• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedung"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BACK

Perancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedung

1 Ruang lingkup

Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalam perancangan rambu-rambu di dalam bangunan gedung umum, supaya memudahkan pejalan kaki berjalan menuju area ruang, ruang atau tempat tertentu, serta mendapatkan pesan tentang peraturan, peringatan dan informasi yang diperlukan. Pedoman ini meliputi tata cara:

a) Peletakan, b) Penentuan dimensi, c) Penggunaan huruf, d) Penggunaan simbol, e) Penggunaan warna. 2 Acuan normatif

SNI 03-6574-2001, Tata cara perancangan pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem peringatan bahaya pada bangunan gedung.

Design and Construction Standards 10421-2001, Architectural signage.

Interior Graphic and Design Standards ISBN 0 85139 315 2-1986, Interior signage. ADA and ANSI Guidelines-1998, Interior architectural signage.

Time-Saver Standard For Interior design and Space Planning-1992, Signage system design criteria.

3 Istilah dan definisi

3.1

area bangunan

bagian dari bangunan yang terdiri dari ruang-ruang yang mengelompok secara horisontal maupun vertikal yang disatukan secara fungsional membentuk satu identitas

3.2

bangunan

setiap struktur yang digunakan atau dimaksudkan untuk menunjang atau mewadahi suatu penggunaan atau kegiatan manusia

3.3

bangunan gedung umum

semua bangunan, tapak bangunan dan lingkungan luar bangunannya, baik yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta, maupun perorangan, yang berfungsi selain sebagai rumah tinggal pribadi, yang didirikan, dikunjungi dan mungkin di gunakan oleh masyarakat umum

3.4

jalur pemandu

jalur yang digunakan bagi pejalan kaki, termasuk untuk penyandang cacat, yang memberikan panduan arah dan tempat tertentu

(2)

3.5 rambu

tanda yang bersifat verbal (dapat didengar) bersifat visual (dapat dilihat) atau tanda yang dapat dirasakan/diraba

3.6

rambu arah

rambu yang berfungsi sebagai penunjuk arah bagi penghuni untuk memudahkan melakukan perjalanan menuju area bangunan, ruang dan tempat tertentu dalam bangunan

3.7

rambu mekanikal elektrikal

rambu yang berfungsi untuk memudahkan penghuni mendapatkan letak dan cara mengoperasikan peralatan mekanikal elektrikal bangunan

3.8

rambu pengenal

petunjuk suatu identitas area bangunan, ruang, tempat tertentu dalam bangunan 3.9

rambu peraturan

tanda untuk memberikan pesan bagi penghuni tentang aktifitas yang dilarang atau diwajibkan di dalam bangunan

3.10

rambu peringatan

tanda untuk memberikan pesan bagi penghuni tentang kemungkinan adanya resiko yang akan membahayakan keselamatan penghuni di dalam bangunan

3.11

rambu petunjuk

rambu yang memuat informasi tentang tata letak ruang, fungsi ruang, data penghuni, serta fasilitas yang ada di dalam bangunan

3.12 ruang

bagian dari suatu bangunan yang dapat ditentukan batasnya, seperti kamar, toilet, tempat pertemuan, jalan masuk, gudang dan lobby

3.14

rute aksesibel

jalur lintasan aksesibel yang mengabungkan suatu elemen/ruang, dengan elemen ruang lainnya dari suatu bangunan. Rute aksesibel interior termasuk koridor, lantai, ramp, dan lift

4 Ketentuan umum

4.1 Manfaat

Sebelum menentukan rambu-rambu yang akan digunakan dalam bangunan, perancang harus peka dalam menentukan bagaimana rambu digunakan secara efektif.

(3)

BACK

Rambu-rambu yang akan digunakan harus menjadikan satu kesatuan arsitektur bangunan dengan mempertimbangkan pemilihan material, warna, penempatan dan jenis kegunaan sementara atau permanen.

4.2 Pemilihan material

Pertimbangan dalam menentukan material rambu adalah persyaratan daya tahan atau keawetan. Komponen yang digunakan lebih dari satu jenis material harus diperhatikan cara penggabungannya.

Material harus mempunyai persyaratan:

a) Daya tahan dari kerusakan yang disebabkan manusia atau binatang.

b) Bahan yang digunakan harus mempunyai ketahanan terhadap temperatur ruangan dan tahan lama sampai waktu yang ditentukan.

c) Warna dari material tidak luntur atau berubah,

d) Tahan terhadap goresan yang menyebabkan huruf atau simbol menjadi buram, e) Bahan yang biasa digunakan mempunyai ketebalan minimal 0.08 cm,

f) Bahan yang dapat digunakan seperti: mika, aluminium, kayu, besi, kuningan, magne-sium, braso, perunggu, stainless steel dan bahan lain yang sejenis.

4.3 Penyesuaian dari perubahan dan tambahan

Rambu-rambu dalam bangunan harus memperhatikan perubahan tata ruang dan fungsi ruang dalam bangunan. Pertimbangan utama dalam mengatasi perubahan adalah dengan pemilihan material dan cara pemasangan.

4.4 Mudah dibaca dan informatif

Kemudahan dalam membaca rambu ditentukan oleh pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, spasi, posisi huruf, warna huruf dan latar belakang. Tulisan dalam rambu harus menggunakan bahasa yang umum dan informatif. Pesan yang disampaikan harus ringkas dan jelas sehingga mudah diterima oleh pembaca.

4.5 Etika

Penggunaan rambu-rambu di dalam bangunan harus memperhatikan kesopanan atau etika dalam menyampaikan pesan baik dari bentuk, simbol atau arti bahasa.

4.6 Estetika

Dalam penggunaan rambu harus mempertimbangkan teknik tampilan tulisan dan warna simbol yang menarik dan benar dengan mengacu pedoman grafis yang ada. Faktor pencahayaan untuk rambu-rambu dalam bangunan sangat penting, pencahayaan dapat menggunakan pencahayaan alami atau buatan dengan mempertimbangkan lama penyinaran dan arah cahaya. Permukaan rambu tidak boleh dilapisi dengan material yang menyilaukan atau memantulkan cahaya, karena dapat mengurangi kejelasan pesan yang disampaikan.

4.7 Pemeliharaan

Pemeliharaan atau perawatan harus dilakukan secara berkala sehingga pesan dari rambu tersebut masih tersampaikan dengan baik untuk jangka waktu yang ditentukan.

(4)

5 Tata cara peletakan

5.1 Di tempel di dinding

a) Rambu petunjuk yang di tempel di dinding diletakan dengan jarak batas bawah minimum 90 cm dan batas atas maksimum 180 cm, jarak diukur dari atas permukaan lantai, b) Ketebalan rambu petunjuk yang di tempel di dinding maksimal 10 cm atau dapat lebih

selama tidak menghalangi atau merintangi pejalan yang melewatinya,

c) Rambu petunjuk arah, pengenal, larangan, informasi dan peringatan yang mempunyai diameter antara 15 x 15 sampai 30 cm x 30 cm di tempel di dinding dengan jarak 150 cm terhitung dari muka lantai ke as rambu,

Sumber: 1. ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

2. Accessibility for Disable – A Design Manual for a Barrier Free Environment, United Nation Enable

Gambar 1 Peletakan rambu yang di tempel di dinding

d) Peletakan rambu di dinding koridor dekat pintu Muka Lantai Minimum 90 cm 150 cm 10 cm Maksimum 180 cm Rambu Rambu Rambu Rambu

Pintu dorong tunggal di koridor

Pintu tarik tunggal

(5)

BACK

Sumber: Tactile Signage, Federal Identity Program Manual, Treasury Board of Canada Secretariat, 1997

Gambar 2 Tata letak rambu di dinding koridor dekat pintu 5.2 Digantung

a) Rambu yang peletakannya digantung harus mempunyai ketinggian 200 cm terhitung dari muka lantai sampai batas bawah rambu.

b) Tanda yang digantung dengan jarak baca maksimal 500 cm, menggunakan tinggi huruf 5 cm. Setiap penambahan jarak pandang 100 cm harus diikuti dengan penambahan tinggi huruf 1 cm.

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 3 Rambu diletakan digantung

R. 5 cm Minimum 200 cm Rambu 2 Pintu masuk berdekatan

Pintu tarik di dinding menjorok masuk Pintu dorong di dinding

menjorok masuk

Rambu Rambu

(6)

Sumber: Accessibility for Disable – A Design Manual for a Barrier Free Environment, United Nation Enable

Gambar 4 Jarak pandang rambu

Gambar 5 Proporsi jarak baca

5.3 Di tiang

Rambu diletakan di tiang dapat dibuat dengan lebar 30 cm atau lebih, asal tidak menghalangi pejalan kaki, dengan ketinggian 90 cm sampai 180 cm di atas muka lantai.

Tinggi huruf 7 cm Tinggi huruf 6 cm Tinggi huruf minimum 5 cm Jarak baca 700 cm Jarak baca 500 cm Jarak baca 600 cm CM M TING G IH URUF JARAK BACA

B

B

5 10 15 5 10 15

(7)

BACK

Sumber: Interior Graphic and Design Standards,1986

Gambar 6 Rambu diletakan di tiang 5.4 Di Pintu

Rambu yang diletakkan di daun pintu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: e) Pintu harus berjenis swing atau pintu dorong,

f) Apabila jenis pintu geser dinding harus transparan/ kaca,

g) Pintu harus dilengkapi peralatan yang dapat menutup sendiri saat dibuka.

Apabila pintu tidak memenuhi persyaratan diatas, maka rambu harus diletakkan di dinding samping pintu atau pada sisi pegangan pintu. Apabila dilengkapi dengan huruf braille, tinggi huruf dan braille harus di antara 120 cm sampai dengan 150 cm dari muka lantai.

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 7 Peletakan rambu di pintu 5.5 Di lantai

Jalur pemandu untuk penyandang cacat menggunakan simbol bertekstur yang diletakkan di lantai. Simbol tekstur garis-garis menunjukkan arah perjalanan dan simbol bulat memberikan peringatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitarnya.

Peletakan di daun pintu Peletakan di dinding samping pintu Minimal 90 cm ≥ 30 cm Maksimal 180 cm 120 cm sampai 150 dari muka lantai 5 -7,5 cm

(8)

3,5 cm 2,5 cm 0,5 cm 5 cm 30 cm 30 cm 30 cm 30 cm

Sumber: Persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan lingkungan

Gambar 8 Simbol pemandu

Belokan

Simpang tiga

Simpang empat

Sumber: Persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan lingkungan

Gambar 9 Peletakan simbol pemandu

5.6 Di rute aksesibel

Rambu arah di rute aksesibel menuju keluar diletakkan pada tempat yang dapat mudah terbaca (menggantung atau ditempel di dinding). Pintu atau jalur yang bukan menuju keluar diberi rambu “ bukan untuk keluar”.

Sumber: Interior Graphic and Design Standards,1986

Gambar 10 Peletakan rambu arah di rute aksesibel Simbol tekstur bulat Simbol tekstur garis

Jalur lintasan Rambu tegak lurus

(9)

BACK

6 Tata cara penentuan dimensi

6.1 Rambu pengenal area/ruang (digantung)

Dimensi rambu antara 25 cm x 60 cm sampai dengan 30 cm x 180 cm

Sumber: Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning, Signage and Graphic, 1992

Gambar 11 Dimensi rambu pengenal ruang

6.2 Rambu petunjuk

Dimensi rambu untuk keterangan kolom 10 cm x 45 cm dan untuk baris kolom 5 cm x 45 cm

Sumber: Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992

Gambar 12 Dimensi rambu petunjuk

6.3 Rambu pengenal area/ ruang (ditempel di dinding atau di pintu) Dimensi rambu antara 15 cm x 15 cm sampai dengan 30 cm x 30 cm

HURUF HURUF HURUF 120 cm 30cm 60 cm 25 cm 180 cm 30 cm H U R U F K E T E R A N G A N K O LO M 5 cm 1 0 cm 45 cm 4 5 cm

(10)

Sumber: Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992

Gambar 13 Dimensi pengenal area/ruang

6.4 Rambu pengenal individu ( ditempel di dinding atau di pintu) Dimensi rambu maksimal panjang 30 cm dan maksimal lebar 15 cm

Sumber: Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992

Gambar 14 Dimensi pengenal individu

6.5 Rambu pengenal individu (diletakan di atas meja)

Dimensi rambu maksimal panjang 30 cm dan maksimal lebar 5 cm

Sumber: Time-Saver Standards for Interior Designand Space Planning, Signage and Graphic, 1992

Gambar 15 Dimensi pengenal meja

7 Tata cara penggunaan huruf

a) Rambu untuk ruang-ruang permanen harus mengunakan huruf besar atau kapital, kecuali pada bagian rambu yang terpisah untuk huruf kapital dengan braille

15 cm 15 cm 23 cm 23 cm 30 cm 30 cm HURUF HURUF HURUF 5 cm 7.5 cm 30 cm 23 HURUF HURUF HURUF 15 15 cm 5 cm HURUF 23 5 cm

(11)

BACK

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 16 Penggunaan huruf kapital

b) Jenis huruf yang digunakan adalah jenis sans serif, tanpa menambah keindahan pada dasar huruf dan atas huruf.

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 17 Penggunaan keindahan huruf

c) Huruf untuk rambu tidak boleh memakai banyak tambahan seperti dekoratif, huruf miring dan huruf jenis naskah.

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 18 Penggunaan tambahan dekorasi pada huruf

d) Tinggi huruf yang digunakan adalah antara 1,5 cm sampai dengan 5 cm, kecuali jarak pandang lebih dari 500 cm. (lihat 5.2)

Serif

Sans Serif

Huruf miring

Banyak dekorasi jenis naskah

Dengan huruf kecil Bagian terpisah 1,25 cm sampai 2 cm Huruf braille

(12)

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 19 Penggunaan tinggi huruf

e) Perbandingan lebar dengan tinggi huruf adalah antara 55 % sampai 110 %

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 20 Perbandingan tinggi dan lebar huruf

f) Ketebalan garis pembentuk huruf di antara 10 % sampai 15 % dari ketinggian huruf

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 21 Ketebalan huruf

g) Jarak antar huruf adalah 0,3 cm sampai dengan 1 cm, kecuali jarak antara dua huruf yang melengkung atau menyerong dengan jarak 0.15 cm.

5 Cm 1,5 Cm 110 % sampai 55 % 15 % sampai 10 %

(13)

BACK

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 22 Spasi huruf

h) Spasi baris kata atau kalimat adalah antara 35 % – 70 % dari tinggi huruf

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 23 Spasi antara 2 huruf

i) Semua huruf atau angka yang timbul harus disertai dengan terjemahan ke huruf braille. Huruf braille harus diletakkan tepat di bawah huruf yang timbul dengan minimum jarak 1 cm. Tipe huruf braille disarankan menggunakan singkatan untuk memudahkan pembacaan. Semua rambu yang terletak menggantung di plafon atau di atas kepala tidak perlu menggunakan huruf timbul dan braille

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 24 Penggunaan huruf braille

Salah Benar 0,3 cm – 1 cm 0,15 cm – 1 cm Benar 35 % - 70 % dari tinggi huruf Huruf Braille diletakan dibawah huruf atau angka

(14)

8 Tata cara penggunaan simbol

a) Simbol rambu yang digunakan minimal harus mempunyai bidang latar 15 cm x 15 cm dan tidak menggunakan dua simbol yang menimbulkan pengertian yang berbeda pada bidang latar yang sama. Untuk simbol yang permanen harus disertai dengan keterangan dengan huruf. Simbol yang di letakkan di ruang yang permanen harus dilengkapi dengan teks timbul dan huruf braille.

b) Rambu menggunakan simbol yang umum dipakai atau bersifat universal dengan mengacu pada standar yang ada. (Contoh simbol dapat dilihat di lampiran)

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 25 Bidang latar simbol

c) Simbol panah arah mempunyai ukuran yang bermacam-macam. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan panah penunjuk adalah perbandingan porposi ukuran, arah dan posisi. Untuk format memanjang ukuran panjang panah (L) adalah 25 % lebih panjang dibandingkan dengan ketinggiannya (A). Untuk format bujur sangkar mempunyai tinggi dan panjang sama.

Sumber: Interior Graphic and Design Standards,1986

Gambar 26 Penggunaan panah penunjuk Tinggi (T)

Panjang (L)

Format memanjang

Format bujur sangkar

Atas/ depan Kanan Sudut kanan Bawah/ depan Sudut kiri Kiri 15 cm 15 cm Braill WANITA

(15)

BACK

9 Tata cara pemilihan warna

a) Pemilihan warna untuk rambu harus memperhatikan kekontrasan huruf dengan bidang latarnya, tingkat kekontrasan tidak boleh kurang dari 70 %.

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 27 Kekontrasan warna b) Hindari warna pada bidang latar yang menyilaukan atau mengkilap

Sumber: ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign, 1999

Gambar 28 Penggunaan bidang yang mengkilap

c) Rambu di dalam bangunan mempunyai fungsi yang berbeda, setiap fungsi menggunakan kombinasi warna yang berbeda

Tabel 1 Penggunaan warna pada rambu Kategori

simbol Tipe Fungsi Warna

Larangan menyampaikan pesan aktifitas

yang dilarang

Huruf hitam dengan latar

belakang putih dan batas tepi merah

Peraturan

Perintah Menyampaikan pesan aktifitas

yang dijawibkan

Huruf merah dengan latar

belakang putih dan batas tepi merah

Benar Benar Benar

Salah Salah Salah

Salah Benar

(16)

Tabel 1 (Lanjutan) Kategori

simbol Tipe Fungsi Warna

Himbauan Menyampaikan pesan tentang

kemungkinan adanya resiko

Huruf hitam dengan latar

belakang kuning Peringatan

Bahaya Menyampaikan pesan adanya

resiko yang pasti

Huruf hitam dengan latar

belakang merah Pemeliharaan

Dan Perbaikan

Menyampaikan pesan

peringatan adanya aktifitas pemeliharaan dan perbaikan

Huruf hitam dengan latar belakang oranye

Darurat Menyampaikan informasi

mengenai prosedur dalam

keadaan darurat

Huruf putih dengan latar

belakang hijau Informasi

Petunjuk dan Informasi

Menyampaikan informasi

mengenai fasilitas, pelayanan dan prosedur atau kondisi yang ada

Ø Huruf putih dengan latar belakang hitam/abu-abu Ø Huruf putih dengan Latar

belakang biru

Sumber:

a) Common-use and operational sign, Federal Identity Program Manual, Treasury Board of Canada

Secretariat, 1990

(17)

BACK

Lampiran A

(Informatif)

Contoh-contoh simbol

Ruang Pria Ruang Wanita Ruang Pria & Wanita Penyandang cacat Informasi Telepon Cafetaria Sovenir Lift Servis Lift Dilarang Merokok Tangga Kebakaran Masuk Keluar Ram Naik Ram Turun Eskalator Tangga Ruang Tunggu Peralatan Pemadam Kebakaran Penunjuk Keluar

(18)

Klinik Penitipan Barang Ruang Rias Air Minum Petugas Keamanan Kotak Surat Jagalah Kebersihan Dilarang Membawa Binatang Dilarang Masuk Keluar Radio Aktif Alarm Perlengkapan Pria Warung Kopi Eceran Mainan Anak

Penukaran Mata Uang Kios Bunga

Pakaian Wanita Sepatu

(19)

BACK ` Pengantaran Barang Almari Penyimpanan Pengambilan Barang Trotoar Berjalan Ruang Bayi Area Merokok Pemeriksaan Barang Salon

(20)

Lampiran B (Informatif)

Daftar nama dan lembaga

1) Pemrakarsa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kimpraswil, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

2) Penyusun

Nama Lembaga

(21)

BACK

Bibliografi

Human Dimension & Interior space,1979, A Source Book Of Design Reference Standard. Tennessee Driver Handbook, Traffic Signs and Signal.

University of Alberta, 1992, Interior Sign, Graphic Design and Illustration service. University Of Kentucky, 2002, Identifying Device.

Federal Identity Program Manual (FIP Manual) 4.1 - 1992, Sinage system overview and implementaion

Federal Identity Program Manual (FIP Manual) 4.3 - 1990, Common-use and operational sign.

Federal Identity Program Manual (FIP Manual) 4.3B - 1997, Tactile signage, sign sistem and installation guide.

Kepmen PU RI No. 468/KPTS/1998, tentang Persyaratan Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan

University of California San Francisco, 2002, Signage standards manual and ordering catalog.

Gambar

Gambar 1  Peletakan rambu yang di tempel di dinding
Gambar 2  Tata letak rambu di dinding koridor dekat pintu  5.2  Digantung
Gambar 4   Jarak pandang rambu
Gambar 10   Peletakan rambu arah di rute aksesibel
+4

Referensi

Dokumen terkait

Digital Marketing merupakan suatu cara pemasaran yang memudahakan para petani memantau dan menyediakan segala kebutuhan dan keinginan calon konsumen, calon konsumen juga

Produk unggulan prioritas di Kabupaten Bandung adalah tekstil dan produk tekstil dengan kompetensi inti terletak pada jumlah sentra yang sangat banyak. Dalam rangka program

Data yang digunakan adalah kadar asam laktat setelah recovery aktif dan kadar asam laktat setelah massage untuk kelompok eksperiman lalu kadar asam laktat

Koefisien estimasi yang dihasilkan bernilai positif yang memiliki arti bahwa semakin tinggi motivasi kerja, maka kinerja dari karyawan akan semakin meningkat secara nyata

Bahwa untuk melaksanakan Undang undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembanguan Nasional dan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

5) Dampak apa yang akan terjadi kepada peserta didik yang terlibat bullying ? 6) Upaya pencegahan apa yang anda lakukan agar tidak terjadi kasus bullying. antar

Menurut Osborn (dalam Hyde, 2005) brainstorming adalah suatu teknik yang dilakukan tiap kelompok untuk mencoba menemukan solusi dari suatu masalah dengan

Dengan kata lain jumlah ikatan rangkap yang masih terdapat pada produk mempengaruhi sifat karet alam siklis yang dihasilkan.. Disamping itu bobot molekul juga berpengaruh