• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Jalur Pejalan Kaki Di Jalan Gatot Subroto Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Jalur Pejalan Kaki Di Jalan Gatot Subroto Medan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk keberhasilan pembangunan sebuah ruang kota adalah tersedianya

sarana dan prasarana berupa jalur yang baik bagi pejalan kaki di kawasan tersebut. Selain

berperan dalam menunjang kelancaran kegiatan sosial dan ekonomi, jalur bagi pejalan kaki

juga dapat mempercepat kehidupan ruang kota.

Pemerintah Kota Medan memiliki target untuk mewujudkan ruang yang aman,

nyaman produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai

daerah tujuan investasi. Kota Medan telah berkembang dengan pesat dalam pengertian

intensitas aktivitas sosial-ekonomi dan luas wilayah perkotaannya seiring dengan kemajuan

ekonomi yang telah terjadi. Kecenderungan saat ini memperlihatkan bahwa tahun-tahun

yang akan datang perkembangan serupa akan terus terjadi. Pola aktivitas masyarakat

berubah baik dalam jenis maupun kuantitasnya. Peningkatan jumlah pergerakan yang

terjadi yang ditimbulkan oleh berkembangnya aktivitas masyarakat perkotaan menuntut

penambahan sarana dan prasarana jalur pejalan kaki.

Dinamika kehidupan kota dan vitalitas kota terlihat dari adanya aktifitas pejalan

kaki di ruang kota. Berjalan kaki merupakan bagian dari sistem transportasi atau sistem

penghubung kota (linkage system) yang cukup penting. Karena dengan berjalan kaki setiap

(2)

bermotor. Menurut Sirvani (1985), jalur pejalan kaki merupakan elemen penting dalam

perancangan kota. Ruang pejalan kaki dalam konteks kota dapat berperan untuk

menciptakan lingkungan manusiawi.

Pejalan kaki adalah orang yang bergerak dalam satu ruang dengan berjalan kaki.

Semua orang adalah pejalan kaki, bahkan pengendara kendaraan bermotor pun termasuk

pejalan kaki untuk dapat berpindah dari kendaraan lainnya, untuk menuju ke tempat lain

atau sebaliknya. Lang (1994) mengatakan bahwa jalur pejalan kaki mempunyai kaitan

antara asal dan tujuan pergerakan orang. Adanya hubungan antara fungsi jalur pejalan kaki

dengan fungsi lainnya. Pada umumnya perilaku yang terjadi terhadap pejalan kaki dalam

suatu ruang publik antar lain bergerak dari satu tempat menuju ke tempat lain, berinteraksi

sosial, dan lain-lain.

Selain itu pejalan kaki juga merupakan salah satu bentuk lalu lintas dalam sistem

transportasi yang sangat dominan di daerah perkotaan dan melibatkan banyak kegiatan dan

akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Dewar, 1999). Jalur pejalan kaki di

perkotaan merupakan bagian ruang kota dalam perancangannya mengutamakan

kepentingan pejalan kaki untuk melakukan aktivitasnya dan seperti diketahui, kita sangat

sering berjalan kaki walau tidak disadari itu merupakan suatu aktivitas kegiatan sehari-hari.

Kawasan Jalan Gatot Subroto Medan merupakan kawasan komersial yang menjadi

bagian dari area CBD di Kota Medan. Pada Kawasan Jalan Gatot Subroto Medan ini, setiap

orang yang akan menuju ke pusat kota dapat melintasi Jalan Gatot Subroto Medan. Jalur

jalan ini cukup strategis karena dapat dicapai oleh segala lapisan masyarakat dari berbagai

(3)

pesat, diawali dengan jalan satu arah yang diterapkan saat ini dibeberapa penggalan ruas

jalannya, saat ini sudah dihiasi dengan berbagai macam lampu sebagai daya tarik.

Strategisnya lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan tradisional maupun pusat

perbelajaan modern dengan pusat aktivitas komersil dan kegiatan campuran mengundang

pelaku aktivitas lainnya untuk menjadikan area sebagai kawasan komersil. Hal ini menjadi

daya tarik masyarakat untuk sekedar melewati atau berkunjung di kawasan ini.

Kawasan ini dikunjungi oleh berbagai macam lapisan masyarakat dan berbagai

tujuan di dalam berbagai waktu sehingga mampu menghidupkan kawasan sepanjang hari.

Perkembangan ini tidak dibarengi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

Hal ini ditandai dengan meluapnya parkir di tepi jalan. Pengguna ruang publik tersebut

menempati sebagian badan jalan sebagai tempat parkir kendaraan, berjualan pedagang kaki

lima, pemberhentian angkutan kota atau pengguna jalan yang sekedar menghabiskan waktu

di kawasan ini. Jalur pedestrian Jalan Gatot Subroto Medan selain digunakan sebagai

wadah sirkulasi pejalan kaki juga digunakan sebagai peletakan street furniture, tempat

pedagang kaki lima berjualan dan parkir kendaraan bermotor. Sebagian besar kegiatan

pedagang kaki lima ini berlangsung dari mulai sore hingga larut malam.

Pada jalur Jalan Gatot Subroto Medan terdapat kecenderungan pejalan kaki tidak

menggunakan jalur pedestrian sebagai sarana sirkulasi dan lebih memilih berjalan di badan

jalan dan di atas ruas jalan raya. Adanya berbagai macam masalah tersebut menyebabkan

aktivitas yang ada tidak berjalan sebagaimana mestinya. Berbagai masalah yang ada terkait

dengan pejalan kaki menimbulkan beberapa pertanyaan. Apakah jalur pedestrian telah

(4)

beraktifitas di dalamnya? Apakah kondisi tersebut mempengaruhi perilaku pejalan kaki

dalam menggunakan jalur pedestrian untuk sirkulasi?

Kawasan ini berpotensi untuk terus berkembang, tetapi perkembangan tersebut

dapat berdampak negatif terhadap berjalannya fungsi jalur pedestrian sebagai wadah

aktivitas pejalan kaki dapat berjalan dengan baik. Hal ini penting untuk menjaga agar jalur

pedestrian dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap kegiatan sehari-hari

masyarakat Kota Medan. Beranjak dari berbagai pertanyaan tersebut maka penting

dilakukan penelitian tentang fungsi jalur pedestrian pada kawasan Jalan Gatot Subroto

Medan ditinjau dari aspek kenyamanan penggunanya. Dapat dilihat secara fisik bahwa

sepanjang Jalan Gatot Subroto banyak kendaraan roda empat dan roda dua yang seenaknya

parkir di daerah jalur pejalan kaki, bahkan sama sekali tidak menyisakan ruang perlintasan

bagi pejalan kaki.

Perencanaan jalur pedestrian harus mencakup berbagai aspek dan menjawab

tantangan di atas. Untuk itu diperlukan penelitian yang mengkaji rasa nyaman bagi

pengguna jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan khususnya dalam aspek

kenyamanan berdasarkan persepsi masyarakat yang menggunakan fasilitas tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Dari paparan mengenai latar belakang masalah di atas, jalur Jalan Gatot Subroto

memiliki posisi ekonomis yang cukup tinggi dan signifikan di Kota Medan akan tetapi

terdapat banyak hal yang mengganggu kwalitasnya. Fenomena yang terjadi saat ini adalah

(5)

kota pada jalur pedestrian yang cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari kondisi arus lalu

lintas yang cukup padat di sepanjang jalur Jalan Gatot Subroto Medan berakibat pada

kemacetan jalan dan sirkulasi lalu lintas yang kurang baik.

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah ruang pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto sudah memenuhi kebutuhan

dasar penggunanya?

2. Bagaimanakah persepsi pejalan kaki terhadap jalur pedestrian di Jalan Gatot

Subroto ditinjau dari jarak tempuh?

3. Bagaimanakah fasilitas pada jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto dapat

memenuhi aspek kecepatan dalam berjalan kaki?

4. Apakah fasilitas yang ada di jalur pejalan kaki memenuhi aspek keamanan dan

kenyamanan bagi penggunanya?

5. Bagaimanakah persepsi pejalan kaki mengenai faktor-faktor pendukung yang

harus dipenuhi untuk jalur pedestrian di Jalan Gatot Subroto Medan?

1.3 Landasan Teori

Dalam perancangan fasilitas pejalan kaki, perlu diketahui bahwa kebutuhan pejalan

kaki yang harus dipenuhi cukup bervariasi sehingga perancangan yang dilakukan juga

harus fleksibel untuk mengakomodir perbedaan kebutuhan pengguna jalur pejalan kaki

tersebut. Standar perencanaan fasilitas pejalan kaki terkadang harus dapat diaplikasikan

untuk memenuhi kebutuhan rata-rata dari populasi pengguna fasilitas tersebut, contohnya

(6)

orang-orang yang lebih tua memiliki kelemahan tertentu, dimana mereka berjalan dengan

kecepatan di bawah 3,2 km/jam.

Harris dan Dines (1988) mengartikan bila kelengkapan dan perlengkapan jalan

(street furniture) secara kolektif sebagai elemen-elemen yang ditempatkan dalam sebuah

streetscape untuk kenyamanan, kesenangan informasi, kontrol sirkulasi dan perlindungan

bagi penggunan jalan. Elemen-elemen ini harus merefleksikan karakter lingkungan

setempat dan menyatu dengan karakter kawasan tempatnya berada.

Pada umumnya pejalan kaki berjalan dari tempat parkir atau pemberhentian umum

yang tidak terlalu jauh. Tujuan orang berjalan kaki biasanya dikaitkan dengan asal dan

tujuan perjalanan. Sejumlah perjalanan ditarik oleh aktifitas berdasarkan tipe dan skala

kegiatan yang di kawasan tersebut. Pertokoan yang ada pada suatu kawasan biasanya akan

menarik lebih banyak pejalan kaki untuk berada di sana.

Menurut Rubenstein (1992), pola penataan sirkulasi dapat mempengaruhi atau

mengkondisikan pejalan kaki untuk melakukan pergerakan atau aktifitas di suatu tempat.

Peletakan parkir dan pemberhentian angkutan umum akan berpengaruh pada fasilitas parkir

yang tersedia sehingga dapat menjadi salah satu generator aktivitas pada kawasan tersebut.

Hamid Shirvani (1985) menjelaskan bahwa kegiatan berbelanja, makan, menonton,

bersantai, pergi, kembali dari bekerja merupakan ciri utama dari suatu kota yang makmur,

sedangkan adanya aktifitas pendukung akan menempatkan poros-poros aktifitas utama dan

kemudian menghubungkannya satu sama lain dengan sebuah jalur pejalan kaki yang aman

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penulisan tesis ini bertujuan untuk:

1. Mengkaji persepsi pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto berdasarkan aspek

kebutuhan dasar penggunanya.

2. Mengkaji persepsi pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto berdasarkan aspek jarak

tempuh.

3. Mengkaji pedestrian atas keberadaan fasilitas pada jalur pedestrian di Jalan Gatot

Subroto berdasarkan aspek kecepatan dalam berjalan kaki.

4. Mengkaji persepsi terhadap fasilitas-fasilitas pada jalur pedestrian di Jalan Gatot

Subroto berdasarkan aspek keamanan dan kenyamanan penggunanya.

5. Mengkaji persepsi pejalan kaki tentang faktor-faktor pendukung yang harus ada

di jalur pedestrian Gatot Subroto Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Pemerintah Kota Medan dalam melakukan evaluasi kebijakan terhadap

penyempurnaan pelayanan publik di waktu yang akan datang sehingga jalur

pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan berfungsi sebagaimana mestinya.

2. Akademisi dalam mengembangkan studi kepustakaan dan sebagai bahan

(8)

1.6 Batasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan mempunyai batasan wilayah dan ruang lingkup. Kawasan

yang akan diteliti yaitu jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan dari bundaran tugu

jam majestik sampai dengan simpang Jalan Iskandar Muda Medan yaitu sepanjang ± 900

meter (Dinas Perhubungan, 2012), secara khusus ruang lingkup penelitan ini meliputi:

1. Pertemuan antara simpang jalan Guru Patimpus dengan, Jalan Gatot Subroto

Medan.

2. Jalan Rajak Baru/Petisah.

3. Pertemuan antara Jalan Nibung dengan Jalan Gatot Subroto Medan.

4. Pertemuan antara Jalan Gatot Subroto dengan Jalan Iskandar Muda Medan.

5. Pertemuan antara Jalan Waringin dengan Jalan Gatot Subroto Medan.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini sistematika yang digunakan adalah:

Bab I, Pendahuluan, berisi latar belakang permasalahan yang diajukan dan

gambaran umum tentang kondisi jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan untuk

mengidentifikasi jawaban atas fenomena yang ada.

Bab II, Tinjauan Pustaka,berisi uraian kajian literatur dari berbagai sumber pustaka

yang berhubungan dengan penelitian ini meliputi disiplin ilmu arsitektur dan perancangan

kota yang akan digunakan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

(9)

Bab III, Metodologi Penelitian, berisi metode yang digunakan dalam penelitian

yang berhubungan dengan persepsi pengguna jalan. Tujuan utama dengan diperolehnya

pemahaman tentang persepsi masyarakat yang diteliti dengan pendekatan menyeluruh,

maka cakupan dan kedalaman dalam meneliti kualitatif diutamakan.

Bab IV Deskripsi Kawasan Penelitian, Berisi tentang keadaan lokasi wilayah

penelitian dan kondisi jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan, serta data fisik

maupun non fisik kawasan yang diambil untuk objek penelitian.

Bab V Hasil dan Pembahasan, Berisi uraian tentang hasil survei lapangan dan

pengolahan/analisa data dan pembahasan terhadap hasil analisa data, terkait persepsi

masyarakat tentang jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan. Analisa ini membahas

pengelolaan hasil uji responden serta variabel-variabel yang diangkat dari tinjauan pustaka

dengan menggunakan metode kualitatif.

Bab VI Kesimpulan Dan Saran, Berisi kesimpulan akhir dari penelitian tentang

persepsi pengguna jalan terhadap jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan dan

diikuti dengan memberikan rekomendasi.

1.8 Kerangka Berpikir

Untuk lebih lengkapnya secara diagramatis kerangka pemikiran dalam penelitian ini

(10)

Perumusan Masalah Sesuai Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

Pemilihan dan Penetapan Lokasi Penelitan : - Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Jalan Gatot

Subroto Medan

- Panjang Pedestrian Pada Lokasi Penelitian Melintang 900 m Pada Sisi Timur - Barat

TAHAP PENGUMPULAN DATA Pengambilan Data Primer dan Sekunder

Mengenai Lokasi Penelitan

Aspek Fisik Ruang Pejalan Kaki :

- Iklim Pejalan Kaki di Jalan Gatot Subroto Medan :

- Data terkait persepsi pengguna jalur pejalan kaki

Aspek Kebijakan dan Pengelolaan Pemerintah Daerah :

- Kebijakan-kebijakan terkait penyediaan dan pengelolaan ruang bagi pejalan kaki - Pengelolaan ruang pedestrian

Analisis Keterkaitan antara aspek fisik dan aspek kenyamanan pengguna jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan

TAHAP SURVEI

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan hukum yang mengatur tentang kajian ini adalah perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah, pengelolahan keungan

[r]

anggaran 2015, telah mengadakan rapat penjelasan secara elektronik melalui website http://www.lpse.pom.go.id untuk pekerjaan Pengadaan EO Sosialisasi KIE Obat

• Groupware adalah alat khusus atau perakitan alat yang kompatibel yang memungkinkan tim bisnis untuk bekerja lebih cepat, berbagi informasi lebih lanjut,

Auditor dapat menggunakan komputer untuk memilih item material, item yang tidak biasa, atau item sampel statistik dari file yang dikelola komputer.. •

Ha potensial dijadikan HTI. Merupakan hutan savana dan hutan pegunungan tanah kering, penutupan lahan masih berhutan namun berbukit-bukit. Jenis kayu dominan adalah Mahoni.

[r]

biodata digunakan untuk mendukung data yang telah diperoleh melalui instrumen TPACK. Melalui rubrik ini, peneliti dapat melihat keterkaitan kemampuan TPACK partisipan