• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMAN KRISTEN DAN GERAKAN KHARISMATIK Pdt. Roy D. Tamaweol, Th.M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMAN KRISTEN DAN GERAKAN KHARISMATIK Pdt. Roy D. Tamaweol, Th.M."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IMAN KRISTEN DAN GERAKAN KHARISMATIK

Pdt. Roy D. Tamaweol, Th.M.

PENDAHULUAN

Kita bersyukur kepada Tuhan Allah, Bapa-Putra- Roh Kudus sejak Gereja dibentuk-Nya pada hari Pentakosta sampai hari ini tetap ada dan melaksanakan tugas panggilannya bersekutu, bersaksi dan melayani di seluruh dunia ini menjadi berkat keselamatan dari-Nya. Sepanjang sejarah gereja dan sepanjang kehidupan orang percaya tidak luput dari perjuangan dan pergumulan iman. Di satu pihak hal itu memerkuat, memerkokoh dan menyemangati iman, tetapi di lain pihak, mengganggu dan menggoncangkan iman sehingga dapat saja mengakibatkan kebimbangan. Tentu saja apa pun yang kita alami dan hadapi dalam perjalanan hidup bergereja dan sebagai orang percaya justru kita diminta tetap setia dalam iman kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus Juruselamat dalam bimbingan Roh Kudus, sekaligus tetap melayani dengan penuh kasih kepada sesama manusia. Kita yang hidup di zaman modern ini masih tetap mengalami perjuangan dan pergumulan yang rupa-rupa bentuknya. Sekalipun demikian seperti isi Nyanyian KSK (Kesukaan Kristen) 110 berkata sebagai berikut :

Siapa yang setia sampai ke tamat. Iring Yesus meski kras ribut p’rang. Meski pun sengsara dan susah banyak.

Musuh dan set’ru selalu senang. Siapa yang setia tahan k’ras. Hai ingat janji Mukhalis Tuhanmu.

Ia nanti dapatlah khalas. Mahkota indah di dalam rumah-Hu; kiranya tetap menyemangati hidup beriman kita. Iman kita

Saya beriman kepada Allah sama dengan aku percaya kepada Allah.

Percaya kepada Allah berarti1:

1 Abineno, J.L.Ch., Aku Percaya Kepada Allah, Jakarta: 1983, PT BPK Gunung Mulia, rangkuman hlm. 7-16.

(2)

1. Mengatakan “ya” kepada-Nya, yaitu kepada apa yang Ia katakan (firmankan) dan apa yang Ia kerjakan (perbuat). Kita hanya bergantung pada firman dan janji Allah. Itu kita lakukan di tengah situasi apa pun, kepada siapa pun, kapan pun. Termasuk kepada penguasa dan kepercayaan lain. Percaya ini mulai dari Allah. Ia memilih, memanggil, menyelamatkan kita dalam Yesus Kristus. Kita merespons dengan percaya. Karena itu Allah memercayai kita dan memercayakan tugas kepada kita di tengah dunia ini.

2. Bukan saja mengatakan “ya” kepada Allah, tetapi juga taat dan setia kepada-Nya. Taat dan setia dinyatakan bukan hanya dengan perkataan tapi juga dengan perbuatan. Percaya tanpa perbuatan itu tidak mungkin, itu mati (Yak 2:17).

3. Teguh berpegang kepada-Nya, kepada firman dan janji-Nya. Seperti Abraham sekali pun Tuhan Allah meminta Abraham untuk memersembahkan Ishak, ia tetap melakukannya karena ia teguh berpegang pada janji-Nya (Kej 15:5; 22:2). 4. Adalah permulaan dari suatu hidup yang baru.

Meninggalkan hidup yang lama (=yang berdosa) dan memulai suatu hidup yang baru; hidup dalam kebenaran. Hidup yang baru ini harus terus-menerus diulangi sepanjang hidup.

5. Bukan hanya soal hati, tetapi juga soal otak (=rasio). Kata Yesus: “ Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal-budimu” (Mat 22:37). Kasih bukan hanya soal hati (emosi) saja tetapi juga soal otak (=rasio). Karena itu orang percaya selalu pakai otak (nalar) terhadap segala sesuatu, khususnya apa yang disampaikan kepadanya sebagai firman dan kebenaran Allah. Dalam hal ini ia bisa mengritisi (mengeritik) sesuai dengan firman dan kebenaran Allah. Karena itu iman Kristen bukan iman yang buta. Jadi iman tidak bertentangan dengan rasio. Ada teolog mengatakan “saya percaya untuk mengetahui” dan juga ada yang berkata “saya mengetahui untuk percaya”. Di sini pentingnya teologi.

Pengakuan iman (Credo)

Yang mengaku iman ialah “aku”. Aku berarti pribadi (saya), tetapi aku-aku itu menjadi “Aku” (besar) yaitu Gereja (=orang-orang percaya). Yang Gereja (Aku) percayai = yang akukan ialah seperti yang

(3)

nyata dalam rumusan Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius. Rumusan-rumusan pengakuan iman itu merupakan intipati dari seluruh kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Para pembaharu (reformator) Gereja yaitu Luther, Zwingli, Calvin merangkum dengan tiga semboyan yaitu hanya oleh iman (sola fide), hanya oleh Alkitab (sola scriptura) dan hanya oleh anugerah (sola gratia) kita diselamatkan. Semuanya berporos pada kepercayaan kita kepada Tuhan Allah, Bapa-Anak-Roh Kudus yang menyelamatkan umat manusia dan dunia ini hanya di dalam Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Mengaku iman mempunyai dua tujuan. Pertama, mengaku (homologein) yang lebih tertuju ke dalam, artinya mengaminkan (=mengucapkan dan memertahankan) apa yang jemaat percayai dan ajarkan. Kedua, bersaksi (martyurein) yang lebih tertuju keluar, artinya menyatakan (mengumumkan) apa yang jemaat percayai dan akui kepada

orang lain dengan maksud, supaya orang itu datang kepada Kristus.2

Sedikit mengenai reformator Calvin

Gereja-gereja di Indonesia pada umumnya anggota dari World Alliance of Reformed Churhes (Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia) yang berlatar belakang Calvinis. Sasaran pemikiran Calvin dalam seluruh teologinya ialah Allah dan manusia. Segalanya berpangkal pada Allah dan harus berakhir pada-Nya. Apakah tujuan utama hidup manusia? Agar manusia mengenal Allah atau memunyai pengetahuan yang benar tentang Allah. Bagaimana? Yaitu memermuliakan Dia sebagaimana sepatutnya dengan menaruh seluruh kepercayaan kita pada-Nya dan berdaya upaya mengabdikan seluruh hidup kita kepada-Nya dalam ketaatan pada kehendak-Nya, dan memanggil Dia dalam tiap kesusahan yang menekan kita, mencari keselamatan dan segala perkara yang baik pada-Nya dan akhirnya mengakui dengan hati dan bibir, bahwa Dia

adalah sumber yang satu-satunya dari segala-galanya yang baik.3 Sasaran

pemikiran Calvin ini ditulisnya dalam buku Religionis Christianae Institutio

2 Abineno, J.L.Ch. Djemaat, Djakarta 1965: Badan Penerbit Kristen, hlm 21.

3 Dankbaar, W.F., Calvin, Djalan Hidup dan Karijanja, Djakarta 1967: Badan Penerbit Kristen, hlm 135.

(4)

(Pengajaran tentang Agama Kisten) yaitu Institutio. Buku teologi Calvin yang

terkenal. Buku ini terdiri dari empat bagian besar.4

Bagian I. Pengetahuan tentang Allah yang telah menciptakan dunia dan yang senantiasa memerintahnya.

Bagian II. Pengetahuan tentang Allah yang telah menjadi Penyelamat kita di dalam Kristus. Pengetahuan ini pertama-tama dinyatakan kepada para bapa leluhur yang hidup di bawah hukum Torat, kemudian kepada kita yang hidup di bawah Injil.

Bagian III. Cara kita mengambil bagian dalam anugerah Kristus. Kebaikan-kebaikan yang kita peroleh dari-Nya dan hasil-hasil yang dibawa-Nya.

Bagian IV. Alat-alat atau sarana-sarana yang dengannya Allah mengundang kita untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Kristus dan membuat kita tetap menjadi anggota-Nya. Di sini diuraikan dua sakramen yang diakui yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus.

Gereja-gereja Calvinis sering juga disebut gereja Presbiterial. Presbiterial dari kata presbiter artinya tua-tua (penatua). Majelis Jemaatnya disebut presbiterium yang terdiri dari pendeta, penatua, diaken (syamas) dan pengajar5. Semuanya ini adalah hasil dari Calvin yang

tekun memelajari Alkitab bahkan menafsirkan hampir seluruh kitab. Karena Calvin sungguh-sungguh menekankan kemuliaan Allah, ia bercita-cita teokrasi, yaitu pemeritahan Allah atas seluruh kehidupan. Oleh karena menghormati Allah, dengan demikian teokrasi, maka ia menekankan penyucian (Latin, sanctificatio) yaitu kehidupan baru yang harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang bersyukur, karena Allah

telah menyelamatkan mereka.6

Gerakan Kharismatik (Pentakosta Baru)

Langsung atau tidak langsung ajaran Calvin memengaruhi jauh di kemudian hari dengan adanya Gerakan Kharismatik. Tidak langsung

4 Calvin Yohanes, Institutio, Pengajaran Agama Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1983, hlm. Vii-viii

5 Aritonang, Jan S, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, Jakarta: 1995, PT BPK Gunung Mulia, hlm71.

6 End van den, Th, Harta Dalam Bejana, Jakarta: 1995, PT BPK Gunung Mulia, hlm. 188.

(5)

karena reformasi Gereja oleh Luther, Zwingli dan Calvin berlaku pada abad 16 sedangkan Gerakan Kharismatik nanti di abad 20. Langsung, barangkali karena pada umumnya berbagai bentuk persekutuan dan gereja terjadi sesudah reformasi. Khususnya oleh pengaruh Calvin; yang juga menekankan tentang penyucian. Namun gerakan-gerakan seperti itu bukan nanti waktu ini tapi juga sudah berlaku dalam sejarah gereja. Di abad 2, pernah ada orang yang bernama Montanus. Ia mempunyai watak yang fanatik. Ia menyatakan dalam dirinya berdiamlah Roh Kudus dan Roh Kuduslah yang berbicara. Ia menubuatkan bahwa akhir dunia telah dekat dan Kerajaan Seribu Tahun serta Yerualem baru segera akan

dibangunkan di Pepza, sebuah desa di Phrygia, Asia Kecil7. Abad 18,

John Wesley di Inggris pendiri Metodisme secara tidak langsung memengaruhi sejarah timbulnya kharismatik. Ia mengajarkan dua tahap, tahap pertama adalah Pembenaran dan permulaan Pengudusan, tahap kedua, Pengudusan yang sempurna. Pada abad 19 di Amerika Serikat muncul apa yang disebut Holiness Movement (Gerakan Kekudusan) yang dirintis oleh Charles Grandison Finney. Ia menulis buku Baptism of the Holy Ghost (Baptisan Roh Kudus). Ia membedakan antara pekerjaan Roh Kudus pada saat orang bertobat dan pada saat dikuduskan. Pekerjaan Roh pada saat pengudusan ini disebut Baptisan Roh. Menjelang abad 19, ada perkembangan baru. Baptisan Roh yang tadinya dihubungkan dengan pengudusan hidup, kini menjadi sarana

untuk menerima kekuatan bagi tugas kesaksian di dunia8. Perkembangan

ini menghasilkan Gerakan Pentakosta.

Mahasiswa di Sekolah Alkitab Topeka, Kansas di bawah pimpinan seorang dosen tahun 1901, menyelidiki data-data Alkitab mengenai Baptisan Roh dan mengambil kesimpulan bahwa glosolali (bahasa lidah) adalah tanda seorang menerima Baptisan Roh. Dari Gerakan Pentakosta ini timbullah sejak tahun 1960 aliran Kharismatik. Garis besar ajarannya sama dengan ajaran Pentakosta. Namun keanehannya ia merembes ke hampir semua gereja sampai ke gereja Katolik, tanpa memunyai kecenderungan untuk memisah diri dan

membentuk gereja sendiri9.

7 End van den, Th, Harta Dalam Bejana, hlm. 42.

8 Budiman R, Menentukan Sikap Terhadap Gerakan Kharismatik dalam buku Gerakan Kharismatik, apakah itu?, Jakarta: 1980, BPK Gunung Mulia, hlm. 170-171.

(6)

Pengertian charisma

Kharisma berarti karunia (tunggal), kharismata (jamak) berarti

karunia-karunia10. Dalam Roma 11:29 rasul Paulus mengatakan bahwa Allah tidak menyesali kasih-karunia dan panggilan-Nya. Hal itu dimaksudkan pemilihan dan penyelamatan Israel tidak lain adalah kasih karunia Allah. Kasih karunia ini pula didaftarkan oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 12:8-10; 1 Korintus 12:28-30 dan Roma 12:3-8. Inilah daftar kasih karunia itu.

1 Korintus 12:8-10 : 1) hikmat, 2) pengetahuan, 3) iman, 4) penyembuhan, 5)

mujizat, 6) nubuat, 7) membedakan roh-roh, 8) bahasa Roh, 9) menafsir bahasa Roh.

1 Korintus 12:28-30 : 1) mujizat, 2) penyembuhan, 3) melayani, 4) memimpin,

5) bahasa Roh, 6) menafsir bahasa Roh.

Roma 12:3-8 : 1) nubuat, 2) melayani, 3) mengajar, 4) menasihati, 5)

membagi-bagi, 6) memimpin, 7) kemurahan.

Bila memerhatikan ketiga daftar di atas, ada dua macam karunia, 1) Karunia-karunia yang bersifat supra natural (= adikodrati, bukan alamiah), 2) karunia-karunia yang bersifat natural (=alamiah). Yang dari 1 Korintus 12:8-10 itulah yang adikodrati, sedangkan yang kodrati : melayani, memimpin, mengajar, menasihati, membagi-bagikan, dst. Kecenderungan golongan Kharismatik mengutamakan yang adikodrati dan memandang rendah karunia-karunia yang lain yang bersifat alamiah11. Rasul Paulus penulis karunia-karunia yang

beraneka ragam itu tidak membuat perbedaan, semuanya adalah sederajat. Katanya: “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat, baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia itu untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar, dst… menasihat …i .Membagi-bagikan… , memberi pimpinan…., “ (Rm 12:6-8).

Rasul Paulus sesudah menulis 1 Korintus 12:12-31 tentang banyak anggota tetapi satu tubuh - yang masing-masing diberikan kasih karunia (28-30) – di pasal berikutnya I Korintus 13

10 Jongeneel, J.A.B., Kharismata, Gerakan Kharismatik dan Gereja-gereja, dalam buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta: 1980, BPK Gunung Mulia, hlm. 255.

(7)

menggarisbawahi KARUNIA YANG PALING UTAMA: KASIH, lihat juga Rm 13:8-10; Gal:14,22; Kol 3:14; dan bagian Alkitab lainnya). Itulah inti etika Paulus ialah kasih (agape). Inilah norma tertinggi. Kharismata harus diukur dari norma tertinggi ini. Kalau tidak semua karunia lainnya sama sekali tidak berfaedah. Semua kasih karunia yang diukur dengan KASIH-AGAPE ini diberikan Tuhan untuk pembangunan jemaat (1 Kor 14:3-5,12,17,26). Kalau tidak demikian tidak berharga sama sekali. Kharismata adalah alat pembangunan jemaat dan pembangunan jemaat adalah kriterium kharismata12.

Kesimpulan tentang kharismata:

1. kharismata penting, tetapi kasih-agape adalah yang terpenting; kharismata berfungsi untuk sementara waktu, tetapi kasih-agape tetap tinggal sampai selama-lamanya;

2. kharismata bermaksud dan bertujuan untuk membangun jemaat yang terdiri atas orang-orang yang berbeda-beda; dan

3. kharismata diberikan kepada tiap-tiap anggota jemaat, sehingga tidak ada anggota jemaat kelas satu (super) yang dapat berkata-kata dengan bahasa-roh, menyembuhkan, mengadakan mujizat; dan warga jemaat kelas dua (yang tidak sanggup melakukan hal itu).

Tipe-tipe Gerakan Kharismatik13

Ada lima tipe secara teologis dalam Gerakan ini:

1. Aliran yang mengajar tentang dua tangga (tingkat) keselamatan yaitu petobatan (kelahiran kembali) dan baptisan dengan Roh. 2. Aliran yang mengajar tiga tangga (tingkat) jalan keselamatan

yaitu pertobatan (kelahiran) kembali, pengudusan dan baptisan dengan Roh.

3. Aliran yang biasa disebut “Yesus saja” karena dalam baptisan hanya memakai rumus “dalam nama Yesus”. Aliran Pentakosta lain menyebut mereka “unitarianisme” (aliran satu/tunggal) yang menentang paham trinitas).

12 Jongeneel, J.A.B., Gerakan Kharismatik, apakah itu?, hlm. 263-264.

13 Abineno, J.L.Ch. Gerakan Pentakosta Dan Gerakan Pentakosta Baru (Gerakan Kharismatik) dalam buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta: 1980, hlm. 287.

(8)

4. Aliran yang dalam pelayanannya memakai (melembagakan) jabatan rasul dan nabi. Ini terdapat di Inggris, Perancis, Jerman, Denmark dan Swiss.

5. Tipe di Afika, yaitu berdasarkan kategori gejala-gejala mereka dan bentuk-bentuk spirititualitas seperti pembicaraan dengan bahasa-roh, doa penyembuhan orang sakit, partisipasi semua anggota jemaat dalam ibadah.

Inti ajaran Gerakan Kharismatik14

1. Berpumpun pada Yesus. Kesaksian tentang Baptisan Roh secara konstan mengacu pada kepada Yesus, dan penerimaan yang lebih penuh akan Yesus sebagai Tuhan.

2. Pujian. Hasil pertama kedatangan Roh Kudus lewat Baptisan adalah luapan dari lubuk hati orang dan lagu-lagu dan juga sebagian berbahasa lidah.

3. Kecintaan pada Alkitab. Kaum kharismatik cukup dikenal sebagai ‘pembawa Akitab’. Hal ini di satu sisi, membuat banyak orang menuduh kaum kharismatik sebagai Fundamentalis, sementara di lain pihak kaum Fundamentalis (bersama kaum Injili yang memang dekat dengannya) justru menilai bahwa pandangan dan praktek kaum Kharismatik bersama kaum Pentakostal telah jauh menyimpang dari Alkitab.

4. Allah berbicara hari ini. Orang-orang yang mendapat Baptisan Roh mendengar suara Tuhan. Mereka berkomunikasi secara langsung melalui cara-cara yang menarik perhatian, mengagetkan, dan membingungkan. Dengan ini mereka mengenal Allah sebagai Bapa yang penuh kasih, yang menyapa anak-anak-Nya dan menyatakan bahwa mereka adalah ahli waris-Nya.

5. Penginjilan. Kedatangan Roh Kudus melalui Baptisan Roh memimpin kepada penginjilan.

6. Kewaspadaan akan si jahat. Kehadiran pembaruan Kharismatik melalui Baptisan Roh diikuti dengan kesadaran baru akan realitas Setan dan kuasa si jahat. Kesadaran ini

(9)

membuat acara pengusiran setan menjadi penting dan dianggap relevan di lingkungan Kharismatik.

7. Karunia-karunia Roh. Di antara sembilan kharismata yang terdapat dalam 1 Kor 12:8-10 yang utama dan banyak dibicarakan ialah glosolali (bahasa lidah), nubuat dan penyembuhan.

8. Pengharapan Akhir Zaman. Kerinduan kalangan Kharismatik pada umumnya akan kedatangan Kristus kedua kali pada akhir zaman sangat kuat.

9. Kuasa rohani. Kuasa rohani yang mendampingi Baptisan Roh mewujud-nyata dalam kemampuan memuji Allah, menginjili, mengusir dan mengalahkan si jahat, serta memraktekkan karunia-karunia Roh.

Sumbangan Gerakan Kharismatik

Ada banyak ahli yang sudah meneliti kunci sukses gerakan ini dari berbagai sudut dan pendekatan. Misalnya sifat “oikumenis’ dan ‘interdenominasional’nya, besarnya peranan yang diberi kepada kaum muda dan wanita, kehadirannya di lingkungan bisnis dan intelektual. Di smping itu, ada satu faktor kunci yaitu bahwa gerakan ini merupakan kombinasi gerakan keagamaan dan sosial yang memberi jawaban

kepada umat-gereja yang dilanda oleh arus sekularisasi15. Sekularisasi

telah mendepersonalisasi (membuat manusia kehilangan kepribadian) sekaligus mengikis nilai-nilai sakral dan keyakinan akan adanya kekuatan adi-kodrati (supernatural) dalam kehidupan ini, menggantikannya dengan nilai-nilai dan kekuatan ilmu dan teknologi yang sangat rasional. Ternyata ilmu dan teknologi tidak behasil memberi jawaban atas berbagai kebutuhan mendasar dari manusia, antaranya keberadaannya sebagai pribadi. Di tengah arus sekularisasi yang juga melanda kehidupan gereja dan agama pada umumnya, gerakan Kharismatik sebagai kekuatan yang merepersonalisasikan manusia, sekaligus meresakralisasilan agama serta kekuatan dan nilai-nilai supernatural. Manusia kembali melihat diri sebagai pribadi yang baru, yang berhadapan dengan Allah yang juga berpribadi. Ini pada gilirannya

membawa pembaruan di dalam kehidupan gereja16.

15 Aritonang, J.S. (mengutip Poloma, Quebedeaux dan Linberg), hlm. 223-224 16 Aritonang, J.S. Hlm 224.

(10)

Abineno mengemukakan sumbangan gerakan Kharismatik17 sebagai berikut

1. Salah satu pokok yang paling dalam ajaran Kharismatik ialah Roh Kudus, bukan pertama-tama hakikat-Nya yaitu apa itu Roh Kudus, tetapi terutama perkerjaan-Nya dalam hati dan hidup orang-orang percaya dan karunia-karunia yang Ia berikan kepada mereka.

2. Realitas Roh Kudus yang dialami perlu dihubungkan dengan seluruh refleksi (perenungan) iman dari Gereja, itu berarti teologia harus “diolah kembali”.

3. Pengolahan teologi yang demikian harus bersifat ilmiah. Karena itu Gerakan Kharismatik tidak boleh anti ilmiah. Teologi harus mengusahakan suatu cara dan bahasa teologis yang lebih sesuai (cocok) dengan dengan pengalaman pengikut-pengikutnya, tidak meniru dari tempat lain mis. di Barat.

4. Penghayatan iman mendapat tempat yang sentral.

Pertimbangan-pertimbangan Reformed (Protestan) mengenai Kharismatik

Di sini dikemukakan The Candlestand Statement yang dirumuskan oleh para pemimpin Gereja Reformed (Protestan) dari berbagai negara di Amersfoort, Belanda, Pentakosta 2004 tentang Pertimbangan - petimbangan mengenai Kharis-matik. Yang dikemukakan pada uraian ini ialah judul tiap-tiap bab dan hanya mengutip kalimat perumusan di awal tiap bab itu:

Bab 1, Pewahyuan dan Alkitab: Mengenai Pewahyuan; Memahami Alkitab; Kuasa Alkitab.

Mengenai Pewahyuan18

1. Pewahyuan

Kami percaya akan kedaulatan dan kemahakuasaan Allah, Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Dia menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya, dan memberikan kepadanya sifat-sifat yang khusus,

17 Abineno, J.L.Ch. Gerakan Pentakosta dan Gerakan Pentakosta Baru, hlm. 297-299. 18 The Candlestand Statement, Pertimbangan-pertimbangan Reformed mengenai Kharismatik. Jakarta: 2011, PT BPK Gunung Mulia, `hlm.1-3.

(11)

tanggungjawab, dan kemampuan untuk mendengar, menjawab dan mengerti akan Allah yang kekal itu. Ia sendiri mengambil inisiatif untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia untuk dikenal. Dalam persekutuan-Nya dengan manusia itu, Dia menyatakan kehendak, kasih dan kesucian-Nya. Akan tetapi, manusia memilih mendengarkan perkataan Satan dan dengan demikian, ia telah berbuat dosa. Akibatnya, dia mendapat kutuk kematian dan kerusakan total. Walaupun demikian, Allah tidak berhenti menyatakan diri-Nya kepada manusia. Dia datang mencari manusia dan

memanggilnya. Dia menghukum manusia karena

pemberontakannya, tetapi juga menjanjikan kedatangan seorang Juruselamat; Allah menetapkan sebuah rencana Ilahi bagi pendamaian segala sesuatu, yang digenapi melalui garis sejarah yang telah ditetapkan-Nya sejak semula. Kami mengaku penggenapan dari rencana tersebut di dalam Yesus Kritus, sebagaimana dikatakan dalam Alkitab,”… supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memeroleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31).

2. Alkitab

Yesus Kristus adalah puncak dan pusat dari penyataan Allah (Ibr 1:1-2). Melalui Roh Kudus-Nya, Allah secara cermat menyampaikan kepada kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk mengenal Dia dan karya penebusan-Nya. Kita menerima pengetahuan ini melalui Alkitab yang berisi seluruh sejarah dan penyelamatan, pengajaran para nabi dan para rasul. Karya penyelamatan dan pemeliharaan memberikan kepada kita kesadaran akan keberadaan Allah. Alkitb adalah satu-satunya sumber yang berisi informasi yang cukup supaya kita dapat mengetahui dan mengenal pribadi Sang Pencipta segala sesuatu dengan benar. Melalui Alkitab, kita juga mengenal seluruh kehendak Allah yang perlu bagi keselamatan dan penghiburan kita, juga bagi pertumbuhan rohani dan penuntun dalam kehidupan pribadi maupun jemaat.

(12)

Kami percaya bahwa Allah telah menyempurnakan karya penyataan otoritaif, yang tertulis bagi kita dalam bentuk Alkitab. Dengan membaca dan menjelaskan Alkitab, Roh Kudus akan memimpin dan menolong sehingga kta mengerti rencana Allah dan kehendak-Nya dan percaya kepada janji-janji pada masa kini dan masa yang akan datang. Usaha untuk menundukkan diri kepada kebenaran Alkitab menyediakan bagi kita satu-satunya sumber untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan. Untuk memerbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16-17).

Bab 2, Allah Roh Kudus: Mengenai Ketritunggalan; Mengalami Roh Kudus; Karunia-karunia Roh. Mengenai Ketritunggalan19

Kami percaya bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Esa, Allah yang benar dan hidup, dari kekal hingga kekal, Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tiga Pribadi adalah satu, memiliki identitas dan fungsi-Nya masing-masing, bekerja bersama dalam persekutuan dan interaksi, menggenapkan satu kehendak dan rencana dalam penciptaan dan penciptaan kembali. Allah Bapa melalui firman dan Roh telah menyelesaikan karya penciptaan yang kemudian rusak oleh karena pemberontakan manusia. Meskipun demikian, Allah tetap mengasihi dunia ini sehingga Ia menetapkan untuk mendamaikan diri-Nya dengan menetapkan kesetiaan-Nya sebagai Allah perjanjian. Rencana ini terwujud melalui garis sejarah dan periode dalam sejarah penyelamatan yang di dalamnya ketiga Pribadi Tritunggal melaksanakan karya-Nya sesuai dengan Pribadi dan fungsinya masing-masing.

Bab 3, Kehidupan Kristen : Berkat-berkat Rohani; Berkat-berkat Jasmani; Organisasi Gereja; Kehidupan Jemaat.

Berkat-berkat Rohani20

19 The Candlestand Statement, hlm. 13. 20 The Candlestand Statement, hlm. 31-32.

(13)

Berkat-berkat Rohani dan Kelepasan kita. Kami mengaku bahwa Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya yang berarti baik, benar dan kudus. Walaupun demikian, manusia tidak menaati perintah Allah dan melakukan dosa, maka ia mendapatkan kutuk dan maut dari Allah. Inilah dosa mula-mula yang telah diwariskan kepada seluruh umat manusia (Rm 3:23). Manusia tidak dapat membebaskan diri mereka dari perbudakan dosa itu. Kami percaya bahwa Allah yang Mahamurah dan Mahaadil telah memulai inisiatif

penebusan dengan mengirimkan Anak-Nya untuk

membebaskan kita dari perbudakan dosa dan menyediakan keselamatan kekal bagi kita. Kami percaya bahwa kita diselamatkan dan dibenarkan hanya oleh anugerah, yang juga adalah pemberian Allah (Ef 2:8,9).Oleh karena iman, kita diterima Allah sebagai anak-anak-Nya (Gal 4:5-7) dan memiliki keyakinan keselamatan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Roma 8:38-39, “Siapakah yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus?... Sebab aku yakin , bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, atau pun sesuatu makhluk lain, tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Sesudah merumuskan semua bab , maka tiap-tiap bab diakhiri dengan penolakan-penolakan terhadap kharismatik. Di sini dikemukakan hanya beberapa pilihan dari penolakan-penolakan itu. Bab 1. 1). Kami menolak segala pengajaran yang menyangkal bahwa Allah telah menyelesaikan karya pewahyuan yang sempurna dalam bentuk Alkitab. Kita tidak lagi mengharapkan Allah mengilhami seseorang secara khusus untuk menambah atau melampaui wahyu Kitab Suci, yaitu Alkitab yang telah lengkap. 3). Kami menolak penyalahgunaan Alkitab atau bagian-bagian Alkitab atau ayat-ayat khusus atau kata-katanya yang lepas untuk mendapatkan kuasa khusus yang menyembuhkan atau memberi kemakmuran. Tidak ada dasar Alkitab yang mengajarkan bahwa Allah akan melakukan mukjizat dengan cara mengulang-ulang Firman-Nya atau membaca dengan secara keras maupun membisikkan. 6). Kami menolak sikap lebih menyukai pengalaman-pengalaman pribadi yang langsung (mis pimpinan langsung

(14)

dari Roh Kudus melalui suara-suara batin dan penglihatan-penglihatan) lebih dari pimpinan Alkitab sendiri. Sikap seperti ini melampaui janji-janji Allah dalam perjanji-janjian yang sedang kita jalani dan mengabaikan cara-cara normal, sehat, dan alami dalam melaksanakan tanggung jawab

kita, dan mengabaikan penggunaan Alkitab secara sehat.21

Bab 2. 9). Kami menolak pengajaran yang berpusat pada penyembahan salah satu Pribadi Tritunggal saja, mis hanya menyembah Roh Kudus, atau hanya Anak, sedangkan kita harus menyembah ketiga-Nya yang Esa. Hal ini menyebabkan penyimpangan rencana penyelamatan Allah yang koheren. Pekerjaan Roh tidak memunyai arti tanpa pekerjaan Anak, karya Anak tidak memenuhi tujuannya tanpa Roh Kudus, dan Bapa tidak akan mengumpulkan umat-Nya tanpa Anak dan Roh. 11). Kami menolak penyalahgunaan istilah “baptisan Roh Kudus” sebagai sebuah pengalaman khusus yang perlu diharapkan dan dituntut dalam kehidupan semua orang percaya sebagai “berkat kedua”. Ajaran seperti ini mengurangi karya Roh Kudus yang dikerjakan-Nya melalui kelahiran kembali dan terlalu melebih-lebihkan pengalaman yang harus ditunggu, khususnya dalam sebuah manifestasi yang sangat emosional dan luar biasa. Istilah “baptisan dengan Roh” menunjukkan keseluruhan pekerjaan Roh Kudus. 13). Kami menolak ajaran yang menyatakan bahwa Gereja-gereja yang tidak memraktikkan bahasa roh dalam ibadat adalah Gereja-gereja yang salah dan telah memadamkan Roh Kudus, atau terlalu kurang berharap kepada Allah. 14). Kami menolak pengajaran bahwa karunia bahasa lidah pernah dimaksudkan untuk

memerbesar atau memerkaya pengalaman Kristen.22

Bab 3. 18. Kami menolak pengajaran bahwa pembenaran oleh iman saja tidak cukup dan bahwa kita harus dilengkapi dengan “pembenaran penuh” dengan cara disiplin yang keras, gaya hidup yang asketis, doa yang bertele-tele, dll. Pengajaran ini sebenarnya bergantung pada kemampuan dan karya manusia dan menjadikan keselamatan berpusat pada manusia (antroposentris) dan bukan berpusat pada Kristus (Kristosentris). 20). Kami menolak pengajaran bahwa orang percaya dapat memeroleh tingkatan kekudusan yang lebih tinggi dengan mengikuti cara-cara atau langkah-langkah tertentu, mis harus dibaptis oleh Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa Roh. 22). Kami menolak

21 The Candlestand Statement, hlm.10-12. 22 The Candlestand Statement, hlm. 17, 29.

(15)

pola pikir Barat yang memisahkan antara supraalami dan alami. Pandangan yang dualistis itu menyangkal akan kenyataan dari penopangan dan pemerintahan Allah sekaligus kehadiran roh-roh jahat yang dipimpin oleh Satan. Pandangan ini juga menyebabkan pendewaan kemampuan manusia dan ilmu pengetahuan, dan berpusat semata-mata pada kemampuan manusia dan penemuan-penemuan alami. Hal ini menyebabkan “pengilahian” manusia sekaligus tidak lagi mengakui akan kemahakuasaan Allah sebagai Pencipta, dan juga menyangkal pengaruh kuasa-kuasa jahat, yang dikuasai oleh bapa segala dusta. 23). Kami menolak pola pikir mekanis dan agama-agama kafir tradisional yang menganggap Allah sebagai kuasa dan pabrik ilahi yang secara otomatis memenuhi kebutuhan manusia atau sesuai keinginan mereka. 24). Kami menolak ajaran yang menggunakan slogan “Sebutlan dan Tuntutlah!”, yang menyatakan bahwa kita dapat mengklaim kemakmuran dan kesembuhan; kami juga menolak semua pandangan yang menyertai kesembuhan ilahi, atau berkumpul di sekeliling seorang penyembuh terkenal, khususnya mereka yang menipu orang-orang dengan sarana media massa. Rencana Allah bagi pendamaian bukanlah berisi janji kesembuhan yang utuh dari segala penyakit selama berada di atas bumi ini, juga bukan rencana untuk membebaskan kita dari segala kuasa yang jahat (lih Ibr 11). Rencana ini menyakinkan kita untuk menang atas kematian dan menerima kemuliaan surgawi. 30). Kami menyerukan iman dan pengertian dari semua orang percaya untuk tidak mengikuti praktik-praktik okultisme dari pelaku mukjizat yang memakai nama Yesus untuk menjanjikan kesembuhan atau kemakmuran. Mereka menyesatkan banyak orang, meninggalkan mereka dalam keadaan frustrasi, kekecewaan, dan tekanan. Ini akan merusakkan pertumbuhan Gereja Kristus dan mengujat nama Allah yang kudus. Para pengajar kharismatik ini menarik banyak orang karena mereka memberikan pengharapan kepada orang-orang miskin untuk menjadi kaya, dan kepada orang sakit untuk menjadi sembuh. Mereka menyebabkan dan sudah menyebabkan perpecahan Gereja, tawar hati, kekecewaan, kemurtadan, dan akhirnya sekularisme. 32). Berdasarkan keyakinan yang kami nyatakan dalam dokumen ini, kami menolak ide bahwa dogma atau doktrin dapat menghalangi perkembangan Gereja, menyebabkan Gereja tidak hidup dan tradisionalisktik yang kaku. Alkitab berbicara sangat jelas mengenai perlunya menjaga Gereja dengan ajaran yang sehat. Hal ini menyediakan kemungkinan untuk merumuskan doktrin di dalam Gereja sebagai sarana-sarana mutlak untuk mengembangkan ketaatan. 33). Organisasi

(16)

dan kelembagaan Gereja tidak mengancam Gereja. Kami melihat bahwa pemerintahan Gereja yang baik dinyatakan dalam Alkitab, khususnya jika berhubungan dengan doktrin, pelayanan misi, dan menguatkan hubungan antar Gereja. 39). Kami menolak adanya dua tingkatan dalam kehidupan Gereja, atau kehadiran semacam “elite rohani” di dalam jemaat, suatu praktik yang dsebabkan oleh penekanan yang salah pada kekudusan dan kebutuhan akan “berkat kedua”. 41). Kami mengaku bahwa diskusi-diskusi yang terus menerus mengenai topik liturgi bertentangan dengan kebebasan yang diberikan Roh dalam ibadat. Kami menolak gaya-gaya ibadah yang difokuskan untuk menciptakan suasana emosional dengan maksud demi membuka jalan bagi segala macam ekspresi iman yang bersifat ekstatis. Pemakluman dan pengajaran Firman Allah itulah yang sepatutnya menarik hati dan akal budi kita, bukan menyanyi berlama-lama, puja-puji, menari, doa

berpanjang-panjang, berteriak, musik, tertawa, bahasa lidah, dsb23.

Kelemahan Gerakan Kharismatik

1. Rutinisasi kharisma di dalam acara-acara yang diselenggarkan, sehingga perwujudan kharisma tidak lagi merupakan pengalaman rohani yang khas, baru dan segar.

2. Kecenderungan pembentukan denominasi baru, di mana semakin banyak persekutuan Kharismatik yang mengarah kepada lembaga gereja yang tidak mempunyai keunikan dan kekhasan dibandingkan dengan organisasi gereja lain.

3. Perpecahan, baik karena pertikaian di kalangan pemimpinnya, maupun karena perbedaan rasial, seperti yang sering juga terlihat di kalangan Pentakostal.

4. Individualisme yang sangat kuat, kendati gerakan Kharismatik suka berbicara tentang persekutuan.

5. Penolakan dan sikap kritis dari berbagai denominasi atau gereja arus utama, terutama sesudah melhat dampak negatif (antara lain perpecahan dan ajaran yang menyimpang) yang dibawa gerakan

ini ke dalam kehidupan gereja.24

Ajaran-ajaran Gerakan Kharismatik mengenai Baptisan Roh, bahasa lidah sebagai alat komunikasi sempurna dengan Allah, pemakaian

23 The Candlestand Statement, hlm. 34, 44, 45, 47, 51, 59.

(17)

Alkitab tanpa doktrin atau teologi, penyembuhan ilahi dan sebagainya, tidak membuka perspektif baru bagi fungsi gereja dalam masyarakat. Gerakan ini membawa orang ke dalam suatu keberagamaan yang “vertikal”, padahal umat manusia menghadapi masalah-masalah sosial yang memerlukan bukan hanya Baptisan Roh dan bahasa lidah melainkan pelayan kasih. Lebih dari penyembuhan ilahi, masalah-masalah masyarakat memerlukan terapi sosial yang tidak dapat dilakukan dengan doa yang berapi-api. Kekristenan yang diperlukan di Indonesia dewasa ini bukan lagi jenis keberagamaan ritual individual, melainkan bertekanan etik sosial, kontekstual dan terbuka terhadap hubungan dialogis dengan agama-agama lain. Gerakan Kharismatik tidak dapat diandalkan untuk itu.25

PENUTUP

Iman Kristen dan lembaga persekutuan orang-orang beriman yaitu Gereja dalam sejarahnya sejak Tuhan nya membentuk dan menempatkannya di tengah-tengah dunia ini tidak luput dari tantangan dan pergumulannya baik dari dalam dari maupun dari luar. Syukur, Roh Kudus tetap bekerja dengan cara-Nya sendiri sehingga apa pun tantangan dan pergumulan sampai hari ini Gereja dan Orang Percaya (Beriman) sebagai anggotanya tetap eksis dan melaksanakan tugas panggilannya dalam segala situasi dan kondisi (konteks). Kehadiran Gerakan Kharismatik di satu pihak menyadarkan, membangunkan dan menyentakkan Gereja dan orang beriman tentang Roh Kudus yang mengaruniakan berbagai kharisma yang tidak boleh didiamkan apalagi dikubur, tapi semuanya bisa dipergunakan dan bahkan diperkembangkan dengan satu syarat seperti kata rasul Paulus yaitu untuk membangun jemaat (1 Kor 14:12). Kharisma-khariama jangan ditonjolkan begitu rupa lalu menganggap orang lain, anggota jemaat lain, gereja lain tidak memiliki Roh, seolah-olah kemampuan dan kehebatan manusia sendiri maka yang terjadi ialah kesombongan rohani. Pun segala aktivitas peribadahan hanya menekankan keselamatan individu dan semuanya terarah secara vertikal , tetapi di lain pihak tetapi melupakan hubungan secara horizontal-sosial apalagi masyarakat kita masih banyak yang hidup

25 Ngelow, Z. Mengenai Gerakan Kharismatik Indonesia dalam Majalah Oikoumene no.215/Juni 1994, hlm. 25.

(18)

dalam kesusahan, kemelaratan dan penderitaan seperti kemiskinan, perumahan dan tempat tinggal yang tidak layak, kesehatan yang tidak terjamin, pendidikan yang tidak cukup dan memadai. Bagaimana doa, kesetiaan mendengar, memahami dan menghayati Firman Tuhan dapat berdampak secara signifikan terhadap semuanya itu. Tepatlah kata rasul Paulus yaitu kejarlah karunia yang paling utama (I Kor 12:31): KASIH-AGAPE (I Kor 13:1-13). Dan itulah yang menjadi hukum yang terutama sebagai rangkuman Hukum Taurat oleh Yesus sendiri : Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi. Hal yang sama ialah kasihilah sesama manusia (Ul 6:5; Mat 22:37-40). Kesaksian gereja sebagai tugas panggilannya selain bersekutu dan melayani sesama juga bersaksi memberitakan Injil Keselamatan tentu akan berhubungan dengan sesama manusia yang memeluk agama apa pun. Kesaksian seperti itu antara lain bercakap dan berdialog dengan mereka misalnya bagaimana secara bersama menghadapi dan menanggulangi kemiskinan yang melilit sesama manusia bangsa kita. Terima kasih atas sumbangan-sumbangan yang berarti dari Gerakan Kharismatik juga kritikan-kritikan mereka, tetapi juga Gerakan ini pun perlu mengevaluasi dan mengintrospeksi diri mengenai beribadah, ajaran dan kiprah di tengah dunia dan masyarakat apakah melaksanakan Misi Agung : MENJADI BERKAT KESELAMATAN BAGI DUNIA INI DAN SEMUA ORANG.

Akhirnya, Kidung Jemaat 252:1,3,4 kiranya dapat menguatkan Gereja:

Batu penjuru G’reja dan Dasar yang esa, yaitu Yesus Kristus , Pendiri umat-Nya. Dengan kurban darah-Nya Gereja ditebus; baptisan dan firman-Nya membuatnya kudus.

Dilanda perpecahan dan faham yang sesat, jemaat diresahkan tekanan yang berat. Kaum kudus menyerukan, “Berapa lamakah”.

Akhirnya malam duka diganti t’rang cerah. Gereja takkan punah selama-lamanya, dibimbing tangan Tuhan, dibela kasih-Nya. Ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya,

(19)

KEPUSTAKAAN

Abineno, J.L.Ch., Aku Percaya Kepada Allah. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia 1983.

____________ , Gerakan Pentakosta dan Gerakan Pentakosta Baru, dalam buku Gerakan Kharismatik apakah itu? Jakarta, PT BPK Gunung Mulia 1980.

Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia, 1995.

Budiman, R., Menentukan Sikap Terhadap Gerakan Kharismatik, dalam buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta, PT BPK Gunung Mulia 1980.

Dankbaar, W.F., Calvin, Djalan Hidup dan Karijanya, Djakarta, BPK 1967. End van den, Th., Harta Dalam Bejana. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia

1995.

Jongeneel, J.A.B., Kharismata, Gerakan Kharismatik dan Gereja-gereja dalam buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta, PT BPK Gunung Mulia 1980.

Majalah Oikoumene (PGI) No.25 Juni 1994.

The Candlestand Statement, Pertimbangan-pertimbangan Reformed mengenai Kharismatik. Jakarta, PT BPK Gung Mulia 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ekplorasi diharapkan dapat menentukan kriteria desain yang cocok dengan karakter remaja, mempunyai tempat storage yang cukup untuk membawa barang kebutuhan sekolah

saran demi kesempurnaan proposal skripsi ini sehingga dapat berguna bagi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan sekaligus sebagai

Note: tidak harus sama dengan yang saya bagi disini, tapi anda boleh mencoba dengan kreasi anda sendiri.. Mainkan

Analisis situasi: berisi tentang uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang dihadapi oleh kegiatan yang menghasilkan keluaran (output), yang dapat berupa: data pembuka

Jumlah Dokumen Laporan Kinerja dan Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah kabupaten Mukomuko. 2

Kinerja karyawan ditinjau dari aspek jumlah pekerjaan terlihat bahwa karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan rata-rata sudah bekerja sesuai dengan yang ditargetkan

Bangunan sekolah sebagai bangunan hunian sementara selain memiliki fungsi sebagai sekolah dasar juga sebagai hunian sementara (huntara), untuk itu dilihat dari syarat

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pandangan baru kepada masyarakat tentang pembangkit listrik tenaga nuklir yang modern, keuntungan pemanfaatan teknologi