• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kuliah Pengabdian Masyarakat 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kuliah Pengabdian Masyarakat 201"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) dengan pendekatan PAR (Participatory action research), merupakan kegiatan intrakurikuler yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa terutama mahasiswa STAIN Ponorogo untuk belajar dan bekerja bersama Masyarakat. Hal ini bertujuan untuk membuat Mahasiswa mampu terjun langsung ke masyarakat dalam hal kegiatan yang ada di masyarakat, meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem sosial bersama-sama masyarakat dalaam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dan masih banyak tujuan lain yang intinya demi kemajuan masyarakat itu sendiri.

KPM atau Posdaya yang dirasa sangat cocok adalah Posdaya berbasis Masjid yaitu sebuah gerakan masyarakat di sekitar masjid dilakukan secara gotong royong dengan memanfaatkan modal sosial dan potensi jama’ah untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan mandiri. Posdaya berbasis Masjid ini sangat penting karena Posdaya ini bertujuan untuk meramaikan masjid kembali, karena masjid merupakan pusat ibadah sehingga banyak masyarakat yang berdatangan ke masjid.

(2)
(3)

BAB II

PROSES KEGIATAN A. Alur Kegiatan Teknik – Teknik PRA

Kuliah pengabdian masyarakat (KPM) 2015 dilaksanakan dengan POSDAYA berbasis masjid dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang mana peserta KPM atau mahasiswa berperan sebagai fasilitator dalam menggali dan menemukan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat. Karena itulah kegiatan – kegiatan penunjang yang telah berjalanpun tidak terlepas dari partisipasi dan peran masyarakat.

Berawal dari kegiatan diatas, kegiatan PAR dimulai dengan penggalian data secara observasi dan wawancara yang dominan pada Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik khususnya yang nantinya akan diangkat sebagai masalah utama. Dari hasil observasi dan wawancara kemudian dilakukan pengolahan data, penetapan masalah yang berkaitan dengan kurangnya minat dan kesadaran masyarakat untuk meramaikan masjid. Berikut adalah susunan teknis PRA dari KPM 2015 di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik:

1. Pemetaan (mapping)

Pemetaaan desa adalah proses menggambar kondisi wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Mapping merupakan penggambaran kondisi wilayah secara detail, oleh karena itu untuk menghindari kekeliruan informasi, posisi, dan kondisi penduduk kami bekerja sama dengan Bapak Kamituwo Dusun Tunjungan Wetan yang bertempat di rumah beliau, Rt. 02 Rw. 01.1

Disini kami membuat pemetaan topikal yaitu pemetaan sosial ekonomi. Tujuan dibuatnya pemetaan sosial ekonomi agar memudahkan warga untuk mengetahui letak ataupun posisi masjid yang ada di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik. Adapun hasil dari mapping yang telah kami lakukan dengan masyarakat lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 tentang pemetaan (mapping) sosial ekonomi atau peta keluarga Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik.

(4)

2. Penelusuran Desa (transector)

Transector (penelusuran desa) merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumber daya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu menurut yang disepakati. Dengan teknik transek diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, dan potensi-potensi yang ada.

Setelah mendapat gambaran kondisi wilayah Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik, maka dengan kegiatan transector ini kami mencoba melakukan penelusuran desa untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan lingkungan dan keadaan Sumber Daya Alam (SDA) serta masalah – masalah, perubahan – perubahan keadaan, dan potensi yang ada di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik bersama dengan masyarakat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 (transector ) Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik.

3. Diagram Venn

(5)

B. Perumusan Masalah

1. Pohon masalah dan pohon harapan

Setelah mengamati keseluruhan masalah yang ada di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik, kami menemukan berbagai permasalahan yang menuntut untuk dipecahkan. Namun dari berbagai masalah yang timbul tersebut, tidak mungkin anggota KPM dapat menyelesaikan semuanya. Akhirnya, anggota KPM beserta masyarakat membuat kesepakatan untuk memfokuskan pada satu masalah yang dirasa mampu untuk diselesaikan secara bersama-sama.

Permasalahan tersebut adalah minimnya kesadaran masyarakat untuk meramaikan masjid. Dari satu pokok masalah ini, anggota KPM beserta masyarakat secara bersama-sama dalam mencari informasi tentang akar-akar penyebab dari pokok masalah tersebut kemudian menyusunnya dalam pohon masalah dan pohon harapan. Dengan metode ini dapat ditemukan spesifikasi masalah yaitu mengapa permasalahan tersebut terjadi. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 4.

2. Matrik Ranking

Setelah menyusun pohon masalah dan pohon harapan, maka kami beserta masyarakat menyusun bagan peringkat (matrik ranking) dari masalah-masalah tersebut, yaitu bagan yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan masalah – masalah yang telah diidentifikasikan dalam bentuk rangking atau skor.

(6)

masyarakat dan anggota KPM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 5.

C. Proses Dijalankan

1. Perencanaan Lapangan (Participatory Planning)

Setelah menganalisa masalah melalui teknik-teknik PAR, KPM beserta masyarakat menemukan sebuah masalah yang dianggap sangat urgen dan sesuai dengan kemampuan masyarakat serta anggota mampu untuk menyelesaikannya, yaitu kurannya kesadaran masyarakat untuk meramaikan masjid. Dari masalah tersebut, anggota KPM XXXIV 2015 sepakat untuk melaksanakan aksi yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Aksi tersebut berupa pelatihan shalat sempurna dengan kesejahteraan mushola dan masjid di dusun Tunjungan wetan.

Adapun susunan panitia kegiatan terdapat dalam lampiran 6.

2. Proses Aksi

Sebelum aksi ini dilaksanakan, kelompok KPM meminta persetujuan dengan para tokoh agama, kepala desa, kapan dan di mana aksi ini dilaksanakan. Akhirnya tim kpm membentuk kepanitiaan dan akhirnya pada hari Jumat, 21 Agustus 2015, meliputi pembentukan struktur remaja masjid dan pelatihan shalat sempurna. Peserta yang diikutkan adalah para ta’mir yang didelegasikan oleh pengurus masjid dan mushola.

Proses aksi ini dimulai dengan acara pembukaan pelatihan yang di dalamnya perwakilan tim KPM memberikan penjelasan tentang tujuan dan harapan dari pelatihan yang akan dilaksanakan. Kemudian acara dilanjutkan dengan pelatihan yang diserahkan sepanuhnya kepada pemateri dari MWC Kec. Pulung.

(7)

harapan dari kepala Dusun Tunjungan Wetan dan pihak lain yang terlibat.2

2Seluruh anggota KPM 34 STAIN Ponorogo pada tanggal 21 Agustus 2015 pukul 20.00 WIB di

(8)

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID DAN MASYARAKAT

A. Peta Masyarakat Sekitar Masjid dan Penjelasannya

Pemetaan desa adalah proses menggambar kondisi wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah yang luas) bersama masyarakat. Tehnik ini digunakan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkap keadaan wilayah desa beserta lingkungannya sendiri. Karena kebutuhan akan peta tematik tidak begitu dipergunakan, sehingga untuk melihat dusun Tunjungan wetan secara umum maka kami bersama kelompok hanya membuat peta dusun Tunjungan wetan sendiri dengan gambaran umum. Darikeluarga Bapak Juwarno selaku warga dan dengan dokumen yang ada.3 Namun, dalam

proses pembuatannya kami dijelaskan banyak hal tentang keadan geografis, keadaan masyarakat, baik secara ekonomi, budaya, agama dan sebagainya.

Kami membuat kategori tahapan keluarga sejahtera dan indikatornya, sesuai dengan buku pedoman KPM, yaitu :

 Tahapan Keluarga Sejahtera I berbentuk kotak dan berwarna kuning : keluarga ini merupakan keluarga yang cukup dalam berbagai hal baik sandang, pangan dan papan.

 Tahapan Keluarga Sejahtera II berbentuk kotak dan berwarna hitam : keluarga ini kondisinya dibawah Tahapan keluarga sejahtera satu, karena dalam keluarga ini ditemukan sedikit kekurangan dalam satu hal entah itu sandang, pangan dan papan.

 Tahapan Keluarga Sejahtera III berbentuk kotak dan berwarna hijau : keluarga ini kondisinya dibawah Tahapan keluarga sejahtera I dan II karena ditemukan lebih dari satu hal kekurangan entah itu di sandang, pangan dan papan.

3Hasil wawancara dengan Bapak Juwarno dan keluarga, pada tanggal 07 Agustus 2015, pukul

(9)

 Tahapan Keluarga Pra Sejahtera berbentuk kotak dan berwarna merah : keluarga ini menunjukkan keluarga yang memiliki kekurangan dalam berbagai hal, dan layak untuk mendapatkan bantuan dalam ekonomi.

Lalu ada juga yang berbentuk lingkaran hal tersebut menandakan ada kekurangan dalam keluarga tersebut, berikut penjelasannya :

 Lingkaran Biru : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal bangunan rumah.

 Lingkaran Hijau : mennjukkan adanya kekurangan dalam hal kesehatan.

 Lingkaran Kuning : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal pakaian.

 Lingkaran Merah : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal makanan.

 Lingkaran Hitam : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal pekerjaan.

 Lingkaran Biru Tua : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal Pendidikan.

Tentang gambaran peta keluarga Dusun Tunjungan wetan bisa dilihat di lampiran 1.

B. Keadaan Sosial-Ekonomi, Sosial-Politik, Sosial-Budaya

1. Sosial Eknomi

(10)

Keadaan sosial-ekonomi yang ada di Dusun Tunjungan wetan adalah sebagai berikut: sebagian besar adalah petani, yang meliputi para petani dari kebun mereka sendiri maupun hanya sebagai buruh tani, terlihat dari terkenal dengan sumberkenal dengan sumber airnya yang melimpah. Kondisi pertanian di dusun ini pada umumnya sama dengan pertanian di daerah lain. Namun untuk tanaman jagung, masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sudah memiliki cara tersendiri agar dapat menghasilkan panen yang maksimal. Selain menggunakan bibit unggul, para petani juga mengelola tanaman jagung agar tidak mengalami dehidrasi sehingga bisa tetap tumbuh baik. Karena pada dasarnya, pengairan di sawah Dusun Tunjungan Wetan diterapkan secara bergilir.4 Ada juga yang menggantungkan hidupnya dari hasil

berdagang, karena terdapat beberapa pertokoan dan juga ada pusat produksi penggilingan beras, ada pula masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan ikan lele dan budidaya susu peras. Peternakan pun tak ketinggalan menjadi kegiatan sosial-ekonomi masyarakat Dusun Surodipo, yaitu beberapa yang memiliki kambing, sapi, kerbau, ayam, maupun bebek. Dan ada beberapa sebagai pegawai sipil, menjadi Guru ataupun pegawai-pegawai di beberapa instansi pemerintah.

masyarakat Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan adalah sebagai berikut:

3. Karang Taruna 1 3. Gereja

-4. PKK 1 4. Pura

-No. Jenis Fasilitas Jumlah No. Jenis Fasilitas Jumlah

(11)

Pendidikan Kesehatan

Kondisi sosial politik di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik dahulu sangat fanatik pada partai politik. Kefanatikan ini timbul karena adanya calon–calon pemimpin yang memberikan dana tersembunyi pada masyarakat untuk memilihnya sehingga dapat memenangkan pemilihan tersebut.

Namun kini hal tersebut sudah tidak ada lagi. Masyarakat Dusun Tunjungan Wetan tergolong netral tanpa kefanatikan serta sudah wafatnya para tokoh masyarakat yang fanatik terhadap partai tersebut. Dalam pemilihan pemimpin negara pun disini dilakukan dengan baik sebagaimana di tempat yang lain.

Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sangat memegang tinggi rasa toleransi dan nasionalisme. Para perangkat desa hanya menjadi jembatan antara masyarakat awam dengan pemerintah sedangkan masyarakat akan menjadi aktifis politik jika terdapat pemilu atau pesta demokrasi.

Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan dikepalai oleh seorang Kepala Desa yang bernama Ali Nuruddin dan dibantu oleh Sekretaris Desa atau Carik yang bernama Maryono.

Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan terdiri dari 4 RT 2 RW yaitu:5

1. RT 01/01 diketuai oleh Bapak Tumiran

2. RT 02/01 diketuai oleh Bapak Imam Sumaryono 3. RT 01/02 diketuai oleh Bapak Teguh

4. RT 02/02 diketuai oleh Bapak Nyoto

(12)

3. Sosial Budaya

Dalam hal kebudayaan, masyarakat Tunjungan wetan masih cenderung meneruskan budaya peninggalan nenek moyangnya. Seperti halnya diberbagai daerah di Ponorogo yang masih kental dengan budaya Reog, dan karawitan yang masih sangat diperhatikan. Selain kesenian, kondisi sosial budaya masyarakat Dusun Tunjungan wetan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai sebuah dusun yang masih ada sedikit mempertahankan dengan budaya kejawen dan sosial keagamaan masyarakat setempat. Disana terkadang ditemui upacaraupacara semisal kenduri (kirim do'a bagi orang tua yang telah meninggal), tingkeban (upacara menyambut kelahiran anak), piton-piton, dan lain sebagainya.

C. Tokoh-tokoh yang berpengaruh di masyarakat

Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang berpengaruh. Perkembangan suatu daerah, tergantung dari seberapa kompetennya suatu tokoh dalam memajukan daerahnya. Begitu pula pada Desa Patik. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Desa Patik Kecamatan pulung Kabupaten Ponorogo, antara lain:

a. Tokoh Agama

Di Desa Patik terdapat masjid dan musholla dimana setiap masjid dan musholla dipimpin oleh beberapa imam dan pengurus takmir yang bertanggung jawab atas masjid atau musholla tersebut. Imam atau takmir masjid di Dusun Tunjungan Wetan adalah Bapak Dasi. Beliau adalah imam sekaligus takmir di Masjid Baitul Ridho. Imam atau ta’mir di mushalla Baitul Hakim adalah bapak Rujito.

(13)

dari masjid al-Islam. Pembangunan masjid baru tersebut sudah mendapat izin dari kepala Desa Patik namun pelaksanaan pembangunannya belum terjadi hingga kini padahal sudah sejak setahun yang lalu. Hal ini juga disebabkan karena minimnya dana serta dukungan masyarakat sekitar.

b. Tokoh Masyarakat

Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang berpengaruh, begitu pula pada Desa Patik. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Desa Patik Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, antara lain:

i. Ali Nuruddin yang mana beliau sebagai kepala Desa Patik yang menjabat sebagai kepala desa (20 Juli 2012 s/d sekarang).

ii. Bapak Wiroso sebagai kamituwo Dusun Tunjungan Kulon. iii. Bapak Sukamto sebagai kamituwo Dusun Tunjangan Wetan. iv. Bapak Misnun sebagai kamituwo Dusun Tunjungan Wetan.

v. Bapak Budi Hermanto sebagai kamituwo Dusun Krajan. vi. Bapak Suprijono sebagai kepala BPD Desa Patik.

vii. Bapak Dasi dan Bapak Rujito sebagai sesepuh Dusun Tunjungan Wetan.

Tokoh-tokoh masyarakat tersebut merupakan orang yang menjadi panutan bagi warganya, dan beliau itu juga berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.6

c. Tokoh Pemuda

Organisasi Paguyuban Sinoman Pemuda dan Dewasa (Pasidewa) di Desa Patik Dusun Tujungan Wetan berjalan efektif karena adanya hubungan komunikasi yang baik antara pemuda dan orang dewasa. Adapun kegiatan Pasidewa yang berjalan antara lain arisan yang dilaksanakan sebulan sekali pada tanggal 25 yang diadakan bergantian di

6 Hasil wawancara dengan Bapak Kamituwo & Bapak Bayan pada tanggal 20

(14)

rumah para anggota Pasidewa. Organisasi ini sudah berjalan selama satu tahun yang diketuai oleh Purnawan. Oleh karena itu organisasi kepemudaan ini sangat aktif dalam kegiatan pembangunan desa maupun dalam kegiatan sosial lainnya.

D. HASIL RUMUSAN KEGIATAN PENUNJANG

Berangkat dari pembekalan dan panduan yang diberikan oleh LP3M STAIN Ponorogo serta bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) POSDAYA yang berbasiskan masjid dengan pendekatan Partisipatory Action Research (PAR), kami kelompok XXXIV KPM 2015 STAIN Ponorogo melakukan Rapid Rural Assesment (RRA) atau observasi awal ke lokasi KPM yaitu Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada tanggal 22-27 Juni 2015. Observasi awal di daerah tersebut, kami menemukan berbagai data yang kami jadikan acuan dalam penyusunan program penunjang.

Penyusunan program penunjang kami susun berdasarkan tolak ukur hasil dari Cara observasi lapangan yang kami lakukan di Dusun Tunjungan wetan. Adapun rumusan program penunjang yang kami ampu sebagaimana yang telah terlampir.

Sedangkan laporan pelaksanaan dari program tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Sosial

a. Berpartisipasi dalam kerja bakti

(15)

tinggal di rumah Bapak Jogoboyo (Purwanto) maka dalam kegiatan apapun yang dilakukan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan langsung diajak oleh Bapak Jogoboyo.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan arisan

Kegiatan arisan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemuda, ibu–ibu dan bapak–bapak di Dusun Tunjungan Wetan.

Ibu–ibu di Dusun Tunjungan Wetan mempunyai beberapa jenis arisan, yaitu arisan gerabah, arisan tabungan, arisan beras, dan lain-lain. Untuk pelaksanaan arisan dilaksanakan sesuai jadwal RT-nya masing-masing.

Arisan bapak–bapak di Dusun Tunjungan Wetan dilaksanakan di setiap RT-nya masing-masing. Arisan tersebut dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan rincian sebagai berikut: arisan lingkungan Rt. 01 Rw. 01, arisan dilakukan pada tanggal setiap tanggal 14, arisan lingkungan Rt. 02 Rw. 01 dilakukan setiap tanggal 26, dan arisan lingkungan Rt. 01 Rw. 02 serta Rt. 02 Rw. 02 dilakukan setiap tanggal 5. Arisan ini dilakukan setelah ‘isya di rumah warga yang mendapatkan arisan. Selain hanya arisan, kegiatan ini juga diisi dengan bertukar informasi dan yasinan bapak-bapak.

Arisan Pasidewa di Dusun Tunjungan Wetan merupakan tempat untuk berkumpul para pemuda dan dewasa yang dilaksanakan setiap sebulan sekali pada tanggal 25 secara bergilir di rumah para anggotanya. Pada acara inilah segala informasi yang akan dilaksanakan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan akan disampaikan, seperti akan diadakannya kerja bakti, perayaan HUT RI, dan pernikahan.

c. Berpartisipasi dalam kegiatan HUT RI

(16)

Pasidewa bekerjasama dengan KPM 34 mengadakan lomba–lomba baik untuk anak–anak, ibu–ibu, ataupun untuk bapak–bapak. Lomba ini dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2015 pukul 07.00-24.00 WIB di lapangan Tunjungan Wetan. Kegiatan ini menarik banyak perhatian dari warga sekitar sehingga lapangan pun semakin penuh dengan warga yang ingin menyaksikan lomba tersebut.

d. Bersama ibu–ibu yasinan

Ibu–ibu yasinan memiliki antusias yang besar ketika diajak membuat sebuah kerajinan tangan berupa tas anyaman dari rotan. Kegiatan ini dilakukan pada hari senin, 01 September 2015 pukul 13.00 WIB yang diikuti oleh 16 orang dan bertempat di Masjid al-Islam. Kegiatan ini diawali dengan penjelasan singkat dari anggota KPM XXXIV 2015, kemudian langsung diperagakan oleh anggota KPM XXXIV 2015 juga. Setelah dirasa cukup penjelasannya, maka ibu – ibu langsung mempraktekkan apa yang sudah dijelaskan tadi dengan dibentuk menjadi 3 kelompok ditambah dengan 1 anggota KPM XXXIV 2015 di masing – masing kelompok. Kegiatan ini berakhir pada pukul 17.00 WIB.

2. Kegiatan Agama

a. Berpartisipasi mengajar TPA

TPA al-Mujahidin merupakan TPA yang dilaksanakan di Masjid al-Islam dengan jumlah santri sekitar 30 orang. TPA dimulai pada pukul 15.00 – 16.30 WIB karena sebelum memasuki pelajaran, santri melaksanakan sholat ashar secara berjamaah. Setelah sholat berjamaah dilaksanakan, para santri mengaji secara sorogan. TPA dilaksanakan dari hari senin hingga hari kamis.

(17)

tidak ada lagi yang kembali mengajar. Pemuda dan pemudi yang ada di dusun ini juga kurang memiliki keinginan untuk mengajar di TPA padahal banyak sekali santri yang ingin mengaji di TPA tersebut.

Kemudian anggota KPM 2015 ikut berpartisipasi mengajar di TPA ini juga. Santri pun menerima kedatangan kami dengan baik. Dan ketika satu bulan disini, TPA al-Mujahidin aktif dari hari senin hingga sabtu di waktu dan tempat yang sama. Dengan jumlah anggota KPM XXXIV 2015 yang mencapai 14 orang, kami membagi jadwal untuk mengajar ke TPA dengan 3 orang per hari. Karena ketika hari – hari biasa, tidak semua santri masuk TPA disebabkan kegiatan di sekolahnya masing – masing yang sudah mulai aktif.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan yasinan

Kegiatan yasinan di Dusun Tunjungan Wetan hanya dilaksanakan oleh ibu – ibu secara rutin setiap malam jum’at sehabis sholat ‘isya. Kegiatan yasinan diikuti oleh sekitar 60 orang dan bertempat di rumah warga secara bergantian. Dalam acara ini juga terdapat arisan sehingga penentuan tempat yasinan berikutnya ditentukan oleh hasil pemenang arisan tersebut.

Di tengah kegiatan yasinan kadang juga terdapat tausiyah dan informasi terbaru yang disampaikan oleh Ibu Komariyah atau yang lainnya. Disaat seperti itu pula anggota KPM XXXIV 2015 juga mengajak ibu – ibu yasinan untuk membuat tas anyaman dari rotan. Meskipun tidak langsung dilaksanakan pada malam itu juga, antusias ibu – ibu cukup besar. Oleh karenanya, pada hari Senin, 01 September 2015 pukul 13.00 WIB, kami langsung berlatih bersama membuat tas anyaman tersebut.

3. Kegiatan Pendidikan

(18)

Les merupakan tempat untuk anak – anak mengulangi pelajaran atau mengerjakan tugas yang didapatnya dari sekolah pagi. Kegiatan ini sudah ada sejak sebelum anggota KPM 2015 datang. Kegiatan ini telah diberikan atau mengerjakan tugas. Dan kemudian diakhiri dengan doa.

Ketika anggota KPM 2015 tiba, Mbak Vita memberikan kesempatan penuh untuk mengajar les namun tempat pelaksanaannya dipindah ke Masjid al-Islam agar anak – anak tidak kebingungan atau canggung dengan kami. Akibatnya, kegiatan pun diawali dengan sholat maghrib berjamaah di masjid dan berakhir saat adzan sholat ‘isya berkumandang.

b. Berpartisipasi mengajar TK

TK “Dharma Wanita Persatuan” merupakan satu – satunya TK yang ada di Desa Patik. TK ini memiliki 40 siswa dan 4 guru yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu TK “A” dan TK “B”. Pada dasarnya, TK “Dharma Wanita” terletak di Dusun Tunjungan Kulon. TK ini aktif dari pukul 07.30 – 10.00 WIB selama 6 hari dalam satu minggu.

TK “Dharma Wanita” memang belum memiliki fasilitas yang maju seperti TK yang lain namun untuk model dan metode pembelajarannya sudah sangat bagus. Siswa – siswanya aktif mengikuti pembelajaran yang diberikan. Di bulan Agustus 2015, salah satu siswanya mendapatkan juara 2 se-kecamatan Pulung untuk lomba fashion show.

(19)

tetap ditempatkan di kelas yang sama dengan siswa lainnya karena gedung sekolah di TK ini tidak terlalu banyak. Meskipun demikian, tidak mematahkan semangat siswa dan guru untuk terus belajar dan memberikan pelajaran kepada siswa – siswanya.

c. Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di SD

Lembaga pendidikan dasar di Desa Patik adalah SDN Patik yang terletak di Tunjungan Wetan. SDN Patik memiliki 138 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 dan 12 pendidik. SDN Patik memulai pembelajaran dari pukul 07.00 – 12.00 WIB kecuali hari jum’at. Kemudian pada hari jum’at dilanjutkan dengan latihan pramuka yang dimulai pada pukul 15.00 – 16.30 WIB.

Di bulan Agustus ini, SDN Patik akan mengikuti lomba pramuka se-kecamatan Pulung yang diadakan pada tanggal 11 – 13 Agustus 2015 di SDN 3 Pomahan. Lomba ini diikuti oleh 40 regu dengan 20 regu putra dan 20 regu putri. Sehingga latihan pramuka dilakukan setiap hari setelah pembelajaran selesai. SDN Patik mengirimkan 2 regu untuk mengikuti lomba ini dengan masing –masing regu terdiri dari 10 siswa. Akhirnya, SDN Patik mendapatkan 2 piala untuk lomba ini dari kategori hafalan surat – surat pendek dan perkemahan.

BAB IV

HASIL DAN DAMPAK A. Hasil yang Dicapai

(20)

tahapan lain selama kurang lebih satu bulan, maka hasil yang telah dicapai di antaranya adalah:

1. Pelaksanaan Program Penunjang

Program penunjang yang telah dilaksanakan selama satu bulan tersebut beberapa manfaat antara lain:

a. Terjalinnya hubungan silaturahmi yang erat antara mahasiswa KPM dengan masyarakat Dusun Tunjungan wetan.

b. Terbantunya tugas dari Bapak/Ibu guru SDN Patik Dusun Tunjungan wetan.

c. Bertambahnya kegiatan setelah sholat maghrib, yaitu mengajar anak-anak TPQ.

d. Terbantunya pengajar di TPQ.

e. Termotivasinya warga masyarakat untuk menjadi lebih baik dengan adanya sosialisasi keagamaan dan aplikasinya.

2. Pelaksanaan teknik-teknik PRA (Participatory Rural Apprasial)

Teknik-teknik PRA yang telah kami laksanakan selama melakukan KPM pada awal, menghasilkan beberapa hal diantaranya:

a. Terkajinya keadaan Dusun Tunjungan Wetan baik secara geografis, sosial ekonomi, sosial politik, social budaya, dan juga sosial keagamaaan.

b. Terkajinya lembaga-lembaga atau organisasi yang ada di Dusun Tunjungan Wetan dan hubungan antara lembaga-lembaga tersebut. c. Ditemukannya masalah-masalah yang harus segera dicarikan

penyelesaiannya terutama dalam bidang keagamaan.

d. Terjalinya hubungan kerjasama yang baik antara warga masyarakat dan juga anggota kelompok KPM.

B. Dampak Perubahan yang Terjadi

(21)

2. Tumbuhnya semangat dan motivasi baru bagi warga untuk melaksanakan jama’ah serta meramaikan masjid

3. Bertambahnya ramai masjid karena sebagai pusat kegiatan selain keagamaan.

Dari dampak di atas, remaja dan dewasa diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keagamaan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan agar lebih agamis, melalui kegiatan pelatihan sholat sempurna, dengan masjid sebagai pusatnya.

C. Tanggapan Masyarakat 1. Tokoh Agama

Sebagian besar tokoh agama yang ada di Dusun Tunjungan Wetan, terutama para jama'ah masjid cukup antusias dan sangat berbahagia sekali terhadap progam tersebut.

2. Tokoh Masyarakat

(22)

3. Masyarakat Awam

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Refleksi

Dalam setiap pencapaian tujuan pasti membutuhkan proses, begitu pula dengan anggota KPM XXXIV yang bertempat di Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan. Anggota KPM XXXIV harus menjalani serangkaian proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan informasi – informasi yang dapat menggambarkan kondisi wilayah, masyarakat, serta kebiasaan atau adat istiadat di Dusun Tunjungan Wetan ini. Tidak semua orang dapat menjadi informan kami sehingga harus ada seleksi yang benar agar ketika memperoleh informasi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan valid.

Dengan diadakannya Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) POSDAYA berbasis masjid dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), kami merasa sudah menjalankannya dengan baik. Karena kegiatan ini juga termasuk mata kuliah pokok yang harus dijalankan dan bekerja sama dengan masyarakat. Sejak kedatangan hingga kepulangan anggota KPM XXXIV 2015, masyarakat menerima dan melepaskan kami dengan hangat tanpa meninggalkan bekas luka. Oleh karenanya, anggota KPM XXXIV 2015 mengambil hikmah dan pengalaman baru untuk dijadikan pelajaran dalam hidup kami masing – masing ketika terjun ke masyarakat langsung kelak. Berikut hikmah dan pengalaman yang dapat diambil:

1. Memberikan pengalaman berharga pada anggota KPM XXXIV 2015 dalam bersosialisasi dengan masyarakat haruslah bersifat fleksibel karena setiap masyarakat di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik memiliki latar belakang yang berbeda – beda.

(24)

3. Menjadikan anggota KPM XXXIV 2015 semakin erat dan kompak untuk menjalankan program – program yang telah direncanakan agar berjalan dengan lancar.

4. Memberikan usaha yang terbaik dari anggota KPM XXXIV 2015 agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk taat beragama.

B. Rencana Tindak Lanjut

1. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan POSDAYA di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik maka anggota KPM XXXIV 2015 akan memantau perkembangannya dengan jalan silaturahim berkelanjutan.

2. Untuk meramaikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan anggota KPM XXXIV 2015 di Dusun Tunjungan Wetan yaitu dengan membentuk struktur anggota POSDAYA. Dengan kegiatan sholawatan yang akan terus dilaksanakan setiap lapanan (35 hari sekali).

3. Mengusulkan pada pihak kampus STAIN Ponorogo untuk melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat di kecamatan Pulung khususnya di Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan agar lebih memajukan desa tersebut.

C. Rekomendasi

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh anggota KPM XXXIV 2015 menjadikan tidak semua permasalahan yang ada di Dusun Tunjungan Wetan mendapatkan solusi yang tepat. Dan terhadap permasalahan yang sudah diberikan solusi tentu adapula keraguan – raguan untuk melaksanakan solusi tersebut karena masih belum menemukan bukti yang nyata dan valid.

Sedangkan mengenai keberlangsungan posdaya yang sudah terbentuk dan mendapat perhatian baik oleh warga, Berikut rekomendasi dari anggota KPM XXXIV 2015:

(25)

2. Bagi pengurus Dusun Tunjungan Wetan untuk memberikan bimbingan pada pemuda dan pemudi agar memperhatikan dan peduli terhadap kelangsungan POSDAYA.

Referensi

Dokumen terkait

YUZI ARIANDI LIMA PULUH KOTA... ISMAEL

Infeksi primer LGV memberikan gejala klinis berupa erosi yang dangkal, vesikel, pustul, papul yang kecil atau ulkus yang tidak nyeri, muncul pada tempat inokulasi bakteri (biasanya

Syahrial (2019), mengungkapkan kesadaran bencana pada penelitian ini, meliputi pengetahuan kebencanaan (PK), tanda-tanda bencana (TB), dampak resiko dan upaya

Terkait dengan kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi banjir dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan sikap masyarakat sehingga dipandang penting dilakukan

Kepada para intruktur pelaksanaan keterampilan tata kecantikan di Panti Sosial Bina Remaja Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru Provinsi Riau untuk lebih meningkatkan kinerjanya

Jumlah total kebutuhan listrik untuk penerangan dan proses produksi perusahaan donat adalah 469,35 kWh/hari, dengan waktu operasi 8 jam. Asumsi listrik padam sebanyak 3 kali

Hipotesis konseptual yang diajukan seperti yang telah dituangkan di dalam bab II adalah adanya pengaruh dari penerapan modernisasi administrasi perpajakan terhadap kinerja Account

Pada tahap ini dilakukan pembuatan coding untuk membuat sistem informasi manajemen hubungan pelanggan berbasis website menggunakan PHP dan MYSQL..