• Tidak ada hasil yang ditemukan

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Transportasi

Sistem didefinisikan sebagai seperangkat objek (komponen, subsistem) dengan interaksi antar objek dan secara keseluruhan mempunyai satu tujuan/fungsi. (Krismas, Fx, Dwi, (2010)

Transportasi :

1) Perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, menggunakan sebuah wahana yang digerakan oleh manusia/mesin.

2) Pergerakan barang atau orang dari satu titik (asal) ke titik tertentu (tujuan), dengan maksud dan rute tertentu untuk mendapatkan nilai tambah. (Krismas, Fx, Dwi, (2010)

Gambar 2.1 : Transportasi Sudirman - Jakarta

Semua jenis alat transportasi (termasuk kereta) mempunyai komponen utama, yaitu benda dan jalur tempat benda tersebut bergerak. Benda tersebut menyangkut benda transportasi berupa kereta dan benda yang dapat dipindahkan, baik manusia maupun barang. Sedangkan jalur merupakan lintasan jalan kereta.

(2)

Aktivitas yang dilakukan oleh manusia, barang, dan benda transportasi itu sendiri (kereta) perlu diakomodasi , misalnya terdapat kebutuhan-kebutuhan, seperti :

• Cara pencapaian dan cara berpindah dari moda tranportasi lain ke kereta.

• Fungsi administratif seperti pengelolaan kereta, pengaturan lalu lintas kereta, dan pengelolaan penumpang.

• Fungsi komersial, diperlukan karena terjadi konsentrasi manusia dan barang pada tempat perpindahan tersebut sehingga berpotensi untuk menjadi tempat berniaga.

• Fasilitas untuk menunggu, baik tempat duduk maupun kios -kios makanan dan minuman. (Morlok, E.K, (1985) dalam Situmeang .P (2008)

2.2 Angkutan Umum

Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa angkutan darat, air, dan udara.

1) Angkutan darat

 Kereta Rel Listrik ( KRL )  Kereta Rel Diesel ( KRD )

 Kereta Rel Bawah Tanah ( Subway )  Bus dengan jalur khusus ( Busway )  Bis Umum ( dalam – luar kota )

(3)

Gambar 2.2 : Transportasi Darat

2) Angkutan Air

 Angkutan perahu sungai  Kapal laut

3) Angkutan Udara

 Pesawat Terbang  Helikopter

(Krismas, Fx, Dwi, (2010)

2.2.1 Transportasi Jalan Rel

Transportasi Jalan Rel dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Kereta Api Rel ( KRL - KRD )

Kereta Api Rel atau disebut KRL dan KRD, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor berupa energi listrik dan energi panas dari diesel.

(4)

Gambar 2.3 : Kereta Api Listrik dan Diesel

2) Kereta Rel Bawah Tanah ( Subway )

Subway merupakan sistem angkutan kereta cepat bawah tanah yang biasa dibangun di bawah jalan / bawah tanah karena kondisi lalu lintas yang tidak memungkinkan dibangun di atas tanah, dan juga untuk menyesuaikan kebutuhan dari pengguna fasilitas transportasi serta perkembangan Mode transportasi suatu negara.

Gambar 2.4 : Kereta Rel Bawah Tanah ( Subway )

3) Kereta Rel Tunggal ( Monorel )

Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan

(5)

dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.

Gambar 2.5 : Kereta Rel Tunggal ( Monorel )

Tipe monorel

Sampai saat ini terdapat dua jenis monorel, yaitu:

• Tipe straddle-beam dimana kereta berjalan di atas rel.

• Tipe suspended dimana kereta bergantung dan melaju di bawah rel.

(http://id.wikipedia.org/wiki/monorel, (2012)

2.3 Stasiun

2.3.1 Fungsi Stasiun

Beberapa fungsi stasiun menurut Edward K 1985. Morlok yaitu:

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan bermotor serta membongkar/menurunkannya

2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat

(6)

4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan tugas selanjutnya

5. Akses lokal dan hubungan rel , termasuk moda-moda untuk antarkota. (Morlok, E.K, (1985) dalam Situmeang .P (2008)

2.3.2 Klasifikasi Stasiun

Secara sistematis stasiun dapat dibagi berdasarkan fungsi , jangkauan, posisi rel terhadap permukaan tanah, perletakan bangunan terhadap platform, tujuan, besar, tempat dan bentuknyaantara lain:

1. Berdasarkan fungsi dan letaknya:

• Stasiun Terminal, adalah tempat kereta api memulai dan mengakhiri perjalanan.

• Stasiun Peralihan, adalah tempat penumpang melanjutkan perjalanan dengan kereta api atau kendaraan lainnya.

• Stasiun Antara, adalah stasiun yang berada di antara stasiun terminal.

• Stasiun Persilangan, adalah tempat pemberhentian kereta api sementara untuk kereta api lain lewat.

Gambar 2.6 : Stasiun Berdasarkan Fungsi dan Letaknya

(7)

• Commuter Train, untuk jarak dekat (dalam kota).

• Medium Distance, untuk jarak sedang (antar distrik/wilayah).

• Long Distance, untuk jarak jauh (antar kota).

3. Berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah:

• Elevated Station, stasiun dengan jalur kereta api melayang.

• At- grade Station, stasiun dengan jalur kereta api sejajar tanah.

• Underground Station, stasiun dengan jalur kereta api di bawah tanah. (Honing, (1981), dalam Baskara, E, (2008)

(8)

2.3.3

Persyaratan teknis bangunan stasiun menurut PT Kereta Api

Indonesia (PT.KAI)

Persyaratan teknis bangunan stasiun menurut PT KAI :

1. Tinggi lantai terendah, minimum 0,5 m di atas batas permukaan banjir tertinggi yang pernah tercatat dan minimum 0,3 m di atas permukaan jalan akses dan plasa stasiun.

2. Tinggi langi t-langi t dari permukaan lantai minimal 2,5 m.

3. Tinggi untuk saluran AC minimal 0,5 m.

4. Tinggi balok dan slab minimal 0,7 m.

5. Jarak bebas di bawah pada bagian arus listrik searah untuk stasiun over track adalah 6,1 m.

Beberapa aturan lainnya seperti berikut :

• Batas bebas kereta

(9)

Batas I untuk lintas kereta api listrik.

Batas II untuk ’viaduk’ dan terowongan dengan kecepatan kereta sampai 60 km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan.

Batas III untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan.

Batas IV untuk jembatan dengan kecepatan kereta sampai dengan 60 km/jam.

• Dimensi platform

Dimensi minimal platform penting sebagai syarat keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta.

(10)

• Dimensi KRL

Dimensi KRL merupakan besaran yang menentukan lebar landasan dan luas yang diperlukan untuk rel kereta api . (PT. KAI, Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun, dalam Baskara, E, (2008)

Gambar 2.10 : Dimensi Kereta

2.4 Mass Rapid Transit ( MRT )

MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT, antara lain:

1) Berdasarkan jenis fisik :

BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini.

(11)

2) Berdasarkan Area Pelayanan :

Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban).

(www.Jakartamrt.com,2012)

(12)

2.4.1 Manfaat MRT

1) mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.

2) memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi publik.

3) Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.

4) Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT.

5) Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT. (www.Jakartamrt.com,2012)

2.4.2 Infrastruktur Pendukung Pembangunan MRT

MRT bukanlah solusi yang berdiri sendiri untuk mengatasi kemacetan dan permasalahan Transportasi di kota besar seperti Jakarta. Sejumlah instrumen pendukung juga diperlukan untuk mengurai permasalahan tersebut, diantaranya :

(13)

1) Integrasi produk hukum dan kebijakan seperti:

Peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume kendaraan melalui kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi seperti ERP (electronic road pricing) serta upaya-upaya teknik lalu lintas seperti implementasi intelligent traffic system, perbaikan manajemen lalu lintas, pembangunan fly over, under pass, dan lain-lain. (www.Jakartamrt.com,2012)

2) Integrasi dengan moda transport lain :

Untuk memudahkan calon penumpang MRT sampai ke stasiun sekaligus menambah jumlah penumpang maka integrasi sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya ataupun feeder seperti bus umum, TransJakarta, kereta Jabodetabek menjadi hal yang penting. Selain membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini. (www.Jakartamrt.com,2012)

3) Penyediaan fasilitas pendukung seperti :

Tempat parkir (park and ride), jalur pejalan kaki, trotoar, dan taman yang memadai. Warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar jalur MRT dapat merasakan manfaat langsungnya. Warga yang tinggal agak jauh juga dapat meninggalkan kendaraan pribadi dan mengakses MRT dengan angkutan umum pendukung (feeder). Selain itu stasiun MRT akan dihubungkan dengan pusat-pusat aktivitas publik, baik perkantoran, komersial dan non-komersial. Koneksi yang nyaman antara stasiun MRT dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan menjadi unsur kompetitif pembeda dengan usaha sejenis lainnya. (www.Jakartamrt.com,2012)

(14)

Gambar 2.12 : Stasiun Interchange Dukuh Atas 2008 (Ary Indrajanto IAI )

2.5 Stasiun Interchange

Stasiun Interchange adalah penggabungan dari beberapa mode transportasi menjadi satu stasiun antarmoda, untuk mempermudah dan memaksimalkan fungsi serta kebutuhan akan fasilitas transportasi. Moda transportasi yang digabungkan adalah pejalan kaki, kendaraan bermotor, angkutan kereta api, angkutan perkotaan, angkutan sungai, angkutan tradisional dan lainnya, yang dikembangkan sebagai pelayanan angkutan terpadu untuk transportasi lokal, regional, nasional serta internasional. Penggabungan dapat disesuaikan dengan permasalahan dan kebutuhan dari lokasi stasiun interchange.

Penggabungan mode transportasi pada stasiun interchange diantaranya :

1) Stasiun Angkutan Rel

(15)

2) Stasiun Angkutan Darat

Gambar 2.14 : Halte Transjakarta

3) Pejalan Kaki

Gambar 2.15: Area Pejalan kaki ( Pedestrian )

4) Transportasi Tradisional

Gambar 2.16 : Transportasi lokal dan tradisional (Krismas, Fx, Dwi, (2008)

(16)

2.6 Studi Banding Judul Sejenis

2.6.1 Dhoby Ghaut Interchange, Singapore

Stasiun MRT Dhoby Ghaut adalah stasiun bawah tanah Mass Rapid Transit di Singapura, terletak di ujung timur Jalan Orchard, singapura. Awalnya hanya stasiun untuk Jalur Utara Selatan, selanjutnya dibuka Jalur Timur Laut pada 20 Juni 2003 menjadikannya stasiun persimpangan dua tingkat. Pada 17 April 2010 ketika Jalur Lingkar dibuka, maka stasiun ini menjadi satu-satunya stasiun persimpangan tiga jalur di Singapura dan juga yang terbesar. (www.openbuilding.com/DoubyGhautInterchange)

Gambar 2.17 : Interior Dhoby Ghaut Interchange

(17)

Gambar 2.19 : Rute MRT Singapore

(18)

Terlihat pada Site Plan pembagian zona interchange sangat jelas, dan saling berhubungan antara zona North South Line, Cirle Line dan North East Line. Pembagian zona pada Dhoby Ghaut Interchange menggunakan Horizontal Layer yaitu pergantian antara Stasiun satu dan lainnya secara Horizontal kesamping bukan ke atas, sehingga penumpang diharuskan untuk berjalan selevel dengan tanah untuk menuju ke Stasiun Lainnya.

Gambar 2.21 : Pembagian Zona Denah Bangunan B1-B2

Gambar 2.22 : Pembagian Zona Denah Bangunan B3

Pada Lantai B1, B2, B3 Pembagian zona melayani untuk semua Stasiun yaitu Stasiun untuk NSL, NEL dan CCL dan pembagian layer masih pada pembagian layer secara horizontal meyamping. Pada lantai B1 dan B2

(19)

Penghubung antara stasiun berupa jembatan penghubung yang didalamnya juga berfungsi sebagai Retail pada Stasiun sehingga dapat menghidupkan suasana dalam lorong.

Gambar 2.23 : Pembagian Zona Denah Bangunan B4-B5

Pada lantai B4 dan B5 ini hanya melayani 2 stasiun saja yaitu stasiun untuk NEL dan CCL dan kedua zona stasiun saling berdekatan sehingga penghubungnya sangat jelas yaitu ruang stasiun itu sendiri.

(20)

Potongan Stasiun Dhoby Ghaut Interchange menunjukan pembagian zona stasiun yang secara horisontal menyamping dan bukan vertikal perlantai ke atas. Serta memperlihatkan bahwa terdapat fasilitas lain sebagai pendukung dan juga fasilitas yang sudah ada sebelumnya / eksisting yang berhubungan drngan stasiun Dhoby Ghaut Interchange, yaitu : Pusat Perbelanjaan, Area Parkir, Taman Kota, Kanal, Orchard Street sebagai pusat lalu lalang penduduk dan juga Kantor sewa.

Kebutuhan Ruang Dhouby Ghaut Interchange  Pintu tiketing  Mesin tiketing  R. Kontrol stasiun  Konter trasitlink  R. Penghubung  Peron

 Eskalator dan Lift  Jalur Transfer  Toilet

 Atm Center  R. Tunggu  Gerbang Transit

Kesimpulan dari studi banding Stasiun Dhoby Ghaut Interchange adalah stasiun Intercange atau MRT biasanya menggunakan pembagian zona layer secara Vertikal Maupun Horizontal sesuai dengan kebutuhannya dan pada stasiun interchange dapat digabungkan juga dengan fasilitas umum lainnya sehingga dapat saling berhubungan dan pengguna dapat dengan mudah mengakses tempat yang mereka tuju.

(21)

2.7 Kesimpulan Studi Pustaka

Sudirman Interchange adalah stasiun dengan penggabungan beberapa mode transportasi eksisting maupun mode transportasi tambahan. diantaranya, Pejalan Kaki, Pengguna Sepeda, Monorel, KRL, KRD, Transjakarta, Biskota, Taksi, dan Transportasi Tradisional yang digabungkan dengan Stasiun sebagai Pusat transit dengan pembagian beberapa layer dan zona moda transportasi.

Pembagian layer dalam Sudirman Interchange ini dengan layer vertikal, yaitu pembagian moda transportasi sesuai lantainya tiap lantai melayani 1 – 2 moda transportasi dan begitu juga pada lantai selanjutnya.

Sudirman Interchange tergolong kepada jenis stasiun Peralihan dan stasiun antara menurut posisi letak dari stasiun, dan stasiun sudirman ini juga dirancang dengan Elevated Station yaitu stasiun dengan jalur kereta api melayang untuk monorelnya dan At- grade Station yaitu stasiun dengan jalur kereta api sejajar tanah untuk KRL eksisting.

Penambahan moda transportasi sungai tidak digunakan dalam Sudirman Interchange karena masih banyak sekali permasalahan pada sungai dan lingkungannya serta jalur tempuh yang masih sangat terbatas.

Gambar

Gambar 2.1 :  Transportasi Sudirman - Jakarta
Gambar 2.2 : Transportasi Darat
Gambar 2.4 : Kereta Rel Bawah Tanah ( Subway )
Gambar 2.5 : Kereta Rel Tunggal ( Monorel )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui sejauh manakah komponen fisik (Kelincahan dan Koordinasi mata dan kaki) berperan terhadap

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains untuk anak usia dini yang dimaksud dalam penulisan ini merupakan keterampilan anak dalam

Dataset NASA (National Aeronautics and Space Administration) yang telah tersedia untuk umum merupakan data metrik perangkat lunak yang sangat populer dalam pengembangan model

Analisis program Quest yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagian output menurut teori respon butir, yang terdiri dari; kecocokan dengan model, tingkat kesukaran

Dalam membina hubungan baik antar perusahaan dan konsumen, salah satunya adalah melalui layanan, sehingga penting untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap layanan yang

Dan untuk keterampilan berbicara bahasa Jawa krama ragam krama lugu siswa persentase meningkat dari 57,8% dengan kriteria baik (siklus I) menjadi 85% dengan kriteria sangat

Lihat saja bayaran Allah untuk “pekerjaan” yang satu ini, pekerjaan tahajjud; siapa yang shalat dua rakaat di tengah malam, khairun minaddunyaa wa maa fiihaa, maka baginya lebih

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Semakin tinggi kemampuan guru