• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TANDEM WALKING EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA USIA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TANDEM WALKING EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA USIA TAHUN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TANDEM WALKING EXERCISE TERHADAP

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun Oleh:

MOHAMAD ASEGAF ALGAZALI J120151109

PROGAM STUDI FISIOTERAPI S1

FAKULITAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ABSTRAK

MOHAMMAD ASEGAF ALGAZALI

“PENGARUH TANDEM WALKING EXERCISE TERHADAP

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI POSYANDU KUWIRAN SEJATERAH BOYOLALI”

(Dibimbing Oleh Yulisna Mutia Sari, SSt.Ft. M.Sc (GRS))

Latar Belakang: Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan dan bukan merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan kelihatan sejak umur 45 tahun dan timbul masalah pada umur 60 tahun. Pada lansia akan terjadi penurunan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh yang bersifat alamiah atau fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh (Pujiastuti, 2005). Jalan tandem merupakan suatu latihan yang di lakukan dengan cara mempersempit luas bidang tumpu, dengan cara berjalan dalam satu garis lurus dalam posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya, latihan ini di harapkan berfungsi meningkatkan keseimbangan postural secara dinamis (Talkowski, 2008).

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh latihan tandem walking exercise terhadap keseimbangan dinamis lansia usia 60-74 tahun.

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experiment dengan menggunakan rancangan pretest and post-test with control group

design dimana sampel yang terdiri dari 26 orang responden dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan control. Keseimbangan dinamis lansia di ukur dengan time up go test yaitu dengan cara mendokumentasikan waktu dalam detik yang di perlukan subjek ketika duduk di kursi kemudian berdiri berjalan pada garis di lantai sejauh 3 meter sebelum latihan dan sesudah responden melakukan latihan tandem walking exercise selama 4 minggu, Teknik analisis data menggunakan

Uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh dan untuk melihat beda pengaruh antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji Mann Whitney. Hasil Penelitian: Ada pengaruh latihan tandem walking exercise terhadap keseimbangan dinamis lansia usia 60-74 tahun setelah di uji statistik dengan menggunakan Uji wilcoxon didapatkan p-value 0,007 pada kelompok perlakuan sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan p-value 1,000 dan untuk melihat beda pengaruh antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan Uji mann Whitney didapatkan p-value 0,000.

Kesimpulan: Ada pengaruh latihan tandem walking exercise terhadap keseimbangan

(6)

ABSTRACT Background:

Elderly an advanced stage of a process of a life marked by a decrease in the body's ability to adapt to environmental stress and not a disease . The aging process will look at the age of 45 years and a problem arises at the age of 60 years . In the elderly will be a decrease of various organs, functions and body systems that are natural , or physiological . The decrease was due to a reduced number of cells and the ability of the body ( Pujiastuti, 2005).

A decrease in the body's ability to aging potential occurrence of balance disorders Tandem walking) is an exercise that is done with how to narrow the broad field of fulcrum , by walking in a straight line in a heel position of the foot touches the other toes , this exercise is expected to function dynamically improve postural balance. Talkowski (2008 ).

Objective:To determine the effect of exercise walking tandem on a dynamic balance in elderly age of 60-74 years.

Methods: The study of this research is Quasi Experiment research or appearance

experimental. The Desain of this research is pre and post test two group design compared between the two groups: the treatment group were given tandem walking exercise for 4 weeks, 3 times training a week. Measuring equipment for time up go test. Data were analyzed using the Wilcoxon signed rank test to test the effect and influence of different test using Man Whitney test.

Results: There is an effect of the tandem walking exercise on the balance of elderly

people aged 60-74 years after the statistical test using Wilcoxon test showed Based on the test results on the effect of exercise tandem walking exercise to increase the dynamic balance of the elderly showed that the value of significance ( p ) = 0.007 or 0.007 < 0 , 05 , exercise walking tandem to increase the dynamic balance of elderly people in the treatment group and the control group showed a value of significance ( p ) = 1.000 or 1.000 > 0.05. Man Whitney test results showed that the value z is -3.749 to 0.000 p-value < 0.05.

Conclusion: There is the influence of the tandem walking exercise to the dynamic

balance of elderly people aged 60-74 years.

1. PENDAHULUAN

Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, total sebanyak 237.641.326 (Badan Pusat Statistik, 2012). Pada tahun 2010 terdapat 19,93 juta jiwa atau sebesar 8,48 %, dan sampai tahun 2020 di perkirakan jumlah lansia mencapai 28,82 juta jiwa atau 11,34% (Darmojo, 2011). Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan

(7)

3

tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan dan bukan merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan kelihatan sejak umur 45 tahun dan timbul masalah pada umur 60 tahun. Pada lansia akan terjadi penurunan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh yang bersifat alamiah atau fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh (Pujiastuti, 2005). Semua komponen kontrol postural yang meliputi sensoris, efektor dan proses di susunan saraf pusat, akan mengalami penurunan disebabkan bertambahnya usia (Guccione, 2005).

Penurunan kemampuan tubuh pada penuaan berpotensi terjadinya gangguan keseimbangan. Menurut Irfan (2009) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankann keseimbangan tubuh ketika di tempatkan pada berbagai posisi baik statis maupun dinamis, faktor yang berperan pada gangguan keseimbangan adanya faktor intrinsik yaitu dalam diri lansia tersebut seperti gangguan muskuloskeletal, fleksibilitas otot menurun, sistem sensoris seperti propioseptif, sistem visual dan vestibular serta neuromuskuler juga ikut mengalami penurunan fungsi (Andayani, 2005). Penurunan pada komponen kontrol postural yang meliputi sensoris, efektor dan proses di susunan saraf pusat disebabkan bertambahnya usia (Guccione, 2006). Jalan tandem (tandem walking) merupakan suatu latihan yang di lakukan dengan cara mempersempit luas bidang tumpu, dengan cara berjalan dalam satu garis lurus dalam posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya, latihan ini di harapkan berfungsi meningkatkan keseimbangan postural secara dinamis. Talkowski (2008) menyatakan pemberian latihan jalan tandem dapat meningkatkan keseimbangan dinamis dan mengurangi resiko jatuh pada lansia wanita usia 74-90 tahun. Sehubungan dengan pendekatan dalam peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia, peneliti tertarik untuk mengetahui peningkatan keseimbangan dinamis lansia pada usia yang lebih muda yaitu “pengaruh tandem walking exercise terhadap keseimbangan dinamis pada lansia usia 60-74 tahun”

(8)

2. METODE

Jenis penelitian ini yaitu penelitian quasi exsperimental, dengan desain penelitian pre

and post test with control group design. Dalam penelitian penulis menggunakan data

primer yaitu dengan menggambil data sebelum dan sesudah intervensi dengan di bagi 2 kelompok perlakuan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Umur kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Tingkat Umur

KelompokPerlakuan KelompokKontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 60-62 tahun 4 40% 4 40% 63-65 tahun 2 20% 1 10% 66-68 tahun 69-71 tahun 72-74 tahun 1 1 2 10% 10% 20% 2 1 2 20% 10% 20% Total 10 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi menurut umur pada kelompok perlakuan, dari kriteria umur 60 – 62 yaitu sebanyak 4 orang (40%), umur 63-65 yaitu sebanyak 2 0rang (20%), dan umur 66 – 68 yaitu 1 orang (10%) dan umur 69-71 yaitu sebanyak 1 orang (10%) dan umur 72-74 yaitu sebanyak 2 orang (20%), Sedangkann pada kelompok kontrol dari kriteria umur 60 – 62 yaitu sebanyak 4 orang (40%), umur 63-65 yaitu sebanyak 1 0rang (10%), dan umur 66 – 68 yaitu 2 orang (20%) dan umur 69-71 yaitu sebanyak 1 orang (10%) dan umur 72-74 yaitu sebanyak 2 orang (20%). b. Deskriptif Data Nilai Umur Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Deskriptif Data Nilai Umur Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

(9)

5

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Minimum 60 62 Maksimum 74 73 Mean 66,5 65.5 Std. Deviasi 3.66 3.50

Berdasarkan data di atas, dapat di ketahui nilai umur minimum pada kelompok perlakuan 60 sedangkan pada kelompok perlakuan nilai minimum di peroleh 62 dan untuk nilai maximum umur pada kelompok perlakuan di dapat hasil 74 sedangkan pada kelompok kontrol 73 sedangkan untuk nilai mean kelompok perlakuan adalah 66,5 sedangkan pada kelompok kontrol nilai mean di peroleh 65.5 dan untuk standar deviasi itu sendiri di dapat kan hasil 3.66 pada kelompok perlakuan dan 3.50 pada kelompok kontrol.

c. Gambaran Keseimbangan Responden Saat Pre dan Post Test

Tabel 4.2.Deskriptif Data Nilai TUG Penelitian Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol.

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Pre Test Post Test Pre Test Post Test Minimum 8.00 8.00 9.00 9.00 Maksimum 14.00 10.00 12.00 12.00 Rata-rata 11.90 8.80 10.90 10.90

(10)

Std. Deviasi 1.66 0.91 0.99 0.99

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui pada kelompok perlakuan ada peningkatan bahwa pre test sebelum latihan tandem walking exercise diperoleh nilai rerata 11.90 dan post test sesudah latihan tandem walking exercise diperoleh rerata 8.80. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada peningkatan bahwa pre test sebelum diperoleh nilai rerata 10.90 dan post test didapatkan nilai rerata 10.90.

B. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon test untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan tandem walking terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia

1. Wilcoxon pada Kelompok Perlakuan

Tabel 4.3 Wilcoxon pada kelompok perlakuan

Mean SD Z Sig. (p) Keputusan Pre 11.90 1.66

-2.701 0,007 Ha diterima Post 8.80 0.91

Berdasarkan hasil uji untuk pengaruh pemberian latihan tandem walking exercise terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi (p) = 0,007 atau 0,007< 0,05, maka Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan adanya pengaruh pemberian latihan tandem walking exercise terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia.

2. Wilcoxon Pada Kelompok Kontrol

Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon Pada Kelompok Kontrol

Mean SD Z Sig. (p) Keputusan Pre 10.90 0.99

-2.000 0,046 Ha diterima Post 11.30 0.94

(11)

7

Hasil uji Wilcoxon pada tabel 4.4 di atas menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,046 atau 0,046 < 0,05, maka Ha diterima sehingga

dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh pada kelompok kontrol.

3. Hasil Uji Man Whitney Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Tabel 4.5 Hasil Uji Man Whitney Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Uji Man Whitney Z P-value Kesimpulan

Kelompok Perlakuan – Kelompok Kontrol -3,749 0.000 Ha Diterima

Hasil uji Man Whitney pada tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa nilai z yaitu -3,749 dengan p- value 0,000<0,05, sehingga Ha diterima hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang di berikan latihan

tandem walking exercise terhadap kelompok kontrol yang tidak di berikan latihan.

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Distribusi subyek menurut usia diperoleh hasil terbanyak berusia 60-66 tahun dengan presentase 60% pada kelompok perlakuan dan 60% pada kelompok kontrol. Lanjut usia merupakan kelompok yang beresiko karena mengalami perubahan-perubahan seiring peningkatan usia. Perubahan tersebut mengakibatkan konsekuensi fungsional termasuk keseimbangan tubuh yang dipengaruhi berbagai faktor. Gangguan keseimbangan tersebut mengakibatkan jatuh (Pujiastuti, 2005).Setelah umur 30 tahun, manusia akan kehilangan kira-kira 3 – 5 % jaringan otot total per dekade. Kekuatan otot akan berkurang secara bertahap seiring bertambahnya umur. Penurunan kekuatan otot tidak hanya mengganggu keseimbangan tubuh dan aktivitas berjalan tetapi juga berhubungan dengan peningkatan resiko jatuh. Penurunan kekuatan otot terjadi karena pada usia lansia terjadi perubahan aktivitas fisik yaitu mulai berkurangnya kegiatan yang menggunakan kekuatan fisik.

(12)

B. Pengaruh Latihan Tandem Walking Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis Lansia Jalan tandem merupakan salah satu latihan yang bertujuan untuk melatih sikap atau posisi tubuh, mengontrol keseimbangan, kordinasi otot dan gerak tubuh dimana di lakukan dengan cara mempersempit luas bidang tumpu, dengan cara berjalan dalam satu garis lurus dalam posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya, dengan jarak tempuh sejauh 3-6 meter dalam satu set, dengan latihan tandem walking ini lansia dapat di latih secara visual (melihat kedepan dan memperluas arah pandangan supaya tetap melakukan jalan tandem pada garisnya) dan jalan tandem dengan mempersempit bidang tumpu dapat melatih propioseptif pada lansia dengan melakukan pola jalan yang benar, mempertahankan posisi tubuh serta mengontrol keseimbanagan kordinasi otot dan gerak tubuh, dimana peranan propioseptif memperoses informasi dari otot dan sendi tubuh manusia sehingga lansia paham dimana letak tubuh dan gerak tubuhnya, seperti ketika berjalan. Latihan proprioseptif akan menginformasikan presisi gerak dan reflek muscular yang berkontribusi pada pembentukan stabilitas dinamis sendi. Tujuan latihan proprioseptif adalah untuk melatih kembali jaras afferent untuk mengembangkan sensasi gerakan sendi dan aktivasi motorik pada sistem saraf pusat. Latihan proprioseptif sangat penting untuk dilakukan karena umpan balik proprioseptif akan meningkatkan dan mempertahankan stabilitas fungsional sendi (Batson et al., 2009). Latihan proprioseptif harus memakai teknik yang membangkitkan aktivasi otot pronator dan supinator kaki (melatih koordinasi, proprioseptif dan otot stabilisator pergelangan kaki). Aktivasi ko-kontraksi ini diupayakan terjadi secara semi otomatis, karena sejatinya aktivitas stabilisasi merupakan sistem yang berlangsung pada Central Pattern Generator (CPG). Pada perkembangan manusia fungsi CPG yang benar menjadi bergantung pada integrasi saraf yang lebih tinggi, yaitu pada sistem saraf pusat, pada cotex cerebral, aktivasi otot sekuensi temporal melibatkan CPG spinal dan integrasi sirkuit neural dengan intput pusat otak yang lebih tinggi Untuk mencapai gerakan semi otomatis yang dimaksud, maka latihan proprioseptif juga melibatkan gerakan yang lambat dalam setiap perpindahan gerak dan posisi, untuk memberikan kesempatan pada nuclei subcortical dan basal ganglia untuk menganalisa sensasi posisi dan engirimkan umpan balik berupa ko-kontraksi otot yang diharapkan latihan ini lah yang kemudian akan diadaptasi pada CPG sebagai stabilitas fungsional yang baru. latihan proprioseptif ini, bermanfaat meningkatkan keseimbangan pada lansia dikarenakan menurunnya fungsi motorik pada sistem saraf pusat, sehingga dengan aktivasi motorik tersebut meningkatkan respon

(13)

9

proprioseptif yang dapat meningkatkan stabilitas sendi dan meningkatkan keseimbangan pada lansia.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu 4 minggu yaitu dimulai pada bulan 13 April 2016 sampai 13 Mei 2016 di Posyandu Lansia Sejahtera tentang pengaruh tandem walking exercise terhadap keseimbangan dinamis pada lansia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) terdapat pengaruh pemberian latihan tandem walking terhadap keseimbangan dinamis pada lansia usia 60-74 tahun.

Saran dari penelitian ini adalah (1) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang latihan tandem walking exercise terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia dengan jumlah subjek yang lebih banyak, (2) menyarankan untuk mengontrol aktivitas subjek penelitian yang berbeda-beda diluar waktu perlakuan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arif M., Ohtaki., Nagatomi R., Inooka H. 2004. Estimation of the Effect on

Cadence on Gait Stability in Young and Elderly People Using Approximate Entropy Technique. Measurement in Biomedicine. Jepang.

Badan Pusat Statistik. 2012. Jumlah Penduduk Lansia di Indonesia. Jakarta: BPS. Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta:

BPS.

Brach JS., Berlin JE., VanSwearingen JM., Newman AB., Studenski SA. 2005. Too Much or Too Little Step Width Variability is Associated with a Fall History in Older Person who Walk at or Near Normal Gait Speed. Journal

of NeuroEngineering and Rehabilitation. USA.

Callisaya ML., Blizzard L., McGinley JL., Srikanth VK. 2012. Risk of Falls in Older People During Fast-Walking. Gait and Posture. Australia.

Dahlan MS. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Darmojo RB dan Martono HH. 2009. Buku Ajar Geriatri . Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Dispendukcapil Kota Surakarta. 2014. Demografi Penduduk Kota Surakarta. Diakses : 7 Desember 2014, Lansia kota Surakarta http://dispendukcapil.surakarta .go.id/20XIV/ index.php /2014-05-21-04- 43-06/2014-05-21-08-47-11/kuan titas-penduduki/item/66-penduduk- demografi.

Donoghue OA., Cronin H., Savva GM., O’Regan C., Kenny RA. 2012. Effects of Fear of Falling and Activity Restriction on Normal and Dual Task Walking in Community Dwelling Older Adults. Gait and Posture. Australia.

Lata H., Alia LW. 2007. Ageing: Physiological Aspects. Journal of Science. Punjab.

Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ponce M., Fischer K., Hilderbrand D., Kuo T. 2010. Preventing Falls Among

Adults Aged 65 Years and Older. Journal of Preventing Falls. Los Angeles.

(15)

11

Rian. 2014. Hubungan Antara Keseimbangan Tubuh Dengan Riwayat Jatuh Pada

Lanjut Usia. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. S Hile, Elizabeth. S Brach, Jenifer. Perera, Subashan. 2012. “interpreting the

need for initial support to perform tandem stance tests of balance”,

physioteraphy Journal.

Sumantri A. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Talkowski, Jaime. S Brsch, Jennifer. 2008. Studenski, “ Impact of health

perceptiom, balance perception, fall history, balance performance, and gait speed on walking activity in older adult” Physiotherapy

Journal,.

The American Geriatric Society. 2012. A Guide to Geriatric Syndromes.

Health in

Aging. New York.

United Nations. 2013. World Population Aging 2013. New York: WHO.

World Health Organization. 2012. Falls. Diakses: 20 November 2014, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs344/en

Referensi

Dokumen terkait

Desain Pengereman Regeneratif Motor DC Brushless Pada Mobil Listrik; Novie Lukman Hamsa, 081910201008; 2013; 46 halaman; Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember.. Seiring

Dari hasil proporsi untuk masing-masnig variabel yang ditinjau, untuk pengeluaran untuk biaya kepemilikan per tahun sama pada tiga kota, yaitu kurang dari Rp500.000, untuk

Tabel 3.4 Bahan Pelengkap Produksi yang Digunakan Usaha Pertukangan Kayu RIAN

Seluruh konsumen dan business partner Mama Roz, yang dengan tulus berbagi informasi dan pengalaman yang kami perlukan dalam proses pembuatan tesis ini.. Rekan Group

Begitupun dalam penelitian oleh (Pratomo dan Ismail, 2006) terhadap bank-bank yang ada dalam industri perbankan syariah di Malaysia berhasil membuktikan secara signifikan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas kasih dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul” Praktik Kerja Divisi Public Relations

Laporan akhir ini membahas mengenai pelatihan peningkatan pelayanan prima yang dilakukan pada bagian kasir KFC International Plaza, dimana penulis dapat memberikan saran

RANCANG BANGUN SHOES POLISHING WITH FOOTWEAR CLEANER KHUSUS SEPATU BERBAHAN KULIT.. (PERAWATAN