• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS

(SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL)

Hero Yudo Martono

Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp. 031-5947280 Email: hero@eepis-its.edu

ABSTRAK

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, interoperabilitas sistem informasi menjadi mutlak diperlukan karena tidak mungkin satu sistem informasi berdiri sendiri. Persoalan bertambah rumit manakala berbagai sistem informasi dibangun menggunakan platform yang berbeda dan tidak memiliki dokumentasi. Untuk itu diperlukan suatu standarisasi pertukaran data dalam skala interoperabilitas untuk memberikan gambaran bagaimana seharusnya interoperabilitas itu dilakukan dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk terwujudnya interoperabilitas sistem informasi. Dalam penelitian kali ini diajukan sebuah rancangan framework interoperabilitas sistem informasi untuk menghasilkan sebuah Repositori Dokumen Nasional pada empat instansi pemerintahan yaitu : Direktorat Jenderal Administrasi dan Kependudukan, Departemen Kesehatan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dan Badan Pusat Statistik yang menggambarkan pemetaan kebutuhan dan kepemilikan data sehingga menghasilkan rancangan informasi to-be. Dalam penelitian kali ini menghasilkan usulan rancangan infrastruktur repositori dokumen yang menggambarkan interaksi antara sistem penyedia data, sistem pemakai data dan repositori sebagai jembatan keduanya. Standarisasi format data yang akan dipertukarkan juga sangat penting untuk menjamin interoperabilitas antar masing-masing sistem. Dalam penelitian kali ini juga dihasilkan daftar file xml schema yang digunakan untuk memvalidasi xml document yang dikirim masing-masing sistem serta menghasilkan rancangan interface yang dapat digunakan untuk melakukan konversi data dari sumber data yang dimiliki menjadi data xml setelah terlebih dahulu dilakukan validasi.

Kata kunci: interoperabilitas, sistem informasi, repositori, xml, validasi, dan xml schema

PENDAHULUAN

Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan TIK telah menjadi bagian yang hampir tidak terpisahkan dan menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan oleh manfaat TIK yang dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas suatu aktifitas kegiatan. Perkembangan internet secara signifikan juga telah membawa pemanfaatan TIK ke tingkatan yang lebih tinggi. Melalui jaringan internet, basis data, aplikasi bahkan sistem informasi terhubung satu sama lainnya membentuk jaringan yang jauh lebih kompleks. Namun demikian pemanfaatan yang optimal dari TIK belum sepenuhnya dapat tercapai. Salah satu penyebabnya adalah basis data dan aplikasi yang dibangun menggunakan platform yang berbeda-beda. Akibatnya suatu basis data atau sistem informasi belum dapat saling berhubungan untuk melayani suatu kegiatan yang sifatnya terpadu [1]. Hal dibawah untuk memahami lebih lanjut tentang interoperabilitas

(2)

Permasalahan Interoperabilitas

Saat ini pengembangan TIK di Indonesia sangat bervariasi. Ada sejumlah departemen atau pemerintah daerah yang sudah sangat maju namun ada juga yang masih tertinggal dan aplikasi pemerintahan dikembangkan tidak memiliki interoperabilitas sehingga kesulitan untuk mengintegrasikan seluruh basis data yang tersedia menjadi basis data nasional. Untuk itu diperlukan standar baku, kebijakan dan standar teknologi telematika terkait. Beberapa hal dibawah juga merupakan kendala dilakukannya interoperabilitas yaitu :

 Tidak memiliki dokumentasi sistem  Belum tersedianya kamus data yang jelas

 Adanya perbedaan persepsi mengenai interoperabilitas  Belum dikenalnya interoperabilitas sistem informasi

 Belum merasa perlu adanya interoperabilitas sistem informasi  Belum menyadari perlunya berbagai data antar sistem informasi Teknologi xml

Xml merupakan singkatan dari Extensible Markup Language. Xml memiliki fungsi yang berbeda dengan HTML, jika HTML dipergunakan untuk menentukan tampilan data pada layar, maka xml dipergunakan untuk menggambarkan atau mendefinisikan data itu sendiri. Karakteristik penyimpanan xml document dalam bentuk text menjadikan xml document sebagai format yang sangat fleksibel untuk pertukaran informasi antar sistem tanpa ketergantungan baik terhadap perangkat lunak maupun perangkat keras.

Teknologi xml schema

Ada banyak cara untuk membuktikan bahwa sebuah dokumen xml adalah valid, misalnya dengan menggunakan DTD, xml schema, Schematron dan lain-lain. Pada awalnya W3C merekomendasikan DTD sebagai standar xml schema, tapi pada prakteknya DTD memiliki banyak keterbatasan, sehingga kemudian dikembangkan xml schema dan menjadi standar yang direkomendasikan oleh W3C sejak tahun 2001 [1]. Prinsip kerja xml schema dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Proses Validasi Dokumen xml[1]

Gambar 1 memperlihatkan sebuah proses validasi yang membutuhkan dua inputan yaitu xml document yang akan divalidasi dan xml schema yang memvalidasi. Hasil dari proses validasi adalah xml document yang valid atau tidak valid. Dalam penelitian ini kami membuat kontribusi dalam bidang interoperabilitas sistem informasi khususnya dalam studi kasus yang dipilih dalam hal :

 Memetakan kebutuhan dan kepemilikan data

Mengusulkan pembuatan repositori dokumen nasional yang berisi daftar xml schema sebagai standard format pertukaran data antar instansi yang di survey.

(3)

SURVEY

Penentuan Studi Kasus

Dalam penelitian kali ini diambil studi kasus yang terjadi pada pemerintahan. Studi kasus ini menitikberatkan pertukaran data dengan topik yang berkaitan dengan kependudukan dan kesehatan. Berdasarkan hal itu kemudian ditentukan departemen yang terkait yaitu :

a. Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan.(adminduk) b. Departemen Kesehatan

c. Badan Pusat Statistik (bps)

d. Badan Perencana Pembangunan Nasional (bappenas) Hasil Survey

Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan beberapa data sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Survey Data

No Sumber Survey Bentuk Data Survey

1 Direktorat Jenderal

Administrasi Kependudukan

Lembaran data

2 Departemen Kesehatan Buku Profile Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2007

3 Badan Pusat Statistik (BPS) Buku Ringkasan Metadata Kegiatan Statistik Dasar BPS 4 Badan Perencana Pembangunan

Nasional (Bappenas)

Buku Database Direktorat Kesehatan 2008

Buku Database Direktorat Kependudukan 2008 Pengelompokkan Data Survey

Berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing departemen kemudian dilakukan analisis untuk mengelompokkan data per departemen berdasarkan kepemilikan data/informasi dan kebutuhan data/informasi terhadap departemen lain. Hasil dari pengelompokkan tersebut disajikan dalam tabel 2 :

Tabel 2. Relasi Penyedia dan Pengguna Data

Penyedia Data Pengguna Data Kegunaan Data Adminduk,

BPS

Departemen Kesehatan, Bappenas

Sebaran penduduk berdasarkan propinsi, jenis kelamin, agama, golongan darah, kelahiran, kematian, perkawinan, proyeksi penduduk, laju penduduk, jenis

pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat perpindahan

BPS Departemen

Kesehatan, Bappenas

Komposisi angkatan kerja, keadaan pekerja, proyeksi angkatan kerja, indicator tingkat hidup pekerja, ketenagakerjaan usia muda, pengangguran terbuka dan setengah pengangguran

Departemen Kesehatan

Bappenas Jumlah kehamilan, keadaan penyakit, keadaan tempat kesehatan, keadaan tenaga kesehatan, anggaran kesehatan, keadaan jaminan kesehatan masyarakat.

(4)

Analisis Kebutuhan Antarmuka

Berdasarkan kebutuhan framework interoperabilitas maka diperlukan dua aplikasi yaitu:

1) Aplikasi pembuat xml document 2) Aplikasi pembaca xml document RANCANGAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey maka dilakukan beberapa rancangan meliputi :

Rancangan Kebutuhan xml schema

Setelah dilakukan pengelompokkan data, selanjutnya adalah merancang xml schema untuk memvalidasi xml document yang akan dijadikan standar format pertukaran data antar instansi . Total jumlah xml schema yang dihasilkan 50 buah dan disajikan beberapa bagian sebagai contoh sebagai berikut :

Tabel 3. Daftar xml Schema

XML schema Atribut Data

dok_jenis_kelamin Propinsi,kabupaten,kecamatan,desa, laki, perempuan dok_agama Propinsi,kabupaten,kecamatan,desa, islam, kristen, hindu,

budha

dok_darah Propinsi,kabupaten,kecamatan,desa,a,b,ab,o

dok_pendidikan Propinsi,kabupaten,kecamatan,desa,sd,smp,sma,d1,d3,s1, s2,s3

dok_pekerjaan Propinsi, kabupaten,kecamatan,desa,tni, polri,tni,pns,pedagang,petani,nelayan

Tabel 3 diatas berisi sebagian dari daftar xml schema yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi lintas instansi tersurvey. Pada xml schema dok_jenis_kelamin mempunyai format propinsi, kabupaten, kecamatan, desa, laki-laki dan perempuan maka xml document yang dihasilkan harus dapat memenuhi atribut yang telah ditetapkan dalam xml schema yang sesuai. Format atribut inilah yang harus mempunyai standar baik nama atribut maupun tipe datanya. Contoh program xml schema adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Contoh Program xml Schema

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <xsd:schema xmlns:xsd="http: //www.w3.org/2001/XMLSchema" targetNamespace="http://xml.netbeans.org /schema/dok_jenis_kelamin" xmlns:tns="http://xml.netbeans.org /schema/dok_jenis_kelamin" elementFormDefault="qualified"> <xsd:element name="daftar"> <xsd:complexType> <xsd:sequence> <xsd:element name="mulai"> <xsd:complexType> <xsd:sequence> <xsd:element name="no"> <xsd:simpleType> <xsd:restriction base="xsd:string"/> </xsd:simpleType> </xsd:element> …. </xsd:schema>

(5)

Program xml schema pada gambar 2, menggambarkan field xml document yang harus dipenuhi diantaranya : no, propinsi, kabupaten, kecamatan, desa, laki-laki dan perempuan lengkap beserta tipe data dari masing-masing field. Dengan demikian jika xml document yang divalidasi tidak memenuhi unsur seperti dalam xml schema akan menghasilkan xml document yang tidak valid.

Rancangan Repositori Dokumen Nasional

Xml schema yang telah terbentuk kemudian ditempatkan pada sebuah server yang dinamakan Repositori Dokumen Nasional, tempat untuk menyimpan dokumen hasil kiriman dari masing-masing instansi yang telah melalui validasi untuk memastikan telah mengikuti standard format yang telah disepakati bersama.

Gambar 3. Sistem Repositori Dokumen Nasional

Gambar 3 diatas menggambarkan posisi Repositori Dokumen Nasional yang menampung xml document dari masing-masing instansi sesuai dengan kepemilikan datanya dan mampu memberikan data yang diperlukan oleh instansi lain. Seiring dengan waktu dipastikan data pada repositori akan berkembang dan yang menggunakannya juga berkembang.

Rancangan Topologi Jaringan

Usulan rancangan berikutnya mengenai topologi jaringan. Detil lengkap mengenai topologi jaringan dan bentuk komunikasi data antara instansi dengan repositori disajikan dalam gambar 4 yang memperlihatkan alur kerja sistem dimulai dengan :

1) Permintaan tiga buah jenis data yang berbeda dari bappenas ke repository

2) Repositori kemudian melanjutkan permintaan ke masing-masing instansi terkait untuk membuat data sesuai dengan permintaan.

3) Instansi yang mempunyai data kemudian melakukan proses pencarian data dan membentuk output xml dari sumber data masing-masing

4) Melakukan validasi berdasarkan xml schema yang bersesuaian

5) Apabila validasi berhasil maka output xml dikirm balik ke repository dan dilakukan penyimpanan

(6)

Gambar 4. Topologi Jaringan

Rancangan Antarmuka

Rancangan aplikasi dibagi menjadi dua yaitu : aplikasi pembuat xml document (xml converter) dan aplikasi pembuat laporan to-be yang mampu merangkai sejumlah xml document (xml reporter). Rancangan kedua aplikasi tersebut disajikan dalam gambar 5 dan gambar 6.

Gambar 5. Aplikasi XML Reporter

(7)

Uji Coba

Untuk menguji dokumen xml schema apakah sudah mampu menghasilkan informasi sama bahkan lebih dari informasi yang dapat dibuat sebelumnya maka dilakukan pemetaan antara atribut xml schema dengan atribut laporan as-is. Pada tabel 4 disajikan tabel pemetaan contoh relasi atribut xml schema dengan laporan as-is.

Tabel 4. Tabel Atribut xml Schema (1)

No Atribut xml schema Keterangan

1 propinsi

2 kabupaten

3 kecamatan

4 desa

5 Laki-laki, perempuan Jenis kelamin 6 islam, kristen, protestan hindu, budha Nama agama

7 a, b, ab, o Golongan darah

8 sd, smp, sma, d1, d3, s1 Jenjang pendidikan

Berikut disajikan contoh laporan yang dapat dihasilkan dari atribut yang dimiliki xml schema pada tabel 5.

Tabel 5. Tabel Uji Coba Analisis

No Nama Laporan Atribut xml schema

1 Sebaran penduduk berdasar propinsi per jenis kelamin 1,2,3,4,5,6 2 Sebaran penduduk berdasar propinsi per agama 1,2,3,4,7,8,9,10 3 Sebaran jumlah kelahiran berdasar propinsi per jenis kelamin 1,2,3,4,27,28 4 Sebaran jumlah kematian berdasar propinsi per jenis kelamin 1,2,3,4,25,26 5 SEbaran jumlah perpindahan penduduk berdasar propinsi per jenis kelamin 1,2,3,4,5,29,30

Pada tabel 5, disajikan tabel uji coba dengan cara memetakan laporan yang harus dihasilkan dengan atribut rancangan xml schema dan ternyata atribut xml schema mempunyai relasi yang benar dengan nama laporan.

KESIMPULAN

Standarisasi format adalah sangat penting ketika akan membangun interoperabilitas sistem informasi, dan xml adalah teknologi penting yang dapat menyediakan sebuah format netral untuk dimengerti semua platform baik hardware maupun software. Pertukaran xml document yang dipertukarkan membutuhkan sebuah proses validasi yaitu menggunakan xml schema. Untuk menentukan xml schema diperlukan pengetahuan tentang laporan data yang dibutuhkan dan struktur data dari masing-masing instansi. Sampai penelitian ini berakhir belum mendapatkan struktur data dari masing-masing instansi sehingga ujicoba yang dilakukan belum bisa menggambarkan proses interoperabilitas yang sesungguhnya. Diharapkan kedepan didapatkan struktur data dari masing-masing instansi. Keberadaan Repositori Dokumen Nasional sangat penting sebagai penyimpan dokumen untuk diberikan pada instansi lain yang membutuhkan. Kedepan perlu dipertimbangkan metode untuk membuat pararel prosesing pada server Repositori untuk meningkatkan kecepatan akses.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Handoko, Faisol Ba’abdullah, I Wayan Simri Wicaksana, Muhammad Arief, “Kerangka Acuan dan Pedoman Interoperabilitas Sistem Informasi Instansi Pemerintah”, Departemen Komunikasi dan Informatika, 2008

Departemen Kesehatan, “Profile Kesehatan Republik Indonesia ”, 2007

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, “Kependudukan dan Kesehatan” Badan Pusat Statistik, “Metadata statistik ”

Arnon Rosenthal, Len Seligman, Roger Costello, “XML, Databases and Interoperability”, Federal Database Colloquium, AFCEA, San Diego, 1999 Laks V.S. Lakshamanan, Fereidoon Sadri, “XML Interoperability”, International

Gambar

Gambar 1. Proses Validasi Dokumen xml [1]
Tabel  3  diatas  berisi  sebagian  dari  daftar xml  schema yang  dirancang  untuk memenuhi  kebutuhan  informasi  lintas  instansi  tersurvey
Gambar 3. Sistem Repositori Dokumen Nasional
Gambar 5. Aplikasi XML Reporter
+2

Referensi

Dokumen terkait

New York-London: Mother Earth Publishing

SISTEM PENGUKUR KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN EDUCATIONAL QUALITY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu!.

SISTEM PENGUKUR KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN EDUCATIONAL QUALITY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu.. BAB I

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pakan dengan imbangan hijauan dan konsentrat ransum berbeda terhadap protein susu dan urea darah sapi

This effect is stronger in firms with high information risk, suggesting that an important channel for managerial ability to affect bank-loan pricing is through improved financial

Disebut partisipasi vertikal karena bisa terjadi dalam kondisi tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program, dalam hubungan mana masyarakat berada

Pola asuh demokrasi merupakan gaya pengasuhan orang tua pada anak yang.. memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi,

his study is outcome of primary survey conducted in the Sangli District, which covers Marketing of Turmeric and suggest remedies to Agricultural Produce Market Committee (APMC)