BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut M. Nazir10
Keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai bagian integral
dari pembangunan nasional tidak dapat diabaikan. Krisis moneter yang berawal
pada pertengahan Juli 1997 dan merembet pada krisis ekonomi, politik dan sosial
atau lebih dikenal dengan nama krisis multidimensi telah membawa berkah
tersendiri bagi kehidupan UKM. Kisah masa lalu dan krisis multidimensi yang
terjadi selama ini telah membawa perubahan mendasar pada paradigma
pembangunan nasional.
, studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan yang berisi teori-teori. Studi Kepustakaan yaitu mengadakan
penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Studi
kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari dan
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti.
II.1. Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Ekonomi Kerakyatan
11
10
Nazir, 2003, Metode Penelitian, , Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal:11
11
Hanif, dkk,2002, Usaha Kecil & Mikro di Tengah Arus Globalisasi, Medan: Bitra Indonesia. Hal. 12
Menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang
berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di negara maju, UMKM sangat
penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak
tenaga kerja dibandingkan usaha besar, seperti halnya negara sedang berkembang,
tetapi juga di banyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi
usaha besar.
Di dalam disertasinya Piper (1997), misalnya dikatakan bahwa sebanyak
12 juta orang atau sekitar 63,2 persen dari jumlah tenaga kerja di Amerika Serikat
(AS) bekerja di 350.000 perusahaan yang mempekerjakan kurang dari 500 orang,
yang di negara tersebut masuk di dalam kategori UMKM. Menurut Aharoni
(1994) dalam Tulus12
Jumlah UMKM di negara adidaya Amerika Serikat mencapai sedikit di atas 99 persen dari jumlah unit usaha dari semua kategori. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan inti dari basis industri di Amerika Serikat. UMKM juga sangat penting di banyak negara di Eropa, khususnya Eropa Barat. Di Belanda, misalnya, jumlah UMKM sekitar 95 persen dari jumlah perusahaan di negara kincir angin tersebut. Seperti di Amerika Serikat, juga di negara-negara industri maju lainnya yang tergabung dalam OECD, seperti Jepang, Jerman, Prancis, dan Kanada, UMKM merupakan motor penting dari pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progress teknologi. Di negara sedang berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, UMKM juga berperan sangat penting, khususnya dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi perdesaan. Amerika
Serikat benar-benar telah membuktikan pentingnya UMKM
bagipertumbuhan ekonomi. Ketika sektor finansial terpuruk diterpa krisis yang melanda negeri adidaya tahun 2008, UKM tampil sebagai penyelamat ekonomi.
menyatakan
12
Penganugerahan hadiah Nobel kepada DR. M. Yunus dari Banglades atas
usaha memberantas kemiskinan dengan menumbuhkan dan memajukan UKM di
negaranya merupakan bukti pengakuan dunia atas peran penting UKM bagi
kesejahteraan masyarakat dunia. Perjalanan perekonomian negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Italia dan Taiwan yang sebagian besar ekonominya di
dukung oleh UKM.
Menurut Berry, terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang
memandang penting keberadaan UKM13
1. Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif.
2. Sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.
3. UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar.
Lebih lanjut, usaha kecil dan usaha rumah tangga di Indonesia telah
memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah
unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.14 Setelah krisis ekonomi
berjalan selama tujuh tahun, salah satu pelajaran berharga yang dapat diambil
adalah bahwa15
13
Berry, dkk. 2001. Smalland Medium Enterprises Dynamic in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies 37 (3): 201-222
14
Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP YMP YKPN.
15
Tambunan, Mangara., 2004. Tiga Kendala Besar Pengembangan UKM Berorientasi Ekspor. Makalah dalam Diskusi Panel Pengembangan UKM dalam Kegiatan Ekspor, 21
September 2004, Hotel Bumi Karsa, Jakarta.
: Pertama, ekonomi Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan
peranan usaha besar. Kedua, Usaha kecil menengah (UKM) memiliki ketahanan
Ketigabelum ada kejelasan kebijakan industri dan bagaimana yang diadopsi agar
lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Usaha kecil, dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas Usaha Kecil
Menengah (UKM) maupun Industri Kecil (IK) telah menjadi bagian penting dari
sistem perekonomian nasional, yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan
ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam meningkatkan
perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional. Berikut ini adalah
profil usaha di Indonesia16
Tabel II.1
Profil Usaha di Indonesia
Parameter Skala Usaha
Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar
Jumlah (unit /%) 41.301.263 / 99,13 361.052/0,86 2.158/0,01
Kesempatan
Kerja(%)
88,92 10,54 0,54
Nilai Tambah (%
terhadap ekonomi)
43,42 15,42 44,9
Produktivitas Kecil Sedang Besar
Sumber : BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2004
16
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha kecil menempati urutan
tertinggi dalam penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja. Hal ini
menyebabkan penyerapan tenaga kerja cukup dapat diperhitungkan sehingga
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Menurut Sartika, dkk, 17
a. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk
ada beberapa keunggulan UKM terhadap usaha
besar antara lain:
b. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil
c. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja
d. Fleksibel dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis
e. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Dari keunggulan-keunggulan tersebut yang menonjol adalah kemampuan
penyerapan tenaga kerja. Contohnya adalah USA pada tahun 1981-1982 sebagai
akibat resesi telah diputuskan hubungan kerjanya sebanyak 1.664.000 orang, pada
saat yang bersamaan UKM yang per unitnya terdiri dari jumlah pekerja 1 sampai
dengan 50 orang, telah menciptakan kesempatan kerja baru bagi 2.650.000 orang.
UKM memang mempunyai fleksibilitas yang lebih besar daripada Unit Usaha
Besar, antara lain karena dalam Unit Usaha Besar pengambilan keputusan dan
inovasi pada umumnya terhambat oleh birokrasi dan kaku.
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada
kekuatanekonomi rakyat.Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan
17
ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang
dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat
diusahakan dikuasai, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil Menengah
(UKM). Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan
adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam
mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola
lingkungan dan tanahmereka secara turun temurun.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari
paraahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh
negaranegara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori
pertumbuhan.Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang mengikutsertakan
seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan. Ada perbedaan yang
tegas antara ‘ekonomi rakyat’ dengan ‘ekonomi kerakyatan’.18
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan masyarakat
kebanyakan melalui UKM, UKM memegang peranan penting dalam
perekonomian bangsa. UKM merupakan model ekonomi kerakyatan yang
strategis dan senantiasa mengembangkan kreativitas usaha, sehingga terciptanya
terobosan-terobosan baru untuk pengembangan dan peningkatan daya saing dan Ekonomi rakyat
adalah satuan (usaha) yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat. Sedangkan
ekonomi kerakyatan lebih merupakan kata sifat, yakni upaya memberdayakan
(kelompok atau satuan) ekonomi yang mendominasi struktur dunia usaha.
18
mampu menyediakan lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja, dan
pendistribusian hasil-hasil inovasi.UKM merupakan tonggak ekonomi kerakyatan,
sehingga dengan pengembangan usaha tersebut maka dapat meningkatkan
ekonomi kerakyatan.
II.2. Pengertian Peranan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga 19 peranan adalah tindakan
yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Menurut Soekanto20,
peranan adalah pertama perilaku seseorang atas kedudukan tertentu dan
hubungannya dengan masyarakat. Kedua, peranan adalah suatu kelompok
penghargaan manusia terhadap cara bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu
berdasarkan status dan fungsi sosial. Ketiga, peranan adalah pola tingkah laku
yang didasarkan atas kedudukan tertentu dalam kolektivitas dari keadaan sosial
tertentu. Miftah Thoha memberi batasan bahwa peranan adalah suatu rangkaian
perilaku yang terwujud yang ditimbulkan karena jabatan tertentu.21
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2003, Jakarta : Balai Pustaka. Hal.854
20
Soekanto, Soerjono.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja GrafindoPersada
21
Thoha, Miftah. 1985. Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali.Hal.187
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah
yang memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal dan aspek dinamis
dari pada kedudukan sesuai dengan hak dan kewajibannya yang ditimbulkan
Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan: (1) ketentuan peranan, (2) gambaran peranan, dan (3) harapan
peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang
perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya.
Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang secara actual
ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan
adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam
membawakan perannya.
Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi sebagai organisasi pemerintah daerah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan hak dan kewajibannya dalam
mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM).
II.3. Kebijakan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Dalam UU NO.32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah menyatakan
bahwa pemerintah daerah memiliki hak dan kewajiban dalam mengatur
daerahnya, maka dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai
yang merupakan daerah otonomi juga mempunyai hak dan kewajiban dalam
mengatur daerahnya termasuk dalam hal pengembangan Usaha Kecil Menengah
(UKM). Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) tersebut diatur dalam UU
No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, khususnya dalam pasal 7 ayat 1 sangat jelas
dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi
aspek :
1. Pendanaan
Dukungan pemerintah atas UMKM lewat kebijakannya dipertegas lagi dalam
pasal 8, yakni bahwa aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
ayat (1) huruf aditujukan untuk :
a. memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga
keuangan bukan bank;
b. memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya
sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
c. memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,
tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
2. Sarana dan Prasarana
Dukungan pemerintah atas UMKM lewat kebijakannya dipertegas lagi dalam
pasal 9, aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat
(1) huruf b ditujukan untuk :
a. mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan
b. memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi Usaha Mikro dan
Kecil.
3. Informasi Usaha
Dukungan pemerintah atas UMKM dalam pasal 10, aspek informasi usaha
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 7 ayat (1) huruf (b) ditujukan untuk :
a. membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan
informasi bisnis;
b. mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber
pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan teknologi, dan mutu; dan
c. memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atas segala informasi usaha.
4. Kemitraan
Dukungan pemerintah atas UMKM dalam pasal 11, aspek kemitraan
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 7 ayat (1) huruf b ditujukan untuk :
a. mewujudkan kemitraan antar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
b. mewujudkan kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha
Besar;
c. mendorong terjadinyahubungan yang saling menguntungkan dalam
pelaksanaan transaksi usaha antar-Usaha Mikro,Kecil dan Menengah;
d. mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam
e. mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah;
f. mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya
persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen; dan
g. mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang
perorang atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
5. Perizinan Usaha
Aspek perizinan usaha dalam pasal 12 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
7 ayat (1) huruf e ditujukan untuk :
a. menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan sistem
pelayanan terpadu satu pintu; dan
b. membebaskan biaya perizinan bagi Usaha Mikro dan memberikan
keringan biaya perizinan bagi Usaha Kecil.
6. Kesempatan Berusaha
Aspek kesempatan berusaha dalam pasal 13 sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 7 ayat (1) huruf f ditujukan untuk:
a. menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di
pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat,
lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima
b. menetapkan alokasi waktu berusaha untuk Usaha Mikro dan Kecil di
subsektor perdagangan retail;
c. mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan
proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan budaya yang
bersifat khususdan turun0temurun;
d. menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah serta bidang usaha yang terbuka untuk Usaha Besar dengan
syarat harus bekerjasama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
e. melindungi usaha tertentu yang strategis untuk Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah;
f. mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh Usaha Mikro dan
Kecil melalui pengadaan secara langsung;
g. memprioritaskan pengadaan barang atau jasa dan pemborongan kerja
pemerintah dan pemerintan daerah;
h. memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.
7. Promosi Dagang
Aspek promosi dagang dalam pasal 14 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
7 ayat (1) huruf g, ditujukan untuk:
a. meningkatkan promosi produk Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah di
dalam dan di luar negeri;
b. memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk Usaha Mikro, Kecil
c. memberikan insentif dan tata cara pemberian insentif untuk Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah yang mampu menyediakan pendanaan secara mandiri
dalam kegiatan promosi produk di dalam dan di luar negeri; dan
d. memfasilitasi pemilikan ha katas kekayaan intelektual atas produk dan
desan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam kegiatab usaha dalam
negeri dan ekspor.
8. Dukungan Kelembagaan
Aspek dukungan kelembagaan dalam pasal 15 sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 ayat (1) huruf h ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan
fungsi incubator, lembaga layanan pengembangan usaha, konsultan keuangan
mitra bank, dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Sebagai bagian terpenting dari perekonomian nasional, UKM seharusnya
mendapat dukungan serius dari pemerintah. Dukungan ini dapat diwujudkan
dalam kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak pada UKM, baik kebijakan
legalitas maupun keuangan dan kebijakan lain-lain. Berikut adalah kebijakan
pemerintah terhadap UKM dalam enamsektor masing-masing bidang
Perizinan, Permodalan, Pajak dan Retribusi, Perlindungan Hukum serta
Jaringan Usaha dan Akses Pasar.22
22
II.3.1 Perizinan
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo23
Menurut Utrecht
perizinan merupakan
perbuatan hukum yang bersifat administrasi negara yang diberikan oleh pejabat
atau instansi pemerintah yang berwenang dan diberikan dalam bentuk suatu
penetapan (beschikking). Suatu izin atau persetujuan atas sesuatu yang pada
umumnya dilarang.
Perizinan yang dimaksud tersebut merupakan penetapan atau keputusan
yang bersifat positif (pengabulan daripada permohonan seluruhnya atau sebagian)
dan tergolong pada penetapan positif yang memberikan keuntungan kepada suatu
instansi, badan, perusahaan, atau perseorangan. Perizinan ini timbul dari strategi
dan teknik yang dipergunakan oleh pemerintah untuk menguasai atau
mengendalikan berbagai keadaan, yakni dengan melarang tanpa izin tertulis untuk
melakukan kegiatan-kegiatan apapun yang hendak diatur atau dikendalikan oleh
pemerintah.
Berdasarkan pengertian perizinan sebagaimana dijelaskan diatas, dapat
ditarik kesimpulan konkritnya yaitu, bahwa perizinan yang diberikan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang, dikeluarkan dalam bentuk suatu keputusan tata
usaha negara (beschikking).
24
23
Atmosudirdjo,Prajudi, 2001, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Ghalia, Hal.118
24
Utrecht, 2000, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cet VI, Jakarta : PT. Penerbit dan Balai BukuIchtiar, hlm. 152.
izin adalah bilamana perbuatan pada umumnya
secara masing-masing hal secara konkrit, maka perbuatan administrasi negara
yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin.
Perizinan yang dimaksud merupakan bentuk pelaksanaan dari pengaturan
yang bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap
kegiatan-kegaiatan yangdilakukan oleh masyarakat, dan izin untuk melakukan
suatu tindakan atau kegiatanusaha yang biasanya harus dimiliki atau
diperoleh suatu organisasi perusahaan atauseseorang sebelum yang bersangkutan
dapat melakukan suatu kegiatan atau usaha.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan pembuat peraturan secara umum tidak
melarang suatu perbuatan, asal saja dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Perbuatan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut
bersifat suatu izin.
Menurut SF Marbun dan Moh. Mahmud25
1. Dispensasi atau Bebas Syarat, yaitu apabila pembuat peraturan secara umum tidak melarang sesuatu peraturan Perundang-Undangan menjadi tidak berlaku karena sesuatu hal yang sangat istimewa. Adapun tujuan diberikannya dispensasi itu adalah agar seseorang dapat melakukan suatu perbuatan hukum yang menyimpang atau menerobos Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Pemberian dispensasi itu umumnya harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang yang bersangkutan
bentuk-bentuk perizinan dibagi
atas empat yaitu
2. Verguining atau Uzin, yaitu apabila pembuat peraturan secara umum tidak melarang sesuatu perbuatan asal saja dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Perbuatan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut ersifat suatu izin.
3. Lisensi (Licentie), menurut Prins nama lisensi lebih tepat untuk digunakan dalam menjalankan suatu perusahaan dengan leluasa (suatu macam izin yang istimewa). Sehingga tidak ada gangguan lainnya, termasuk dari pemerintah sendiri.
25
4. Konsensi, yaitu apabila pihak swasta memperoleh delegasi kekuasaan dari pemerintah untuk melakukan sebagian pekerjaan/tugas yang seharusnya dikerjakan oleh pemerintah.Adapun tugas dari pemerintah adalah menyelenggarakan kesejahteraan umum. Jadi kesejahteraan atau kepentingan umum harus selalu menjadi syarat utama, bukan untuk mencari keuntungan semata-mata. Pendelegasian wewenang diberikan karena pemerintah tidak mempunyai cukup tenaga maupun fasilitas untuk melakukan sendiri.
Setelah pasca otonomi daerah pemerintah kabupaten atau kota melihat
perizinan sebagai sumber bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga
dibuatlah ketentuan perizinan dengan tarif tertentu disesuaikan dengan nilai
investasi. Selama jangka waktu tertentu pelaku UKM harus memperbaharui
kembali untuk perizinan.
Izin usaha merupakan salah satu pintu masuk bagi UKM untuk membuka
akses pasar dan permodalan dengan lembaga keuangan. Dari keseluruhan UKM
yang memiliki izin, akhirnya 70 persen diantaranya diperkirakan mampu
meningkatkan laba dan meningkatkan gaji karyawan. Jadi PAD bukan diperoleh
hanya dari retribusi perizinan tapi justru dari sektor lain sebagai dampak lain dari
membaiknya perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perizinan adalah hal yang utama
sebagai akses untuk pelaku UKM untuk berusaha dan sebagai salah satu
Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi perekonomian masyarakat. Untuk itu, harus
ada keseimbangan antara kewajiban pemerintah dalam melayani masyarakat dan
II.3.2. Permodalan
Menurut Tambunan26 modal adalah salah satu faktor produksi yang sangat
penting bagi setiap usaha baik skala kecil, menengah maupun besar. Sedangkan
Budiwati27
Mengutip Suryadi Prawirosentono
menyebutkan bahwa dalam memulai suatu usaha, modal merupakan
faktor penting disamping faktor lainnya, sehingga suatu usaha bisa tidak berjalan
apabila tidak tersedia modal. Artinya, bahwa suatu usaha tidak akan pernah ada
atau tidak dapat berjalan tanpa adanya modal. Hal ini menggambarkan bahwa
modal menjadi faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha. Karenanya
setiap orang yang akan melakukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang
dilakukannya adalah memikirkan dan mencari modal untuk usahanya.
28
Modal merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat
menghasilkan keuntungan pada waktu yang akan datang dan dinyatakan dalam
nilai uang. Modal dalam bentuk uang pada suatu usaha mengalami perubahan
bentuk sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan usaha yakni: (1) sebagian lebih lanjut Budiwati menjelaskan
bahwa modal adalah salah satu faktor penting diantara berbagai faktor produksi
yang diperlukan. Bahkan modal merupakan faktor produksi penting untuk
pengadaan faktor produksi seperti tanah, bahan baku, dan mesin. Tanpa modal
tidak mungkin dapat membeli tanah, mesin, tenaga kerja dan teknologi lain.
26
Tambunan, Tulus , Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia : Beberapa Isu Penting , Penerbit : Salemba, 2002 hal 61
27
Neti, Budiwati, Manajemen Keuangan dan Permodalan Koperasi, 2009, http//netibudiwati.blogspot.com
28
dibelikan tanah dan bangunan; (2) sebagian dibelikan persediaan bahan; (3)
sebagian dibelikan mesin dan peralatan; (4) sebagian lagi disimpan dalam bentuk
uang tunai (cash).
Selain sebagai bagian terpenting di dalam proses produksi, modal juga
merupakan faktor utama dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam
pengembangan perusahaan. Hal ini dicapai melalui peningkatan jumlah produksi
yang menghasilkan keuntungan atau laba bagi pengusaha.
Selanjutnya, mengutip Bambang Riyanto, Budiawati menjelaskan
pentingnya faktor modal bagi suatu usaha sebagai berikut:29
Dengan tersedianya modal, maka usaha akan berjalan lancar sehingga
akan mengembangkan modal itu sendiri melalui suatu proses kegiatan usaha.
Modal yang digunakan dapat merupakan modal sendiri seluruhnya atau
merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Kumpulan
berbagai sumber modal akan membentuk suatu kekuatan modal yang ditanamkan
guna menjalankan usahanya. Modal yang dimiliki tersebut jika dikelola secara
optimal maka akan meningkatkan volume penjualan.
” Modal kerja sangat
berpengaruh terhadap berjalannya operasi suatu perusahaan sehingga modal kerja
harus senantiasa tersedia dan terus menerus diperlukan bagi kelancaran usaha
dengan modal yang cukup akan dapat diproduksi optimal dan apabila dilakukan
penambahan modal maka produksi akan meningkat lebih besar lagi”.
30
29
Bambang Riyanto,2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Cet.7, Yogyakarta:BEP.
30 Ibid
Permodalan menjadi
kecil dan menengah dalam mengajukan permohonan kredit kepada perbankan
adalah besarnya bunga yang dianggap terlalu tinggi. Padahal kunci utamanya
adalah masalah administrasi semata.
Kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah adalah diperlukan sebuah
lembaga keuangan yang khusus melayani pengusaha skala kecil dan menengah,
dengan sistem administrasi lebih sederhana daripada kalangan perbankkan pada
umumnya.
Di Indonesia sudah terdapat beberapa lembaga keuangan, baik perbankan
maupun non bank, yang dapat diandalkan untuk membantu menyelesaikan
permasalahan ini. Untuk skala mikro, dikenal Lembaga Keuangan Mikro dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang merupakan representasi dari lembaga
keuangan perbankkan pada skala mikro.
Untuk lembaga keuangan non perbankkan, terdapat Lembaga Koperasi
Simpan Pinjam (KSP). Sedangkan di tingkat nasional, ada PT. PNM yang
melakukan pembinaan terhadap lembaga keungan mikro baik yang berbentuk
perbankkan atau non bank. Selain itu juga terdapat Perum Pegadaian dengan
menawarkan jasa bantuan keuangan bagi pengusaha skala kecil dan menengah
melalui proses yang relatif sederhana dan cepat.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya permodalan dan
difasilitasi oleh lembaga-lembaga tersebut dapat melakukan pengembangan UKM
dari sisi pembiayaandengan tiga fungsi penting. Pertama, memberikan jaminan
atas kredit atau pembiayaan yang diberikan bank kepada UKM, kedua
memberikan kredit atau pembiayaan secara langsung kepada UKM yang belum
terjangkau oleh bank.
II.3.3. Pajak dan Retribusi
Sumber pendapatan daerah yang terpenting salah satunya adalah retribusi
daerah. Pengertian retribusi menurut Rochmad Sumitro31
Sedangkan menurut S. Munawir
bahwa :”
Pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan
jasa-jasa negara”.
32
Lain halnya menurut Marihot P. Siahaan
bahwa retribusi yaitu : iuran kepada
pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk.
Paksaan di sini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa
balik dari pemerintah, dia tidak dikenakan iuran itu.
33
Jadi retribusi daerah yakni suatu pemungutan daerah sebagai pembayaran
atas pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan usaha atau milik daerah bahwa pengertian Retribusi
yaitu :Pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu
yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut
dapat dikatakan bersifat langsung yaitu hanya yang membayar retribusi yang
menikmati balas jasa dari negara.
31
Sumitro,Rochmad, 1998, Asas dan Dasar Perpajakan 1, Bandung : PT. Refika Aditama,hal.205
32
Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan (Edisi ke Empat), Yogyakarta: Liberty, hal.20
33
yang berkepentingan, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik langsung
maupun tidak langsung.
Mengenai sumber pendapatan daerah di atur dalam Pasal 157 Bab VIII
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
berbunyi :
Sumber pendapatan daerah terdiri atas :
a. pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu : 1). Hasil pajak daerah;
2). Hasil retribusi daerah;
3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4). Lain-lain PAD yang sah;
b. dana perimbangan; dan
c. lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Retribusi daerah menurut Munawir34
Untuk mengembangkan UKM, yang terpenting bukan hanya berupa
program instan seperti pemberian kredit dan bantuan teknis lainnya tetapi
diperlukan cara pandang yang lebih luas dalam pengembangan UKM. Upaya didefinisikan sebagai ”iuran rakyat
kepada Pemerintah berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
mendapatkan jasa balik atau kontra prestasi dari Pemerintah secara langsung dan
dapat ditunjuk”. Menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dijelaskan : ”Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”.
34
pengembangan UKM tidak hanya bisa dilaksanakan secara parsial melainkan
harus terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional dan dilaksanakan
secara berkesinambungan. Agar pengembangan UKM berkesinambunagn dan
terintegrasi maka perlu penataan kebijakan ekonomi, utamanya melakukan
evaluasi terhadap peraturan yang menghambat perkembangan UKM.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan UKM,
pelaku UKM tidak keberatan dengan adanya pajak dan retribusi. Hanya saja,
beban pajak dan retribusi juga diimbangi dengan adanya peningkatan pelayanan
dan pembinaan. Retribusi diartikan sebagai pungutan yang diimbangi dengan
kompensasi langsung berupa peningkatan pelayanan.
II.3.4. Perlindungan Hukum
Di dalam Undang-undang Republik Indonesia tentang PATENdan
MEREK Tahun 2001, khusus untuk merek diatur oleh Undang-undang Merek
Nomor 15 Tahun 2001 yang dimaksud “merek” adalah tanda yang berupa
gambar,nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasidari
unsur-unsur tersebut memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa”.
Perlindungan hukum bagi pemilik merek tidak hanya dapatdipandang dari
aspek hukum saja, tetapi perlu dipandang dari aspekekonomi dan sosial yang
terdapat dalam masyarakat. Dalam Undang-undang Merek Nomor 15 Tahun 2001
pasal 90 berbunyi; “Barang siapadengan sengaja dan tanpa hak menggunakan
untuk barangdan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan atau diperdagangkan,
dipidanadengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)”.
Berbicara tentang perlindungan hukum bagi UKM, maka ada dua aspek
yang akan muncul, yang pertama yaitu adanya jaminan bagi UKM terhadap
pemakaian label/merek dalam kaitannya dengan Hak Kekayaan Intelektual
(HaKI). Aspek lainnya yaitu mengenai jaminan keamanan yang akan mendukung
keberlangsungan sebuah kegiatan usaha tanpa adanya intervensi dan tindakan
representative baik oleh sipil maupun aparat kepolisian.
HaKI adalah sebuah langkah positif untuk menghargai kreativitas orang
lain. Perlakukan HaKI harus diimbangi dengan regulasi (peraturan) kebijakan
pemerintah untuk kemandirian UKM dalam kaitannya dengan label/merek baik
secara perseorangn maupun kolektif. Perlindungan hukum juga menyentuh pada
jaminan keamanan bagi pelaku UKM untuk melakukan kegiatan usahanya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemerintah dapat memberikan
jaminan keamanan yang bisa menciptakan iklim usaha yang sehat dengan tanpa
gangguan dan tekanan dari berbagai pihak.
II.3.5. Jaringan Usaha dan Akses Pasar
Keberhasilan sektor UKM berkopetensi secara sehat di pasar internasional
merupakan indikasi sektor UKM dalam negeri sudah memiliki daya saing
berdasarkan falsafah keunggulan komparatif (perbandingan) maupun keunggulan
hal mempromosikan produk UKM ke konsumen negara tujuan, kebijakan
permodalan yang berpihak pada UKM, dukungan kondusifitas usaha dan fasilitas
pembinaan teknis. Dinamika sehatnya UKM di dalam negeri akhirnya akan
mendapat imbas positif. Menurut Eti Wahyuni35
Fasilitas pameran yang diberikan pemerintah bagi UKMmemberikan
kesempatan impian terwujud. Pemerintah mengaku untuk membuka akses pasar, Langkah-langkah untuk
meningkatkan daya saing UKM diantaranya:
Pertama, menyusun skala prioritas jenis UKM yang potensial dikembangkan pada tiap daerah.
Kedua, memetakan pasar masing-masing jenis komoditas/produk yang akan dikembangkan. Pemetaan harus komprehensif (masuk akal), baik harga maupun volume, mulai dari pasar local, regional, nasional, hingga internasional.
Ketiga, pemerintah/pemda lembaga keuangan (bank atau non bank), asosiasi usaha, dan kelompok lainnya yang peduli terhadap pengembangan UKM perlu bekerja sama mengembangkan UKMpotensial itu. Kerjasama itu menyangkut peningkatan sumber daya manusia (SDM), manajemen, teknologi, permodalan, hingga pemasaran.
Keempat, advokasi dan promosi. Advokasi sangat diperlukan untuk melindungi UKM dari serbuan komoditas atau produk asing. Sementara promosi dilakukan utamanya untuk penetrasi ke pasar global.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah hal yang
penting. Disamping promosi yang dilakukan tidak hanya mengenalkan
komoditas/produk UKM ke pasar internasional melainkan bisa berupa insentif
pajak ekspor. Peningkatan akses UKM pada lembaga keuangan adalah langkah
strategis yang harus dilakukan.
II.3.6. Pameran
35
cara yang dilakukan adalah promosi. Semakin gencar dilakukan maka akses pasar
semakin terbuka lebar.
Sementara itu Kementerian UKM dan Koperasi melakukan pameran di
dalam dan luar negeri untuk membuka pasar sekaligus memberikan fasilitas
kepada UKM untuk memasarkan produknya. Tidak hanya dari Menkop, fasilitas
juga dilakukan oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki mitra binaan UKM. Setiap tahunnya
paling tidak para pengusaha mengikuti sekitar 55 pameran diluar negeri.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pameran juga harus
menyertakan UKM. UKM diberikan subsidi stand gratis termasuk konstruksi.
Sebagian biaya pengiriman barang juga disubsidi oleh BPEN. Namun untuk
perjalanan dan akomodasi ditanggung oleh pelaku usaha. Selain itu, pameran akan
dilakukan di dalam negeri dengan mengundang para pembeli asing (buyer).
II.4Usaha Kecil Menengah (UKM)
II.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
Usaha Kecil Menengah (UKM) didefenisikan dengan berbagai cara yang
berbeda, tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu perlu
dilakukan tinjauan khusus terhadap defenisi-defenisi tersebut agar diperoleh
pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran kuantitatif yang
sesuai dengan kemajuan ekonomi. Berbagai defenisi mengenai UKM adalah
Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) apabila dilihat dari jumlah
pekerjanya36
Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM), apabila dilihat berdasarkan
kepentingan lembaga dan modalnya,
, maka di setiap negara atau tingkat dunia memiliki berbagai defenisi
yang berbeda mengenai UKM. World Bank menyatakan bahwa UKM adalah
usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, Amerika menyatakan bahwa UKM
adalah jumlah tenaga kerja kurang dari 500 orang, Eropa menyatakan bahwa
UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang, Jepang menyatakan
bahwa UKM memiliki jumlah tenaga kerja 54-300 orang, Korea Selatan
menyatakan bahwa UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang.
Oleh karena itu, apabila dilihat dari jumlah pekerjanya maka dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan jumlah pekerja UKM, maka Usaha Kecil
Menengah (UKM) adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang.
37
36
Eti Wahyuni,dkk, 2005, Lilitan Masalah Usaha Mikro,Kecil,Menengah (UMKM) & Kontroversi Kebijakan, Medan : Bitra Indonesia, hal. 33
37
Hubeis, Musa. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia. Hal:20-22
maka di setiap lembaga memiliki berbagai
defenisi yang berbeda mengenai UKM. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa
UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa modal kurang
dari Rp 20 juta, untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5
juta, memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan dan omzet
tahunan ≤ Rp 1 miliar, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
menyatakan UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat brskala kecil dan bersifat
dan bangunan temapat usaha) dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU
UMKM/2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta-Rp 500 juta dan penjualan
bersih tahunan Rp 300 juta-Rp2,5 miliar, Departemen Keuangan menyatakan
bahwa UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per
tahun dan atau asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan,
Departemen kesehatan menyatakan bahwa UKM adalah perusahaan yang
memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merek
Dalam Negeri (MD), dan Merek Luar Negeri (ML).38
1. Kriteria Usaha Mikro, ada dua kriteria usaha ini yakni :
Oleh karena itu, apabila dilihat dari kepentingan lembaga dan modalnya
maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah
perusahaan atau industri yang memiliki modal kurang dari 20 juta yang berdiri
sendiri dan bersifat tradisional dan memiliki kekayaan bersih Rp.50 juta- Rp. 500
juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta-Rp2,5 miliar.
II.4.2. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menegah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, pada pasal 6 dijelaskan
kriteria-kriteria yang tpat mengenai UMKM:
a. memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
38
2. Kriteria Usaha Kecil . Kriteria usaha ini meliputi:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah. Ada dua kriteria Usaha Menengah, yaitu :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan berdasarakan Undang-Undang Nomor
20 tahun 2008 pada pasal 6, kriteria Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat
Tabel II.2
Kriteria Usaha Kecil Menegah
Kriteria Kekayaan Bersih Hasil Penjualan Tahunan
Mikro Rp. 50.000.000,00 Rp. 300.000.000,00
Kecil Rp. 50.000.000,00 Rp. 300.000.000,00 - Rp. 2.500.000.000,00
Menegah Rp. 500.000.000,00 – Rp. 10.000.000.000,00
Rp. 2.500.000.000,00 – Rp. 50.000.000.000,00
Sumber : Diolah dari UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa apabila kriteria usaha
semakin meningkat maka maka kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan pun
semakin meningkat. Pada kriteria usaha yang paling rendah, kekayaan bersihnya
sampai Rp. 50.000.000,00 dan hasil penjualan tahunannya Rp.300.000.000,00
sedangkan pada kriteria usaha yang paling tinggi, kekayaan bersihnya sampai Rp.
500.000.000,00 – Rp. 10.000.000.000,00 dan hasil penjualan tahunannya
Rp.2.500.000.000,00 – Rp. 50.000.000.000,00.
II.4.3. Jenis-jenis Usaha Kecil dan Menengah
Secara umum UKM bergerak dalam 2 (dua) bidang yaitu bidang
perindustrian dan bidang barang dan jasa. Menurut Keppres No.127 Tahun 2001,
adapun bidang/jenis usaha terbuka bagi usaha kecil dan menengah di bidang
1. Industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dan
proses pengasinan, penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan,
perebusan, penggorengan, dan fermentasi dengan cara-cara tradisional.
2. Industri penyempurnaan benang dari serat buatan menjadi benang
bermotif/celup, ikat dengan menggunakan alat yang digunakan oleh tangan.
3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran
yang memiliki ciri dikerjakan dengan ATB atau alat yang digerakkan tangan
termasuk batik, peci, kopiah, dsb.
4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan:
a. Bahan bangunan atau rumah tangga, bamboo, nipah, sirap, arap, sabut.
b. Bahan industri: getah-getahan, kulit kayu, sutra alam, gambir.
5. Industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau semi mekanik
untuk pertukangan dan pemotongan.
6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan
lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, dan pengolahan kecuali
cangkul dan sekop.
7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir, maupun tidak diglasir untuk
keperluan rumah tangga.
8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, kapal
dibawah 30 GT, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara
manual atau semi otomatis.
9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni
10.Perdagangan dengan skala kecil dan informasi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jenis Usaha Kecil Menengah
(UKM) yang dimaksud adalah industri makanan dan minuman olahan, serta
industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah.
II.4.4 Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah
(UKM) dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan
partisipasi aktif UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam
kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui
perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Sasaran dan pembinaan
usaha kecil adalah meningkatnya jumlah pengusaha menengah dan terwujudnya
usaha yang makin tangguh dan mandiri, sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat
berperan dalam perekonomian nasional, meningkatnya daya saing pengusaha
nasional di pasar dunia, serta seimbangnya persebaran investasi antar sector dan
antargolongan.
Pandangan umum bahwa UKM memiliki sifat dan jiwa entrepreneurship
(kewiraswastaan/kewirausahaan) adalah kurang tepat. Ada sekelompok UKM
yang memiliki sifat entrepreneurshiptetapi ada pula yang tidak menunjukkan sifat
tersebut. Dengan menggunakan kriteria entrepreneurship, maka kita dapat
membagi UKM dalam empat bagian yakni sebagai berikut:39
39
1. Livelihood Activities yaitu UKM yang masuk kategori ini pada umumnya bertujuan mencari kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Para pelaku di kelompok ini tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Kelompok ini disebut sebagai sektor informal dan jumlah UKM kategori ini sangat besar.
2. MicroEnterprise yaitu UKM lebih bersifat pengrajin dan tidak bersifat kewirausahaan. Jumlah UKM ini di Indonesia juga cukup besar.
3. Small Dynamic Enterprises yaitu UKM ini cukup memiliki jiwa kewirausahaan. Banyak pengusaha skala menengah dan besar yang tadinya berasal dari ketegori ini.. Jumlah kelompok UKM ini jauh lebih kecil dari jumlah UKM yang masuk kategori satu dan dua. Kelompok UKM ini sudah mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprises: ini adalah UKM asli yang mempunyai jiwa kewirausahaan. Kelompok ini akan menghasilkan pengusaha skala menengah dan besar.
Menurut Sartika, dkk,40
1. Kemitraan Usaha yaitu hubungan kerjasama usaha diantara berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar.
strategi pengembangan UKM adalah dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu:
2. Permodalan UKM yaitu memberikan dan menyediakan modal bagi pelaku UKM melalui bantuan keuangan, bantuan teknis, program penjaminan, bank dan lembaga keuangan mikro untuk usaha mikro kecil-menengah (UMKM).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan pengembangan Usaha Kecil Menengah
(UKM) yang dimaksud adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
khususnya yang menangani pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk
meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam proses pembangunan
nasional yang termuat dalam tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Koperasi seperti permodalan, perijinan, pajak dan retribusi, perlindungan
40
hukum, jaringan usaha dan akses pasar, pameran dan lain-lain yang berkaitan
dengan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM).
II.4 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial.41
1. Peranan adalah peranan dinas dalam menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukan serta berdasarkan tugas pokok dan fungsinya. Oleh
karena itu, peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranan Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi dalam melaksanakan fungsinya sesuai
dengan hak dan kewajibannya dalam mengembangkan Usaha Kecil Menengah
(UKM)
Tujuan adalah untuk memudahkan
pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang
diteliti.
Defenisi konsep bertujuan untuk menghindarkan interpretasi ganda atas
variable yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan-batasan yang
jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka defenisi konsep dalam
penelitian ini adalah:
2. Usaha Kecil Menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
berkisar 5-19 orang dengan modal kurang dari 20 juta yang berdiri sendiri dan
41
bersifat tradisional dan memiliki kekayaan bersih Rp.50 juta- Rp. 500 juta dan
penjualan bersih tahunan Rp 300 juta-Rp2,5 miliar.
3. Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah kebijakan – kebijakan
yang dibuat oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi untuk mewujudkan
Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tangguh dan mandirimisalnya pemberian
modal, perizinan, dan lain-lain sesuai dengan tugas dan fungsi pokok Dinas