• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP METODE PEMBELAJARAN BERBASIS DARING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMAN 9 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP METODE PEMBELAJARAN BERBASIS DARING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMAN 9 MAKASSAR"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF LEARNING MOTIVATION AND LEARNING INTEREST ON ONLINE LEARNING METHODS IN INDONESIAN LANGUAGE LEARNING FOR CLASS XI STUDENTS OF SMAN 9

MAKASSAR

BAHTIAR 105041305518

TESIS

ROSITA

Nomor Induk Mahasiswa : 105041304018

PROGRAM PASCASARJANA

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

TESIS

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai magister Program studi

Magister pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan Oleh

ROSITA

Nomor Induk Mahasiswa : 105041304018

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

PENYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rosita

Nim : 105 04 13 040 18

Program studi : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengembalian atau hasil pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tulisan ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Maret 2021 Yang menyatakan

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”

(An Najm:39)

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”

(Al-Mu’min ayat 60)

Persembahan:

Skripsi ini adalah sebagian dari ibadah kepada Allah SWT, karena kepada-Nya kami meneyembah dan kepada-Nya kami memohon pertolongan sekaligus sebagai ungakapan terima kasihku kepada: Bapak dan ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku

Adik-adikku (Fira dan Ayu) yang selalu memberikan inspirasi. Ashari dan teman-teman yang berjasa dalam proses pembuatan tesis.

(7)

ABSTRAK

ROSITA. 2021, Pengaruh Motivasi Belajar dan Minat Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Berbasis Daring Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMAN 9 Makassar. Tesis. Dibimbing oleh Syafruddin dan Syahruddin

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara motivasi belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring, mengetahui pengaruh antara minat belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring,dan Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara motivasi dan minat berlajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah survey dengan teknik penelitian yang digunakan adalah teknik korelasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 77 siswa dengan menggunakan teknik pengambilan random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik observasi dan angket yang dibagikan melalui google form. Data yang diperoleh melalui uji normalitas dengan uji liliefor, Uji linear dan Uji Multikolinearitas adalah motivasi belajar dan minat belaja berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring. Hal tersebut diperoleh dari data perhitungan menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t table (22,617 > 1,992), jadi Motivasi belajar (X1) berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) siswa kelas XI SMA 9 Makassar, dari data perhitungan menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) siswa kelas XI SMA 9 Makassar dengn t hitung lebih besar daripada t table (3,564 > 1,992) dan Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui pengolahan data menggunakan SPSS 26 , diketahui R square sebesar 0,890 yang berarti bahwa pengaruh variabel motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhahadap model pembelajaran berbasis daring adalah sebesar 89%.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Minat Belajar, Pembelajaran Berbasis

(8)

ABSTRAK

ROSITA. 2021, The Influence of Learning Motivation and Learning Interest on Online Learning Methods in Indonesian Language Learning for Class XI Students of SMAN 9 Makassar. Thesis. Supervised by Syafruddin and Syahruddin

The research objectives were to determine the effect of learning motivation on online-based learning methods, to determine the effect of learning interest on online-based learning methods, and to determine the joint influence between motivation and interest in learning on online-based learning methods. The approach taken in this research is a survey with the research technique used is the correlation technique. The sample used in this study were 77 students using a random sampling technique. Data collection techniques used in this study using observation techniques and questionnaires that are distributed via google form. The data obtained through the normality test with the Liliefor test, linear test and multicollinearity test are learning motivation and interest in learning have an effect on online-based learning methods. This is obtained from the calculation data showing that t count is greater than the t table (22.617> 1.992), so learning motivation (X1) has an effect on online-based learning methods (Y) in class XI SMA 9 Makassar, from the calculation data shows that it affects online-based learning method (Y) class XI SMA 9 Makassar with t count greater than t table (3,564> 1,992) and based on the results obtained through data processing using SPSS 26, it is known that R square is 0.890 which means that the influence of learning motivation and interest in learning together has an effect on online-based learning models by 89%.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur patutlah dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Metode Pembelajaran Daring Siswa Kelas XI SMAN 9 Makassar”. Sholawat serta salam juga semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW kepada sahabat keluarga, serta ummat yang istiqomah berada di jalan-Nya.

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu persyaratan guna menempuh gelar Magister Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis mengambil judul tesis ini adalah karena tertariknya penulis untuk mengamati proses pembelajaran daring selama keadaan pandemi.

Penulis menyadari dalam penyusunan tesis ini hambatan dan kesulitan selalu penulis temui, namun hanya atas izin-Nya serta bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda saya Rosdiana dan ayahanda Firdaus, atas kesabaran, keikhlasan, dan ketulusannya dalam membimbing dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayangnya.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Dr. Syafruddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk sehingga tesis ini dapat selesai, bapak Ds. H. Syahruddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan serta petunjuk dalam penyusunan tesis ini, kepala sekolah SMAN

(10)

9 Makassar yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian, humas SMAN 9 Makassar beserta guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI yang telah memberikan waktu dan bantuannya dalam proses pengambilan data di lapangan, bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, siswa- siswi kelas XI SMAN 9 Makassar, yang bersedia membantu dalam proses pengambilan data di lapangan dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan tesis ini sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, Maret 2021

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ... …i

HALAMAN PENGESAHAN ……… ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... .iv

ABSTRAK ... …v

ABSTRAK ... …vi

ABSTRAK ... ..vii

KATA PENGANTAR ... ..viii

DAFTAR ISI... ... …x

DAFTAR TABEL ... ..xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ..xiii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang ... .... 1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………...9

A. Kajian Pustaka...9

B. Penelitian relevan ...47

C. Kerangka pikir...50

D. Hipotesis penelitian ...51

(12)

A. Rancangan penelitian...54

B. Populasi dan sampel ...54

C. Defenisi Operasional Variabel ...57

D. Teknik Pengumpulan Data...58

E. Instrumen Penelitian ... ..59

F. Uji validitas dan Reabilitas ……….……...62

G. Teknik Analisis Data ...65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 68

A. Hasil Penelitian ... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ..85

A. Simpulan ... 85

B. Saran ... ..85

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... ..92 RIWAYAT HIDUP ...

(13)

Daftar Tabel

Tabel 1. Populasi Penelitian... 55

Tabel 2. Informasi Sampel ... 57

Tabel 3. Instrument Angket Motivasi Belajar Siswa ... 59

Tabel 4. Instrument Angket Minat Belajar Siswa ... 60

Tabel 5. Instrument Pembelajaran Berbasis Daring ... 60

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Validitas ... 62

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 8. Data Frekuensi Motivasi Belajar... 68

Tabel 9. Data Frekuensi Minat Belajar ... 69

Tabel 10. Data Frekuensi Pembelajaran Berbasis Daring ... 70

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ... 72

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Linearitas ... 73

(14)

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Kuisioner Motivasi Belajar ... 92

Lampiran 2. Kuisioner Minat Belajar ... 97

Lampiran 3. Kuisioner Pembelajar Berbasis Daring ... 101

Lampiran 4. Hasil Kuisioner Motivasi Belajar ... 105

Lampiran 5. Hasil Kuisioner Minati Belajar... 111

Lampiran 6. Hasil Kuisioner Pembelajar Daring ... 117

Lampiran 7. Data Hasil Ujivalidasi Motivasi Belajar ... 123

Lampiran 8. Data Hasil Ujivalidasi Minati Belajar ... 124

Lampiran 9. Data Hasil Ujivalidasi Pembelajar Daring ... 125

Lampiran 10. Data Hasil Uji Reabilitasi ... 127

Lampiran 11. Data Hasil Uji Normalitas ... 130

Lampiran 12. Data Hasil Uji Linearitas ... 131

Lampiran 13. Hasil Uji Multikolineritas ... 132

Lampiran 14. Data Hasil Uji Regresi Sederhana (XI-Y) ... 133

Lampiran 15. Data Hasil Uji Regresi Sederhana (X2-Y) ... 134

Lampiran 16. Data Hasil Uji Regresi Sederhana Berganda ... 135

Lampiran 17. Tabel Distribusi F ... 136

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia dimulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan diperoleh untuk menghadapi tantangan yang ada sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, pendidikan hendaknya mengarah pada upaya pembentukan manusia yang tanggap terhadap lingkungan dan peka terhadap perubahan.

“artinya: dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang berilmu.” ( Qs: Al-an’kabut;43)”

Sebagaimana ayat 43 surah al-ankaabut orang-orang berimul (berpendidikan) yang akan memahami tentang perkembangan dan hal-hal yang terjadi pada zaman sekarang. Sehinggah pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi perkembangan zaman dan sebagai cara untuk membantu memahami perubahan-perubahan yang terjadi juga sebagai pembangunan bangsa suatu negara.

(16)

pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga Perguruan Tinggi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (Qs: al mujadalah:11).”

Sebagaimana ayat 11 dari surah al mujadalah pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat memberikan ilmu pengertahuan sehinggah membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, selain itu, pembelajaran mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik, agar pembelajaran terlaksana dengan baik peserta didik harus dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya.

(17)

“artinya:Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan (Qs: thoha:114).”

Dari surah thoha menyatakan bahwasanya ilmu pengetahuan sangat penting, Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam belajar dan pembelajaran dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Motivasi tidak hanya penting untuk menjadikan seorang peserta didik terlibat dalam kegiatan belajar. Tetapi juga penting dalam menentukan seberapa jauh peserta didik tersebut akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh peserta didik tersebut memperoleh pengetahuan dalam suatu kegiatan pembelajaran . peserta didik yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam belajar, sehingga pengetahuan yang diperolehnya juga lebih baik (Ratunaman, 2019).

Hasil belajar akan optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran tersebut. Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, munculah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong memengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar. Selain motivasi

(18)

belajar, minat belajar juga salah satu yang terpenting untuk menghasilkan hasil belajar yang diharapkan.

Ratunaman (2019) menyatakan Minat adalah kecenderungan yang bersifat tetap untuk memerhatikan aktivitas tertentu. Minat dikaitkan dengan rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau suatu aktivitas tanpa diminta atau disuruh orang lain. Minat berbeda dengan perhatian perhatian bersifat sementara, sedangkan minat bersifat tetap dalam waktu yang lama. Perhatian belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat sudah tentu diikuti dengan perasaan senang. Senada dengan itu, Minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam kelancaran proses belajar mengajar. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar siswa yang rendah maka kualitas pembelajaran akan menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar.

Hal tersebut membuat metode pembelajaran berperan dalam meningkatkan motivasi belajar dan minat belajar peserta didik. Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk memilih suatu metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti, materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks penyelenggaraan tersebut guru dengan sadar

(19)

merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana. Aktivitas proses pembelajaran menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Metode pembelajaran daring merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk melanjutkan proses belajar mengajar ditengah pandemi covid-19. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang sedang banyak digunakan saat ini. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online.

Pembelajaran berbasis daring merupakan penggunaan jaringan internet oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berbasis daring mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (constructivism); 2) pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social constructivism); 3) membentuk suatu komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif; 4) memanfaatkan media laman (website) yang bisa di akses melalui internet, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital; 5) interaktif, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan (Ditjen GTK Sobri, 2020).

(20)

Pemerintah Indonesia menyatakan keadaan Bencana Nasional (Keppres Nomor 12/2020, 2020), memutuskan untuk menutup dan menghentikan semua kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya di sekolah sebagai respon untuk mencegah penularan covid-19. Pada masa Pandemi Covid-19 saat ini telah terjadi perubahan mendasar dalam pelaksanaan metode pembelajaran di sekolah. Pembelajaran tatap muka tidak lagi dapat dilaksanakan pada zona merah.

Makassar adalah salah satu daerah yang dinyatakan masuk kedalam zona merah sehingga tidak memungkinkan untuk melaksakan proses pembelajaran di sekolah. Semua jenjang pendidikan di Makassar sudah dipastikan akan menjalankan proses pembelajaran jarak jauh atau menggunakan metode pembelajaran berbasis daring tidak terkecuali sekolah menengah atas. Dari observasi awal penulis, penulis memilih SMAN 9 Makassar mejadi tempat penelitian karena nilai Bahasa Indonesia pada SMAN 9 Makassar telah mencapai nilai kkm dengan nilai rata-rata 77. SMAN 9 Makassar juga telah menggunakan metode pembelajaran berbasis daring pada beberapa mata pelajaran dengan menggunakan aplikasi qiupper.

Berdasarkan uraian di atas, motivasi dan minat belajar masih perlu dilihat kembali pengaruhnya terhadap proses pembelajaran berbasis daring. Karena proses pembelajaran yang sering didapatkan oleh siswa adalah proses pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah. sehingga siswa SMAN 9 Makassar berupaya melakukan adaptasi dalam

(21)

menempuh berbagai metode pembelajaran berbasis daring. Semua kegiatan tatap muka di kelas ditiadakan dan digantikan dengan pembelajaran secara daring atau online secara penuh tanpa terkecuali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diurai diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring?

2. Apakah minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring?

3. Apakah motivasi dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasi daring?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring

2. Untuk mengetahui pengaruh antara minat belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring

3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara motivasi dan minat berlajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Diharapkan menjadi bahan rujukan bagi para peneliti untuk sesuatu penelitian mengenai metode pembelajaran berbasis daring.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, khusunya kelas XI dengan metode pembelajaran berbasis daring dapat membantu dan meningkatkan motivasi dan minat belajar Bahasa Indonesia.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran Bahasa Indonesia lebih kreatif dan inovatif

c. Bagi sekolah, dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam rangka perbaikan teknik pembelajaran yang bervariasi

d. Bagi pembaca, sebagai bahan perbandingan dengan penelitian selanjutnya yang berminat meneliti tentang penerapan metode pembelajaran berbasis daring.

(23)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

a. Pengertian pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kesimpulan tersebut, maka standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penugasan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Humaira, 2012).

Pembelajaran bahasa Indonesia juga salah satu mata pelajaran penting dalam dunia pendidikan.Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (2) peserta didik memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,keperluan dan keadaan (3) peserta didik memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

(24)

emoasional,dan kematangan sosial,(4) peserta didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (5) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) peserta didik menghargai dan membanggakan karya sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intektual manusia Indonesia (BNSP dalam Hidayah, 2015).

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa berkomunikasi dengan baik, benar, dan tepat secara tertulis maupun lisan. Pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia. Kriteria bahasa yang baik dan benar menurut Sugono yaitu baik dan ketepatan memilih kata berdasarkan situasi secara lisan dan tulisan (Yusi Kamhar & Lestari, 2019). Dalam kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia diintegrasikan dengan pelajaran lainnya. Sasarannya adalah agar siswa terampil dalam menggunakan bahasa (Mardhatillah dalam Anzar & Mardhatillah, 2017)

Sejalan dengan hal tersebut menurut Iskandarwassid & Dadang Sunendar dalam (Humaira, 2012) “pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk tahap

(25)

perkembangan selanjutnya”. Selain itu, pembelajaran harus dapat membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa di lingkungannya, bukan hanya untuk berkomunikasi, namun juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui bahasa, siswa mampu mempelajari nilai-nilai moral atau agama, serta nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat, melalui bahasa, siswa juga mampu mempelajari berbagai cabang ilmu.

Pembelajaran Bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, partisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia indonesia (Depdiknas dalam Anzar & Mardhatillah, 2017)

2. Metode pembelajaran berbasis daring a. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah pengetahuan mengenai tata cara mengajar yang dilakukakan guru atau instruktur. Pengertian

(26)

lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik pengajaran yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau penyampaian bahan pelajaran kepada siswa di ruang kelas agar siswa dapat memahami pembelajaran yang berlangsung (Sani dan kurniasih, 2017:6).

Trianto (Nasution, 2017) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Pupuh dan Sobry S (Nasution, 2017) berpendapat makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.

Uno & Mohamad (Lutvaidah, 2016) juga mengemukakan pendapatnya tentang Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Sementara menurut Nana Sudjana (Prihatini, 2017) metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Yang dimaksud disini bahwa metode merupakan sebuah cara yang digunakan guru

(27)

mata pelajaran dalam menyampaikan materi ajar kepada siswanya. Metode pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pokok bahasan yang diajarkan.

Adapun prinsip dalam memilih metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Bachtiar Rifva’i (Lutvaidah, 2016) yaitu:

1) Asas maju kelanjutan (continous progress) yang artinya memberi kemungkinan pada murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya

2) Penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberikan kesempatan untuk mempelajari dan mencari bahan pelajaran lebih banyak lagi daripada yang diberikan oleh guru.

3) Bekerja secara tim, anak mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memungkinkan anak bekerja sama.

4) Multi disipliner, artinya memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu meninjau dari berbagai sudut. Misalnya masalah rambut gondrong dapat dilihat dari sudut kesehatan dan pandangan orang.

5) Fleksibel, dalam arti dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.

Menurut M. Sobri Sutikno (Prihatini, 2017) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai

(28)

tujuan. Tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran tentu adalah tingkat keberhasilan dari pembelajaran tersebut. Adapun Kriteria pemilihan metode pembelajaran menurut Sani dan Kurniasih (2017:10), yakni:

1) Tujuan pengajaran, ialah tingkah laku yang diharapkan bisa menunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar.

2) Materi pengajaran, ialah bahan yang disiapkan dalam pengajaran, berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.

3) Besar kelas (jumlah kelas), ialah banyakanya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas 50-100 siswa.

4) Kemampuan siswa, ialah kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat pemahaman siswa baik mental, fisik dan intelektual.

5) Kemampuan guru, ialah kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran yang optimal.

6) Fasilitas yang ada, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat dilakukan sebagai peningkatan efektivitas pengajaran.

(29)

7) Waktu yang tersedia, jumlah waktu direncanakan atau dialokasikan sebagai bentuk penyampaian bahan pengajaran yang sudah ditentukan.

Berdasarkan beberapa teori tersebut metode pembelajaran adalah langka-langka yang dilakukan untuk menyampaikan pengetahuan yang diketahui seorang pendidik kepada peserta didik sebagai pengumpamaan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Metode pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran berjalan dengan baik karena diharapkan akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pengajar yang akan membantu kompetensi pembelajaran dapat tercapai.

b. Pembelajaran berbasis daring

Pembelajaran berbasis daring yaitu penggunaan jaringan internet oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berbasis daring memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) menuntut pembelajar melakukan pembangunan dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (constructivism); 2) pembelajar melakukan kolaborasi dengan pembelajar yang lain dalam meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social constructivism); 3) membuat komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif; 4) memanfaatkan media

(30)

laman (website) yang bisa diakses melalui internet, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital; 5) interaktif, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan (Ditjen GTK Sobri et al, 2020).

Azhar mengungkapkan bahwa Pembelajaran Daring Learning sendiri dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah dasar yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamya. Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik (Meidawati & Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, 2019).

Kelebihan pembelajaran daring learning diseluruh lapisan masyarakat di Indonesia bisa mengikuti program ini. Misalnya, anak bersekolah di sekolah dasar yang ingin memperoleh ilmu pendidikan yang sama di sekolah dasar favoritnya yang terletak di luar pulau. Namun karena suatu kondisi tidak dapat meninggalkan rumah. Dengan adanya program ini siswa sekolah dasar tersebut dapat tetap mengikuti pembelajaran tanpa meninggalkan rumah dan sekolahnya. Sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga, serta biaya yang dikeluarkan oleh siswa sekolah dasar. Daring

(31)

membagikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa yang menggunakan simulasi dan permainan (Ghirardini dalam Meidawati & Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, 2019) .

Pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan) dilakukan melalui berbagai aplikasi yang dapat menunjang proses pembelajaran mulai dari aplikasi tatap muka seperti zoom, google

meet, dan platform media online lainnya seperti google classroom, whatsapp group, dan sebagainya. Aplikasi google classroom

dipilih untuk membantu peserta didik dan pengajar sebagai pengajar melakukan pembelajaran secara online. Google

classroom merupakan aplikasi berupa learning sistem management yang disediakan google dan bisa dihubungkan dengan email, sehingga mudah untuk diakses. Google classroom telah dirilis secara resmi pada Agustus tahun 2014, google

classroom merupakan aplikasi yang memungkinkan terciptanya

ruang kelas secara online. Google classroom bisa menjadi sarana pendistribusian tugas, pengumpulan tugas, bahkan melakukan penilaian terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan. Selain itu,

google classroom menyediakan fitur forum diskusi sehingga dosen

(32)

dikomentari seperti aktivitas berkomentar di facebook (Kusuma dan Astuti dalam Suhada et al, 2020).

Pembelajaran berbasis daring memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur waktu belajar. Peserta didik tidak perlu terikat waktu, kapanpun dan di manapun, terlebih peserta didik dapat melakukan interaksi dengan pengajar baik secara synchronous, yang berarti interaksi belajar pada waktu yang bersamaan seperti menggunakan video converence, telepon atau live chat, maupun asynchronous, yaitu belajar tidak perlu sesuai dengan jadwal belajar yang ada karena ada alat elotronik yang telah disediakan.

Beberapa dasar yang menjadi landasan dalam melaksanakan penggunaan pembelajaran berbasis daring yaitu sebagai berikut: a) rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar; b) materi yang ada sesuai dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau dunia pendidikan; c) mutu pendidikan yang ditingkatkan ditandai dengan pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan yang lebih produktif; d) efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program; e) peme

(33)

rataan dan perluasan kesempatan belajar; f) pembelajaran yang saling berkaitan dan terus menerus (Ditjen GTK dalam Sobri, 2020).

Pembelajaran berbasis daring digunakan dalam pembelajaran akan bermanfaat secara positif. Beberapa manfaat positif pembelajaran berbasis daring yaitu: (1) ada hasil yang didapatkan dalam kegiatan pembelajaran; (2) model pembelajaran meningkatkan penyerapan mahasiswa terhadap materi pembelajaran, dibandingkan dengan hanya menggunakan model pembelajaran tatap muka; (3) adanya sebuah pengalaman baru yang menantang daripada model pembelajaran konvensional atau pembelajaran langsung (Kuntarto, dalam sobri et al., 2020).

Menurut Ghirardini (2011) daring menyampaikan metode pembelajaran yang efektif, serupa berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa yang menggunakan simulasi dan permainan. Selanjutnya, semua mahasiswa menerima kualitas yang sama dari instruksi karena tidak ada ketergantungan pada instruktur tertentu. Ada dua pendekatan umum untuk daring: self paced dan

(34)

Pendekatan daring bisa menggabungkan berbagai jenis komponen daring, termasuk daring content, interaktif e-lesson, simulasi elektronik, job aids. Daring content (sumber sederhana belajar) adalah sumber daya non-interaktif seperti dokumen, power point presentasi, video atau file audio. Bahan-bahan ini tidak interaktif dalam arti bahwa mahasiswa hanya dapat membaca atau menonton konten tanpa melakukan tindakan lain. Sumber daya ini dapat dengan cepat dikembangkan dan, ketika mereka cocok dengan yang ditetapkan tujuan belajar dan dirancang dalam cara yang terstruktur, sumber daya pembelajaran ini dapat menjadi berharga meskipun mereka tidak memberikan interaktivitas apapun. Interaktif e-lesson yakni pendekatan yang paling umum untuk self paced daring pelatihan berbasis web yang terdiri dari satu. set interactive e-lessons. Sebuah e-lessons adalah urutan linear yang dapat mencakup teks, grafik, animasi, audio, video dan interaktivitas dalam bentuk pertanyaan dan umpan balik. E-lesson juga dapat mencakup rekomendasi membaca dan link ke sumber daya online, serta informasi tambahan tentang topik tertentu (Adhe, 2018).

. Adapun manfaat positif pembelajaran berbasis daring tersebut adalah: (1) sangat efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran; (2) model pembelajaran telah mampu meningkatkan penyerapan mahasiswa terhadap materi

(35)

pembelajaran, dibandingkan dengan hanya menggunakan model pembelajaran tatap-muka; (3) memberikan sebuah pengalaman baru yang lebih menantang daripada model pembelajaran konvensional atau tatap-muka (Kuntarto dalam Sobri, 2020).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut Penggunaan pembelajaran berbasis daring adalah pembelajaran yang membantu proses pembelajaran yang menggunakan bantuan aplikasi yang terhubung pada jaringan internet. Pembelajaran berbasis daring memiliki banyak aplikasi yang dapat digunakan, beberapa aplikasi yang masuk ke dalam pembelajaran berbasis daring yaitu:

1) Zoom meeting

Zoom adalah salah satu software yang ditujukan untuk web conference dan mobile meeting berbasis internet. Zoom

tersedia dalam berbagai platform baik yang bersifat mobile (smartphone) seperti android dan Ios maupun desktop seperti Windows maupun Macintosh.) zoom Cloud Meeting adalah sebuah aplikasi yang dapat menunjang kebutuhan komunikasi di manapun dan kapanpun dengan bayak orang tanpa harus bertemu fisik secara langsung. Aplikasi ini untuk

videoconference, dengan mudah dapat di install pada

perangkat:a.PC (Personal Computer) dengan webcameb. Laptop dengan webcamec. Smartphone Android "Zoom

(36)

Cloud" begitulah sebutannya, aplikasi ini sangat cocok sekali

untuk melakukan Video Conference, dengan ringanya bandwidth yang digunakan, tidak ada iklan di aplikasi tersebut, serta tidak terlalu banyak memakan resource memory jika dijalankan di Android atau PC.

Melakukan registrasi, cukup memasukan email di halaman utama website zoom.us, dan nanti akan mendapatkan email notifikasi aktifas account, dan selanjutnya ikuti langkahnya. Jika menggunakan PC/Laptop, setelah melakukan registrasi account, nanti akan ditunjukan TopUp link download file .exe dan silahkan diinstal (support di windows dan linux menggunakan wine). Jika menggunakan Smartphone Android, bisa mengunduhnya di PlayStore dengan keyword "Zoom.Us" Jika ingin melakukan Confrence secara bersama-sama, bisa melakukan invite atau bisa juga dengan menginformasikan "ID

Meeting" kepada rekan. 2) WatshApp

WhatsApp sebagai salah satu media sosial saat ini

banyak yang menggunakan untuk kepentingan bersosialisasi maupun sebagai penyampaian pesan baik oleh individu maupun kelompok. Namun sejauh mana penggunaan

WhatsApp oleh penggunanya maka dari latar belakang

(37)

Pemanwaatan WhatsApp sebagai media komunikasi dan kepuasan dalam penyampaian pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data dan informasi tentang Pemanwaatan

WhatsApp sebagai media komunikasi dan kepuasan dalam

penyampaian pesan kepada publik/audience (Trisnani, 2017).

WhatsApp Messenger merupakan bagian dari sosial

media. Sosial media merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap penggunanya dapat saling berbagi berbagai macam konten sesuai dengan fitur pendukungnya. WhatsApp Messenger merupakan teknologi popular yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran. Al Saleem menambahkan bahwa dalam

WhatsApp Messenger terdapat WhatsApp Group yang

mampu membangun sebuah pembelajaran yang menyenangkan terkait berbagai topik diskusi yang diberikan oleh pengajar. Keberadaan WhatsApp Messenger tidak terlepas dari keberadaan Net Gen atau generasi digital yang selalu menginginkan adanya pemutakhiran berbagai teknologi berbasis internet. Data empiris terkini dari Jafe dan Zane menunjukkan bahwa Net Gen memiliki kecenderungan belajar secara kolaboratif, tidak memiliki respon yang baik

(38)

terhadap cara pembelajaran ceramah, menginginkan informasi yang dapat mereka terima secara individu, dan senantiasa mengingikan berbagai macam materi pembelajaran yang dapat diakses dengan mudah melalui perantara teknologi. (Jumiatmoko, 2016)

3) Google form

Goole form adalah salah satu layanan yang diberikan oleh google kepada penggunanya dengan fasilitas yang beragam.

Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah membuat kuis. Dalam hal ini, kuis atau soal yang dibuat di dalam google

form ini dapat digunakan sebagai ujian atau ulangan harian

kepada peserta didik. Tampilan yang sederhana dari goole

form membuat siapa pun yang menggunakannya akan

langsung familiar dengan laman online ini (Joenaidy, 2019:164).

Syarat utama untuk menggunakan google form adalah pengguna harus memiliki akun google. Hal ini menjadi syarat mutlak karena digunakan sebagai akun untuk ke dalam google form beserta seluruh fasilitas yang terhubung didalamnya, seperti google drive (untuk menyimpan), google

doc (untuk aplikasi pengolah kata) dan sebagainya.

Pada dasarnya, penggunaan google form dalam

(39)

jaringan dapat dilakukan oleh guru hanya dengan meng-input soal. Dalam hal ini, guru hanya membutuhkan ketelatenan. Hal ini mengingat soal di-input secara manual satu per satu. Pemanfaatan google form dalam bidang pendidikan bukan hanya sebatas pada pembelajaran. Saat ini, google form telah banyak digunakan dalam keperluan lainnya, misalnya pendaftaran siswa baru, penelusuran data alumni, dan sebagainya.

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian motivasi belajar

Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris, motivation yang berarti pengalasan, daya batin, dorongan, motivasi. Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata motif yang berarti sebab-sebab yang menjadi dorongan, tindakan seseorang, dasar pikiran atau pendapat, sesuatu yang menjadi pokok ( dalam cerita, gambaran, dan sebagaimana). Menurut Darsono (Rimbarizki, 2017) motivasi erat kaitannya dengan pembelajaran karena sebagai modal kesiapan peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Maka salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan non formal ikut mengambil peran dalam melengkapi pendidikan formal melalui upaya-upaya di jalur non formal.

(40)

Djamarah (Sandika Hayu dalam Rimbarizki, 2017) menyebutkan Motivasi belajar merupakan penggerak atau pendorong yang dapat membuat seseorang melakukan kegiatan belajar secara terus-menerus. Penyebab rendahnya keberhasilan belajar terletak pada motivasi. Biggs dan Tefler (Gusti dalam Rimbarizki, 2017) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah.

Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam belajar dan pembelajaran. Motivasi tidak hanya penting untuk menjadikan seorang peserta didik terlibat dalam kegiatan belajar. Tetapi juga penting dalam menentukan seberapa jauh peserta didik tersebut akan belajar dari menentukan seberapa jauh peserta didik tersebut akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh peserta didik tersebut memperoleh (mengontruksi) pengetahuan dalam suatu kegiatan pembelajaran . peserta didik yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam belajar, sehingga pengetahuan yang diperolehnya juga lebih baik (Ratunaman, 2019).

Ada banyak jenis, intensitas, tujuan, dan arah motivasi yang berbeda-beda. Motivasi untuk belajar sangat berperan penting bagi siswa dan guru. Pembelajaran mandiri, merujuk pada pembelajaran

(41)

yang berasal dari pemikiran dan perilaku yang dihasilkan sendiri oleh siswa yang secara sistematis diarahkan ke sasaran pembelajaran mereka (Slavin, 2009:115). Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Dalam bahasa sederhana, motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan anda berjalan, membuat anda tetap berjalan, dan menentukan ke mana anda berusaha berjalan (Slavin dalam Sjukur, 2013).

Berdasarkan beberapa yang telah diuraikan mengenai motivasi, motivasi menjadi hal yang menunjang terlaksananya kegiatan dengan baik, sebab motivasi yang membuat keinginan bergerak untuk terlaksananya sesuatu. Sehingga dalam menanamkan motivasi harulah dengan cara yang dapat bertahan lama ataupun dengan cara yang menarik. Salah satunya pada motivasi belajar, agar pembelajaran terlaksana dengan baik peserta didik harus dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya.

b. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Motivasi adalah suatu daya penggerak yang mendorong diri seseorang untuk melakukan tindakan. Pada dasarnya siswa memiliki berbagai jenis motivasi dalam belajar. Menurut Sugihartono, dkk (2013: 98) motivasi dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:

(42)

1) Motivasi instrumental yaitu siswa belajar karena adanya penggerak oleh hadiah atau menghindari hukuman.

2) Motivasi sosial yaitu bahwa siswa belajar untuk mengerjakan tugas, untuk hal ini siswa terlibat pada tugas yang menonjol. 3) Motivasi berprestasi yaitu bahwa siswa belajar untuk

mendapatkan prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.

4) Motivasi intrinsik yaitu bahwa siswa belajar karena keinginannya sendiri. Motivasi dapat terdorong karena faktor dari luar, namun motivasi juga dapat tumbuh dari dalam diri seseorang. Motivasi baik dari luar atau dari dalam siswa sama pentingnya untuk melakukan mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

Siregar dan Nara (2014: 50) motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berdasarkan uraian di atas, motivasi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri sesorang tanpa adanya dorongan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tumbuh karena adanya dorongan dari luar diri seseorang.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang memiliki daya tahan yang lebih besar daripada dengan motivasi ekstrinsik. Namun, dalam proses pembelajaran motivasi ekstrinsik ini penting. Sebab,

(43)

kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain kurang menarik bagi siswa untuk belajar sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

c. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar berfungsi untuk menumbuhkan gairah, semangat dan rasa senang untuk belajar. Siswa memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melakukan kegiatan pembelajaran demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan motivasi kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan pencapaian yang diharapkan. Ada tiga fungsi motivasi menurut Hamalik (Syardiansah, 2016) yaitu sebagai berikut:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakkan

perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang diinginkannya.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambannya pekerjaan.

Motivasi belajar berperan untuk mengarahkan dan mengaktifkan perilaku siswa untuk mengerjakan proses belajar demi tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi belajar besar akan belajar dengan tekun untuk mendapatkan

(44)

keinginannya. Belajar dengan semangat dan tekun merupakan salah satu peran dari motivasi yaitu mengaktifkan kegiatan. Diperkuat oleh pendapat Hamalik (2011: 175) bahwa motivasi memiliki 3 fungsi, yaitu: 1) Mendorong adanya kelakuan atau perbuatan. Jika tidak ada motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berperan sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Motivasi akan mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan perilaku siswa untuk belajar demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Siswa yang akan melaksanakan ujian dengan harapan dapat lulus, pastinya akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan begitu saja, sebab tidak serasi dengan tujuan. Motivasi berkaitan dengan tercapainya suatu tujuan. Motivasi mengaarah dan menentukan berbagai perbuatan apa yang harus dikerjakan sehingga sesuai dengan tujuan yang hendak diharapkan. Tidak semua perbuatan yang dilakukan dapat mempercepat percapaian tujuan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pekerjaan yang sesuai seperti harapan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar adalah sebagai penggerak, pendorong, pengarahan dan penyeleksi

(45)

perbuatan yang harus dikerjakan (berhubungan dengan kegiatan belajar) sesuai dengan rumusan tujuan yang ditetapkan.

d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam diri sendiri (faktor intrinsik) maupun yang berasal dari luar (faktor ekstrinsik). 1) Faktor Intrinsik a) Cita-cita atau Aspirasi Siswa Cita-cita adalah salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Siregar dan Nara (2014: 54) “motivasi siswa menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya memiliki cita-cita”.

Siswa yang memiliki cita-cita sebelumnya akan termotivasi untuk belajar tentang ilmu yang dapat menghantarkannya mewujudkan cita-cita. Salah satu contohnya, siswa yang bercita-cita menjadi seorang sekretaris akan belajar dengan keras dan berusaha untuk menguasai mata pelajaran yang berhubungan dengan cita-citanya. b) Kemampuan setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Eveline Siregar dan Hartini Nara (2014: 54) berpendapat bahwa “apabila siswa sudah mengetahui bahwa kemampuannya ada pada bidang tertentu, maka akan termotivasi untuk terus menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut”. Kemampuan siswa menjadi faktor penting dalam mempengaruhi motivasi. Siswa akan termotivasi untuk menguasai dan memperdalam ilmu yang berkaitan dengan bidangnya. c) Kondisi

(46)

siswa sangat memengaruhi motivasi belajar. kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu berkaitan dengan kondisi jasmani (fisik) dan kondisi rohani (psikis). Terkadang, motivasi belajar dapat pula terpengaruh oleh beberapa sebab, berikut dijabarkan berbagai sebab/faktor yang dapat menurunkan motivasi belajar peserta didik orang dewasa.

1) Kehilangan harga diri, pengaruh dari hilangnya harga diri bagi orang dewasa sangat besar. Tanpa harga diri, peserta didik orang dewasa akan berlaku sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi tutor/guru untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus diperhatikan tutor/guru untuk peserta didik orang dewasa. Contohnya jika seorang peserta didik orang dewasa dihukum dengan cara maju ke depan dan menjewer kupingnya sendiri dan kakinya diangkat satu, maka niscaya ia tidak akan respek lagi terhadap guru/tutornya dan mungkin materi serta keseluruhan proses belajarnya. Bahkan ia dapat seketika keluar kelas tanpa kembali lagi selamanya.

2) Ketidaknyamanan fisik, fisik merupakan aspek fisiologis/penampakan yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar. Seorang peserta didik dewasa biasanya selalu memperhatikan penampilan fisiknya. Jika fisiknya tidak membuat

(47)

ia nyaman, motivasi belajarnya pun akan menurun. Contoh; seorang yang mempunyai badan yang besar akan mengalami penurunan motivasi jika ia diminta untuk belajar lari sprint di lapangan.

3) Frustrasi kendala dan masalah hidup yang dihadapi oleh orang dewasa merupakan hal yang harus dijalani. Terkadang dapat diatasi, terkadang tidak. Mereka yang mengalami masalah yang tidak tertanggulangi biasanya akan cepat frustrasi. Peserta didik seperti ini tentu fokus utamanya menghadapi problem hidupnya yang sedang carut-marut itu. Motivasi untuk terus belajar akan menurun sejalan dengan rasa frustrasinya. Tutor/guru seharusnya dapat memahami apa yang dihadapi peserta didiknya. Tutor/guru harus dapat menyampingkan rasa frustrasi peserta didiknya dengan menjadikan proses pembelajaran sebagai sesuatu yang menyenangkan dan refreshing.

4) Teguran yang tidak dimengerti Orang dewasa tidak hanya manusia yang mempunyai pemikiran dan pengalaman luas tetapi juga prasangka yang besar pula. Jika tutor/guru menegur dengan tanpa ia mengerti, peserta didik orang dewasa itu pun akan merasa bingung dan berprasangka macam-macam yang pada akhirnya menjadi faktor penurun motivasi belajarnya. Contohnya, tutor/guru yang kesal dengan peserta didiknya yang terlambat mengacung-acungkan jari dengan cepat kepada

(48)

peserta didik tersebut. Peserta didik orang dewasa tersebut tentu bingung dan berpikir apa yang salah dengannya, dan ia berinisiatif untuk tidak menghadiri kelas tersebut, mungkin untuk selamanya.

5) Menguji yang belum dibicarakan/diajarkan Tutor/guru yang tidak memahami peserta didiknya dan mempunyai jam terbang rendah, nampaknya kesulitan dan dapat saja ia lupa atau sengaja untuk menampilkan soal-soal ujian yang sulit atau belum diajarkanya karena berbagai sebab. Peserta didik orang dewasa yang mengikuti pembelajarannya akan tidak dapat menjawab atau menjawab dengan kurang tepat sehingga mereka merasa kesal atau merasa dipermainkan tutornya. Hal ini menjadi kontraproduktif terhadap proses pembelajaran tersebut.

6) Materi terlalu sulit/mudah Materi pembelajaran dapat diukur dengan menerapkan pratest dan pengidentifikasian sasaran peserta didik. Terkadang hal ini tidak diperhatikan tutor/guru sehingga materi yang diajarkan terlalu sulit/mudah. Bagi peserta didik orang dewasa, mereka tentu sangat bosan dengan materi yang terlampau mudah dan sangat frustasi dengan materi yang terlampau sulit. Keduanya mempengaruhi motivasi belajar peserta didik ketingkat terendah. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, ialah: menjelaskan tujuan pembelajaran pada peserta didik,

(49)

hadiah, saingan/kompetisi, pujian, hukuman, mengembangkan dorongan kepada mahasiswa untuk belajar, membentuk kebiasaan belajar yang baik, membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok, menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

e. Indikator Motivasi Belajar

Menurut Safari ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur minat siswa untuk belajar, yaitu perhatian, ketertarikan, rasa senang, dan keterlibatan. Adapun menurut Slameto dalam Hilmi menyatakan siswa yang memiliki minat belajar biasanya ditandai dengan adanya perasaan senang untuk belajar, adanya partisipasi atau keterlibatan, dan sikap penuh perhatian. Ada beberapa hal yang menggambarkan minat belajar siswa, seperti adanya perhatian dan konsentrasi yang lebih besar, perasaan senang untuk belajar, dan adanya peningkatan kemauan untuk belajar. Selain itu, Dan & Tod mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki minat belajar memiliki perasaan tersendiri seperti:

1) perasaan positif saat belajar

2) adanya kenikmatan/kenyamanan saat belajar

3) adanya kemampuan dan kapasitas dalam membuat keputusan sekaitan dengan belajarnya.

(50)

Indikator-indikator minat belajar meliputi adanya perasaan tertarik dan senang untuk belajar, adanya partisipasi aktif, adanya kecenderungan untuk memperhatikan dan konsentrasi yang besar, dimilikinya perasaan positif dan kemauan belajar yang terus meningkat, adanya kenyamanan saat belajar, dan dimilikinya kapasitas dalam membuat keputusan sekaitan dengan proses belajar yang dijalaninya (Ricardo & Meilani, 2017)

Menurut Sardiman (2011: 83), motivasi yang terdapat dalam diri siswa itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas, yaitu dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai.

2) Ulet menghadapi kesulitan, yaitu tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas untuk berprestasi sebaik mungkin.

3) Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah, misalnya kritis terhadap masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi yang terjadi disekitar.

4) Lebih senang bekerja mandiri, lebih menyukai untuk mengerjakan tugas sendiri tidak melihat jawaban teman.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, hal-hal yang bersifat berulang-ulang kurang disukai karena tidak mengasah kreatifitas. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya.

(51)

Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Jika seseorang memiliki ciri-ciri tersebut maka dapat dikatakan siswa memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi yang dibutuhkan dalam aktifitas belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mendorong dirinya untuk belajar dengan penuh semangat.

4. Minat Belajar

a. Pengertian minat belajar

Minat adalah kecenderungan yang bersifat tetap untuk memerhatikan aktivitas tertentu. Minat dikaitkan dengan rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau suatu aktivitas tanpa diminta atau disuruh orang lain. Minat berbeda dengan perhatian perhatian bersifat sementara, sedangkan minat bersifat tetap dalam waktu yang lama. Perhatian belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat sudah tentu diikuti dengan perasaan senang (Ratunaman, 2015).

Minat bukan bawaan sejak lahir, tetapi berbentuk akibat berinteraksi dengan objek. Minat dapat dikontruksi atau dikembangkan pada setiap peserta didik. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran penting pula memerhatikan pengembangan minat pembelajaran harus dirancang secara menarik. Menghadirkan konteks di sekitar peserta didik akan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan minat peserta didik dapat berkembang.

(52)

Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua ka ta ini beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu. Slameto dalam Asmani (2009: 32) mengatakan bahwa: “Minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tertentu, tanpa ada yang menyuruh.” Demikian di dalam jiwa seseorang yang memperhatikan sesuatu ia mulai dengan menaruh minat terhadap hal itu. Minat itu erat hubungannya dengan kepribadian seseorang; ketiga fungsi jiwa: kognisi, emosi dan konasi terdapat dalam minat kadang minat itu timbul dengan sendirinya, dan kadang-kadang perlu diusahakan.

Menurut Hanen dalam Susanto minat belajar siswa erat hub ungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi, dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam praktiknya, minat atau dorongan dalam diri siswa terkait dengan apa atau bagaimana siswa dapat mengaktualisasikan dirinya melalui belajar. Secara sederhana menurut Syah minat belajar berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. sementara Golemen menyatakan Selain minat belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah kecerdasan emosional yang dimiliki siswa. Kecerdasan Emosional atau

emotional intelligence merupakan kemampuan mengenali perasaan

(53)

sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Rahmawati, 2018).

Berdasarkan teori yang telah diuraikan minat belajar adalah aktivitas belajar yang ingin dilakukan tanpa adanya pihak yang menyuruh atau memaksakan belajar. Minat lahir dari dalam diri yang diingikan terjadinya minat karena ada beberapa faktor motivasi.

b. Jenis-jenis minat belajar

Jenis-jenis Minat Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran (Mustofa & Roniwijaya, 2013) bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat, yaitu :

1) Minat yang diekspresikan/expressed interest Sesorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misalnya: seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko dan lain-lain.

2) Minat yang diwujudkan/manifest interest Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu kegiatan, misal: kegiatan olahraga, pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.

3) Minat yang diinventariskan/ inventoral interst Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap

(54)

sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan angket. Untuk menimbulkan minat seseorang terhadap obyek yang akan digeluti, seseorang harus melalui suatu proses yang panjang.

Minat sangat penting untuk dikembangkan secara terus menerus untuk mencapai keinginan yang diharapkan. Macam-macam minat adalah minat yang diekspresikan, diwujudkan, dan diinventarisasikan.

1) Expressed Interest (minat yang diekspresikan), yaitu minat yang diungkapkan dengan kata-kata tertentu atau diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan seseorang lebih menyukai sesuatu hal dari pada hal lain.

2) Manifest Interest (minat yang diwujudkan), yaitu minat yang diwujudkan dengan tindakan, perbuatan dan ikut serta berperan aktif dalam aktivitas tertentu;

3) Inventoried Interest (minat yang dapat diukur dan dinilai melalui kegiatan menjawab sejumlah pernyataan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Pendapat mengenai macam-macam minat juga disampaikan Krapp dalam Priansa (2015: 61) yang mengategorikan minat peserta didik ke dalam tiga dimensi besar sebagai berikut:

(55)

1) Minat Personal

Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata pelajaran tertentu, apakah dia tertarik atau tidak, apakah dia senang atau tidak senang, dan apakah dia mempunyai dorongan keras dari dalam dirinya untuk menguasai mata pelajaran tersebut. 2) Minat Situasional

Minat situasional menjurus pada minat peserta didik yang tidak stabil dan relatif berganti-ganti tergantung faktor rangsangan dari luar dirinya.

3) Minat Psikologi

Minat psikologi erat kaitannya dengan adanya sebuah interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan berkesinambungan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis minat, yaitu expressed Interest (minat yang diekspresikan), ialah minat yang diungkapkan dengan berbagai kata,

manifest Interest (minat yang diwujudkan), yaitu minat yang diwujudkan

dengan tindakan, dan inventoried Interest (minat yang diinventarisasikan), yaitu minat yang dapat diukur melalui kegiatan menjawab sejumlah pernyataan tertentu dan ada tiga dimensi besar minat belar yaitu diantaranya personal minat, situasi minat dan psikologi minat. Minat belajar memiliki banyak jenis sehingga harus dilihat keinginan dan kebutuhan peserta didik.

(56)

c. Faktor yang mempengaruhi minat belajar

Minat belajar adalah kecenderungan yang bersifat tetap untuk memerhatikan aktivitas belajar. Untuk menumbuhkan minta belajar ada beberapa Faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut (Slameto, 2010) :

1) The factor inner urge/ faktor dari diri sendiri dengan dorongan rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan harapan ketertarikan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya arah terhadap belajar, dalam hal ini seseorang memiliki keinginan tahuan terhadap ilmu pengetahuan.

2) The fector of Attention/ faktor perhatian yaitu sesuatu yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Jika seorang sedang berjalan di jalan besar, ia sadar akan adanya lalu lintas di sekelilingnya, akan kendaraan-kendaraan dan orang-orang yang lewat. Perhatian yaitu fokus dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada suatu obyek atau kepada sekumpulan obyek dan minat adalah sesuatu yang menimbulkan perhatian saling kuat.

3) The factor of social motive/ faktor motivasi sosial minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif

(57)

sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status yang tinggi pula. Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, termasuk aktivitas belajar, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata.

4) Emosianal factor/ faktor emosional yaitu faktor perasaan, emosi yang mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.

5) Kognitif/ Pengetahuan Kognitif adalah yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.

d. Fungsi minat belajar

Tak bisa dibantah bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Peranan dan fungsi penting

Gambar

Tabel 1. Populasi penelitian
Tabel 3. Instrument Angket Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4. In strument Angket minat Belajar Siswa
Tabel 5. instrument pembelajaran berbasis daring Dorongan dalam kegiatan belajar   17 Minat situasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat hidayahNya, sehingga skripsi tentang “ PROFIL ANGGOTA SLANKERS DITINJAU DARI

skripsi yang berjudul “ Modifikasi Pati Kimpul ( Xanthosoma Sagittifolium (L) Schott) dan Aplikasinya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Cabai ” dapat

Litar tersebut adalah litar pendarab voltan dua peringkat, litar penerus gelombang penuh, litar penambah voltan, litar penggalak penukar dan litar pengatur yang

Menyatakan (bersedia/tidak bersedia) untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Mahasiswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk diskriminatif yang diterima oleh ojek online perempuan dan untuk mengetahui perilaku komunikasi ojek online perempuan

Adanya pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja juga mengindikasikan bahwa kualitas kehidupan kerja yang diciptakan oleh pihak manajemen, dalam hal

Pada simpulan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan. melalui permainan sundul bola di matras mengalami

Diffusion bonding : Mono filament diperkuat AMCs terutama dihasilkan oleh ikatan difusi (foil-serat-foil) rute atau oleh penguapan lapisan yang relatif tebal dari