• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah makalah Masrukhin PROGRAM STUDI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah makalah Masrukhin PROGRAM STUDI (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

makalah-makalah

Kamis, 28 April 2016

MAKALAH PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI

MAKALAH

PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI

Di ajukan untuk memenuhi sebagian tugas individu Matakuliah Ilmu kalam

Dosen pengampu Amirul mu’minin M.Ag

Di susunoleh:

Masrukhin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY

BABAKAN CIWARINGIN CIREBON 2016 M

KATA PENGANTAR

(2)

Sholawat dan salam semoga di limpahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah menunjukan kita ke jalan yang lurus yang di ridhoi Allah SwT.

Berkat rahmat dan hidayah-Nya serta Inayah-Nya pulalah penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah ini ,sebagai tugas dari Sekolah Tinggi Agama islam Ma’had Aly , pada mata kuliah Pembelajaran Tafsir Tarbawi dengan tema “PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI” dapat dirampungkan dan di sajikan seperti sekarang ini.

Kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang

membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Amin yaa robbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Cirebon, februari 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….i

Daftar Isi……….……...ii

BabI

Pendahuluan

A.

LatarBelakang……….….…....1

B.

RumusanMasalah……….………1

C.

TujuanMasalah……….….……1

BabII

Pembahasan

A.

Pengertian Sekulerisme ……….………...…...2

(3)

C.

Biografi Mustafa Kemal ……..……….………2

D.

Politik Mustafa Kemal ……….…..………...…3

E.

Sekularisme Mustafa Kemal di Turki ….………..………....5

F.

Dampak sekuralisme Turki……….……….. 6

G.

Evaluasi sekuralisme di Turki….….………..7

BabIII

Penutup

A.

Kesimpulan………..…….8

B.

Saran……….……8

DaftarPustaka

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemikiran modern atau pembaharuan dalam Islam mengandung transformasi nilai yang mesti berubah bahkan adakalanya diperlukan perombakan- perombakan terhadap struktur atau tatanan yang sudah ada dan dianggap baku, sedangkan nilai- nilai tersebut tidak mempunyai akar yang kuat berdasarkan sumber- sumber pokoknya Al Quran dan Al Hadist.

Ada beberapa tokoh yang berperan penting dalam upaya pembaharuan dalam Islam, antara lain Tanzimat, Turki Muda, Zia Gokalp, Tawfik Fikert, dan juga Mustafa Kemal Ar Taturk. Mustafa Kemal mempunyai peran yang paling penting di banding yang lain. Pemahaman dia mengenai sekulerisme di sini merupakan perpaduan yang amat kreatif terhadap ide- ide yang lainnya. Keislaman dan nasionalisme mengambil pengejawantahan baru dalam idenya Mustafa Kemal. Sosok modernis yang belakang disebut memang cerdas dalam membaur kepentingan yang berbeda. Dengan keberanian sekularisasinya, kemal berhasil cemerlang menapaki kekuasaan politik dan intelektual.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan sekulerisme?

2. Bagaimana keadaan Turki Usmani pra Sekulerisme?

3. Siapakah Mustafa Kemal Attaturk?

4. Bagaimanakah pandangan politik Mustafa Kemal?

5. Bagaimanakah Sekulerisme Mustafa kemal?

(4)

7. Bagaimana evaluasi sekulerisme di Turki?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sekulerisme

2. Mengetahui keadaan Turki Usmani pra Sekulerisme

3. Mengetahui siapa Mustafa Kemal Attaturk

4. Mengetahui pandangan politik Mustafa Kemal

5. Mengetahui Sekulerisme Mustafa kemal

6. Mengetahui dampak sekulerisme di Turki

7. Mengetahui evaluasi sekulerisme di Turki

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sekulerisme

Dalam “sejarah dan kebudayaan Islam imperium Turki Usmani”, sekuler diartikan sebagai berikut, bahwa tidak ada campur tangan agama atau mazhab agama seseorang dalam bentuk apapun atau agama ( Mazhab agama ) seseorang itu tidak boleh menjadi perintang untuk memperoleh hak kemanusiaannya.

Sedangkan sekularisasi menurut Muhammad Arkoun adalah sikap spirit dan merupakan kompetisi untuk menguasai kebenaran atau mencapai kebenaran. Menurut beliau adalah sikap terhadap pengetahuan yaitu sikap yang berupaya menjadi terbuka dan bebas sampai sejauh mungkin, atau sampai batas yang memungkinkannya tidak hanya syarat - syarat politis dan social, tetapi juga kemajuan metodelogi, pengetahuan dan teknik yang mendominasi dalam suatu masa dan tempat.

Akan tetapi menurut Ahmad Syalaby pengertian sekuler yang lebih populer berbeda dengan pengertian sekuler diatas, karena pengertian sekuler yang lebih populer itu hampir sama dengan pengertian atheis. Pengertian sekuler yang populerlah yang digalakkan di Turki pada masa Mustafa Kemal.

B. Keadaan Turki pra Sekulerisme

Kerajaan Usmani di bawah kebijaksanaan Pemerintah Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan penjelmaan Turki Muda membawa Kerajaan Usmani (Turki) terjerat dalam Perang Dunia I. Pemerintahan yang pro Barat ini memilih dan memihak Jerman sebagai sekutunya.

Dalam perang tersebut, Jerman adalah pihak yang menderita kalah. Kekalahan Jerman sebagai sekutu Turki pada Perang Dunia I menyudutkan pemerintahan Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan di Turki pada pilihan yang sulit. Karena peristiwa dalam negeri Turki akhirnya Kabinet Turki Muda mengundurkan diri dan selanjutnya dibentuklah kabinet baru yang dipimpin Ahmed Izzet Pasya.

Para pemuka kabinet yang mengundurkan diri seperti Talut Pasya, Enver Pasya dan Jamel Pasya lari ke Eropa. Kemudian kabinet yang baru mengadakan perjanjian dengan pihak yang menang dalam perang yakni Inggris, Prancis dan Amerika.

Dengan demikian, kehadiran tentara sekutu tidak dapat ditolak, hingga menduduki bagian-bagian tertentu dalam kota Istambul. Kemudian pada tanggal 15 Mei 1919 datang kapal-kapal perang Inggris ,Prancis dan Amerika yang diboncengi oleh tentara Yunani.

C. Biografi Mustafa Kemal

Mustafa Kemal, seorang pemimpin Turki baru, yang menyelamatkan Kerajaan Usmani dari kehancuran total dan bangsa Turki dari penjajahan Eropa. Ia adalah pencipta Turki modern

dan atas jasanya ia mendapat gelar Attaturk (Bapak Turki). Ia lahir di Salonika pada tahun

1881, orang tuanya Ali Riza bekerja sebagai pegawai biasa di salah satu Kantor Pemerintah di kota itu. Ibunya bernama Zubeyde, seorang wanita yang perasaan keagamaanya sangat dalam.

(6)

Pada permulaan masa belajarnya, atas desakan ibunya, ia dimasukkan ke madrasah, tetapi karena tidak senang belajar di sana, ia selalu melawan guru. Ia kemudian dimasukkan orang tuanya ke sekolah dasar modern di Salonika. Selanjutnya, ia memasuki Sekolah Militer Menengah atas usahanya sendiri. Dalam usia empat belas tahun, ia tamat dari sekolah ini dan meneruskan pelajaran pada Sekolah Latihan Militer di Monastiri. Pada tahun 1899,

2

setelah menyelesaikan pelajaran di Sekolah Latihan Militer, ia memasuki Sekolah Tinggi Militer di Istambul. Ijazahnya ia peroleh enam tahun kemudian dan ia mendapat pangkat kapten.

Ketika belajar, Mustafa Kemal sudah mengenal politik melalui temannya yang bernama Ali Fethi. Dialah yang mendorongya untuk memperkuat dan memperdalam pengetahuan tentang bahasa Perancis sehingga ia dapat membaca karangan filosof-filosof Perancis seperti Rousseau, Voltaire, Ausguste Comte, Montesquie dan lain-lan. Di samping itu , sejarah dan sastra juga menarik perhatiannya.

Tatkala Mustafa Kemal belajar di Istambul, terjadi penolakan terhadap kekuasaan Sultan yang absolut, yakni sultan Abdul Hamid. Pada saat itu, Perkumpulan rahasia dari berbagai kalangan masyarakat terbentuk. Mustafa beserta teman-temannya dari kalangan sekolah

membentuk suatu komite rahasia dengan menerbitkan surat kabar yang ikut mendukung kritikan terhadap pemerintah absolut Sultan.

D. Politik Mustafa Kemal

Setelah selesai belajar, ia terjun dalam bidang politik. Dari kegiatan politik yang ia lakukan menjadikan Mustafa bersama teman teman seperjuangan ditangkap dan selanjutnya dimasukkan ke dalam penjara selama beberapa bulan. Setelah itu, ia bersama teman-temannya diasingkan ke luar Istambul. Mustafa Kemal dan Ali Fuat dibuang Ke Suriah.

Selama masa pembuangan, ia tidak melepaskan kegiatan politik dan sering mengadakan pertemuan dengan para pemuka yang dibuang ke negeri ini.

Pada tahun 1906 terbentuklah perkumpulan vaton(tanah Air). Mustafa Kemal menjabat

sebagai perwira sehingga dapat berkunjung ke kota-kota lain. Untuk membentuk cabang-cabang di daerah lain, seperti Yaffa, Yerussalem dan Bairut, ia tidak terlalu mengalami kesulitan, seingga ia menemukan daerah yang strategis, yakni di Salonika.

Cuti sakitnya yang diperolehnya, ia gunakan untuk mengunjungi kota kelahirannya. Kesempatan itu juga tidak disia-siakan untuk membentuk cabang dari perkumpulan yang

didirikan di Damsyik. Hanya saja nama cabang di daerah kelahirannya diubah menjadi varon ve

Hurriyet (tanah air dan Kemerdekaan).

Selanjutnya pada tahun 1907 Mustafa Kemal dipindahkan ke Salinika untuk bekerja sebagai staf umum. Di daerah ini, perkumpulan Persatuan dan Kemajuan telah terbentuk sekaligus merupakan pusat perkumpulan persatuan dan kemajuan. Perkumpuan Persatuan dan

Kemajuan mempunyai pengaruh yang lebih besar di bandingkan perkumpulan vaton ve Hurriyet.

Dengan berbagai pertimbangan, Mustafa turut menggabungkan diri dalam gerakan Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Saat itu ia tidak memegang peranan yang berarti karena belum dapat menandingi para seniornya seperti Enver, Talet dan Jewal.

(7)

Mustafa mempunyai pandangan bahwa: Penggabungan tersebut tidak menguntungkan dalam suatu perjuangan. Agar negara dan Konstitusi dapat dipertahankan, diperlukan tentara yang kuat di satu pihak dan partai yang kuat di pihak lain. Perwira yang harus tunduk kepada kepala dapat menjadi prajurit yan tidak baik dan sekaligus juga politikus yang tidak baik. Ia akan

mengabaikan kewajiban-kewajiban militernya sehingga mempermudah musuh mengadakan gerakan perlawanan seperti yang diadakan oleh Sultan Abdul Hamid. Dalam pada itu,

hubungannya dengan rakya terputus dan terjadilah kekacauan politik seingga timbullah perasaan tidak senang di kalangan rakyat. Perwira diberi altenatif memilih, tinggal dalam partai dan keluar dari tentara atau tinggal dalam tentara dan keluar dari partai. Selanjutnya harus dikeluarkan undang-undang yang melarang perwira menjadi anggota partai. Pendapatnya ini kurang mendapat sambutan dari konferensi.

3

Mustafa Kemal dan Ali Fathi tidak sependapat dengan politik yang dilakukan oleh Ever, Talet dan Jemal. Tanpa segan, Mustafa, dan Ali mengeluarkan kritik terhadap tiga pemimpin tersebut. Selanjutnya pada tahun 1913 Ali dibuang ke Sofa sebagai Duta, sedangkan Mustafa ikut sebagai Atase Milliter.

Dari situlah Mustafa berkenalan langsung dengan peradaban Barat yang menarik perhatiannya, terutama pemerintah parlementer.

Tatkala pecah Perang Dunia I, Mustafa ditarik kembali menjadi Panglima Militer Devisi 19. Dalam medan pertempuran, ia mampu menunjukkkan keberanian dan kecakapannya di daerah Gallipo dan daerah perbatasan Kaukakus. Karena kemampuan dan kecakapannya dalam medan pertempuran, ia dinaikkan pangkatnya dari kolonel menjadi Jenderal. Mustafa juga menerima gelar Pasya. Hubungannya dengan para pemimpin Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan, tetap kurang lancar. Mustafa menyalahkan politk Enver Pasya dan kawan kawannya yang melibatkan Kerajaaan Usmani dalam kancah Perang Dunia I. Ia pun mengundurkan idri dari perkumpulan tersebut.

Selesai Perang Dunia I, Mustafa diangkat menjadi Panglima dari semua pasukan yang ada di Turki. Ia ditugaskan untuk membebaskan daerah-daerah yang telah jatuh ke tanggan sekutu, seperti Izmir dan Smyrna dari penguasa asing. Dengan bantuan dari kalangan rakyat yang membentuk gerakan-gerakan pembela tanah air, ia dapat memukul mundur dan membebaskan daerah wilayah Turki dari penjajah asing.

Kemudian bersama teman-teman yang berhaluan nasionalis, seperti Ali Fuad, Dauf dan Refat, ia menentang perintah-perintah yang datang dari Sultan di Istambul, karena perintah itu banyak bertentangan dengan kepentingan Nasional Turki. Sultan Istambul saat itu masih berada di bawah pengaruh sekutu.

Dalam keadaan seperti itu Mustafa melihat perlunya diadakan pemerintahan tandingan di Anatolia. Segera ia dengan rekan-rekannya mengeluarkan maklumat yang berisi pernyataan-pernyataan berikut:

1. Kemerdekaan tanah air sedang dalam keadaan bahaya

2. Pemerintah di ibukota terletak di bawah kekuasaan Sekutu dan oleh karena itu tidak dapat

menjalankan tugas

(8)

4. Gerakan pembela tanah air yang telah ada harus dikoordinasikan oleh panitia nasional pusat.

5. Untuk itu perlu diadakan kongres.

Dengan tersiarnya pengumuman ini, Mustafa diperintahkan datang ke Istambul, tetapi ia menolak sehingga ia dipecat dari jabatannya sebagai Panglima. Mustafa keluar dari dinas tentara

dan ia diangkat oleh Perkumpulan Pembela Hak-hak Rakyat cabang Erzurum sebagai ketua.

Kongres yang diadakan pertama kali di Erzurum menghasilkan untuk membela serta

mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan tanah air dan mengadakan rapat Majelis Nasional dalam waktu singkat. Kongres kedua diadakan di Sivas dan disini diputuskan Turki harus bebas dan merdeka dan selanjutnya dibentuk Komite Perwakilan Rakyat. Mustafa jadi Ketua.

Dalam pada itu, juga diadakan pemilihan utnuk Parlemen di Istambul dan golongan nasionalis memperoleh mayoritas. Namun Parlemen tidak dapat bekerja karena selalu mandapat intervensi dari kalangan Sekutu dan akhirnya menunda pengadaan rapat sampai waktu tidak tentu. Banyak dari anggotanya menggabungkan diri dengan Mustafa di Anatolia.

Atas usahanya dapat dibentuk Majelis Nasional Agung pada tahun 1920. Dalam sidang di

Angkara, yang kemudian menjadi ibukota Republik Turki, ia dipilih sebagi Ketua. Dalam sidang tiu diambil keputusan-keputusan berikut:

1. Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki

2. Majelis Nasional Agung merupakan perwakilan rakyat tertinggi

3. Majelis Nasional Agung bertugas sebagai badan legislatif dan badan eksekutif

4

4. Majelis Negara yang anggotanya dipilih dari Majelis Nasional Agung menjalankan tugas

pemerintah

5. Ketua Majelis Nasional Agung merangkap jabatan Ketua Majelis Negara.

Usaha yang dilakukan terus menerus olehnya dan teman-temannya digolongkan nasionalis sehingga dan menguasai lingkungan sehingga sekutu mengakui mereka sebagai penguasa di

Turki. Secara de facto de Yure , ditandatanganilah Perjanjian Lausanne pada tanggal 23 Juli

1923 dan pemerintah Mustafa mendapat pengakuan secara luar dari internasional.

Setelah perjuangan untuk memperoleh kemerdekan dapat diraih, selanjutnya ia menghendaki perjuangan baru lagi, yaitu perjuangan untuk meperoleh dan mewujudkan peradaban Barat di Turki. Untuk mewujudkan hararapan tersebut, ia mengadakan proyek pembaharuan dalam skala besar

E. Sekularisme Mustafa Kemal di Turki

Pemikiran pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal dipengaruhi bukan hanya oleh ide-ide golongan Barat. Menurutnya Turki dapat maju hanya dengan meniru Barat.Menurut Ahmed Agouglu, Mustafa dalam salah satu pidatonya menyatakan b ahwa kelanjutan hidup di dunia peradaban modern menghendaki agar masyarakat mengadakan perubahan dalam diri sendiri. Pada zaman yang ilmu pengetahuannnya membawa perubahan terus menerus bagi bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi tua dan usang, tidak dapat

mempertahankan wujudnya. Masyarakat turki harus diubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan.

(9)

peradaban, yaitu Peradaban Barat dan Islam. Dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian, perkakas rumah, sekolah dan institusi. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada kemunduran Islam, sedangkan Barat dengan sekulerismenya menimbulkan peradaban yang tinggi. Jika berkeinginan untuk mempunyai wujud, rakyat Turki harus mengadakan sekulerisasi terhadap pandangan keagamaan.

Konsep nasionalise menurut Mustafa adalah nasionalisme Turki yang terbatas pada daerah geografisnya, dan bukan ide nosionalisme yang luas. Daerah gerografis Turki menurut Piagam Nasional tahun 1920 ditetapkan bahwa Turki melepaskan tuntutan teritorial terhadap daerah-daerah yang dahulu terletak di bawah Kerajaan Usmani kecuali daerah yag didalamnya terdapat mayoritas Turki. Westernisme, sekulerisasi dan nasionalisme menjadi dasar pemikiaran pembaharuan yang dilakukannya.

Pembaharuannya terhadap bentuk negara dilakukan melalui sekulerisasi. Pemerintahan dipisahkan dari agama. Sultan di Istambul memang tidak ada lagi, namun sekutu masih

menganggapnya sebagai penguasa Turki, Oleh sebab itu Sultan yang diundang untuk menghadiri

perundingan perdamaian di Lausanne.

Kemudian melalui sidang Majelis Nasional Agung yang telah dibentuknya, Mustafa menjelaskan bahwa jabatan Khalifah dan jabatan Sultan adalah terpisah. Khalifah berada di Baghdad (pusat) sedangkan Sultan berada di daerah.

Oleh karena itu Turki juga harus dipisahkan. Akhirnya diputuskan untuk menghapuskan jabatan Sultan dan yang ada adalah Khalifah yang tidak mempunyai wewenang kekuasaan duniawi, tetapi kekuasaan spiritual.Dengan demikian Khalifah-khalifah di Istambul hanya merupakan lambang keislaman Turki. Penghapusan jabatan Sultan menghilangkan dualisme pemegang kekuasaan duniawi. Dengan berbagai jalan diplomatik yang ditempuh, bentuk negara disetujui melalui Konstitusi tahun 1921 menjadi Negara Republik bukan kekhalifahan. Sebagai Presiden terpilih adalah Mustafa Kemal Pasya.

5

Sekalipun bentuk negara telah republik dan kepala negara seorang presiden, namun Khalifah yang dipegang oleh Abdul Majid menimbukan kekacauan karena masih melaksanakan praktek-praktek lama, yakni sebagai kepala negara , dengan mengirim atau menerima wakil-wakil negara.

Selanjutnya, Mustafa berusaha menghapuskan jabatan Khallifah, spaya dualisme kepala negara dapat dihindari. Dengan perdebatan yang sengit melalui Konverensi Majelis Nasional Agung pada tanggal 3 maret 1924 diputuskan menghapuskan jabatan Khalifah. Khalifah yang menjabat saat itu diperintahkan meninggalkan Turki bersama keluarganya perdi ke Swiss.

Dengan demikian, dualisme kepala negara telah hilang. Langkah mustafa selanjutnya adalah menghilangkan hubungan antara agama dan negara yang masih dijamin dalam konstitusi sebelumnya. Berkat perjuangannya tercapailan harapan untuk membentuk negara Turki Sekuler tahun 1937 setelah ia menanamkan prinsip sekuler.

Dengan terbentuknya negara sekuler Turki, lembaga –lembaga keagamaan yang terdapat dalam pemerintahan, seperti Biro Syaikh Al Islam, Mahkamah Syariat dan sebagainya. Bersama itu pula dikeluarkan berbagai peraturan atau undang-undang baru.

Westernisasi dan sekulerisasi yang dilakukan oleh pemerintahan Mustafa bukan hanya pada bidang institusi, tetapi mencakup bidang kebudayaan dan adat istiadat. Sebab itu

(10)

Barat. Pakaian keagamaan juga dilarang dan rakyat Turki harus mengenakan pakaian barat baik pria atau wanita. Pada tahun 1935 dikeluarkan pula undang- undang yang mewajibkan warga negara Turki mempunyai nama belakang. Hari cuti resmi mingguan diubah dari hari Jumat menjadi hari Minggu.

Melihat perkembangan sebagaimana tersebut di atas, Republik Turki merupakan negara Sekuler. Walaupun begitu, apa yang diciptakan Mustafa Kamal belum negara yang betul- betul sekuler. Memang benar telah dihapus pemakaiannya dan pendidikan agama dikeluarkan dari kurikulum sekolah, tetapi Republik Turki Mustafa Kamal masih mengurus soal agama, melalui Departemen Urusan Agama, sekolah- sekolah pemerintah untuk imam dan khatib dan fakultas Ilahiyat dari Perguruan Tinggi Negara, Universitas Istambul.

Mustafa Kemal sebagaimana nasionalis dan pengagum peradaban Barat tidak menentang agama islam. Baginya Islam adalah agama yang rasional dan diperlukan oleh umat manusia. Namun, agama yang rasional ini telah dirusak oleh tangan manusia. Oleh sebab itu, ia melihat perlunya diadakan pembaharuan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Al Quran perlu diterjemahkan ke dalam bahasa agar mudah dipahami rakyat Turki. Azan dalam bahasa Turki mulai dilaksanakan pada tahun 1931. Fakultas Ilahiyat dibentuk untuk mempelajari pembaharuan yang diperlukan itu. Namun, usaha itu tak berhasil dan pemikiran untuk

mengadakan pembaharuan

dalam islam melalui Pemerintahan ditinggalkan.

Sekularisasi yang dijalankan oleh Mustafa Kemal, tidak menghilangkan agama. Sekularisasinya berpusat pada kekuasaan golongan utama dalam soal negara dan dalam soal politik. Oleh karena itu, pembentukan partai yang berdasarkan agama dilarang, seperti partai Islam, partai Kristen, dan sebagainya. Yang terutama ditentangnya adalah ide Negara Islam, dan pembentukan negara Islam. Negara mesti dipisahkan dari agama. Institusi-institusi negara, sosial ekonomi, hukum, politik, dan pendidikan harus dibebaskan dari kekuasaan syariat. Negara dalam pada itu, menjamin kebebasan bagi rakyat.

F. Dampak Sekulerisme di Turki

1. Negeri dan rakyat Turki pada waktu ini (1971 M) boleh dikatakan suatu negara yang

penduduknya masih beragama Islam, tetapi sudah terisolir begitu rupa dari dunia-dunia Islam yang lain. Kalau dulu di zaman khalifah dan syaikhul Islam, pengaruh Turki berkumandang ke seluruh pojok dunia maka sekarang hubungan itu sudah putus sama sekali.

6

2. Kalau dulu Turki dianggap “Imam dunia Islam” dalam soal-soal keagamaan, kebudayaan, ilmu

pengetahuan, tetapi sekarang turki sudah dilupakan oleh dunia Islam. Turki sekarang sudah dianggap oleh dunia Islam negeri yang penduduknya masih beragama Islam, tetapi tidak

berpengaruh apa-apa lagi. Dalam dunia politik, Turki bukan lagi suatu imam politik dari negeri - negeri Islam Asia Afrika, tetapi Turki sudah menjadi makmum, pengekor dari roda politik dunia Barat, tidak bisa lagi dimasukkan ke dalam kategori negara - negara besar”.

3. Agama menjadi rusak atau menjadi hilang, akibat dari penukaran Qur’an suci dari bahasa Arab

(11)

100% apa yang terkandung di dalam bahasa Arab. Maka pengertian keagamaan pun jadi berubah. Dari corak yang dibawa Al-Qur’an suci ke corak nasionalis-Turki yang sempit. 4. Akibat dari pada diperbolehkannya wanita Islam kawin dengan pemuda Nashara dan Yahudi,

maka darahnya bangsa Turki sesudah Mustafa Kemal menjadi darah Fifty - Fifty, 50% darah islam dan 50% darah Nashara atau yahudi, kalau tidak akan dikatakan menjadi 75% darah Nashara dan darah Yahudi.

G. Evaluasi Sekulerisme di Turki

Usaha-usaha pembaharuan diteruskan oleh para pendukungnya. Tetapi di sini dijelaskan sekali lagi bahwa rasa keagamaan yang mendalam di kalangan rakyat Turki tidak menjadi lemah dengan sekulerisasi yang dilakukan Mustafa Kamal dan Pemerintah Nasionalis Turki. Islam telah mempunyai akar yang mendalam pada masyarakat Turki, dan payah dapat dipisahkan dari identitas nasional Turki. Orang Turki merasa dihinakan kalau dikatakan bahwa ia bukan orang islam.

Tidak mengherankan kalau tidak lama kemudian gerakan “kembali kepada agama” timbul di Turki. Di tahun 1940 imam- imam tentara mulai bertugas di angkatan bersenjata Turki. Di tahun 1949 pendidikan agama dimasukkan kembali ke dalam kurikulum sekolah selama dua jam per minggu. Setahun kemudian pendidikan agama itu dibuat bersifat wajib. Fakultas Ilahiyat yang di tahun 1933 dirubah menjadi Institut Agama Islam, dihidupkan kembali di tahun 1949. Mulai dari tahun 1950 orang- orang Turki telah dibolehkan naik haji ke Mekkah. Majalah- majalah islam mulau muncul seperti Sebil-ur- Resad dan Selamat. Ensiklopedia islam juga diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Tarekat, yang selama ini tetap mempunyai pengikut besar secara rahasia di kalangan petani dan buruh, mulai berano menonjolkan diri. Dalam bidang politik islam juga mulai memainkan rol.

Mustafa Kemal tidak menghilangkan agama Islam dari masyarakat Turki , dan mustafa Kemal memang tidak bermaksud demikian. Yang ia maksud ialah menghilangkan kekuasaan agama dan bidang politik dan pemerintahan.

(12)

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan

Dalam “sejarah dan kebudayaan Islam imperium Turki Usmani”, sekuler diartikan sebagai berikut, bahwa tidak ada campur tangan agama atau mazhab agama seseorang dalam bentuk apapun atau agama ( Mazhab agama ) seseorang itu tidak boleh menjadi perintang untuk memperoleh hak kemanusiaannya. Pada saat kehancuran Turki, pemerintahan Turki sangat berantakan. Daerah Turki banyak yang dijajah oleh Barat.

Mustafa Kemal, seorang pemimpin Turki baru, yang menyelamatkan Kerajaan Usmani

dari kehancuran total dan bangsa Turki dari penjajahan Eropa. Pembaharuannya terhadap bentuk

negara dilakukan melalui sekulerisasi. Pemerintahan dipisahkan dari agama. Sultan di Istambul memang tidak ada lagi, namun sekutu masih menganggapnya sebagai penguasa Turki, Oleh

sebab itu Sultan yang diundang untuk menghadiri perundingan perdamaian di Lausanne.

Semenjak Mustafa Kemal meninggal, usaha-usaha pembaharuan diteruskan oleh para pendukungnya. Tetapi di sini dijelaskan bahwa rasa keagamaan yang mendalam di kalangan rakyat Turki tidak menjadi lemah dengan sekulerisasi yang dilakukan Mustafa Kamal dan Pemerintah Nasionalis Turki. Tidak mengherankan kalau tidak lama kemudian gerakan “kembali kepada agama” timbul di Turki

2. Saran

Demikian makalah sederhana ini kami buat terima kasih kepada para pembaca yang telah menelaah isi makalah ini yang tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena kekurangannya pengetahuan dan bahan rujukan yang ada hubunganya dengan judul makalah ini.

Kami mengharap saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pribadi dan umumnya bagi para pembaca yang di rahmati Allah SWT.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. 1975. Jakarta: Bulan

Bintang

Sani, Abdul. Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam islam. 1998. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Syaukani, Ahmad. Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam. 1997. Bandung: Pustaka Setia.

Diposkan oleh masrukhin staima di 03.44

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih BaruBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

masrukhin staima Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2016 (4)

o ▼ April (4)

 MAKALAH PERANGKAT INPUT, PROCESS DAN OUTPUT  DO’A UNTUK 7 BULANAN

 MAKALAH MEMAHAMI ISIM, FAIL DAN MAF’UL  MAKALAH PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah berkat petunjuk dan hidayah-Nya, penulis telah selesai menyusun skripsi ini untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana

Pandangan remaja pelaku pernikahan dini dengan tingkat pendidikan tinggi dan ekonomi menengah kebawah menikah atas dasar dorongan dari diri sendiri dan sebagai ke- butuhan

Sampel penelitian pada analisis deskriptif dan desain metrik kinerja rantai pasok tebu yaitu pakar rantai pasok di Pabrik Gula Mojo meliputi Kepala Bagian

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya atas kehendak-Nya, skripsi dengan judul KOMUNIKASI

Saya akan berteman dengan orang yang dapat memberikan manfaat bagi saya.. Keluhan sahabat saya membuat saya bosan

Bapak/Ibu, tantangan terbesar apa yang akan saya hadapi dalam posisi ini?” Pertanyaan ini akan membuat si pewawancara berpikir bahwa Anda tertarik untuk mengetahui apakah Anda

Banyak modalitas diagnostik yang telah diteliti untuk mendiagnosis secara optimal penyebab terjadinya perdarahan uterus abnormal dan untuk mengidentifikasi apakah pada pasien

Apakah Current ratio berpengaruh terhadap underpricing pada Initial Public Offering (studi kasus pada perusahaan non keuangan yang go public di Bursa Efek