7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1. Pemesanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud pemesanan adalah “proses, pembuatan, cara memesan (tempat, barang, jasa dsb) kepada orang lain”. Pemesanan merupakan salah satu prosedur yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang diinginkan. (Taufiq dan Ermawati, 2017).
2. UCD (User Central Design)
UCD (User Centered Design) adalah sebuah filosofi perancangan yang menempatkan pengguna sebagai pusat dari sebuah proses pengembangan sistem. Teknik, metode, tools, prosedur dan proses yang membantu perancangan sistem interaktif dibangun berdasarkan pengalaman pengguna. UCD juga menerjemahkan partisipasi dan pengalaman manusia ke dalam rancangan.(Widhiarso et al., 2007)
3. Website
Menurut Ardhana (2012:03) website dapat diartikan sebagai “suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink (tautan) yang memudahkan syrfer atau pemakai komputer yang melakukan browsing atau penelusuran informasi internet”.
4. Internet
Menurut Irawan (2011:2) Internet dapat diartikan sebagai “rangkaian komputer yang terhubung menjadi beberapa rangkaian jaringan. Sistem komputer terhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protocol”.
5. Web Server dan Web Browser
Menurut Nursahid dkk (2015) “Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi yang menerima permintaan http ataupun https dari client melalui web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman web yang umumnya berbentuk dokumen dalam format HTML”. Dengan kata lain web server merupakan server yang bertugas mengatur mekanisme layanan web.
Menurut Purbo dan Wahyudi dalam Kusuma dan Widodo (2016:11) web
browser dapat diartikan sebagai “program perangkat lunak pada sisi client yang
bertugas mengambil serta menampilkan informasi dalam web dari server”. Web
browser memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan teks, image, video, games, dan informasi lainnya yang berlokasi pada halaman web.
2.1.2. Konsep Dasar Pemrograman 1. PHP
Pada awalnya PHP memilik kepanjangan Personal Home Page atau dapat diartikan ssebagai situs personal. Saputra (2012:2) mengemukakan bahwa “PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP Hypertext Prepocessor, merupakan suatu
bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis”.
2. HTML
Pada halaman web, HTML dijadikan sebagai bahasa script dasar yang berjalan bersama scripting pemrograman lainnya. Saputra (2012:1) menyimpulkan bahwa “HTML atau kependekan dari Hyper Text Markup
Language adalah sebuah bahasa scripting yang berguna untuk membangun
kerangka ataupun format web berbasis html”.
3. Cascading Style Sheet (CSS)
Ardhana (2012:108) “Agar web yang kita buat terlihat lebih terstruktur dan seragam, maka diperlukan sebuah bahasa pemrograman CSS atau (Cascading
Style Sheet) yang mampu mengendalikan beberapa komponen dalam web”. Secara
umum yang dilakukan oleh CSS adalah pengaturan layout, kerangka, teks, gambar, warna, table, spasi, dan lain sebagainya
4. Javascript
Menurut (Andre, 2014:1) “Javascript adalah Bahasa pemograman yang bersifat client side programming language. Client side programming language adalah tipe bahasa pemograman yang pemrosesannya dilakukan oleh client. Aplikasi client yang dimaksud merujuk kepada web browser seperti Google
Chrome dan Mozilla Firefox”.
2.1.3. Peralatan Pendukung Sistem 1. Unified Modelling Language (UML)
Menurut Fowler dalam Haryani (2015:51) “Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO)”.
Menurut Widodo dan Herlawati (2011:10) jenis diagram UML, antara lain: a. Activity Diagram
Bersifat dinamis. Tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.
b. Class Diagram
Bersifat dinamis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, Antarmuka-Antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi .
c. Sequence Diagram
Bersifat dinamis. Diagram Sequence adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
d. Diagram Use Case
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan actor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
e. Package Diagram
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kupulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
Bersifat dinamis. Diagram pengganti sebagai pengganti dalam kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
g. Statechart Diagram
Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status, transisi, kejadian serta aktifitas.
h. Component Diagram
Bersifat statis. Diagram ini memperhatikan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
i. Deployment Diagram
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Deploymen Diagramt berhubungan erat dengan diagram komponen dimana diagram ini memuat satu atau lebih komponen-komponen.
2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut pendapat Kroenke dalam Haryani (2015:52) Entity-Relationship
Diagram (ERD) adalah “suatu pemodelan konseptual yang didesain secara khusus
untuk mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar data, yaitu dengan menuliskan dalam cardinality”. Elemen-elemen yang membentuk ERD diantaranya :
yaitu suatu entitas yang dapat berupa orang, tempat, obyek, atau kejadian yang dianggap penting bagi perusahaan, sehingga segala atributnya harus dicatat dan disimpan dalam basis data.
b. Attribute
Setiap entitas mempunyai karakterisik tertentu yang dinamakan dengan atribut. Contoh dari attribute adalah Employee Name, Customer Name,
Employee ID dan Customer ID. c. Identifier
Merupakan nama attribute yang digunakan untuk mengidentifikasi entity. Ada tiga jenis identifier, yaitu Primary Key, Secondary Key dan Foreign
Key.
d. Relationship
Merupakan hubungan suatu jalinan antara entitas.
e. Cardinality
Merupakan kendala-kendala yang timbul dalam hubungan antar entitas.
3. Logical Relationship Structure (LRS)
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa “LRS adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitanya dengan konvensi ke LRS”. Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut (Hasugian dan Shidiq, 2012:608):
b. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi).
c. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubunganya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.
4. Basis Data (Database)
Menurut Fathansyah dalam Kusuma dan Widodo (2016:10) “Basis Data (Database) merupakan Salah satu komponen yang paling penting di dalam sistem informasi karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi bagi pemakai.”
5. MySQL
Menurut Butcher dalam Kusuma dan Widodo (2016:11) “MySQL adalah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS”.
MySQL merupakan perangkat lunak database yang cukup stabil untuk digunakan sebagai media penyimpanan data, hal ini yang menjadikan MySQL digemari dikalangan programmer (Nugroho, 2009:133).
Dalam penelitian (Adam & Noprisson, 2019) yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Jasa Pada Choki Al-Huda Wedding Decoration and Catering Kota Jambi Berbasis Web” Sistem informasi berbasis website dianggap membantu mempermudah sistem pengolahan data dari setiap permasalahan yang ada pada Choki Al-Huda Wedding Decoration
and Catering. Website dapat digunakan untuk berbagai transaksi kegiatan bisnis.
Keberadaan website company profile juga bermanfaat dalam peningkatan kualitas strategi pemasaran setiap perusahaan, serta sebagai nilai tambah dalam kaitannya dengan proses menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak.
Dalam penelitian (Adam & Noprisson, 2019) yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Belajar Pegon Berbasis Android Dengan Menerapkan Metode User Centered Design” Metode User Centered Design merupakan salah satu metode yang sesuai untuk konsep pengembangan, dalam UCD sendiri proses perancangan aplikasi dipusatkan kepada pengguna agar aplikasi yang dihasilkan dapat berguna sepenuhnya bagi pengguna. Disamping itu metode UCD bersifat iteratif yang artinya dapat menggali kebutuhan pengguna
end-user yang dapat berubah-ubah secara langsung. Sehingga dapat membuat
aplikasi pembelajaran abjad pegon memiliki nilai usability yang cukup baik untuk digunakan oleh siswa dan pengajar, dan mampu membuat pembelajaran pegon lebih efektif.
Berdasarkan tinjauan terhadap penelitian tersebut, maka penelitian ini akan merancang sebuah aplikasi berbasis website dengan menggunakan metode UCD untuk menganalisis sistem berjalan yang ada.