• Tidak ada hasil yang ditemukan

dr. Arsy Widiastriastuti, Sp.A Fakultas Ilmu Kesehatan- Universitas Kadiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dr. Arsy Widiastriastuti, Sp.A Fakultas Ilmu Kesehatan- Universitas Kadiri"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH, JENIS KELAMIN DAN URUTAN KELAHIRAN ANAK DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA

TODDLER DI DESA KEDUNGSARI KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2016

dr. Arsy Widiastriastuti, Sp.A Email: arsywidiastriastuti@gmail.com Fakultas Ilmu Kesehatan- Universitas Kadiri

Perkembangan social anak adalah tahapan kemampuan anak dalam berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan. Peningkatan pertukaran sosial terjadi secara cepat ketika anak mulai bicara. Umur 6 bulan senyuman menjadi lebih sedikit terutama terhadap ibu, ayah dan saudara kandung. Peningkatan pertukaran sosial terjadi secara cepat ketika anak mulai bicara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh, jenis kelamin dan urutan kelahiran anak dengan perkembangan personal sosial anak usia Toddler di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia toddler dan anak usia toddler di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016 yang berjumlah 107 orang. Hasil uji statistik menggunakan analisis multivariat dengan regresi logistik, dilihat bahwa dari keseluruhan independen memiliki nilai p<0,250. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan variabel memiliki hubungan terhadap perkembangan personal sosial anak usia toddler. Saran penelitian adalah agar tenaga kesehatan khususnya bidan dapat melakukan sosialisasi tentang perkembangan personal sosial anak usia toddler dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan personal sosial dimu-lai pada awal kehidupan bayi. Tersenyum dapat dianggap sebagai respon sosial. Pertama kali senyum timbul sebagai res-pon terhadap orang asing juga terhadap wajah yang dikenal. Peningkatan pertu-karan sosial terjadi secara cepat ketika anak mulai bicara.

Umur 6 bulan senyuman menjadi lebih sedikit terutama terhadap ibu, ayah dan saudara kandung. Peningkatan pertu-karan sosial terjadi secara cepat ketika anak mulai bicara. Pada usia kurang dari 2 tahun anak akan terlihat bermain sendiri atau searah. Anak akan malu terhadap orang asing antara usia 2-3 ta-hun. Anak menunjukkan minat yang nya-ta untuk melihat anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial.

Indonesia diperkirakan bahwa 48 % anak balita mengalami keterlambatan da-lam perkembangan diantaranya dada-lam kemampuan sosialisasinya (Damayanti, 2008). Provinsi Jawa Timur diperkirakan 21% anak balita mengalami keterlamba-tan perkembangan yang mempengaruhi perkembangan sosialnya (Depkes RI, 2013). Menurut Dinas Kesehatan Kabu-paten Kediri Tahun 2013, jumlah balita yang mengalami penyimpangan ataupun gangguan pertumbuhan dan perkemba-ngan yang tidak sesuai deperkemba-ngan umur se-banyak 352 (2,7%) dari 14.697 (100%) balita (BKKBN, 2013).

Hasil studi pendahuluan yang dilaku-kan peneliti di Desa Kedungsari Kecama-tan Tarokan Kabupaten Kediri pada bu-lan Agustus Tahun 2016, didapatkan bah-wa 1 anak (20 %) yang berusia 1-3 tahun diketahui tidak mampu melakukan item sektor personal sosial sesuai umur. Mere-ka tidak mampu meminum air dengan cangkir, membantu orang tua di rumah, menggosok gigi dengan bantuan, mem-buka pakaian, menggunakan sendok ataupun garpu, menyebut nama teman, memakai baju dan mencuci serta me-ngeringkan tangan. Hal ini menunjukkan

perkembangan personal sosial yang ab-normal.

Sedangkan pada 1 anak (20%), ber-dasarkan hasil observasi DDST dida-patkan hasil perkembangan personal so-sial yang meragukan. Anak tidak mampu melakukan tugas dengan baik pada item menggosok gigi dengan bantuan, mema-kai baju, membuka baju, menyuapi bone-ka. Sedangkan pada 3 anak (60%), memi-liki perkembangan personal sosial yang normal. Hal ini ditunjukkan dengan ke-mampuan anak melakukan item memi-num dengan cangkir, memakai baju dan menyebut nama teman.

Banyak faktor yang memengaruhi perkembangan personal sosial anak se-perti diantaranya yaitu hubungan antara orang tua, pola asuh yang diberikan oleh orang tua, jumlah keluarga, perlakuan ke-luarga terhadap anak , harapan orang tua terhadap anak, jenis kelamin, hubungan teman sebaya, kepribadian dan urutan anak dalam keluarga. Keterlambatan pa-da bipa-dang-bipa-dang pertumbuhan pa-dan per-kembangan anak juga disebabkan oleh kurangnya perhatian, bimbingan dan pengetahuan orang tua terhadap perkem-bangan psikologi dan psikososial anak dalam setiap jenjang usianya (Harlim-syah, 2007).

Pengabaian terhadap perkembangan perkembangan personal sosial anak akan berdampak buruk, akibatnya anak akan tumbuh menjadi anak yang tertutup dan cenderung menjadi individu yang terlibatf dalam perilaku negatif seperti merokok, pe-nyalahgunaan obat-obatan terlarang dan kekerasan dengan orang lain (Triaseka, 2007).

Peran aktif seorang ibu terhadap per-kembangan anaknya juga sangat diperlu-kan terutama pada saat mereka masih be-rada di bawah usia lima tahun (balita). Seorang anak yang baru lahir secara mut-lak bergantung pada lingkungannya, me-reka dapat melangsungkan kehidupan dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya.

(3)

Peran aktif ibu tersebut yang dimaksud adalah usaha langsung terhadap anak dan peran lain yang pen-ting adalah dalam menciptakan lingku-ngan rumah sebagai lingkulingku-ngan sosial yang pertama dialami oleh anak.

Ibu berperan sebagai pendidik per-tama dan uper-tama dalam keluarga sehingga ibu perlu dibekali pengetahuan dan ke-trampilan agar mengerti dan terampil da-lam melaksanakan pengasuhan anak se-hingga dapat bersikap positif dalam membimbing tumbuh kembang anak se-cara baik dan sesuai dengan tahapan per-kembangan anak. Hal ini sangat mungkin dilaksanakan apabila orang tua khusus-nya ibu mempukhusus-nyai pengetahuan yang baik tentang arti penting tumbuh kem-bang anak (Sulistyo, 2011).

Tujuan penelitian adalah untuk me-ngetahui hubungan antara pola asuh, je-nis kelamin dan urutan kelahiran anak dengan perkembangan personal sosial anak usia Toddler di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pen-dekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai anak usia toddler di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan yang berjumlah 107 orang. Tek-nik sampling yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah simple random sam-pling.

Variabel yang digunakan dalam pene-litian ini adalah variabel independen (be-bas), yaitu pola asuh ibu, jenis kelamin dan urutan kelahiran anak. Variabel de-penden (tergantung), yaitu perkembangan personal sosial anak usia toddler. Peneli-tian ini dilakukan di wilayah Desa Ke-dungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Bahan penelitian yang digunakan adalah data responden dan seperangkat alat tulis. Instrumen yang digunakan ada-lah kuesioner dan DDST. Uji yang digu-nakan dalam penilitian ini adalah analisis multivariat dengan regresi logistik.

HASIL PENELITIAN A. Data Umum

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Ibu di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016

No Umur Ibu Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 15 21 7 34,9 48,8 16,3 Jumlah 43 100

(Sumber: data primer penelitian, 2016)

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir setengah responden yaitu 21 responden (48,8 %) berusia 20 sampai dengan 35 tahun.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan KabupatenKediri Tahun 2016

No Pendidikan Ibu Frekuensi Prosentase (%)

1 2 3 Dasar ( SD/Sederajat ) Menengah (SMP/Sederajat, SMA/ sederajat) PT 7 25 11 16,3 58,1 25,6 43 100

(Sumber: data primer penelitian, 2016)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 25 responden (58,1 %) memiliki pendidikan Menengah.

(4)

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016

No Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5

IRT/ Tidak Bekerja Petani/Buruh tani Swasta Wiraswasta PNS 15 9 9 5 5 34,9 20,9 20,9 11,6 11,6 Jumlah 43 100

(Sumber: data primer penelitian, 2016)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hamper setengah responden yaitu 15 responden (34,9 %) memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016

No Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 1 anak 2-4 anak > 4 anak 25 18 0 58,1 41,9 0 Jumlah 43 100

(Sumber: data primer penelitian, 2016)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 25 responden (58,1 %) memiliki anak dengan jumlah 1 anak.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Anak di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016

No Umur Anak Frekuensi Persentase (%)

1 2 1-2 tahun 2-3 tahun 18 25 41,9 58,1 Jumlah 43 100

(Sumber: data primer penelitian, 2016)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 25 responden (58,1%) memiliki anak dengan umur 2 -3 tahun.

B. Data Khusus

Tabel 6 Hubungan antara Pola Asuh, Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran Anak dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Toddler di Desa Kedungsari

Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016

Variabel Estimate

(B)

S.E Wald df Sig Exp(B) Cl 95%

Pola Asuh 2.594 1.315 3.891 1 .039 1,417 0,016-5,172 Jenis kelamin 1.625 1.695 .919 1 .050 1,665 1,697-4,946 Urutan Kelahiran 3.042 1.290 5.560 1 .018 0,547 0,514-5,571 (Sumber: data primer penelitian, 2016)

Berdasarakan analisa data dalam penelitian ini digunakan teknik analisa multivariate regresi logistik dapat dilihat bahwa dari keseluruhan independen memiliki nilai p < 0,250. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan variabel memiliki hubungan terhadap perkembangan personal sosial anak usia toddler. Subvariabel yang

(5)

paling berpengaruh yaitu jenis kelamin dengan p value atau sig 0,050 dan nilai OR atau dalam Exp (B) yaitu 1,665 artinya jenis kelamin mempunyai peluang 1,665 kali mempengaruhi perkembangan personal sosial pada anak usia toddler.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel be-bas X1 (pola asuh), X2 (jenis kelamin) dan X3 (urutan kelahiran anak) serta sa-tu variabel terikat atau Y (perkemba-ngan personal sosial). Dari ketiga varia-bel bebas yang layak masuk model mul-tivariat yaitu seluruh variabel X (Pola Asuh, Jenis Kelamin, dan Urutan Kela-hiran Anak). Dari hasil interpretasi hasil diperoleh jenis kelamin mempunyai pe-luang lebih besar mempengaruhi per-kembangan personal sosial anak usia toddler.

Disini jenis kelamin berpengaruh terhadap perkembangan personal sosial anak karena sejak awal kehidupan seca-ra biologis bayi laki-laki dan perempuan memang berbeda. Orang tua ingin me-nunjukkan identitas anaknya sesuai de-ngan jenis kelaminnya, misalnya nama anak, permainan, pakaian, potongan rambut dan sebagainya. Melalui usaha ini semua mampu membentuk peran wanita yang berbeda dengan pria bukan hanya dari biologis saja (Santrock, 2007).

Ketika anak berjenis kelamin laki-laki akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dibandingkan dengan anak perempuan. Misal hal ini dikarenakan harapan orang tua terhadap anak laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari pemberian pujian tau hukuman pada si anak, bim-bingan, dukungan dan kebutuhan anak. Hal ini dikarenakan orang tua mengha-rapkan anak laki-lakinya mampu mela-kukan peran yang bersifat instrumental yaitu berorientasi pada pekerjaan untuk memperoleh nafkah, bersaing dalam masyarakat. Sedangkan wanita menjadi ibu dalam keluarga.

Oleh karena itu anak laki-laki disosialisasikan untuk menjadi lebih

aktif dan tegas, sedangkan anak perem-puan lebih pasif dan tergantung. Hal ter-sebut mampu memberikan dampak ada-nya perbedaan kemampuan anak dalam bersosialisasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhias Fajar Widya Permana (2012) tentang Perkembangan Anak ditinjau dari jenis kelamin di Daerah Kabupaten Demak yang menyatakan bahwa ada perbedaan perkembangan anak ditinjau dari jenis kelamin.

KESIMPULAN

1. Pola asuh ibu di Desa Kedungsari Kecamatan Tarokan Kabupaten Ke-diri Tahun 2016 hampir setengah res-ponden menggunakan pola asuh de-mokratis.

2. Jenis kelamin anak usia toddler di Desa Kedungsari Kecamatan Taro-kan Kabupaten Kediri Tahun 2016 sebagian berjenis kelamin laki-laki. 3. Urutan kelahiran anak usia toddler di

Desa Kedungsari Kecamatan Taro-kan Kabupaten Kediri Tahun 2016 sebagian besar yaitu sebagai anak su-lung.

4. Perkembangan personal sosial anak usia toddler di Desa Kedungsari Ke-camatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016 hampir seluruh respon-den memiliki perkembangan perso-nal sosial yang normal.

5. Ada hubungan dengan kekuatan po-sitif (+) searah antara Pola Asuh de-ngan Perkembade-ngan Personal Sosial Anak Usia Toddler di Desa Kedung-sari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016.

6. Ada hubungan dengan kekuatan po-sitif (+) searah antara Jenis Kelamin dengan Perkembangan Personal So-sial Anak Usia Toddler di Desa

(6)

Ke-dungsari Kecamatan Tarokan Kabu-paten Kediri Tahun 2016.

7. Ada hubungan dengan kekuatan po-sitif (+) searah antara Urutan Kela-hiran Anak dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Toddler di Desa Kedungsari Kecamatan Ta-rokan Kabupaten Kediri Tahun 2016. 8. Ada hubungan dengan kekuatan

po-sitif (+) searah antara Pola Asuh, Je-nis Kelamin dan Urutan Kelahiran Anak Dengan Perkembangan Perso-nal Sosial Anak Usia Toddler di De-sa KedungDe-sari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2016. SARAN

1. Bagi Peneliti

Mengembangkan hasil penelitian tentang perkembangan sosial anak pada masa toodler dan pertumbuhan anak agar tercapai penelitian yang maksimal.

2. Bagi Profesi

Bidan lebih berperan aktif dalam me-ngawal ibu dan anak agar pertumbu-han dan perkembangan anak maksi-mal.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dilakukan penelitian lebih lanjut ten-tang perkembangan sosial anak demi tercapainya peningkatan kualitas pe-nelitian mahasiswa.

4. Bagi Masyarakat/Responden

Membuka diri dan berusaha mencari informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar ibu bisa memberikan pengasuhan dan nutrisi yang tepat terhadap buah hatinya. DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Alimul, A. (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, F. (2007). Metodologi Peneli-tian. Jakarta : Rineka Cipta.

Dariyo, Agus. (2007). Psikologi Perkem-bangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung : Refika Aditama.

Debri. (2008). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak. www.polaasuh-orangtuaterhadapanak.com

(Didownload tanggal 12 April 2016) Departemen Kesehatan RI. (2007).

Sti-mulasi, Deteksi dan Tumbuh Kem-bang Anak.

Erikania, Julie. (2012). Rahasia Membe-sarkan Anak Sehat. Jakarta: Penerbi-tan Sarana.

Halimsyah. 2007. Pengantar Ilmu Kepe-rawatan Anak, Jakarta: Salemba Me-dika.

Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Nany, V. (2010). Asuhan Neonatus Bayi

dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Ke-perawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Rachman. (2007). Kesuksesan Sejati Wa-nita Bekerja Dengan Cerdas. www.wanitabekerjacerdas.com (didownload tanggal 12 April 2016)

Soetjiningsih, CH. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan sampai dengan Kanak-kanak Akhir. Ja-karta: Prenada.

(7)

Sulistyo, D. (2011). Pertumbuhan Per-kembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Trans Info Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Chopped adalah memotong sayuran dengan cara dicincang baik sampai halus atau masih kasar, potongan ini tidak mempunyai bentuk yang pasti. Sayuran yang dapat dipotong dengan

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

Persiapan simulasi server DHCP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 5 buah workstation, 1 switch, dan 1 server sehingga terlihat seperti gambar 14 di bawah ini.. Gambar

Adanya hubungan hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa semester I prodi D IV bidan pendidik STIKES

unsur hara makro bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun (Sutedjo, 2002), fosfor (P)

[r]

Mendapatkan gambaran nyata pembelajaran bagi peserta didik kelas VII yang mengalami hambatan belajar matematika pada SMP Badan Paripurna Pendidikan Indonesia ( BPPI )

[r]