• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PT. PERCETAKAN GRAMEDIA CIKARANG PAPER PACKAGING DEPARTMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PT. PERCETAKAN GRAMEDIA CIKARANG PAPER PACKAGING DEPARTMENT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PT.

PERCETAKAN GRAMEDIA CIKARANG

PAPER PACKAGING DEPARTMENT

Giovani Anggasta

Haryadi Sarjono,. S.E,. M.M,. M.E

Jurusan Management Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, v417i@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the gains achieved sigma level and get the design concepts of Six Sigma at PT. Gramedia Printing Paper Packaging Department in reducing the level of disability. In this study, the authors used a methodology of Six Sigma DMAIC improvement model (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) to analyze the performance the products Packing case at PT. Gramedia Printing Paper Packaging Department. With the application of the methodology, the expected performance improvement processes and products can improve the quality of the company to new levels of performance 6-sigma quality.

The results of this study indicate that the PT. Gramedia Printing Paper Packaging Department has mencapi sigma level 4, 7 to DPMO 582 (Lamination Process), sigma 4.4 with DPMO 2046 (Die Cut Process) and sigma 4.5 with DPMO 1250 (Stitching Process).

Based on the analysis of data using Pareto diagram, Fishbone diagram (cause and effect) and FMEA, known cause of non-standard problems in every part of the process caused by human factors and machine. Therefore, the authors propose corrective actions to the company to improve the level of firm to the level of sigma sigma better.

Keyword : Quality, DMAIC, DPMO, Sigma Level, FMEA

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perolehan level sigma yang dicapai dan mendapatkan rancangan konsep Six Sigma pada PT. Percetakan Gramedia Cikarang Paper Packaging Department dalam mengurangi tingkat cacat. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metodologi Six Sigma dengan model perbaikan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) untuk menganalisis kinerja produk Packing case pada PT. Percetakan Gramedia Cikarang Paper Packaging Department. Dengan penerapan metodologi tersebut, diharapkan perbaikan kinerja proses dan produk dapat meningkatkan kualitas perusahaan menuju tingkat kinerja kualitas 6-sigma.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Percetakan Gramedia Cikarang Paper Packaging Department telah mencapi level sigma 4, 7 dengan DPMO 582 (lamination Process ), sigma 4,4 dengan DPMO 2.046 ( Die Cut Process ) dan sigma 4,5 dengan DPMO 1250 ( Stitching Process ).

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan diagram Pareto, diagram Fishbone ( sebab-akibat ) dan FMEA, diketahi penyebab permasalahan produk non-standar di tiap bagian proses disebabkan oleh faktor manusia dan mesin. Oleh karena itu, penulis memberikan usulan tindakan perbaikan kepada perusahaan untuk meningkatkan tingkat sigma perusahaan menuju tingkat sigma yang lebih baik lagi.

(2)

PENDAHULUAN

Kualitas produk suatu perusahaan menjadi faktor penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun jasa. Hal ini karena konsumen dewasa ini semakin cerdas, mereka mencari produk kualitas terbaik yang sesuai dengan uang yang mereka keluarkan untuk membeli produk tersebut. Dalam dunia bisnis para kompetitor berlomba-lomba menarik hati konsumen dengan menawarkan produk dengan kualitas terbaik yang bisa mereka berikan.

Kompas Gramedia sebagai salah satu perusahaan yang terkemuka di Indonesia memiliki berbagai macam bisnis, salah satunya adalah Printing. Percetakan Gramedia yang pada awalnya hanya 1 percetakan di Jakarta, mulai mendirikan beberapa percetakan di daerah. Hingga saat ini ada 8 percetakan yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, yaitu: Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar dan Bali.

Terjadinya situasi decline / penurunan bisnis media menyebabkan percetakan berevolousi dari media ke industri comsumable. Maka sejak tahun 2010 dibuatlah unit packaging. Percetakan Gramedia Cikarang menghasilkan produk salah satu nya adalah paper packaging yang terbagi menjadi 2 yaitu duplex ( non using corrugate ) dan duplex + corrugated. Omset pendapatan dari produk duplex + corrugated terbilang lebih besar dari pada produk duplex non using corrugated dimana perbandingannya adalah 60% : 40% dari total pendapatan. Produk corrugated box saat ini berupa packging case. Produk yang dihasilkan untuk duplex + corrugated adalah Philips dan Samsung dimana mereka inilah yang mempunyai jumlah produksi yang paling banyak dan rutin dalam melakukan pemesanan produk. Namun dalam penelitian ini akan di bahas untuk produk packaging Samsung dimana Samsung memiliki jumlah pemesanan lebih banyak dibanding Philips.

Misi dari PT. Percetakan Gramedia Cikarang adalah untuk memproduksi barang dengan kualitas terbaik dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, akan tetapi terdapat beberapa hambatan / kendala yang masih dihadapi oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang ini dalam proses produksi packaging khususnya untuk packing case Samsung, yaitu masih terdapat produk cacat ( defect ) dalam proses produksinya. Permasalahan yang saat ini timbul adalah beberapa kali dikomplain oleh pelanggan karena faktor kualitas, untuk itu perlu dicari pemecahannya.

Dalam upaya untuk menganalisa dan meningkatkan kualitas dapat dilakukan dengan penerapan metode Six Sigma. Dengan metode Six Sigma ditujukan agar dapat mengidentifikasi defect serta meningkatkan kualitas produk.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah yang akan kaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapakah level sigma yang telah dicapai oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang saat ini untuk packaging box Samsung ?

2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan defect atau produksi barang cacat dalam proses produksi packaging box Samsung di oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang ?

3. Bagaimana cara mengatasi kecacatan produk yang muncul dalam proses produksi packaging box Samsung di oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang ?

Tujuan dari penelitian yang lakukan di PT. Percetakan Gramedia Cikarang Paper Packaging Department adalah :

1. Untuk mengetahui level sigma / kualitas produksi packaging box Samsung yang telah dicapai oleh oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang saat ini.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan defect atau produksi barang cacat dalam proses produksi packaging box Samsung di oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi serta memperbaiki kecacatan produk yang muncul dalam proses produksi packaging Samsung di oleh PT. Percetakan Gramedia Cikarang.

(3)

dengan metode six sigma, dimana hasilnya yaitu Hasil identifikasi cacat menunjukkan bahwa cacat yang paling berpengaruh dalam proses produksi genting mendit adalah jenis cacat keropos, penyebab terjadinya jenis cacat tersebut adalah Keropos disebabkan karena kurangnya keahlian dan ketelitian pengrajin dalam mengolah bahan baku ( dilihat dari mode kegagalan pengaturan komposisi adonan dan pencampuran adonan ) menjadi genteng yang berkualitas. Dari proses pencampuran, pembentukan hingga penggilingan merupakan proses – proses kritis yang harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu untuk dapat meningkatkan kualitas genteng mendit.

Berdasarkan nilai RPN terbesar pada FMEA dan analisi 5W-H, untuk menentukan rencana perbaikan cacat yang sering terjadi adalah : pemilik menyelenggarakan kegiatan pelatiahan untuk para pengrajin genteng, dan pemilik lebih meningkatkan pengawasannya kepada para pengrajin genteng.

Peneliti selanjutnya adalah Gunawan Hartanto Tri Nugroho Putro, Ferdy Farhan, Rizky Fitrianingtyas dengan judul Analisi kinerja proses dan Produk dengan pendekatan metodologi Six Sigma ( DMAIC ) untuk produk Teh Botol pada PT. XYZ. Hasil dari penelitian tersebut yaitu Berdasarkan pengelolaan dan analisis baik terhadap data historis perusahaan maupun data hasil pengamatan, maka simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah (1) Pendekatan Six Sigma dengan metode DMAIC dapat membantu penulis dalam melakukan identifikasi permasalah yang terjadi di perusahaan, mengukur kinejra proses dan kinerja produk, lalu menganalisis faktor permasalah tersebut guna memberikan solusi dan ususlan perbaikan terhadap kinerja perusahaan saat ini. (2) Dari hasil pengelolaan data mengenai pengukuran kinerja proses, menunjukkan bahwa nilai kapabilitas proses ( Cp ) pengukuran berat botol isi sebesar 1,26 ( awal shift ), 1,17 ( tengah shift ), dan 1,27 (akhir shift ). Untuk pengukuran kinerja produk, penulis mendapatkan hasil nilai tingkat sigma sebesar 3,091 ( bagian selektor botol kotor ), 3,156 ( bagian selektor botol bersih ), dan 3,624 ( bagian selektor botol isi ) dan (3) Berdasarkan hasil analisis data menggunakan diagram fishbone, diagram five whys dan FMEA, diketahui penyebab permasalahan produk non-standar di tiap bagian proses disebabkan oleh faktor breakdown machine dan ketidakdisiplinan operator dalam menajalankan SOP.

LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Six Sigma. Dimana Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk / jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif.

Secara harafiah, Six Sigma adalah suatu besaran yang bisa kita terjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacatan ( defects opportunity ) sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk/jasa. Ada banyak kontroversi di sekitar penurunan angka Six Sigma menjadi 3.4 dpmo ( defects per million opporunities ).

Six Sigma menggunakan metode DMAIC sebagai siklus perbaikan untuk mencapai level Six Sigma.

Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Impove, dan Control). Dibawah ini akan dijelaskan langkah – langkah dari metode DMAIC, sebagai berikut :

1. Define of problem : pada tahap ini peneliti mengidentifikasikan permasalahan, mendefinisikan spesifikasi pelanggan, dan menentukan tujuan (pengurangan cacat, biaya dan target waktu) serta skala prioritasnya. ( alat bantu yang digunakan pada tahap ini adalah Flow Chart )

2. Measure : Pada tahapan ini untuk memvalidasi permasalahan, mengukur atau menganalisa

permasalahan dari data-data yang ada. Pengukuran yang berfokus pada pemahaman kinerja proses yang dipilih untuk memperbaiki pada saat ini, serta pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk analisis. Tahap ini cara bagaimana mengukur proses internal yang memenuhi CTQ. Ini membutuhkan pemahaman akan hubungan sebab akibat antara kinerja proses dan nilai pelanggan. ( alat bantu yang digunakan dalam tahap ini adalah Critical To Quality, Peta kendali, Perhitungan DPMO dan level sigma )

(4)

3. Analyze : Dalam tahap ini peneliti mencari tahu faktor-faktor yang yang paling mempengaruhi proses; artinya mencari satu atau dua faktor yang apabila hal tersebut diperbaiki akan memperbaiki proses produksi secara dramatis. Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisis ukuran performansi perusahaan serta mengidentifikasi sumber dan akar penyebab masalah kualitas proses. (alat bantu yang digunakan pada tahap ini yaitu Diagram Pareto, Diagram Fishbone )

4. Improve : Pada tahapan ini peneliti akan mendiskusikan dan membicarakan ide-ide dengan manager QC untuk melakukan suatu improvement berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan percobaan untuk melihat hasilnya apakah sudah efektif ataukah belum. Jika hasilnya efektif maka dapat dibakukan dalam suatu Standard Operational Procedure (SOP). (alat bantu dalam tahap ini menggunakan FMEA )

5. Control : Setelah keempat tahapan diatas sudah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah

membuat suatu rencana dan merancang pengukuran atas hasil improvement yang sudah dilakukan agar dapat dikontrol dan diawasi secara berkesinambungan.

HASIL DAN BAHASAN

Dalam perhitungan level sigma menunjukkan bawah level sigma PT. Percetakan Gramedia Cikarang untuk proses Laminasi berada pada tingkat 4,7 sigma dengan DPMO 582, pada proses Die Cut berada pada tingkat 4,4 sigma dengan DPMO 2046, dan untuk proses Stitching berada pada tingkat 4,5 sigma dengan DPMO 1250. Jika dilihat dari hasil atau pencapaian level sigma tersebut, maka hasil yang diperoleh oleh PT Percetakan Gramedia Cikarang dalam proses Laminasi, Die Cut dan Stitching untuk memproduksi packing case Samsung terbilang sudah “cukup baik”. Namun untuk perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk menjadikan produk packaging tersebut lebih berkualitas makan angka level sigma di atas masih harus ditingkatkan hingga mendekati level kesempurnaan 6 Sigma ( Six Sigma ). Untuk mengingkatkan kualiatas ini perusahaan dapat menerapkan Six Sigma, agar perusahaan dapat menghadapI persaingin bisnis dan mempertahankan eksistensinya.

Berdasarkan presentase kumulatif dan diagram pareto di atas, kita dapat melihat jenis cacat yang akan diprioritaskan / diutamakan dalam perbaikan / penanganan masalah, yaitu :

Untuk proses Laminasi : 1. Overlap, 2. Flute lepas, 3. Lem beleber, 4. Flute terbalik.

Karena total presentase kumulatif dari ke 4 defect tersebut mencapai 84.1% Untuk proses Die Cut :

1.Die Cut tidak putus 2.Die Cut pecah / crack 3.Die Cut lari / no center

Karena total presentase kumulatif dari ke 3 defect tersebut mencapai 77.6 % Untuk proses Stitching :

1.Jarak Stitch mepet 2.Jarak stitch tidak sama

3.Double stitch / jumlah stitch berlebih 4.Sudut stitch tidak 45 derajat

Karena total presentase kumulatif dari ke 4 defect tersebut mencapai 85.1%

Agar sumber – sumber penyebab terjadinya defect – defect di atas dapat diketahui, maka diperlukan diagram fishbone. Berikut adalah hasil dari diagram fishbone yang sudah dirangkum menjadi seperti dibawah ini :

(5)

Man Material Machine Metode Environment

Overlap Tidak peduli, kurang teliti

Ukuran Flute berbeda Flute lepas Kurang kontrol,

kurang perhatian Flute kurang lem, basah Settingan lem tidak stabil Ruang lembab, atap bocor

Lem beleber Tidak peduli, malas, tidak cek kadar lem Settingan lem tidak benar Tidak menggunakan zunkcup Flute terbalik Teledor, tidak

teliti

Tidak melalui sortir terlebih dahulu Die Cut tidak

putus Tidak peduli, kurang kontrol, kurang konsentrasi, ngantuk Kurang perawatan, pisau sudah tumpul Pisau tidak digantii lebih dari 2 bulan Panas, pengap

Die Cut pecah / crack Tidak peduli, kurang kontrol Creasing terlalu / kurang tajam Panas, pengap No center / lari Malas, tidak kontrol Hasil cetakan kelebihan print Setingan tidak stabil, pisau geser

Panas, pengap Jarak Stitch mepet Lupa, tidak konsen Setingan jarak tidak stabil Ruangan panas Jarak Stitch tidak sama Masih baru, belum terlatih, tidak konsen, mengantuk Settingan tidak stabil, mesin sudah tua, belum di maintenance

Ruangan panas

Double Stitch Masih baru, belum terlatih, tidak konsen, mengantuk Ruangan panas Sudut Stitch tidak 45 derajat

Lupa, tidak fokus & konsen

Settingan berpindah / tidak stabil

Ruangan panas

Setelah membuat diagram sebab akibat selanjutnya kita dapat membuat FMEA pada PT. Percetakan Gramedia Cikarang dengan skala dan perhitungan RPN (Risk Priority Number) untuk mengidentifikasikan dan memprioritaskan masalah penting (kegagalan). Berikut adalah hasil ringkasan dari FMEA :

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN

Setalah melakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan, melakukan pengolahan data, dan menganalisa data sesuai dengan apa yang telah disampaikan pada Bab 4 pada PT. Percetakan Gramedia Cikarang Paper Packaging Department, maka kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan sekaligus untuk menjawab rumusan masalah pada Bab I adalah sebagai berikut:

1. Dalam perhitungan level sigma menunjukkan bawah level sigma PT. Percetakan Gramedia Cikarang untuk proses Laminasi berada pada tingkat 4,7 sigma dengan DPMO 582, pada proses Die Cut berada pada tingkat 4,4 sigma dengan DPMO 2046, dan untuk proses Stitching berada pada tingkat 4,5 sigma dengan DPMO 1250. Dengan kesimpulan jika dilihat dari hasil atau pencapaian level sigma tersebut, maka hasil yang diperoleh oleh PT Percetakan Gramedia Cikarang dalam proses Laminasi, Die Cut dan Stitching untuk memproduksi packing case Samsung terbilang sudah “cukup baik”.

2. Berdasarkan diagram Pareto yang telah dibuat menunjukan bahwa terdapat 4 jenis cacat yang paling sering terjadi dalam proses Laminasi, sebesar (84.1 %) , 3 jenis cacat yang paling sering terjadi pada proses Die Cut, sebesar ( 77.6% ), dan 4 jenis cact yang sering terjadi pada proses Stitching, sebesar ( 85.1%) selama bulan Juli – September 2012 yaitu:

Laminasi : Overlap, Flute lepas, Lem beleber, Flute terbalik.

Die Cut : Die Cut tidak putus, Die Cut pecah / crack, Die Cut lari / no center

Stitching : Jarak Stitch mepet, Jarak stitch tidak sama, Double stitch / jumlah stitch berlebih, Sudut stitch tidak 45 derajat

DEFECT FAKTOR PENYEBAB NILAI RPN

Overlap ukuran flute berbeda 168 Flute lepas settingan lem tidak stabil 392 Lem beleber tidak cek kadar lem 392 Flute terbalik tidak teliti 245 Die cut tidak

putus

Pisau tidak diganti 448

Die cut crack creasing terlalu / kurang tajam

336 Die cut lari Cetakan kelebihan print 336 Jarak Stitch

mepet

setingan jarak kurang stabil 392 Jarak Stitch

tidak sama

mesin sudah tua 294 Double Stitch Belum terlatih 343 Stitch tidak 45

derajat

settingan berpindah / tidak stabil

(7)

disimpulkan bahwa yang paling mendominasi penyebab utama timbulnya kecacatan adalah dari faktor manusia dan mesin.

4. Untuk mengatasi kecacatan yang muncul adalah memperbaiki sumber-sumber penyebab terjadinya kecacatan yaitu dari faktor manusia, dan mesin.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan maka saran yang dapat diberikan untuk PT. Percetakan Gramedia Cikarang antara lain adalah sebagai berikut :

1.Perusahaan agar mampu mendisiplinkan karyawan untuk mengikuti SOP yang sudah ditentukan oleh perusahaan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

2.Menjaga dan mengawasi setiap proses pembuatan packaging guna mencapai hasil yang diharapkan.

3.Memberikan pengawasan yang lebih ketat lagi untuk kinerja karyawan.

4.Perusahaan hendaknya memberikan pelatihan dan pendidikan secara berkelanjutan terhadap karyawan khususnya bagian operator mesin agar selalu memperhatikan kualitas packing case dan akan lebih mampu mengoperasikan mesin- mesin yang ada dengan lebih teliti lagi agar dapat mengurangi kecacatan produk akibat kesalahan operator. 5.Melakukan pengecekan dan perawatan mesin secara berkala ( rutin ) dan lebih

optimal lagi.

6.Memberi tambahan plafon eternit / triplek pada ruang kerja proses pakcaging berlangsung agar lingkungan menjadi nyaman untuk bekerja.

7.Memberikan tambahan ventilasi untuk sirkulasi udara yang lebih baik.

REFERENSI

Brussee, Warren. 2006. All about six sigma. USA : McGraw-Hill.

Evans, James R. 2001. An Introduction to Six Sigma & Process Improvement. Jakarta : Salemba Empat. Gasperz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Hidayat, Anang. 2007. Teori – terori dasar six sigma. Jakarta : Salemba Empat. Heizer, Jay. 2009. Operations Management. Jakarta : Salemba Empat.

Miranda, Amin. 2006 : Six Sigma : Gambaran umum, penerapan proses dan Metode – metode yang digunakaan untuk perbaikan: Havarindo.

Przekop, Penelope. 2006. Six Sigma for Business Excellence. USA : McGraw-Hil.

Pyzdek, Thomas. 2003. The Six Sigma Project Planner : A step by step Guide to leading a six sigma Project Through DMAIC : USA : McGraw-Hill

Pande, Peter. 2000. The Six Sigma Way – How GE, Motorola, and Other Top Companies Are Honing Their Performance. USA: McGraw-Hill.

Robbins, Stephen P..1999. Manajemen Edisi 6. Jakarta: Prenhallindo. Yamit, Zulian. 2010 : Manajemen Kualita Produk & Jasa : Ekonisia

RIWAYAT HIDUP

Giovani Anggasta, 30 September 1989, saya sudah menyelesaikan S1 saya di Bina Nusantara University, dan saat ini saya sudah mulai bekerja di perusahaan banking.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

• Memberikan rekomendasi usulan perbaikan melalui atribut-atribut yang dipentingkan oleh stakeholder untuk meningkatan kepuasan stakeholder terhadap pelayanan

Gambaran Kepuasan Pasien Dengan Kinerja Bidan Berdasarkan Pendidikan Ibu Nifas Di RSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5, dapat

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

Iklan dapat diartikan sebagai berbagai bentuk presenteasi nonpersonal atas ide, produk atau jasa yang dibiayai oleh pihak sponsor (perusahaan), sedangkan word of mouth

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka di dapat rumusan masalah yaitu, “Bagaimana menerapkan aplikasi data mining penjualan motor

Kendala yang dihadapi oleh Kepala Desa dalam membangun sumber daya manusia dan tata kelola desa menuju desa maju di Desa Kole Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, meliputi

Bahan yang diperlukan untuk menunjang aktifitas penelitian adalah data citra Landsat 8 OLI, data administrasi kecamatan pangandaran dan peta Rupa Bumi Indonesia

Gordon dan Milakovich (1995:6), mendefinisikan pentadbiran awam sebagai segala proses, organisasi, dan individu yang terlibat dalam perlaksanaan undang-undang dan peraturan