajemen strategik. Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan

Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para

Isolasi, Identifikasi Dan Profil KLT Metabolit Jamur Endofit Dari Agave amaniensis..

Hubungan antara pemberian i-karaginan atau t-karaginan terhadap penurunan kadar glukosa darah kelinci menunjukkan bahwa: pemberian i- karaginan t hari menurunkan kadar

Hasil pengukuran kadar sampel yang dapat dilihat pada Tabel 8 menunjukkan bahwa sampel yang dianalisis memilki kadar yang sesuai dengan nilai sebenarnya yang tertera dalam