Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
Disusun oleh :
Dede Nurmalasari (2014120615)
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Esa
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur (Analisis pada PT. Antam Tbk)” ini dengan
baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen Analisis Laporan
Keuangan Bpk. Ibram Pinondang dan teman-teman yang banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini. Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik
dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.
Oleh karena itu saya mohon maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk saya agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
makalah ini. Harapan saya mudah-mudahan apa yang saya susun ini bisa
memberikan manfaat untuk diri saya sendiri,teman-teman, serta orang lain.
Tangerang Selatan, Juni 2017
KATA PENGANTAR...ii
BAB I... 1
PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Perumusan Masalah...2
1.3 Tujuan Penelitian...3
1.4 Manfaat Penelitian...3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...3
1.6 Sistematika Penulisan...4
BAB II... 5
TINJAUAN PUSTAKA...5
2.1 Pengertian Laporan Keuangan...5
2.2 Pengelompokkan Rasio Keuangan...6
2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan...9
BAB III... 11
PEMBAHASAN...11
3.1 Profil & Perkembangan Perusahaan...11
3.2 Kegiatan Usaha...12
3.3 Analisis dan Evaluasi...13
BAB IV... 21
KESIMPULAN DAN SARAN...21
4.1 Kesimpulan...21
4.2 Saran... 21
DAFTAR PUSTAKA...iv
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT. ANTAM TBK...v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun
adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada laporan keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya laporan keuangan
itu adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan
keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan biasanya menyajikan
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil sedangkan laporan keuangan adalah neraca,
laba rugi, arus kas (dana). Jika analisis laporan keuangan merupakan
upaya mencari hubungan antara berbagai kas yang ada dalam laporan
keuangan perusahaan, maka dalam kegiatan ini kita perlu mengetahui
teknik atau metodenya. Teknik dan metode ini sebenarnya secara
tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka sebenarnya
dengan menguasai benar proses akuntansi secara otomatis, kita sudah
mengetahui teknik tradisional dalam menganalisis laporan keuangan.
Namun dalam analisis laporan keuangan kita dapat mempelajari teknik
yang lebih canggih dari teknik tradisional.
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu sedangkan menurut Martono (2007) laporan
keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan
pada saat tertetu, umumnya laporan keuangan merupakan sebuah media
informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan serta
digunakan untuk melaporkan keadaan dan posisi perusahaan kepada pihak
yang berkepentingan, terutama pada pihak kreditur, investor, dan
manajemen perusahaan itu sendiri, untuk menggali lebih banyak lagi
informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan maka
diperlukan suatu analisis laporan keuangan apabila suatu informasi
disajikan dengan benar, informasi itu sangat berguna bagi perusahaan
dalam pengambilan keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan.
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis laporan keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio
keuangan. Rasio-rasio yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan antara lain rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan
profitabilitas (Martono, 2007). Dari latar belakang diatas penulis
mengambil penelitian rasio keuangan pada laporan keuangan PT. Antam
Tbk
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari analisis laopran keuangan PT. Antam Tbk adalah :
1.2.1 Bagaimana analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk?
3
1.2.3 Bagaimana pengaruh analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk
terhadap kinerja perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk ialah :
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud analisis rasio
keuangan
1.3.2 Memahami analisis perbandingan rasio dari laporan keuangan PT.
Antam Tbk
1.3.3 Mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan terhadap kinerja
perusahaan PT. Antam Tbk
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari analisis laporan keuangan PT. Antam
Tbk adalah :
1.4.1 Dapat memberikan pengetahuan untuk pembaca tentang analisis
rasio keuangan pada PT. Antam Tbk
1.4.2 Dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan memberikan
gambaran umum tentang kinerja dari laporan keuangan PT. Antam
Tbk
1.4.3 Dapat menjadi acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini ialah pengumpulan data laporan
keuangan PT. Antam Tbk yang sudah IPO (Initial Pumbilc Offering) yang
menganalisis laporan keuangan tersebut sehingga dapat dijadikan hasil
sebagai perbandingan.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab dengan pokok
pembahasan. Sistematika secara umum adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan,
rumusan masalah, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelasakan landasan teori berisi teori-teori pendukung dalam
laporan keuangan PT. Antam Tbk
BAB III. PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan hasil pembahasan
analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk
BAB IV. PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Munawir (1988) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuanganatau aktivitas perusahaan tersebut. Baridwan (1992) menyatakan
laporan keuanganmerupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan
merupakan suatu ringkasan daritransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
satu tahun buku yang bersangkutan.Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan
adalah menggambarkan kondisi keuangan danhasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu, sedangkanmenurut Martono dan Agus
(2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertetu, laporankeuangan
merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi
kesehatanperusahanan sehingga menjadi perhatian berbagai pihak yang
berkepentingan (Sawir,2003).
Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam
laporankeuangan perusahaan pada dasarnya merupakan hasil dari proses kegiatan
aktivitasperusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan
hasil perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak didalam
perusahaan maupun di luar perusahaan, informasi yang berguna tersebut misalnya
tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek,
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman, dan keberhasilan
perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri (Sawir, 2003).
Analisis rasio dalam banyak hal mampu memberikan indikator dan
gejala-gejala yang muncul dari kondisi disekitarnya, melalui analisis rasio terhadap
laporan keuangan, akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan yang bersangkutan, dimana dari hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil
suatu keputusan. Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos
keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data yang kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat (Harahap, 1999).
2.2 Pengelompokkan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah pengelompokkan rasio keuangan menurut Riyanto
(2001):
1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)
Yang tergolong dalam rasio ini adalah semua data yang diambil atau
bersumber dari neraca, misalnya: current ratio, acid test ratio, current assets
to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio
7
Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil
dari laporan laba/rugi, misalnya: gross prifit margin, net operating ratio.
3) Rasio-rasio Antar Laporan (Interstatement Ratios)
Semua angka berasal dari neraca dan data lainnya, misalnya: tingkat
perputaran persediaan (inventory turnover), sales to fixed asset.
Menurut Martono (2007) ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar
2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalammenggunakan
asset-assetnya
3. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya
4. Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang.
1) Rasio Likuiditasyaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar (Martono,
2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :
Current Ratioadalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Machfoedz, 1999).
Aktiva lancar adalah uang kas yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan normal) (S. Munawir, 2004).
Quick ratio adalah perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaandengan hutang lancar (Munawir, 2001).
Quick ratio = aset lancarutang lancar−persediaan x 100%
Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan
total hutang lancar (Munawir, 2001).
Cash ratio = hutanglancarkas x 100%
2)
Rasio Solvabilitas yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktivaperusahaan dibiayai oleh hutang (Martono, 2007), variabel-variabel yang
digunakan adalah Total Debt to Total Equity Ratio Total Debt to Total
Equity Ratio adalah Rasio ini membandingkan total utang dengan total
modal pemilik (ekuitas) (Sawir, 2000).
3)
Rasio profitabilitasyaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaanuntuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono,
2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :
Gross Profit Margin adalah rasio ini mengukur efisiensipengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efesien (Sawir,
9
Operating income ratio adalah rasio ini digunakan untuk mengukur
laba yang dihasilkan dengan menghubungkan kegiatan pokok
perusahaan dengan asset yang dimilki perusahaan (Sawir, 2001).
Net profit margin adalah merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
bersih atau laba (Ang, 1997).
2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Analisis Time Series dan Cross Sectional :
1) Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk
beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan
rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang
diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang
sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat
atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi
peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
2) Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan
rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis
atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
Analisis Commond Size dan Analisis Index :
1) Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen
laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada
sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan
100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva.
dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan,
elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan
2) Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya
elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil & Perkembangan Perusahaan
PT. Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak
dibidang pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut
sebagai sebuah perusahaan, namun sebuah tantangan telah menimbulkan
berbagai dinamika perkembangan yang pada akhirnya mengantarkan Antam
menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di Indonesia.
Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama antam
yang pertama. Jajaran direksi pertama antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut
Suta sebagai direktur produksi ekplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur
teknik, Jani Arsadjadja, SH. sebagai direktur keuangan dan Drs. SGB
Tampubulon sebagai direktur pemasaran.
Kantor pusat antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur
Besar 24-26, Jakarta yang fasilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas.
Antam baru pindah kekantor baru di Jalan TB. Simatupang pada bulan
November 1992, sebuah kantor megah berlantai 8 yang lebih representative
dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai. PT. Antam memiliki 5 unit
bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di Pongkor (Bogor), UBP nikel
di Pomala (Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di Pulogadung (Jakarta),
UBP Bauksit Kijang (Kepulauan Riau), UBP Geomin di Pulogadung
(Jakarta).
Visi Antam adalah menjadi perusahaan pertambangan berstandar
Internasional yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.
Misi antam adalah :
1. Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yaitu nikel, emas,
dan mineral dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
serta memperhatikan kelestarian lingkungan.
2. Memaksimalkan shareholders dan stakeholders value.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan berpartisipasi di dalam
upaya menyejahterahkan masyarakat disekitar daerah operasi
pertambangan.
4. Beroperasi secara efisien (berbiaya rendah).
3.2 Kegiatan Usaha
Antam adalah perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral menjadi
logam Indonesia yang terinteraksi secara vertikal. Komoditas usaha
pertambangan Antam adalah nikel, emas dan bauksit. Tujuan utama Antam
adalah untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan menjadi
perusahaan yang lebih besar dan lebih baik serta melaksanakan hal tersebut
dengan cara yang berkesinambungan. Strategi utama Antam adalah untuk
mendapatkan nilai sebanyak mungkin dari cadangan perusahaan dengan
bergerak ke bidang hilir dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan yang
mempunyai nilai tambah lebih besar daripada hanya sekedar mengekpor bijih.
Antam juga mempertimbangkan untuk mendiversifikasikan usaha Antam ke
komoditas tambanglainnya selama hal tersebut mendatangkan imbal hasil
13
3.3 Analisis dan Evaluasi
Laporan keuangan PT. Antam Tbk, yaitu laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi periode 2015 dan 2016. Kondisi keuangan suatu perusahaan
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan
mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan akan dapat diketahui
gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan hal itu, untuk
likuiditas,solvabilitas.
2015
Rp %
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha
Pihak ketiga 547,034,314 -127,124,214 -30.27%
Pihak berelasi 177,060,544 -11,244,703 -6.78%
Beban akrual 251,599,629 -36,950,202 -17.21%
Liabilitas imbalan karyawan
jangka pendek 8,516,109 9,166,212 51.84%
Utang pajak
Pajak penghasilan badan 3,295,482 -2,985,895 -964.48%
Pajak lain-lain 59,483,551 1,688,493 2.76%
Uang muka pelanggan 42,126,927 92,956,028 68.81%
Pinjaman bank jangka pendek 2,808,100,000 -120,900,000 -4.50% Pinjaman investasi yang jatuh tempo
dalam satu tahun 379,707,375 188,299,525 33.15%
Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup yang
jatuh tempo dalam satu tahun 20,018,911 0 0.00%
Utang lain-lain 62,465,512 42,387,538 -42,387,538 32.14%
Jumlah liabilitas jangka pendek 4,339,330,380 12,983,218 0.30%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang obligasi 2,995,030,772 865,569 0.03%
Pinjaman investasi, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun 3,927,468,734 -273,932,601 -7.50%
Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup, setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun 232,701,864 -31,728,016 -15.79% Kewajiban pensiun dan
imbalan pascakerja lainnya 347,239,277 19,081,627 5.21%
Liabilitas jangka panjang lainnya 3,699,415 198,360,901 -198,360,901 -5261.95%
Jumlah liabilitas jangka panjang 7,220,426,641 7,700,801,548 -7,700,801,548 -6.65%
JUMLAH LIABILITAS 11,572,740,239 12,040,131,928 -12,040,131,928 -4.04%
17
dan ventura bersama -281,813,472 -496,574,736 214,761,264 -76.21% 343,190,135 73,214,891 269,975,244 78.67% -319,273,938 -246,021,355 -73,252,583 22.94% 487,032,811 -297,954,202 784,987,013 161.18% 229,135,536 -967,335,402 1,196,470,938 522.17%
PAJAK PENGHASILAN 237,291,595 -1,668,773,924 1,906,065,519 803.26%
-172,485,407 227,921,028 -400,406,435 232.14%
64,806,188 -1,440,852,896 1,505,659,084 2323.33%
KOMPREHENSIF LAIN
direklasifikasi ke laba rugi:
revaluasi - 2,330,655,281 - -Pengukuran kembali kewajiban
pensiun dan pascakerja lainnya 3,890,829 25,271,004 -21,380,175 -549.50% Dampak pajak
pengukuran kembali kewajiban
pensiun dan pascakerja lainnya -972,707 -6,317,751 5,345,044 -549.50% 2,918,122 2,349,608,534 -2,346,690,412 -80417.83%
ke laba rugi: Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan -120,131 -20,833 -99,298 82.66% Bagian penghasilan komprehensif
lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama 24,472,432 3,821,246 20,651,186 84.39% 24,352,301 3,800,413 20,551,888 84.39%
LAIN, SETELAH PAJAK 27,270,423 2,353,408,947 -2,326,138,524 -8529.90%
912,556,051 -
-TAHUN BERJALAN 92,076,611 912,556,051 -820,479,440 -891.08%
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 64,810,325 -1,440,851,795 1,505,662,120 2323.18% Kepentingan nonpengendali -4,137 -1,101 -3,036 73.39%
64,806,188 -1,440,852,896 1,505,659,084 2323.33%
TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 92,080,748 912,557,152 -820,476,404 -891.04% Kepentingan nonpengendali -4,137 -1,101 -3,036 73.39%
92,076,611 912,556,051 -820,479,440 -891.08%
LABA/(RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK (NILAI PENUH) 3 -120 123 4100.00%
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN YANG
- Kenaikan nilai tanah dari
Pos yang akan direklasifikasi
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
2016 2015
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk seri A Dwiwarna dan 24.030.764.725 saham biasa seri B
Modal dasar - 1 saham preferen seri A Dwiwarna dan 37.999.999.999 saham biasa seri B; Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1 saham preferen EKUITAS
EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
2) Rasio Likuiditas
a. Current Ratiohutanglancaraktivalancar x 100%
Tahun Aktiva lancar Hutang lancar Rasio
2015 11,252,826,560 4,339,330,380 2.6 259.32%
2016 10,630,221,568 4,352,313,598
2.
4 244.24%
19
Tahun 2015 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.6 kali hutang lancar atau setiap
1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 2.6 aktiva lancar atau 2.6 : 1 antara aktiva
lancar dengan hutang lancar.
Tahun 2016 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.4 kali hutang lancar atau setiap
1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 2.4 aktiva lancar atau 2.4:1 antara
aktiva lancer dengan hutang lancar.
Dari hasil diatas menunjukkan pada tahun 2015 lebih baik dibanding 2016,
sedangkan 2016 menunjukkan pengelolaan dana yang kurang optimal karena
mengalami penurunan pada asset lancar sedangkan hutang lancar tetap naik
dari tahun 2015.
b. Quick Ratio = aset lancarutang lancar−persediaan x 100%
Tahun Aset lancar Persediaan Hutang lancar Rasio
2015 11,252,826,560 1,752,584,557 4,339,330,380 2.2 218.93%
2016 10,630,221,568 1,388,415,530 4,352,313,598 2.1 212.34%
Rasio quick rasio >100 % menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu
membayar hutang lancar dengan aktiva yang lebih likuid (tanpa persediaan).
c. Cash Ratio = Kas dan setara kashutang lancar x 100%
Tahun Kas dan setarakas Hutang lancar Rasio
2015 8,086,634,372 4,339,330,380 1.9 186.36%
2016 7,623,385,438 4,352,313,598 1.8 175.16%
Pada tahun 2015 dan 2016 perusahaan mampu dalam membayar hutang
lancar, karena keudanya berada di atas rata-rata industri untuk cash ratio ialah
d. Rasio Perputaran Kas = Aset lancarpenjualan bersih−Hutang lancar
Tahun penjualan
bersih Aset lancar Hutang lancar
Rasio
kali %
2015 10,531,504,802 11,252,826,560 4,339,330,380 1.5 152.33%
2016 9,106,260,754 10,630,221,568 4,352,313,598 1.45 145.05%
Jika rata-rata industri adalah 5 kali keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016
menunjukkan kondisi yang lebih buruk pada perusahaan lain sejenis karena
berada jauh dibawah rata-rata industri.
e. Inventory to Net Working Capital = Aset lancarpersediaan−Hutang lancar
Tahun Persediaan Aset lancar Hutang lancar Rasio
kali %
2015 1,752,584,557 11,252,826,560 4,339,330,380 0.3 25.35%
2016 1,388,415,530 10,630,221,568 4,352,313,598 0.2 22.12%
Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capitaladalah 30%,
keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016 semakin menurun dan ini
menunjukkan keadaan perusahaan kurang baik karena berada dibawah
rata-rata industri.
3) Rasio Solvabilitas
a. Debt tp Asset Ratio (Debt Ratio) = Total AssetsTotal Debt
Tahun Total Asset Total Debt Rasio
Rp %
2015 30,356,850,89
0 12,040,131,928 0.4 39.66%
21
Rasio ini menunjukkan bahwa 39.66% pendanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2015 dan 38.60% untuk tahun 2016 dan setiap Rp. 100
pendanaan perusahaa, 39.66% dibiayai dengan utang dan Rp. 60.34 disediakan
pemegang saham. Begitupun untuk tahun 2016.
b. Debt to Equity Ratio = TotalEquityTotalDebt
Total debt
to equity
ratio pada
PT. Antam Tbk tahun 2015 dan 2016 menunjukkan tingkat rasio yang tergolong
baik karena berada dibawah 100%.
c. Long term debt to equity ratio = Total Long Term DebtTotalEquity
Tahun
Total Long
term debt Total Equity
Rasio
Rp %
2015 7,700,801,548 18,316,718,962 0.4 42.04%
2016 7,220,426,641 18,408,795,573 0.4 39.22%
Pada tahun 2016 terjadi penurunan sehingga hutang jangka panjang yang
dipenuhi oleh modal juga menurun, Namun perusahaan masih dianggap baik
karena di atas rata-rata yaitu 30%.
d. Times interest Earned = Biaya bungaEBIT
Tahun Total Debt Total Equity Rasio
Rp %
2015 12,040,131,928 18,316,718,962 0.7 65.73%
2016 11,572,740,239 18,408,795,573 0.6 62.87%
Tahun EBIT Biaya Bunga Rasio
Rp %
2015 -1,141,312,523 527,461,401 -2.2 -216.38%
Caption : Rugi sebelum pajak penghasilan di neraca sudah termasuk biaya bunga, jadi untuk EBIT tahun 2015 (1.668.773.924) + (527.461.401) = (1.141.312.523) dan untuk tahun 2016 (237.291.595) + (505.710.587) = (743.002.182). Sumber biaya bunga adalah dari laporan arus kas.
e. Fixed Charge Coverage (FCC)
Dalam laporan keuangan PT. Antam Tbk tidak terdapat kewajiban lease
yang masih menjadi tanggungan ditahun 2014 atau tahun berjalan. Karena
sewa dimasukkan ke dalam harga perolehan aktiva tetap (properti
pertambangan) dan diamortisasi setiap tahun secara proporsional dan juga
tidak ada rincian sewa yang dimasukkan ke aktiva tetap (properti
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
rasio likuiditas PT. Antam Tbk menunjukkan bahwa perusahaan sudah bisa
membayar jangka pendek maupun panjang dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Peningkatan saldo kas yang terlalu tinggi tidak tidak terlalu baik karena
menunjukkan terdapat dana yang tidak bisa di optimalkan oleh manajemen.
Hampir 50% pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang pada taun 2015, dan
mengalami penurunan di tahun 2016. Walaupun perusahaan masih tergolong
likuid dengan total asset yang dimiliki tetapi hal ini akan menjadi sulit apabila
perusahaan ingin menambah pinjamin.
4.2 Saran
Manajemen PT. Antam Tbk harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam
mengelola dana yang tertampung baik dalam bentuk aktiva lancar, aktiva lancar
lainnya dan aktiva tetap sehingga aktiva lebih produktif. Perusahaan sebaiknya
juga mengurangi jumlah hutang jangka pendek dan meningkatkan aktiva lancar
perusahaan agar dapat berkembang dengan baik dan lebih efektif.
Guide to Indonesian Capital Market)”, Media Soft Indonesia,
Jakarta.
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, BPFE, UGM,
Yogyakarta, 1992. Harahap, Sofyan, Syafri, Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan, Edisi Kesatu Cetakan 2, Jakarta, 1999.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”,
Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada.
Halim, Abdul, 2007 Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor: Ghalia
Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan,
Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, Oktober 1994.
Http://www.antam.co.id
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/
laporankeuangandantahuna.aspx