ix PATHISARI
Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode
koleksi 0125/PP/73.
Skripsi punika awujud suntingan teks ugi jarwanipun dhatěng basa Indonesia minangka pambiyantu kagěm ingkang sami maos.
Teks Sěrat Pangracutan nyariosakěn babagan kalěpasan, kadosta mawi
pitědah kadadosaning jisim gayutipun kaliyan patraping manungsa nalika taksih gěsang, sasěbataning pějah, tata cara maněkung, ngantos pangracutan kangge ngracut sukma saking badan jasmani.
Panaliten punika ngěmot inventarisasi naskah, deskripsi naskah lan teks,
penyuntingan lan panjarwanipun teks; ringkěsaning isi teks; lan kesimpulan.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia banyak ditemukan naskah-naskah kuna sebagai hasil
kebudayaan masyarakat masa lampau. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
masih disimpannya naskah kuna di perpustakaan-perpustakaan nasional, daerah,
maupun swasta. Pembicaraan mengenai naskah kuna merupakan hal yang
menarik, khususnya sebagai bahan tulisan tangan yang menyimpan berbagai
ungkapan rasa dan pikiran hasil budaya masa lampau, tetapi juga mengandung
unsur historis (Pudjiastuti, 2006: 9). Isi yang terdapat di dalam naskah beraneka
ragam, antara lain cerita-cerita pelipur lara, cerita-cerita kepercayaan, cerita-cerita
yang bernafaskan sejarah dan keagamaan, ajaran-ajaran Islam, pengetahuan
mengenai obat-obatan, ilmu tua (misalnya ilmu magi), dan masih banyak lagi
bidang yang lain (Mulyadi, 1994: 1). Agar masyarakat masa kini dan generasi
mendatang masih dapat menikmati peninggalan kebudayaan nenek moyang kita
yang berwujud naskah, diperlukan upaya pelestarian naskah. Tujuan dari
pelestarian bahan pustaka yang berwujud naskah ialah untuk melestarikan hasil
budaya cipta manusia, baik berupa informasi maupun fisik dari bahan pustaka
tersebut (Martoatmodjo, 1997: 2).
Salah satu perpustakaan di Yogyakarta yang masih menyimpan
naskah-naskah kuna adalah Perpustakaan Pura Pakualaman. Perpustakaan ini terletak di
2
kuna dengan teks yang masih ditulis secara tradisional serta menggunakan aksara
dan bahasa Jawa. Selain itu, naskah-naskah kuna tersebut memuat berbagai aspek
kehidupan masyarakat pada masa pembuatannya, dari sejarah, pendidikan, sastra,
hingga ajaran agama.
Pemikiran-pemikiran masyarakat masa lampau yang tertulis di dalam
naskah tidak sepenuhnya dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat
masa kini, hal itu dikarenakan naskah-naskah kuna masih menggunakan aksara
dan bahasa daerah. Masih digunakannya aksara dan bahasa daerah pada
naskah-naskah kuna itu berdampak pada minat masyarakat masa kini untuk membaca dan
mempelajarinya. Jika minat masyarakat masa kini terhadap naskah kuna semakin
menurun, maka warisan kebudayaan ini akan musnah seiring berjalannya waktu.
Teks yang dijadikan objek penelitian ini adalah Sěrat Pangracutan, yang
selanjutnya disebut SP. Judul tersebut diambil dari katalog Perpustakaan Pura
Pakualaman. Terdapat dua naskah yang di dalamnya memuat teks SP. Satu naskah
berkode koleksi Pi. 10 dan naskah yang lain Pi. 11. Kedua naskah tersebut adalah
koleksi Perpustakaan Pura Pakualaman. Dalam penelitian ini, naskah yang
dijadikan bahan kajian adalah Pi. 10, dengan pertimbangan teks di dalam naskah
tersebut lebih mudah untuk dibaca.
SP merupakan salah satu dari kumpulan teks yang dijadikan satu dalam
jilidan naskah. Kumpulan teks tersebut diberi judul Kěmpalan Sěrat Suluk. Suluk
adalah puisi keagamaan yang khusus mengungkapkan pemikiran agama dengan
corak mistisisme1, kadang-kadang dalam bentuk karya tanya jawab, juga dalam
1
Kepercayaan bahwa manusia dapat mengadakan komunikasi langsung atau bahkan bersatu dengan Tuhan (Kasunyatan Agung) melalui tanggapan batin di dalam meditasi (Simuh, 1995: 195)
bentuk naratif (Ikram, 1997: 140). Sedangkan pangracutan, berarti „pelepasan‟.
Kata tersebut mempunyai kata dasar racut, dan mempunyai arti „urai‟, „cerai‟,
„lepas‟, atau „satu‟ (Poerwadarminta, 1981: 124).
Teks SP berjenis piwulang dan berbentuk prosa. Piwulang dapat diartikan
„pelajaran, pengajaran, dan ajaran‟ (Poerwadarminta, 1981: 96). Mengacu pada Katalog Perpustakaan Pura Pakualaman, teks SP berisi tentang proses lepasnya
roh manusia. Pembacaan yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan gambaran
sederhana tentang kandungan isi teks. Selain menceritakan tentang tata cara
lepasnya roh manusia, teks SP juga memuat gambaran kondisi keadaan mayat
manusia dan penamaan kematian disertai dengan penyebab akibatnya. Dekripsi isi
teks SP yang disampaikan pada Katalog Perpustakaan Pura Pakualaman masih
merupakan gambaran umum keseluruhan isi teks. Diperlukan adanya kajian yang
lebih mendalam untuk mengetahui isi teks SP yang sebenarnya. Oleh karena itu,
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui isi teks SP yang didasarkan pada
sajian suntingan dan terjemahannya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, teks SP perlu untuk diteliti.
Selain karena teks masih tersimpan dalam kondisi yang baik dan isi teks perlu
untuk dikaji.
1.2 Rumusan Masalah
Teks SP masih menggunakan aksara dan bahasa Jawa. Karena aksara dan
bahasa yang digunakan masih menggunakan bahasa daerah, isi teks tidak dapat
4
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian atas SP ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks dan
menyajikan terjemahan dalam bahasa Indonesia dalam rangka mengetahui isi teks
tersebut.
1.4 Ruang Lingkup
Penelitian ini menitikberatkan pada suntingan teks dan terjemahan SP
koleksi Perpustakaan Pura Pakualaman Yogyakarta dengan kode koleksi
0125/PP/73. Teks SP terdapat pada naskah halaman 265-280 dengan judul teks
terdapat pada awal kalimat paragraf pertama.
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian terhadap teks SP masih sedikit. Slamet Riyadi dalam bukunya
Serat Kakiyasaning Pangracutan, yang diterbitkan pada tahun 1981 oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menitikberatkan penelitiannya pada
garis besar isi teks. Buku Serat Kakiyasaning Pangracutan adalah sebuah
ringkasan dan sinopsis teks, disertai dengan alih aksaranya, dan dibuat dengan
tujuan sebagai panduan bagi yang ingin membaca naskah yang aslinya.
Kekurangan dari buku tersebut adalah tidak disebutnya asal koleksi naskah yang
1.6 Landasan Teori
Penelitian ini menitikberatkan pada satu teks, yaitu teks SP yang terdapat
pada naskah Kěmpalan Sěrat Suluk koleksi Perpustakaan Pura Pakualaman.
Kendala utama agar teks SP dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat umum
adalah masih digunakannya aksara dan bahasa Jawa. Oleh karena itu, diperlukan
adanya suntingan teks yang di dalamnya memuat tentang sajian dan terjemahan
dari teks SP. Agar teks dapat dibaca dan dimengerti, maka seorang filolog harus
menyajikan dan menafsirkan teks dengan baik, karena sudah menjadi tugas utama
seorang filolog untuk “membuat teks terbaca/dimengerti” (Robson, 1994: 11). Dalam rangka penyajian suntingan dan terjemahan teks agar masyarakat
umum dapat terbantu untuk mengerti isi dari SP, maka teori kritik teks yang
dalam penyajian teksnya menggunakan metode perbaikan bacaan akan diterapkan
pada penelitian ini. Pembaca akan merasa dimudahkan dalam membaca dan
mengerti teks karena kritik teks dengan metode perbaikan bacaan berusaha untuk
menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan
ketidakajegan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
(Baried, 1985: 68). Penyunting akan mempertanggungjawabkan pembetulan dan
penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan melalui aparat kritik. Aparat kritik
adalah bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh penyunting terhadap
segala bentuk perubahan dan perbaikan yang telah dilakukan terhadap teks yang
disuntingnya (Robson, 1994: 25).
6
Setelah tahap penyuntingan akan dilanjutkan dengan penerjemahan.
Translation atau penerjemahan, pada hakikatnya, adalah mengalihbahasakan
makna atau pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran (Fahrurrozi, 1993: 1).
Bahasa sumber adalah bahasa yang digunakan, pada penelitian ini bahasa yang
digunakan pada teks adalah bahasa Jawa, sedangkan bahasa sasarannya adalah
bahasa Indonesia. Terjemahan teks disajikan bertujuan untuk semakin
memudahkan pembaca yang mengalami kesulitan dalam membaca dan
memahami teks berbahasa Jawa.
1.7 Metode Penelitian
Langkah yang dilakukan pertama kali adalah inventarisasi naskah dalam
rangka pencarian objek penelitian, dan dilanjutkan dengan deskripsi naskah dan
teks. Deskripsi naskah dan teks digunakan sebagai pertimbangan dalam
perbandingan teks. Setelah didapat teks terpilih, dilakukan transliterasi.
Transliterasi berarti penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang
satu ke abjad yang lain (Baried, 1985: 65). Langkah selanjutnya adalah
penyuntingan dengan metode perbaikan bacaan. Diharapkan dengan
digunakannya metode perbaikan bacaan, memudahkan masyarakat umum untuk
membaca dan memahami karena suntingan telah disesuaikan dengan ejaan yang
berlaku pada saat berlangsungnya penyuntingan. Langkah terakhir adalah peneliti
1.8 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian ini sebagai berikut:
BAB I : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, runang
lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode
penelitian, dan sistematika penyajian.
BAB II : Deskripsi Naskah dan Teks Sěrat Pangracutan.
BAB III : Suntingan Teks dan Terjemahan Sěrat Pangracutan. Bab ini
memuat; pengantar suntingan, pengantar catatan suntingan teks, ,
pengantar terjemahan, pengantar catatan terjemahan, sajian
suntingan teks edisi perbaikan bacaan, dan terjemahan teks.
BAB IV : Kalěpasan dalam Sěrat Pangracutan. Bab ini akan menjelaskan
isi teks dengan sederhana dalam bentuk sinopsis.