• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili Palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa yunani Elaoin atau minyak sedangkan nama species guineensis berasal dari kata Guinea, yaitu tempat di mana seorang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman

kelapa sawit pertama kali di pantai Guinea. Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Tanaman Elaeis guineensis Jacq ini juga dikenal dengan nama: kelapa sawit (Melayu), kelapa sewu (Jawa) (Mora, dkk., 2013).

(2)

7

suhu ruangan yang disebabkan oleh kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Air dan serat halus menyebabkan minyak kelapa sawit mentah tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan pangan maupun non pangan (Basyar, 1999).

2.1.1 Limbah serat mesokarp kelapa sawit

Industri kelapa sawit menyebabkan permasalahan lingkungan antara lain adalah serat mesokarp, tempurung, tandan kosong kelapa sawit dan limbah cair (Mudjalipah, dkk., 2014). Serat mesokarp kelapa sawit menghasilkan serat sekitar 13%, biasanya dibakar sebagai bahan bakar untuk produksi di pabrik kelapa sawit dan juga dijadikan sebagai pakan ternak yang dapat digunakan sebagai kebutuhan energi dan protein (Elisabeth dan Ginting, 2003), karena limbah padat seperti serat mesokarp, tempurung dan tandan kosong mempunyai ciri khas yang komposisinya antara lain adalah selulosa dan komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin (Fauzi, dkk., 2014).

2.1.2 Minyak serat mesokarp kelapa sawit

Buah kelapa sawit menghasilkan minyak yang berasal dari daging buah (mesokarp) berwarna merah dan dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO). Minyak yang berasal dari mesokarp kelapa sawit

(3)

8 2.2 Penuaan Dini

Penuaan merupakan proses fisiologi yang tak terhindarkan yang pasti dialami oleh setiap manusia. Proses ini bersifat irreversibel yang meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit. Kulit merupakan salah satu jaringan yang secara langsung akan memperlihatkan proses penuaan (Putro, 1997). Penuaan bisa terjadi saat memasuki umur 20-30 tahun (Noormindhawati, 2013). Penuaan ini tidak dapat dihindari, namun dengan merawat kulit sebelum terjadi penuaan dapat memperlambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit (Rosi, 2012).

2.2.1 Penyebab penuaan dini

Faktor yang menyebabkan terjadinya penuaan dini terbagi 2, yaitu: a. Faktor internal

Pada umumnya disebabkan oleh gangguan dari dalam tubuh, misalnya sakit yang berkepanjangan, kurangnya asupan gizi, ras dan faktor genetik juga memegang peranan dalam terjadinya penuaan (Noormindhawati, 2013).

b. Faktor eksternal

(4)

9

Radikal bebas berupa hasil dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung saat bernafas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan, dan air yang terkontaminasi bahan-bahan kimia yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan kolagen. Radikal bebas adalah molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dan bersifat tidak stabil serta reaktif sehingga elektron ini selalu berusaha mencari pasangan sehingga mudah mengoksidasi senyawa lain (Noormindhawati, 2013). Radikal bebas akan mengubah enzim superoksida-dismutase (SOD) yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi sel. Dengan demikian, fungsi sel akan menurun dan rusak termasuk di dalamnya adalah kolagen (Putro, 1997).

Kelembaban udara yang rendah, musim dingin, udara pegunungan dan arus angin akan mempercepat penguapan air dari kulit, akibatnya kelembaban kulit juga menurun dan akhirnya kulit menjadi kering (Putro, 1997). Kelembaban udara yang rendah ini dapat mempercepat proses menua pada kulit (Jusuf, 2005).

(5)

10 2.2.2 Tanda-tanda penuaan dini

Tanda-tanda penuaan dini lebih sering terlihat pada kulit, terutama kulit wajah, yaitu kering dan tipis, muncul garis-garis atau kerutan halus pada kulit, muncul pigmentasi kulit (age spot), kulit terlihat tidak kencang, dan kusam serta tidak segar (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Menurut Prianto (2014), tanda-tanda awal proses penuaan, yaitu:

a. Adanya keriput pada kulit yang dapat terlihat dengan jelas tanpa ekspresi karena menipisnya lapisan kolagen dan elastin di dalam lapisan dermis kulit.

b. Terdapat garis-garis yang jelas dan masuk ke dalam kulit di ekspresi wajah akibat bertambahnya umur dan berkurangnya elastisitas kulit, garis ekspresi wajah akan tampak dengan jelas dan menjadi garis permanen sekaligus wajah tidak berekspresi.

Terlihat kulit yang berlebihan dan menggantung pada bagian sekitar mata, leher, dan tangan. Pada saat ini umumnya proses penuaan pada kulit sangat terlihat jelas karena tidak hanya keriput yang kita dapati tetapi proses kemunduran dari elastisitas kulit itu sendiri juga mempengaruhi.

2.3 Kulit

(6)

11 2.3.1 Fungsi kulit

Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik serta mekanik, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kimiawi, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus, gangguan panas atau dingin. Gangguan fisik serta mekanik dicegah oleh adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit atau mantel asam kulit dengan pH 4,5 - 6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007). Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin yang menyerap sekitar 5 - 10% dari sinar tersebut (Wasitaatmadja, 1997).

Melanin dibentuk dari asam amino tirosin dengan bantuan enzim oksidase tirosinase yang mengandung tembaga. Melanosit merupakan sel yang memproduksi melanosom dan tirosinase. Melanosit mengeluarkan melanosom yang merupakan organela berbentuk bulat panjang dan mengandung pigmen melanin. Melanin juga bertanggung jawab terhadap warna kulit (Putro, 1997). Paparan sinar matahari akan mengaktifkan melanosit dan meningkatkan produksi melanin, kemudian disebarkan ke lapisan atas epidermis melalui dendrit-dendrit pada melanosit. Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin yang menyerap sekitar 5 - 10% sinar tersebut (Wasitaatmadja, 1997).

(7)

12 2.3.2 Anatomi dan fisiologi kulit

Kulit terdiri dari tiga lapisan berturut-turut mulai dari yang paling luar adalah sebagai berikut:

a. Lapisan epidermis b. Lapisan dermis

c. Lapisan subkutan (hipodermis) (Martin, dkk., 2009).

Gambar 2.1 Penampang struktur kulit (Arisanty, 2013). 1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan pelindung terluar dari kulit sebagai penghalang untuk mencegah hilangnya air, elektrolit dan nutrisi dari dalam tubuh, serta membatasi masuknya zat-zat dari lingkungan ke dalam tubuh (Washington, et al., 2003).

Menurut Anderson (1996), lapisan epidermis tersusun dari 5 lapisan, yaitu: a. Lapisan tanduk (stratum korneum), stratum korneum merupakan lapisan

(8)

13

pokok terhadap kehilangan air. Apabila kandungan air pada lapisan ini berkurang, maka kulit akan menjadi kering dan bersisik.

b. Lapisan lusidum (stratum lusidum), lapisan ini tersusun dari beberapa lapisan transparan dan di bawahnya terdapat lapisan tanduk dan bertindak juga sebagai sawar, pada umumnya terdapat pada telapak tangan dan kaki. c. Lapisan granulosum (stratum granulosum), lapisan ini terdiri dari 2 sampai

3 lapisan sel dan terletak di atas lapisan stratum spinosum dan berfungsi untuk menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Lapisan ini mengandung granul keratohyalin yang menyebabkan sel berbentuk granul. d. Lapisan spinosum (stratum spinosum), lapisan spinosum merupakan lapisan

yang paling tebal dari epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin.

e. Lapisan basal (stratum basale), lapisan basal merupakan bagian yang paling dalam dari epidermis dan tempat pembentukan lapisan baru yang menyusun epidermis. Melanosit yang membentuk melanin untuk pigmentasi kulit terdapat dalam lapisan ini.

2. Dermis

(9)

14

rambut, ujung pembuluh darah, ujung saraf, serta serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).

3. Lapisan subkutan (hipodermis)

Lapisan ini terletak di bawah dermis dan mengandung sel-sel lemak yang dapat melindungi bagian dalam organ dari trauma mekanik dan juga sebagai pelindung tubuh terhadap udara dingin, serta sebagai pengaturan suhu tubuh (Prianto, 2014). Lapisan ini terdiri atas jaringan konektif, pembuluh darah, dan sel-sel penyimpanan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan struktur lain. Jumlah lemak dalam lapisan ini akan meningkat bila makan berlebihan, sebaliknya bila tubuh memerlukan energi atau kalori yang banyak maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya (Putro, 1997).

2.3.3 Jenis-jenis kulit

a. Kulit Normal: memiliki pH normal; kadar air dan kadar minyak seimbang; tekstur kulit kenyal, halus dan lembut; pori-pori kulit kecil. b. Kulit Berminyak: kadar minyak berlebihan, bahkan bisa mencapai 60%;

kulit wajah tampak mengkilap; memiliki pori-pori besar; cenderung mudah berjerawat.

c. Kulit Kering: kulit kasar dan kusam, mudah bersisik.

d. Kulit Kombinasi: merupakan kombonasi antara kulit wajah kering dan berminyak, pada area T cenderung berminyak, sedangkan area pipi berkulit kering.

(10)

15 2.4 Anti-aging

Anti berarti menahan atau melawan, sementara aging berarti umur/penuaan,

maka bila diartikan secara harfiahnya anti-aging adalah menahan atau melawan penuaan. Anti-aging adalah sebuah proses yang berguna untuk mencegah, memperlambat atau membalikkan efek penuaan agar dapat membantu siapa saja hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih bahagia (Fauzi dan Nurmalina, 2012). Penuaan dini dapat dicegah dengan cara menghindari radikal bebas, menggunakan tabir surya, mengonsumsi air putih, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, istirahat yang cukup dan menghindari stress (Noormindhawati, 2013).

Menurut Muliyawan dan Suriana (2013), produk anti-aging memiliki tujuan untuk membantu tubuh agar tetap sehat dan awet muda bahkan bisa terlihat jauh lebih mudah dari usia sesungguhnya. Produk ini digunakan untuk menghambat proses penuaan pada kulit (degeneratif), sehingga mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit.

Kosmetika anti-aging pada umumnya berupa bahan aktif yang mengandung antioksidan untuk melindungi kulit dari efek radikal bebas. Antioksidan adalah bahan kimia yang dapat memberikan sebutir elektron yang sangat diperlukan oleh radikal bebas agar tidak menjadi berbahaya (Putro, 1997). Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).

(11)

16

bahaya sinar matahari (Rohmatussolihat, 2009), serta meredam oksigen singlet serta pendeaktivasi radikal bebas (Panjaitan, dkk., 2008).

2.5 Sediaan Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Ditjen POM, 1979). Menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Ditjen POM, 1995). Krim dapat diformulasikan dalam 2 tipe yaitu tipe m/a emulsi minyak dalam air dan tipe a/m atau air dalam minyak. Kedua fase yang berbeda dalam krim distabilkan dengan penambahan surfaktan (Ansel, 1989). Krim tipe emulsi minyak dalam air lebih disukai konsumen karena tidak memberikan kesan lengket dan berminyak serta lebih mudah dibersihkan dibandingkan krim tipe emulsi air dalam minyak (Mishra, et al., 2014).

2.6 Skin Analyzer

Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk

mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasan pada skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan akurat (Aramo, 2012).

(12)

17

telah diatur sedemikian rupa pada alat tersebut. Ketika hasil pengukuran muncul dalam bentuk angka, maka secara bersamaan kriteria hasil pengukuran akan keluar dan dapat dimengerti dengan mudah oleh pengguna yang memeriksa ataupun pasien. Parameter hasil pengukuran skin analyzer dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer Pengukuran Parameter

Moisture (kadar air)

Dehidrasi Normal Hidrasi

0 – 29 30 – 50 51- 100

Kecil Besar Sangat besar

0 – 19 20 – 39 40 – 100

Spot (Noda)

Sedikit Beberapa noda Banyak noda

0 – 19 20 – 39 40 – 100

Wrinkle (Keriput)

Tidak berkeriput Berkeriput Banyak keriput

0 – 19 20 – 52 53 – 100

Gambar

Gambar 2.1 Penampang struktur kulit (Arisanty, 2013).
Tabel 2.1  Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer

Referensi

Dokumen terkait

YAYASAN JAYA RAYA GLOBAL JAYA INT SCHOOL SEKOLAH PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA.. EDUCATION

Tidak ketinggalan dalam dunia pendidikan, sebagian masyarakat di pedesaan pun sudah mempunyai kesadaran yang cukup tinggi akan pendidikan termasuk untuk anak-anak

Sebagai beasr manusia melakukan aktivitas pada lingkungan yang “normal”, yaitu pada suhu sedang pada dataran yang tidak terlalu jauh di atas permukaan laut.1 Dibandingkan

Borang Akreditasi Program Studi Magister Akuntansi FEB-UB – Standar 4 77 4.6.2 Jelaskan upaya yang telah dilakukan PS dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga

Solusi yang akan diterapkan dalam kegiatan ini adalah pembangunan unit pengelolaan air minum dengan menggunakan metode gabungan filtrasi-adsorpsi (saringan pasir lambat,

1) Sangat Penting , reponden menilai bahwa pernyataan yang ada adalah satu hal yang sangat krusial yang wajib dipenuhi pada Terminal Jombor, diberi bobot 4.

Pelakunyapun juga berkembang, semula yang dipandang dapat melakukan kejahatan hanyalah manusia (natural person), namun dengan adanya temuan dari ilmu hukum (normatif),

Jadi dapat disimpulkan bila formasi yang akan dilalui oleh bubur semen merupakan formasi yang porous dan permeable, maka perlu penambahan additive yang sesuai sebelum