• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Salah satu bentuk usaha pertambangan yang dinyatakan legal di Indonesia adalah pertambangan yang di lakukan masyarakat melalui pertambangan skala kecil (Small Scale Mining). Menurut Wiriousudarmo (1990), pertambangan skala kecil (PSK) diartikan sebagai operasi dan investor pertambangan dimana investor maupun, operatornya adalah rakyat kecil atau masyarakat secara bersama -sama (kolektif). Jadi, suatu operasi pertambangan yang secara fisik kecil, namun kalau di miliki oleh pengusaha besar maka pertambangan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai PSK.

Pembentukan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan mineral dan batubara adalah karena adanya kebutuhan masyarakat akan perlindungan hak-hak mereka di dalam pengelolaan mineral dan batubara. Karena dalam undang-undang Nomor 4 Tahun 2009, masyarakat, terutama penduduk setempat diberi ruang yang cukup untuk mengelola pertambangan mineral dan batubara. Masyarakat diberikan hak untuk mengajukan izin pertambangan rakyat (IPR) dan izin usaha pertambangan (IUP). Dengan adanya izin tersebut, mereka dapat melakukan kegiatan pertambangan dengan baik. Dan dengan adanya kegiatan ini, maka masyarakat tersebut menjadi sejahtera, lahir dan batin.

(2)

pengawasan. Akibatnya, penduduk setempat yang melakukan illegal mining banyak yang meninggal karena tertimbun longsor. Bahkan, dalam pelaksanaan illegal mining tersebut berlaku hukum rimba, artinya siapa yang kuat, maka dialah yang menguasai sumur-sumur tambang yang telah digali oleh orang lain. Apabila hal itu dibiarkan, maka akan menimbulkan persoalan dan kerugian yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah (Salim 2012: 47).

Kehadiran pertambangan emas di suatu daerah dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakatnya. Dampak positifnya adalah kehadiran pertambangan emas diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah lingkar tambang. Peningkatan ini akibat keberadaan pertambangan emas yang mampu mendorong dan menggerakkan sendi-sendi ekonomi masyarakat. Struktur sosial di dalam masyarakat juga akan mengalami perubahan, karena masyarakat sekitar pertambangan emas termotivasi untuk mampu menyesuaikan perubahan struktur sosial yang disebabkan banyaknya masyarakat pendatang yang berkerja sebagai penambang. Dampak negatif juga terjadi diberbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada perubahan struktur sosial, budaya, ekonomi masyarakat maupun pada kualitas lingkungan.

(3)

Gunong Ujen terletak di Desa Panggong Kec. Krueng Sabee, Kab. Aceh Jaya. Sebelum terjadinya tsunami di Aceh pada tahun 2004, kondisi perekonomian masyarakat Desa Panggong rata-rata menengah ke bawah dan jarang sekali yang menengah ke atas. Kebanyakan masyarakat Desa Panggong berkerja sebagai wirausaha, bertani dan sangat jarang yang berkerja di pemerintahan.

Desa Panggong adalah salah satu desa diantara 17 Desa yang ada dalam wilayah Kec. Krueng Sabee, Kab. Aceh Jaya. Terletak di sebelah Barat pusat pemerintahan. Masyarakat Desa Panggong memiliki banyak sektor usaha ekonomi misalnya, usaha warung kopi, jual beli sembako/kelontong, usaha peternakan, penjual ikan keliling (mugee), usaha menjahit, usaha kue basah/kering, pertukangan, lahan pertanian (sawah tadah hujan) dengan luas 500 Ha tanaman keras dan lain-lain. Dari banyaknya usaha ekonomi masyarakat yang paling banyak dijadikan sebagai mata pencarian adalah sebagai petani.

(4)

tetapi bagi yang tidak beruntung bisa mengalami kerugian yang sangat besar karena emas yang didapatkan tidak sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan.

Pada tahun 1990 masuklah orang asing mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama PT.KTR (Kuta Raja Rakyat). Sekitar tahun 1997 pengeboran dilakukan oleh PT.KTR dengan memperkerjakan penduduk setempat. Pada tahun 2000 bergejolaklah kembali konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintahan R.I yang menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak. Saat itu banyak masyarakat setempat bergabung dengan GAM termasuk Pimpinan daerah saat ini. Masyarakat yang berpihak kepada GAM tidak bebas beraktifitas untuk mencari nafkah, bahkan ada yang bersembunyi di hutan karena takut ditangkap oleh aparat keamanan. Hal tersebut membuat kondisi mencekam dan tidak kondusif sehingga PT.KTR tersebut berhenti beroperasi dan mundur. Konflik tersebut akhirnya berhenti setelah kedua belah pihak menandatangani nota kesepakatan damai di Helsinki, Swiss pada tahun 2005. Nota kesepakatan damai tersebut dikenal dengan nama MoU Helsinki.

Dalam mengelola pertambangan emas, masyarakat daerah sekitar dan masyarakat Aceh lainnya bekerja sama dengan masyarakat luar kota. Hal ini dikarenakan masyarakat lokal kurang berpengalaman dan tidak mengerti tentang cara mengelola pertambangan emas yang baik sehingga mereka membutuhkan bantuan dari masyarakat luar kota. Oleh sebab itulah penambang emas di Gunong Ujen tersebut tidak hanya berasal dari penduduk setempat namun juga berasal dari luar daerah seperti dari Bogor, Banten dan Bengkulu.

(5)

kesalahpahaman dan perbedaan pendapat di antara mereka, mereka tetap berusaha menahan emosi atau keegoisan dari diri masing-masing dan mencoba menyatukan pikiran. Walaupun sulit, semua itu tetap mereka lakukan untuk kelancaran dalam mengelola pertambangan emas agar mendapatkan hasil seperti yang diinginkan (informan awal).

Pembagian keuntungan dan pembayaran dilakukan dengan cara bagi hasil antara toke(pemberi dan pemilik modal) dan pekerja. Untuk toke mendapat sebesar 60% persen dan para pekerja mendapat 40% persen dari keuntungan hasil tambang. Beberapa tahun setelah di kelola secara pribadi oleh beberapa toke, sekarang pengambilan emas di wilayah tersebut di ambil alih dan di kelola oleh koperasi Gunong Ujen. Ini dilakukan untuk melegalkan/mensahkan usaha masyarakat setempat dalam mengelola tambang emas yang ada di wilayah mereka sesuai dengan UU No.11 tahun1967 tentang Pertambangan dan Qanun Provinsi Aceh tahun 2002 tentang Pertambangan Umum, Minyak Bumi dan Gas Pasal 3.

Sebenarnya pada tahun 2006 di desa ini pernah di didirikan koperasi yang bernama Komaksa yaitu koperasi masyarakat Krueng Sabee dengan jumlah anggota 32 orang, dalam bentuk simpan pinjam. Setiap anggota koperasi harus menyetor simpanan pokok sebesar 100 ribu simpanan wajib sebesar 20 ribu perbulan. Setiap peminjam akan memberikan jasa pinjaman kepada koperasi sebesar 1% dalam tempo pengembalian 1.5 tahun.

(6)

marah-marah”. Dan anggota yang tidak mau membayar pada akhir 2010 bertambah lagi sehingga SHU untuk 2010 tidak dapat dibagikan dan pada tahun 2011 anggota yang aktif hanya 7 orang sehingga pada awal tahun 2012 koperasi Komaksa di bubarkan dengan mengembalikan uang kepada anggota yang aktif.

Sedangkan koperasi yang mengelola pertambangan emas di gunong ujen didirikan pada tahun 2010 dan disahkan pada tahun 2011 oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah R.I Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Aceh Jaya. Jumlah koperasi yang mengelola pertambangan emas di Desa Panggong sebanyak 19 unit koperasi yang tersebar di dua Kecamatan yaitu di Kecamatan Krueng Sabee ada 11 unit koperasi dan di Kecamatan Pangga ada 9 unit koperasi. Dari 11 unit koperasi yang ada di kecamatan Krueng Sabee hanya 3 koperasi yang menjadi anggota dari koperasi pesahoe rakan yaitu koperasi Keude Krueng Sabee dengan jumlah anggotanya 50 orang, koperasi Kabong beranggota 45 orang dan koperasi Paya Semantok beranggotakan 48 orang. Jadi jumlah anggota koperasi pesahoe rakan sebanyak 143 orang.

(7)

diterima koperasi melalui kartu anggota dengan jumlah anggota 143 orang, tidak mungkin koperasi mampu membangun daerahnya, di karenakan dana untuk membangun semua itu bukan hanya diperoleh dari kartu anggota tetapi dari pengurus atau anggota yang mendapatkan rezeki yang banyak dari gunung emas juga menyumbangkan melalui koperasi pesahoe rakan ini untuk dijadikan sumber dana koperasi. Ini dilakukan karena koperasi pesahoe rakan belum ada bidang usaha seperti koperasi pada umumnya untuk memperoleh dana.

Dari pengalaman dua koperasi ini, kita melihat adanya pesan-pesan moral yang dapat di ambil untuk dijadikan sebagai pembelajaran bagi kita semua agar setiap kegiatan yang dilakukan dapat bermanfaat untuk semua pihak. Masyarakat sangat mengharapkan dengan adanya koperasi ini dapat terjadi pengembangan masyarakat kearah yang lebih baik, sekaligus dapat membangun daerahnya kearah yang lebih maju dan modern.

Sebagaimana kita ketahui bahwa moral itu merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban. Maka pesan moral pada koperasi komaksa adalah ajaran yang kurang baik dikarenakan para anggotanya tidak melaksanakan kewajibannya sebagai anggota koperasi yang baik, jujur, dan disiplin. Ini baru dilihat dari pihak anggotanya saja yang berdasarkan informasi dari seorang pengurus koperasi tersebut. Dan mungkin kekurangan kekurangan dari pihak penguruspun bisa terjadi kalau digali lagi dari informasi anggota yang masi aktif sampai koperasi di bubarkan.

(8)

gunung emas tersebut. Mereka mau menyumbangkan ke koperasi agar dana yang disumbangkan itu dapat membangun desa kearah yang lebih baik. Disamping pesan moral yang baik, yang kurang baik (buruk) pun bisa dilihat dimana koperasi pesahoe rakan belum ada bidang-bidang usahanya, sehingga SHU belum bisa diberikan kepada setiap anggota sampai akhir tahun 2013 yang lalu. Mudah-mudahan dengan adanya penelitian ini, koperasi pesahoe rakan sudah memiliki salah satu bidang usaha, sehingga dana yang diperoleh dapat dibagikan kepada para anggota pada setiap akhir tahun. Dan dapat membantu para anggota yang kurang beruntung dalam memperoleh hasil dari pertambangan emas tersebut.

Sebenarnya baik pengurus maupun anggota sangat diperlukan sikap jujur dan tidak mementingkan diri sendiri dalam setiap kegiatan sebagai contoh apabila mereka memilih salah satu bidang usaha misalnya konsumsi yaitu menyediakan kebutuhan pokok anggota maka pembukuannya harus jelas, karena semakin banyak anggota balanja di koperasi semakin besar jasa yang di dapat anggota tersebut. Demikian juga dengan bidang-bidang usaha lainnya sikap jujur dan iklas dalam berkerja sangat diperlukan. Kegiatan perekonomian rakyat ini (koperasi pesahoe rakan) salah satu potensi yang ada pada masyarakat desa Keude Krueng Sabee, usaha perekonomian lainnya yang ada pada masyarakat desa tersebut seperti, usaha perkebunan kelapa sawit, kelapa (copra), coklat, perbengkelan, perdagangan, nelayan, pertanian dan sebagai pemborong dalam perbaikan infrastruktur, rumah ibadah ( mesjid/mushola), sekolah yang di kerjakan oleh masyarakat desa itu sendiri.

(9)

inimemiliki luas area yang dikelola ± 1000 hektar yang sudah dibagikan kepada setiap koperasi yang ada di dua kecamatan yaitu di Kecamatan Krueng Sabee sebanyak 11 unit koperasi desa dan di Kecamatan Panga sebanyak 9 unit koperasi desa yang tunduk pada koperasi induk. Setiap koperasi desa mendapatkankan lahan seluas 25 Ha. Jadi luas area yang sudah di ekploitasi sebesar 475 Ha. Sisa area yang belum di ekploitasi atau area cadangan sebesar 525 Ha. Selain itu menurut keterangan masyarakat setempat, masih ada area lain yang berpotensi mengandung cadangan emas namun belum diketahui luas areanya karena belum di teliti.

Dalam kegiatan mengelola koperasi dibutuhkan potensi-potensi yang dapat digunakan sebagai kekuatan dan pendukung keberhasilan kegiatan tersebut. Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah, dimana keadaan tersebut dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan mamfaat bagi masyarakat dan daerah itu sendiri. Potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh sumber daya yang tersimpan dalam masyarakat dan lingkungannya yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup masyarakat dan pembangunan desa. Hal ini menunjukan bahwa sebuah desa sangat tergantung pada potensi sumber daya yang ada.

(10)

pemandangan alam yang indah. Sedangkan potensi sumber daya manusia adalah keseluruhan sumber daya yang berasal dari manusia itu sendiri seperti: pengetahuan, kemampuan, keahlian, kecakapan, prilaku, norma dan nilai, lembaga atau organisasi yang dibentuk, adat istiadat atau kondisi sosial-budayanya.

Desa Keude Krueng Sabee sendiri memiliki potensi sumber daya alam yang cukup baik seperti pertambangan emas, hasil ikan yang melimpah di laut, tanah yang subur dan hewan ternak. Dari sekian banyak potensi sumber daya alam yang ada di Desa Krueng Sabee, pertambangan emas merupakan salah satu potensi daerah yang sedang dikembangkan melalui pembentukan koperasi Pesahoe Rakan.

Berkembangnya potensi sumber daya alam dan koperasi tambang emas di daerah ini sangat di dukung oleh potensi sumber daya manusia termasuk peran manusia sebagai sumber tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, kemampuan, keahlian, kecakapan, keterampilan dan nilai-nilai moral. Lembaga-lembaga sosial yang ada dalam masyarakat dapat memberikan pembinaan dan arah bagi pengembangan koperasi Pesahoe Rakan dan perkembangan serta pelaksanaan pembangunan desa dalam meningkatkan taraf hidup warganya. Lembaga-lembaga sosial tersebut antara lain: lembaga sosial pemerintahan desa; tokoh masyarakat, Tuha Peut, lembaga pendidikan seperti; perpustakaan desa dan kelompok belajar, lembaga agama; Alim ulama, kelompok pengajian, lembaga kesehatan seperti; pukesmas , posyandu, lembaga keuangan seperti; koperasi dan bank.

(11)

pembangunan. Gotong royong ini merupakan suatu kebiasaan (culture lokal) dari dulu sampai sekarang yang menjadi salah satu ciri dari masyarakat desa ini, begitu juga desa-desa lain di aceh, yang di dorong oleh masyarakat desa itu sendiri seperti tokoh adat, cindikiawan alim ulama, dan pemuda. Masyarakat yang mudah menerima kedatangan masyarakat lain dan mampu bekerja sama (kooperatif) dengan pendatang baru serta kemampuan mengelola emosi juga sangat berperan penting dalam proses pengelolaan koperasi. Salah satu landasan pengambilan keputusan dalam koperasi adalah melalui proses musyarawarah. Sikap-sikap masyarakat yang disebutkan di atas sangat mendukung proses musyawarah tersebut.

Dengan jumlah penduduk yang seluruhnya beragama islam dan mempunyai kesamaan suku serta adat, kebiasaan yang disebut dengan homogenitas etnik juga diasumsikanmemudahkan pegembangkan dan pengelolalaan koperasi. Diharapkan hasil pertambangan emas tersebut selain dapat mensejahterakan masyarakat secara pribadi dapat juga digunakan untuk keperluan infrastruktur daerah serta membangun dan memperbaiki tempat ibadah dan pelayanan kesehatan.

(12)

pengetahuan (baik pengetahuan dalam mengelola koperasi, pengetahuan dalam mengelola pertambangan emas, dan mengelola kelembagaan yang ada), kemampuan, keahlian serta semangat kerja yang mereka miliki. Kurangnya pengetahuan, kemampuan, keahlian serta semangat kerja ini bisa mengakibatkan usaha mensejahterakan masyarakat kurang berhasil sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan hal-hal di atas peneliti ingin mengetahui apakah pengetahuan, kemampuan dan keahlian serta semangat kerja yang ada pada masyarakat desa tersebut sudah mampu untuk mendukung pengembangan koperasi petambangan Pesahoe Rakan ke arah yang lebih baik. Dari penjelasan yang dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai potensi-potensi yang ada pada masyarakat desa Keude Kreung Sabee dalam mengelola koperasi pertambangan emas Pesahoe Rakan.

1.2.Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah potensi yang ada pada masyarakat Desa Keude Krueng Sabe Kabupaten Aceh Jaya dapat mendukung pengembangan koperasi Pertambangan Pesaho Rakan ?

(13)

1.3.Tujuan Penelitian.

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa potensi yang dimiliki oleh masyarakat dalam mengelola koperasi pertambangan emas di Kecamatan Kreung Sabee.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi koperasi Pesaho Rakan terhadap perkembangan masyarakat di Desa Keude Krueng Sabee, Kab. Aceh Jaya..

1.4.Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat dari peneliti ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis.

1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu sosiologi seperti kajian perubahan dan sosiologi lingkungan.

2. Menambah hasil referensi hasil penelitian yang juga di jadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya, serta di harapkan dapat memberikan sumbang pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.

1.4.2. Manfaat praktis

1. Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai permasalahan yang di teliti dan kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah.

(14)

Pertambangan Emas terhadap Proses sosial masyarakat di Desa Keude Krueng Sabe Kecamatan Krueng Sabe Kabupaten Aceh Jaya. 1.5.Definisi Konsep.

1. Potensi Masyarakat

Merupakan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan pada suatu masyarakat. Potensi ini berupa pengetahuan masyarakat, prilaku, adat istiadat, kebiasaan, norma dan nilai, lembaga yang di bentuk (pemerintah/kepemimpinan, keagamaan, keuangan, dan organisasi lokal ). Dalam penelitian ini potensi sumber daya alam yang dimaksud adalah pertambangan emas dan potensi sumber daya manusia berupa lembaga-lemabga yang dibentuk pemerintah/kepemimpinan, organisasi sosial termasuk juga pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang dimiliki masyarakat Keude Krueng Sabae dalam mengegelola koperasi tersebut.

2. Koperasi

(15)

untuk pengembangan koperasi ke arah yang lebih bermamfaat bagi masyarakat maka kopersi perlu memiliki bidang-bidang usaha tersebut. 3. Proses sosial

Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu, sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Pola hubungan tersebut membentuk kemajuan sosial yang berjalan terus sehingga mempengaruhi interaksi pada masyarakat penambang emas tersebut. Bentuk proses sosial dalam masyarakat ada dua yaitu: asosiatif (penyatuan) dan disosiatif (perpecahan). Pada penelitian ini membahas bentuk proses sosial yang asosiatif.

4. Pengaruh

Pengaruh adalah dampak yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan yang di lakukan oleh para pengambil emas dan dampak koperasi terhadap pengembangan masyarakat di desa tersebut baik secara langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan suatu perubahan terhadap perilaku dan sikap orang atau kelompok. ..

5. Interaksi Sosial.

(16)

kelompok(pemilik modal dengan koperasi) dan antara kelompok dengan kelompok (koperasi dengan koperasi).

6. Nilai Sosial.

Nilai atau value adalah keinginan yang relatif permanen tampaknya mempunyai sifat-sifat baik seperti damai atau kehendak baik, bersusila. Dalam kebudayaan, nilai adalah wujud idiil budaya (unsur budaya adalah nilai, norma, hukum dan peraturan). Nilai yang berkaitan dengan koperasi pertambangan pesahoe rakan yaitu nilai, norma, hukum dan peraturan dalam mengambil batu emas digunung emas, dimana didalam menengambil batu emas ada nilai, norma, hukum dan peraturan yang tidak boleh dilanggar oleh para penambang.

7. Pertambangan Emas di Desa Panggong

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.4 Rancangan halaman info dan biaya sms Home Syarat/daftar Info&biaya sms Daftar harga FAQ Live Chat On line Contact Banner Informasi Logo Operator Disclaimer

Kemampuan Rutin (IKR) merupakan suatu ukuran yang menggambarkan sejauh mana kemampuan keuangan pada potensi suatu pemerintah daerah dalam rangka membiayai belanja

Tentunya alat ini akan sangat membantu bagi para pengusaha maupun petani dalam pengolahan daun cengkeh menjadi minyak atsiri, pengolahan yang dilakukan tidak lagi

Atresia bilier terjadi karena proses inflamasi berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan progresif pada duktus bilier ekstrahepatik sehingga menyebabkan hambatan

[r]

Penelitian ini mengajukan permasalahan berkaitan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mendorong pengelolaan RTH Maron, apa saja hal yang dilakukan

Sedangkan untuk besar nilai efisiensi saluran distribusi jaringan tegangan rendah yang memiliki nilai efisiensi rata-rata terbesar pada saat kapasitas sistem

Pemberian ekstrak daun kelor 800 mg/kg bb pada mencit yang telah dipapar metilmerkuri merupakan dosis yang paling baik dalam melindungi nekrosis