• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIMPUNAN RELASI FUNGSI DAN GRAFIK Copy (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HIMPUNAN RELASI FUNGSI DAN GRAFIK Copy (2)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

HIMPUNAN,

RELASI, FUNGSI

DAN GRAFIK

Bima Dicky ad 21060113060030 Nina Ayuningtyas 21060115060034

(2)

Apa itu himpunan?

segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan

(3)

Subbab

A. Notasi Himpunan

B. Himpunan Kosong

C. Relasi Antarhimpunan

D. Kelas

E. Kardinalitas

F. Fungsi Karakteristik

G. Representasi Biner

(4)

A. NOTASI HIMPUNAN

Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf

besar, misalnya SA, atauB, sementara anggota himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (acz)

(5)

Nama Notasi Contoh

Himpunan Huruf besar S

Anggota himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf) a

(6)
(7)

Simbol Arti

 {} atau Ø Himpunan kosong

 Operasi gabungan dua himpunan

 Operasi irisan dua himpunan

,,, Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati

Komplemen

(8)

Himpunan dapat didefinisikan

menjadi 2 yaitu

1.

ENUMERASI

(9)

1. ENUMERASI

Yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika

terlampaui bayak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan ellipsis (…)

Contoh:

B = {apel,jeruk,manga,pisang} A = {a,b,c,…,y,z}

(10)

2. PEMBANGUN HIMPUNAN

Notasi ini tidak dengan cara mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut

Notas pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradox, contohnya seperti himpunan A={x|xA} yang

(11)

B. HIMPUNAN KOSONG

Himpunan kosong yaitu himpunan yang tidak memiliki anggota apapun

(12)

C. RELASI ANTARHIMPUNAN

a)

HIMPUNAN BAGIAN

b)

SUPERHIMPUNAN

c)

KESAMAAN 2 HIMPUNAN

(13)

a) HIMPUNAN BAGIAN

• Dalam suatu himpunan, missal A = {apel,jeruk,manga,pisang}, dapat dibuat himpunan-himpunan lain yang anggotanya diambil dari himpunan itu sendiri

• Beberapa himpunan seperti {apel,jeruk} ; {jeruk,pisang} ;

{apel,mangga,pisang} merupakan himpunan bagian dari A, karena memiliki sifat umum yaitu setiap anggota himpunan diatas merupakan anggota himpunan A.

• Dari hal itu kemudian dapat dirumuskan “B adalah himpunan bagian dari A jika setiap anggota B juga terdapat dalam A”

(14)

Untuk sembarang himpunan A = Ø  A (mencakup

kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah A sendiri)

Himpunan bagian sejati dari A menunjuk pada

(15)

b) SUPERHIMPUNAN

(16)

c) KESAMAAN 2 HIMPUNAN

Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap

anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A.

atau

(17)

d) HIMPUNAN KUASA

Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan yang terdiri dari seluruh

himpunan bagian dari A. Notasinya adalah

(18)

D. KELAS

Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan tersebut terdiri dari himpunan-himpunan.

Himpunan A = {{a,b}, {c,d,e,f}, {a,c}, {,}} adalah sebuah keluarga himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan kuasanya

adalah sebuah keluarga himpunan

(19)

E. KARDINALITAS

Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti

sebagai ukuran banyaknya anggota yang dikandung oleh himpunan tersebut

Contoh : Banyaknya anggota himpunan {apel, jeruk,

manga, pisang} adalah 4. Himpunan {p,q,r,s} anggota nya sejumlah 4. Jadi kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang tinggi

Kardinalitas terbagi menjadi 4 yaitu himpunan

(20)

HIMPUNAN DENUMERABEL

Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut 

denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas

Himpunan semua bilangan genap positif merupakan

(21)

HIMPUNAN BERHINGGA

Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas , maka himpunan tersebut adalah

(22)

HIMPUNAN TERCACAH &

HIMPUNAN NON DENUMERABEL

• Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel.

• HIMPUNAN NON DENUMERABEL Himpunan yang tidak

tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal.

(23)

lanjutan

Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas karena terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh

(24)

F. FUNGSI KARAKTERISTIK

Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah anggota terdapat dalam sebuah himpunan atau tidak

Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa dengan himpunan dari semua fungsi karakteristik

dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat menuliskan himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan 1, yang

(25)

G. REPRESENTASI BINER

• Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S,

maka setiap himpunan bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner

• Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-masing anggota S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa anggota tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa anggota tersebut tidak ada

(26)

• Maka akan menjadi :

• Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi himpunan, seperti union (gabungan), 

interseksi (irisan), dan komplemen(pelengkap), karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya.

(27)

H. OPERASI DASAR HIMPUNAN

(28)

GABUNGAN

• Dua himpunan atau lebih yang digabungkan bersama-sama. Operasi gabungan {{nowrap| 1=A ∪ B setara dengan A or B, dan anggota himpunannya adalah semua anggota yang termasuk himpunan A ataupun B.

• Beberapa sifat dasar gabungan:

A ∪ B = B ∪ A.

himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota yang dimiliki bersama

antara dua atau lebih himpunan yang terhubung. Jika A ∩ B = , ∅

maka A dan B dapat

dikatakan disjoint (terpisah).

• Beberapa sifat dasar irisan:

(29)

3.

KOMPLEMEN

(30)

Prinsip Dualitas pada Himpunan

Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti , , dan komplemen. Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti

  ,   ,   U, U  ,

(31)

KOMPLEMEN

• Operasi pelengkap A^C setara

dengan not A atau A'. Operasi komplemen merupakan operasi yang anggotanya terdiri dari anggota di luar himpunan tersebut.

• Beberapa sifat dasar komplemen: • A \ B ≠ B \ A untuk A ≠ B.

• Ekstensi dari komplemen adalah diferensi

simetris (pengurangan himpunan), jika diterapkan untuk

himpunan A dan B atau A - Bmenghasilkan

HASIL KALI KARTESIAN

• Hasil Kali Kartesian atau perkalian himpunan merupakan operasi yang menggabungkan anggota suatu

himpunan dengan himpunan lainnya. Perkalian himpunan

antara A dan B didefinisikan

dengan A × B. Anggota himpunan | 

A × B | adalah pasangan terurut (a,b) dimana a adalah anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B.

• Beberapa sifat dasar himpunan perkalian:

A × = .∅ ∅

A × (B ∪ C) = (A × B) ∪ (A × C).

• (A ∪ B) × C = (A × C) ∪ (B × C).

(32)

RELASI

Relasi adalah aturan yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan yang lainnya. Relasi himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan anggota-anggota  A dengan anggota-anggota B.

Jika terdapat himpunan A dan himpunan B (A bisa sama dengan B), maka relasi R dari A ke B adalah subhimpunan

(33)

RELASI DAN FUNGSI

PROPOSISI

• Sebuah relasi dapat dikaitkan dengan sebuah fungsi proposisi atau 

kalimat terbuka yang himpunan penyelesaiannya tidak lain adalah relasi tersebut.

• Sebagai contoh, pandang himpunan B = { apel, jeruk, mangga, pisang } dengan himpunan W = { hijau, kuning, orange}. Suatu relasi R dari A ke B didefinisikan sebagai R = {(apel, hijau), (jeruk, orange), (mangga, hijau), (pisang, kuning)}. Terdapat fungsi

proposisi w(x, y) = "x berwarna y", yang himpunan penyelesaiannya adalah {(apel, hijau), (jeruk, orange), (mangga, hijau), (pisang,

(34)

Contoh

A = {2,3,4,5,6} B = {1,2,3,4,5,6}

Relasi : “adalah faktor dari“

(35)

b. Dengan Diagram Pasangan Berurutan

R = {(2,2), (2,4), (2,6), (3,3), (3,6), (4,4), (5,5), (6,6)}

Dengan menggunakan penyajian relasi di atas, maka relasi R dari himpunan A ke himpunan B dapat kita definisikan sebagai himpunan pasangan (a,b) pada AxB, di mana a C A dan b C B salah satu dari kalimat berikut:

(1)

“a berelasi dengan b” ditulis a Rb atau R(a,b)

(36)

1.

Relasi Sebagai Himpunan Dari Pasangan-Pasangan Terurut

Misalkan R* sebarang subhimpunan dari A x B dimana suatu relasi R

= (A,B, P (x, y)) dimana P (x, y) berbunyi : “Pasangan terurut (x, y) termasuk dalam R*”. Suatu Relasi R dari A ke B adalah subhimpunan

dari A x B.

2.Relasi Invers

Setiap relasi R dari A ke B mempunyai suatu relasi invers R-1 dari B

(37)

Relasi A×A

• Sebuah relasi A×A, yaitu relasi dari himpunan A kepada A sendiri, dapat memiliki sifat-sifat berikut:

1. Refleksif

2. Irefleksif

3. Simetrik

4. Anti-simetrik

5. Transitif

(38)

3.Relasi Refleksif

Misalkan    R= P(x,y) suatu relasi dalam sebuah himpunan A, yaitu misalkan R sebuah subhimpunan dari A x A. Maka R disebut suatu relasi refleksif jika, untuk setiap a Î A, (a, a) Î R

Sebuah relasi R dalam A disebut memiliki sifat refleksif, jika setiap elemen A berhubungan dengan dirinya.

(39)

4. Relasi Irefleksif

Relasi R dalam A disebut memiliki sifat irefleksif, jika setiap elemen A tidak berhubungan dengan dirinya sendiri.

Contoh relasi irefleksif adalah relasi “x mampu mencukur rambut y dengan rapi sempurna.”, dengan x dan y adalah setiap pemotong rambut. Diandaikan bahwa setiap orang hanya dapat mencukur rambut orang lain dengan rapi

sempurna, maka relasi ini adalah irefleksif, karena tidak ada seorang tukang cukur a yang mampu mencukur

rambutnya sendiri.

(40)

5.Relasi Simetris

Relasi R dalam A disebut memiliki sifat simetrik, jika

setiap pasangan anggota A berhubungan satu sama lain. Dengan kata lain, jika a terhubung dengan b, maka b juga terhubung dengan a. Jadi terdapat hubungan timbal balik.

(41)

6. Relasi Anti -Semetris

Suatu relasi R adalah dalam sebuah himpunan A, yaitu sebuah subhimpunan dari A x A, disebut suatu relasi antisimetris jika : (a, b) Î R dan (b, a) Î R maka berarti a = b, jika a ¹ b maka mungkin a berhubungan dengan b dan mungkin b, berhubungan dengan a, tetapi tidak pernah kedua-duanya.

Misalkan D menyatakan garis diagonal dari A x A, yaitu himpunan dari semua pasangan terurut (a, a) Î A x A. Maka suatu relasi R dalam A adalah anti simetris jika dan hanya jika

(42)

Dalam kebanyakan literatur biasanya ditulis sebagai

kontraposisinya seperti di bawah ini. Keuntungan bentuk ini adalah tidak mengandung negasi, dan hanya

(43)

7. Relasi Transitif

Sebuah relasi disebut transitif jika memiliki sifat, jika a berhubungan dengan b, dan b berhubungan dengan c, maka a berhubungan dengan c secara langsung.

(44)

8. Relasi Ekuivalen

Suatu Relasi R dalam himpunan A adalah suatu relasi ekuivalen jika 1)      R adalah refleksif, yaitu untuk setiap a Î A, (a, a) Î R

2)      R adalah simetris, yaitu jika (a, b) Î R maka (b, a) Î R

(45)

9. Ranah Dan Jangkau Dari Suatu Fungsi

Misalkan R suatu relasi dari A ke B, yaitu misalkan R subhimpunan dari A x B. Ranah (dominan) D dari relasi R adalah himpunan dari semua elemen pertama dalam pasangan-pasangan terurut yang termasuk R yaitu :

D = {(a½a Î A, (a, b) Î R}

Jangkau (range) E dari relasi R terdiri atas semua elemen kedua yang muncul dalam pasangan-pasangan terurut dalam R, yaitu

E = {b | b Î B, (a, b) Î R}

Jadi ranah suatu relasi dari A ke B adalah subhimpunan dari A dan jangkaunya adalah subhimpunan dari B.

Contoh : Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, B = {a, b, c}, dan R = {(2, a), (4, a), (4, c)}

(46)
(47)

Relasi fungsional atau sering disingkat fungsi sering juga disebut dengan istilah pemetaan (mapping) yang didefinisikan sebagai berikut.

Definisi:

(48)

Grafik contoh sebuah fungsi,

(49)

Contoh 1.

Gambar di atas adalah fugsi karena terdapat relasi (yang melibatkan dua himpunan yakni A dan B) dan dan pemasangan setiap elemen A adalah secara tunggal.

Contoh 2.

Gambar di atas bukan merupakan fungsi karena ada elemen A yang dipasangkan tidak secara tunggal dengan elemen pada B

(50)

Sifat Fungsi

1.Injektif (satu-satu)

Misalkan fungsi f menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-satu, apabila setiap dua elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen yang berbeda di B.

(51)

2. Surjektif (onto)

Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil f(A) dari fungsi f adalah himpunan bagian dari B.

(52)

3. Bijektif (korespondensi satu-satu)

(53)

Jenis-jenis Fungsi 1. Fungsi Konstan

(54)

2. Fungsi Identitas

(55)

3. Fungsi Linear

(56)

4. Fungsi Kuadrat

Fungsi f: R -> R yang ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c dengan a, b, c C R dan a tidak sama dengan 0 disebut fungsi kuadrat.

5. Fungsi Rasional

(57)

DOMAIN DAN KODOMAIN

Pada diagram di samping, X merupakan domain dari fungsi f, Y merupakan

kodomain

Domain adalah daerah asal, kodomain adalah

(58)

GRAFIK

Fungsi kuadrat (quadratic function) adalah fungsi

polinomial yang berderajat dua. Bentuk umum dari fungsi kuadrat adalah f(x) = ax2 + bx + ca ≠ 0. Fungsi kuadrat

(59)
(60)

fungsi kuadrat yang memotong sumbu-x minimal di satu titik, misalkan di titik-titik (x1, 0) dan (x2, 0). Sehingga didapatkan f(x1) = f(x2) = 0. Apabila fungsi kuadrat yang memotong sumbu-x di dua titik tersebut melalui titik

(61)

Gambar

Grafik contoh sebuah fungsi,
Gambar di atas adalah fugsi karena terdapat relasi (yang melibatkan dua

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari diadakannya Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran Jurisprudensial Pada Guru Di KB TK Surya Marta

Dengan demikian, unsur dan suasana yang membawa kepada persaingan yang menindas adalah diharamkan oleh Islam seperti monopoli dalam kegiatan produksi dan

Dipilihnya metode TOPSIS (Technique Order Preference by Similarity to Ideal Solution) didasarkan karena metode ini sangat sesuai untuk menyelesaikan permasalahan

5.1 Pelaksanaan program Desa Maju Inhil Jaya Plus teritegrasi di Desa Danau Pulai Indah dan Desa Karya Tani mencakup 4 (empat) bidang kegiatan, yaitu kegiatan penyelenggaraan

Menimbang, bahwa Tergugat/Pembanding keberatan bahwa anak-anak ditetapkan di bawah asuhan Penggugat/Terbanding karena kelakuan Penggugat/Terbanding tidak bisa mendidik,

Di pokok perkara, kami memohon seperti kami tadi sampaikan di poin 3-nya di sini, kami mohon kepada Yang Mulia agar mengadili dan memutuskan, mengabulkan permohonan Pemohon

Secara umum dapat disimpulkan bahwa jika mengacu pada kerangkateori pengembangan wisata syariah dengan empat fokus pengembangan usaha yaitu: perhotelan, restoran,

Nilai MSE dari penaksir rasio regresi linear yang diperolehdengan menggunakan dua karakter tambahan untuk rata-rata populasi yang diajukan pada sampling acak