• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia mengalami perkembangan dari masa-ke masa, menurut Darmadi (2010:3) pendidikan kewarganegaraan dahulu dikenal dengan istilah civics digunakan oleh bangsa Amerika Serikat untuk menyatukan berbagai suku bangsa (imigran Asia, Eropa, Afrika, Australia) yang datang dan hidup menetap di Amerika Serikat. Civics mulai diajarkan di Indonesia sejak 1948 setelah Indonesia merdeka dengan tujuan menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda. Istilah civic kemudian berubah menjadi kewarganegaraan, ilmu kewargaan negara, pendidikan kewargaan negara (PKN), Pendidikan Moral Pancasila, PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dan pada Kurikulum 2006 dikenal dengan PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), selanjutnya dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

Darmadi (2010:30) memberikan pengertian “pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan Pancasila dan unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda”. Sedangkan Kaelan dan Zubaidi (2012:1) menyebutkan muatan materi pendidikan kewarganegaraan antara lain pendidikan demokrasi, identitas nasional, kenyataan dan sejarah bangsa, dasar-dasar kemanusiaan, dan keadaban. Selanjutnya Mawardi dan Suroso (2009:3) menjelaskan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan adalah “pendidikan yang berkenaan dengan hal-ikhwal kewarganegaraan”. Sementara itu dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

(2)

melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bermuatan materi hal-hal tentang kewarganegaraan seperti pendidikan demokrasi, nilai-nilai dalam UUD 1945, identitas nasional, kenyataan dan sejarah bangsa, pendidikan Pancasila, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara, dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan akan terbentuk generasi muda yang menjadi warga negara yang berkarakter dan terampil, memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Darmadi (2010:30) menjelaskan “penyajian konsep pendidikan kewarganegaraan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pribadi siswa sebagai insan pancasilais dan sebagai warga negara yang mahir dalam hubungan sosial.” Selanjutnya Wahab dan Sapriya (2011:311) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik (to be good citizens) yaitu warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan dengan baik hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial, dapat memecahkan masalahnya sendiri dan masalah kemasyarakatan secara cerdas sesuai fungsi dan peranannya sebagai warga negara. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruminiati (2007:1-28) yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sementara itu Kaelan dan Zubaidi (2012:3) menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat Pancasila.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan kesadaran bernegara sehingga terbentuk warga negara yang memahami hak dan

(3)

kewajibannya, bersikap dan berperilaku sesuai dengan Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, dan memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

Fathurrohman dan Wuryandani (2011:7-8) menyebutkan bahwa tujuan mata pelajaran PKn di SD adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:

1. Berpikir kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langung dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi.

Dari tujuan mata pelajaran PKn tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran PKn di SD merupakan mata pelajaran yang penting untuk membekali siswa agar dapat berpikir kritis, demokratis, bertanggung jawab dalam berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain untuk hidup dalam kegiatan di masyarakat, bangsa dan negara.

2.1.1.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Fatturrohman dan Wuryandani (2011:8-9) menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam BNSP untuk pendidikan dasar dan menengah meliputi aspek:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan jaminan keadilan.

2. Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan deerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan

(4)

internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi negara meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Penelitian ini ruang lingkup materi PKn yang diajarkan adalah materi menghargai keputusan bersama di kelas V dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas V Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2015/2016 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama

Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama

Sumber: SK dan KD PKn SD dalam Fathurohman dan Wuryandari (2011:22)

2.1.2 Model Pembelajaran Course Review Horay

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay

Kurniasih dan Sani (2015:18) menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, selanjutnya Kurniasih dan Sani (2015:81)

(5)

menjelaskan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Kemudian Wahab dan Sapriya (2011:337-338) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk mendorong siswa agar dapat bekerja sama dalam sebuah tim yang diberikan tugas sesuai dengan tujuan yang telah disepakati. Dengan pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk belajar kemampuan akademik yaitu memahami materi pelajaran sekaligus kemampuan sosial untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain sehingga diharapkan siswa mau mendengar pendapat orang lain, mampu menyelesaikan masalah, dan mempunyai kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan memberikan rasionalisasi atau alasan terhadap sesuatu dan juga mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu (Arifin,2014:23). Rusman (2010:212-213) menjelaskan empat tahap dalam pembelajaran kooperatif yaitu (1)penjelasan materi, (2)belajar kelompok, (3)penilaian, dan (4)pengakuan tim. Pada tahap penjelasan materi guru menyampaikan pokok-pokok materi pembelajaran agar siswa memiliki pemahaman terhadap materi yang dipelajari, setelah itu siswa dibagi dalam kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan tugas yang telah ditentukan, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok dan diakhiri dengan pengakuan terhadap tim yang paling baik menyelesaikan tugas dengan diberikan penghargaan atau hadiah.

Kurniasih dan Sani (2015:80) menjelaskan bahwa model pembelajaran

course review horay adalah model yang dapat menciptakan suasana kelas

menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore” atau yel-yel yang disepakati. Selanjutnya menurut Huda ( 2013:229) model pembelajaran course

review horay berfungsi untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal

dan membantu siswa memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok. Sejalan dengan itu itu Shoimin (2014:54) menjelaskan bahwa model pembelajaran

course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan

belajar mengajar dengan cara pengkelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep

(6)

siswa menggunakan kotak diberi nomor untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Model ini melatih siswa menyelesaikan masalah, siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar berteriak hore atau yel-yel lainnya.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikaji bahwa model pembelajaran

course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu

pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama menyelesaikan tugas, model pembelajaran course review

horay merupakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menguji pemahaman

siswa dalam menjawab soal karena setelah menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskannya dalam kotak siswa akan meneriakkan kata “hore” atau yel-yel yang telah disepakati. Model pembelajaran course review horay membantu siswa memahami konsep pembelajaran melalui diskusi kelompok dan melatih siswa menyelesaikan masalah berupa soal yang diberikan guru sehingga siswa akan lebih terbiasa berpikir kritis.

2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay

Suprijono (2013:129) menyebutkan model pembelajaran course review

horay mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemostrasikan atau menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kotak 9/ 16/ 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang telah mendapatkan tanda () vertikal, horisontal atau diagonal harus berteriak hore... atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh 8. Penutup

Sejalan dengan pendapat tersebut Shoimin (2014:55) juga memaparkan langkah-langkah pembelajaran course review horay yaitu:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi

(7)

3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa

5. Guru membaca pertanyaan secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru. Kalau benar diisi tanda benar () dan salah diberi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapatkan tanda () vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay horay yang diperoleh

8. Penutup

Aqib (2013:29) juga menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran course review horay antara lain:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai selera masing-masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda () vertikal atau horisontal atau diagoanal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh

8. Penutup

Mengacu ketiga pendapat di atas maka dalam penelitian ini langkah-langkah model pembelajaran course review horay yang akan diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Guru menyajikan materi pembelajaran

3. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disajikan 4. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari

(8)

5. Untuk menguji pemahaman setiap kelompok diminta membuat kotak 9 yang diberi nomor sesuai selera siswa

6. Guru membacakan pertanyaan secara acak, siswa diminta berdiskusi dan menuliskan jawaban mereka pada kotak.

7. Jawaban yang telah dituliskan, didiskusikan atau dibahas bersama, jika jawaban siswa benar maka mereka memberi checklist (), jika jawaban salah maka diberi tanda silang (x)

8. Jika kelompok telah mendapatkan tanda checklist () horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah disepakati

9. Nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari jawaban benar atau jumlah “hore” yang diteriakkan

10. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi 11. Kegiatan penutup

2.1.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay

Menurut Kurniasih dan Sani (2015:81) model pembelajaran course review

horay mempunyai beberapa kelebihan diantaranya:

1. Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk terjun ke dalamnya

2. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan

3. Siswa lebih bersemangat belajar karena suasana pembelajaran yang berlangsung menyenangkan

4. Melatih kerjasama antar siswa di dalam kelas.

Sejalan dengan pendapat Kurniasih dan Sani menurut Huda (2013: 231) kelebihan model pembelajaran course review horay antara lain:

1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk terjun ke dalamnya.

2. Metode tidak monoton karena diselingi hiburan di dalamnya sehingga suasana tidak menegangkan

3. Semangat belajar meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan

4. Skill kerja sama antar siswa semakin terlatih

Shoimin (2014:55) juga menyebutkan kelebihan dari model course review

(9)

monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan, siswa lebih semangat belajar, dan melatih kerja sama.

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

course review horay memiliki beberapa kelebihan yaitu pertama, pembelajaran

menarik dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran hal ini dikarenakan dalam dalam model ini siswa diminta membuat kotak untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru secara kelompok, setelah itu jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru langsung dibahas atau didiskusikan bersama sehingga pemahaman siswa pada materi pelajaran lebih mendalam. Kedua, pembelajaran tidak monoton hal ini dikarenakan setelah siswa menuliskan jawabannya pada kotak kemudian didiskusikan bersama dan jawaban benar mereka harus memberi tanda benar () dan jika kelompok telah mendapatkan tanda () horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah disepakati sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Ketiga, siswa akan lebih bersemangat belajar karena nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari banyaknya tanda checklist () dan jumlah horey yang diperoleh sehingga siswa akan berlomba-lomba untuk menuliskan jawaban yang paling tepat agar dapat memperoleh tanda checklist dan mendapatkan reward. Keempat, melatih kerja sama antar siswa dalam kelompok dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

2.1.2.4 Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay

Selain memiliki kelebihan model pembelajaran course review horay juga memiliki kelemahan, Kurniasih dan Sani (2015:81) menyebutkan kelemahan model pembelajaran course review horay yaitu “siswa aktif dan siswa pasif nilainya disamakan dan adanya peluang untuk curang”. Huda juga menyebutkan (2013: 231) model course review horay juga memiliki kekurangan diantaranya:

1. Penyamarataan nilai antara siswa aktif dan pasif 2. Adanya peluang untuk curang

3. Berisiko mengganggu suasana belajar kelas lain.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikaji bahwa kekurangan model pembelajaran course review horay adalah adanya penyamarataan nilai antara

(10)

siswa pasif dan aktif karena poin dihitung secara kelompok sehingga akan menyebabkan sulit untuk membedakan mana siswa yang benar-benar aktif atau pasif. Adanya peluang untuk berbuat curang karena siswa mengerjakan tugas secara kelompok setelah itu jawaban siswa langsung dibahas dan dicocokkan oleh siswa sendiri sehingga akan sulit mengontrol kebenaran/ kejujuran jawaban siswa. Berisiko mengganggu suasana belajar kelas lain karena siswa harus meneriakkan kata hore atau yel-yel yang disepakati jika mendapat tanda () vertikal, horisontal, atau diagonal. Sebagai solusi dari kelemahan model pembelajaran course review horay tersebut maka pertama, guru harus memberi motivasi agar semua siswa aktif dalam pembelajaran, kedua guru harus lebih memperhatikan siswa dan memberikan pengertian agar siswa selalu jujur dan tidak curang, ketiga guru harus memberikan aturan-aturan yang jelas dalam pembelajaran agar siswa tidak mengganggu kelas lain.

2.1.3 Media Pembelajaran Flipchart 2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

National Education Asociation dalam Hernawan (2008:11.18) mengartikan

media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar. Selanjutnya Miarso (1980) dalam Hernawan (2008:11.18) mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga lebih mendorong proses belajar siswa. Sementara itu Indriana (2011:16) menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran, memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran, dan membantu pendidik memberikan pengajaran secara maksimal, efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanaky (2013:4) yang menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikaji bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah proses belajar,

(11)

media pembelajaran dapat digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran, merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

2.1.3.2 Manfaat Media Pembelajaran

Kemp dan Dayton dalam Indriana (2011:47-48) media pembelajaran memiliki beberapa manfaat yaitu :

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar 2. Pembelajaran bisa lebih menarik

3. Pembelajaran lebih interktif

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih singkat 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun saat dibutuhkan

7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran dan proses pelajaran dapat ditingkatkan

8. Peran guru berubah ke arah lebih posistif

Sementara itu Susilana dan Riyana (2009:9) menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran yaitu memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, daya indra, dapat menumbuhkan gairah belajar siswa, siswa dapat berinteraksi dengan sumber belajar, memungkinkan siswa belajar sesuai dengan bakat serta kemampuannya, dan memberikan rangsangan untuk belajar.

Dari beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat pembelajaran akan lebih menarik sehingga siswa lebih bersemangat untuk belajar, lebih interaktif dan mengurangi verbalistis karena dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi atau mendengarkan penjelasan dari guru saja tetapi juga dengan media pembelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan pada pembelajaran, dan materi pelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas.

2.1.3.3 Pengertian Media Flipchart

Salah satu media yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran adalah media flipchart. Menurut Indriana (2011:66) media flipchart adalah lembaran kertas yang berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar dan disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Media flipchart dapat diisi

(12)

dengan pesan berupa huruf, gambar, diagram, angka, dan bagan. Kustandi dan Sudjipto (2013:48-49) juga menjelaskan bahwa media flipchart adalah lembaran kertas dengan ukuran sama yang berisikan bahan pelajaran yang disusun rapi untuk menghemat waktu menulis di papan tulis yang berupa gambar-gambar, diagram, huruf-huruf atau angka-angka. Media flipchart dapat disebut juga dengan lembaran balik. Sanaky (2013:75) menjelaskan bahwa lembaran balik merupakan lembaran kertas manila atau flano yang berisi pesan atau bahan pelajaran yang digantungkan pada sebuah gantungan agar mudah untuk dibalik.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media flipchart adalah lembaran kertas dengan ukuran yang sama yang berisi bahan pelajaran berupa huruf, gambar, diagram, bagan yang disusun dan diikat pada bagian atasnya sehingga dapat dibalik-balik untuk penggunaannya.

2.1.3.4 Kelebihan Media Flipchart

Indriana (2011:67) menyebutkan bahwa media flipchart memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Dapat menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis. 2. Dapat digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan

3. Bahan dan cara pembuatannya relatif murah dan mudah dibuat 4. Mudah dibawa kemana-mana

5. Mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa

Sementara itu Sanaky (2013:77-78) juga menjelaskan kelebihan dari media lembar balik yaitu bermanfaat untuk menyajikan bahan pelajaran secara bertahap, gambar yang digunakan dapat disimpan dengan baik sehingga dapat digunakan berulang-ulang, waktu tidak banyak terbuang dalam menyajikan materi karena pengajar telah menyiapkan materi sebelumnya, lebih menarik perhatian dan minat siswa.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media flipchart siswa akan lebih tertarik dan mudah memahami pembelajaran karena dengan media flipchart materi pembelajaran dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti gambar, huruf yang menarik, angka dan bagan. Media

flipchart juga dapat menyingkat waktu dalam penyampaian materi pelajaran

(13)

media ini materi pembelajaran dapat diringkas yang mencakup pokok-pokok materi pembelajaran sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami dan memfokuskan perhatian siswa, media flipchart juga relatif murah karena menggunakan kertas.

2.1.3.5 Tahapan Mendesain Media Flipchart

Susilana dan Riyana (2013: 89-90) menjelaskan cara mendesain media

flipchart yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Tentukan tujuan pembelajaran

2. Menentukan bentuk flipchart, secara umum media flipchart dibagi menjadi dua yaitu flipchart yang berisi lembaran kosong yang siap diisi dengan pesan pembelajaran dan flipchart yang berisi pesan pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya yang isinya berupa gambar, huruf, bagan, grafik, dan sebagainya

3. Membuat ringkasan materi hal ini dikarenakan materi yang disajikan dalam

flipchart perlu diambil pokok-pokoknya saja

4. Merancang draf kasar (sketsa) agar penyajian flipchart lebih menarik

5. Memilih warna yang sesuai, hal ini agar flipchart yang dibuat lebih menarik dan dengan penggunaan warna yang bervariasi akan lebih memfokuskan perhatian siswa.

6. Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai agar dapat dibaca siswa walaupun jaraknya cukup jauh dari flipchart.

2.1.3.6 Cara Menggunakan Media Flipchart

Susilana dan Riyana (2013:93-94) juga menjelaskan cara menggunakan media flipchart yaitu:

1. Mempersiapkan diri

Pada tahap ini guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan pada siswa dan mampu menggunakan media flipchart dengan baik.

2. Penempatan yang tepat

Media flipchart harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua siswa yang ada dalam ruangan dapat melihat dengan jelas.

(14)

Pengaturan posisi tempat duduk siswa juga merupakan hal yang penting agar siswa memperoleh pandangan yang baik dan guru dapat memusatkan perhatian siswa pada materi yang disajikan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

4. Perkenalkan pokok materi

Pokok materi yang akan dipelajari harus disampaikan pada siswa agar siswa memiliki gambaran awal materi yang akan dibahas hal ini dapat dilakukan dengan bercerita atau mengaitkan kejadian di lingkungan dengan materi yang akan dipelajari.

5. Sajikan gambar

Pada tahap ini materi disajikan melalui lembaran-lembaran media flipchart yang telah dibuat dengan menambahkan keterangan-keterangan menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.

6. Berikan kesempatan untuk bertanya

Guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya agar dapat mengetahui materi yang disampaikan sudah dapat dipahami atau kurang jelas bagi siswa.

7. Menyimpulkan materi

Materi yang telah disampaikan dengan media flipchart harus disimpulkan atau diringkas, sebaiknya siswa dituntun untuk menyimpulkan materi sendiri dan diperkuat oleh guru supaya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih mendalam.

2.1.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Flipchart pada Mata Pelajaran PKn

Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang menguji pemahaman siswa secara kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara acak dan dituliskan dalam sebuah kotak, setelah itu dilakukan pembahasan bersama dan kelompok yang dapat menjawab dengan benar akan meneriakkan kata “hore” atau yel-yel yang disepakati, dengan model ini siswa akan lebih bekerja sama menjawab soal, pemahaman konsep terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan pembelajaran lebih menyenangan. Model

(15)

pembelajaran ini dapat diterapkan pada pelajaran PKn yang mana memiliki tujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan orang lain. Model pembelajaran course review horay membuat siswa berlatih berpikir kristis dalam menjawab soal guru, selain itu siswa juga dilatih siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman dalam kelompoknya dan bertanggung jawab menyelesaikan soal yang diberikan guru secara kelompok. Untuk menunjang penyampaian materi dalam pembelajaran PKn guru dapat menggunakan media flipchart. Flipchart merupakan media pembelajaran yang berisi gambar, angka, diagram, dan huruf. Penggunaan media

flipchart membuat materi pembelajaran disajikan secara ringkas dan lebih

menarik sehingga diharapkan siswa lebih memahami materi pembelajaran PKn. Dari pemaparan tersebut terdapat hubungan antara model pembelajaran course

review horay pada pembelajaran PKn dengan penggunaan media flipchart.

Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan Permensiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses. Terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yaitu:

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Untuk itu dalam pelaksanaan langkah-langkah model pembelajaran course

(16)

menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Di bawah ini disajikan langkah-langkah model course review horay berbantuan media flipchart disesuaikan dengan standar proses yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran

Course Review Horay Berbantuan Media Flipchart pada Mata Pelajaran PKn No Langkah Model Pembelajaran Course Review Horay Kegiatan 1 Pendahuluan

Guru mengucapkan salam pembuka Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa

Guru memberikan motivasi belajar Guru menyampaikan apersepsi Langkah 1

Guru

menyampaikan kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai

Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2 Inti

Eksplorasi Langkah 2

Guru menyajikan materi pembelajaran

Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan berbantuan media flipchart

Siswa diminta memperhatikan penjelasan guru

Langkah 3

Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disajikan

Guru melakukan tanya jawab saat menyampaikan materi pembelajaran berbantuan media flipchart

Elaborasi Langkah 4

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang

Langkah 5 Untuk menguji pemahaman setiap kelompok diminta

Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran course review horay yang akan dilakukan

(17)

membuat kotak 9 yang diberi nomor sesuai selera siswa.

Siswa

Setiap kelompok diminta membuat kotak 9 untuk menuliskan jawaban pertanyaan yang diberikan guru secara kelompok

Setiap kelompok diminta memberi nomor 1-9 pada kotak

Siswa boleh menempatkan nomor tersebut secara acak sesuai selera siswa

Langkah 6

Guru membacakan pertanyaan secara acak, siswa diminta

berdiskusi dan menuliskan jawaban mereka pada kotak.

Guru membacakan pertanyaan secara acak Siswa diberi waktu untuk berdiskusi menjawab pertanyaan yang diberikan guru Siswa diminta menuliskan jawaban tersebut pada kotak sesuai nomor yang disebutkan guru

Langkah 7

Jawaban yang telah dituliskan, didiskusikan bersama, jika jawaban siswa benar maka mereka memberi

checklist (). Jika

jawaban salah maka mereka memberi tanda silang (x)

Setelah semua pertanyaan dibacakan dan jawaban dituliskan pada kotak, jawaban setiap kelompok didiskusikan atau dibahas bersama

Kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar memberi tanda checklist () pada kotak

Kelompok yang menjawab salah memberi tanda silang (x) pada kotak

Langkah 8

Jika kelompok telah mendapatkan tanda

checklist () horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah disepakati

Kelompok meneriakkan hore atau yel-yel yang telah disepakati jika mendapatkan tanda checklist () horisontal, diagonal, atau vertikal

Langkah 9

Nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari jawaban benar dan jumlah “hore” yang diteriakkan

Kelompok yang memberikan jawaban yang benar mendapat poin, kelompok yang memberikan jawaban salah tidak mendapatkan poin.

Kelompok yang meneriakkan hore atau yel-yel yang disepakati mendapat tambahan poin

Siswa diminta menghitung jumlah nilai yang mereka dapat

Konfirmasi Langkah 10

Guru memberikan

Setiap kelompok diminta membacakan nilai yang didapatkan

(18)

reward pada kelompok

yang memperoleh nilai tertinggi.

Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi

Langkah 11: Penutup

Guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap model pembelajaran course review

horay yang telah dilakukan

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami tentang materi yang telah disampaikan

Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari

3 Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran atau membuat rangkuman

Guru memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi atau tugas

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Guru mengucapkan salam penutup

2.1.5 Hasil Belajar

2.1.5.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hernawan, dkk (2009:10.20) hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat pembelajaran yang dilakukan. Bloom dalam Hernawan, dkk (2009:10.23-10.33) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat digolongkan dalam tiga domain yaitu (1)kognitif yang berkaitan dengan kemampuan otak dan penalaran siswa, (2) afektif yang mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dan (3) psikomotorik yang mengacu pada kemampuan bertindak. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Fathurrohman dan Sutikno (180:2007) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar begitu juga dengan Sudjana (2005:23) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiiki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Dimyanti dan Mudjiono (2009:3-4) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses

(19)

belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan (Purwanto,2014:44). Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjiarto dalam Purwanto (2014:46) yang mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan materi yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segala perubahan yang diperoleh dari proses belajar yang dilakukan, dapat menyangkut aspek kognitif (berhubungan dengan perubahan pengetahuan), aspek afektif (berhubungan dengan perubahan sikap) dan aspek psikomotorik (berhubungan dengan perubahan keterampilan). Hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Hasil belajar PKn siswa dalam penelitian ini diukur dalam kegiatan evaluasi pada setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

2.1.5.2 Pengukuran Hasil Belajar

Woodworth dalam Majid (2014:28) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung, dari pengukuran hasil belajar ini akan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran telah dicapai. Pengukuran bersifat kuantitatif berupa skor/ angka yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur atau instrumen yang standar (baku), dalam konteks hasil belajar alat ukur atau instrumen tersebut dapat berupa non tes atau tes (Arifin,2014:2-3). Non tes berfungsi untuk mengukur hasil belajar yang berkaitan dengan aspek afektif atau sikap yang mencakup pengamatan wawancara dan skala sikap. Sedangkan tes adalah alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek atau perilaku tertentu (Arifin,2014:3), selanjutnya dijelaskan bahwa dari bentuk jawaban siswa, tes dibagi menjadi tiga yaitu tes tertulis yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk tertulis, tes lisan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk lisan, dan tes perbuatan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian yang menuntut peserta didik untuk menguraikan,

(20)

mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri sedangkan tes objektif yang menuntut peserta didik memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang disediakan. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi atau jawaban singkat.

Dalam penelitian ini akan digunakan tes objektif bentuk pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar PKn yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengusaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tes diberikan pada kegiatan evaluasi setiap akhir siklus yang mengukur hasil belajar pada ranah kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid (2014:27) yang memaparkan bahwa hasil belajar kognitif berkenaan dengan peguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Juga pendapat Sudjana (2005:23) yang menjelaskan bahwa ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Peneletian yang relevan berkaitan dengan model pembelajaran course

review horay dan media flipchart adalah:

1. Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Course Review

Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD N Winong 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014” yang dilakukan oleh Siska Fitriani tahun 2013. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas 3 yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan kompetensi dasar menentukan letak bilangan pada garis bilangan dan melakukan penjumlahan pengurangan tiga angka setelah menggunakan model pembelajaran CRH. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari skor rata-rata prasiklus sebesar 62, siklus I menjadi 78 dan siklus II menjadi 85 selain itu ketuntasan hasil belajar pra siklus 37%, siklus I menjadi 77 % dan siklus II menjadi 94%.

(21)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Vita Nur Fatimah tahun 2013 dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Menggunakan Model

Course Review Horay (CRH) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD N Pledokan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013” yang menunjukkan bahwa dengan penggunaan model

pembelajaran course review horay dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu pada kondisi awal keaktifan siswa hanya 36,16 % pada siklus I keaktifan siswa menjadi 72,53% dan pada siklus II keaktifan siswa mencapai 87,36%, selain itu hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan yaitu ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan model pembelajaran course review horay adalah 46,15% meningkat pada siklus I menjadi 84,62% dan pada siklus II menjadi 100%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi tahun 2013 dengan judul

Penerapan Media Papan Balik (Flipchart) Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini

merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SD Negeri Semambung No. 296 Sidoarjo dengan jumlah siswa 41 orang, dimana hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan presentase pada siklus I 70,73% dan pada siklus II 90,24% sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan media papan balik (flipchart) dengan model tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD N Senambung No 296 Sidorejo.

Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran course

review horay dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia, namun dalam penelitian tersebut belum digunakan media sebagai penunjang model pembelajaran course review

horay. Media flipchart merupakan salah satu media telah terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi, untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model course review horay berbantuan media flipchart sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga pada mata pelajaran PKn.

(22)

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn yang dilakukan dengan menggunakan model ceramah dilanjutkan pemberian tugas dan kurangnya pemanfaatan media pembelajaran membuat siswa menjadi kurang bersemangat, kurang tertarik dan memahami materi pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran dan media yang tepat akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pelajaran juga menjadi tertarik pada pembelajaran. Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton karena diselingi dengan hiburan dan siswa lebih aktif dengan dilakukannya pengujian terhadap pemahaman siswa secara kelompok sehingga diharapkan pemahaman konsep siswa pada materi yang diajarkan menjadi lebih baik. Selain itu model pembelajaran ini membuat siswa tertarik dan lebih semangat belajar karena kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan reward dan melatih kerja sama siswa dalam menjawab soal. Pada pelajaran PKn diperlukan media yang dapat menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, bersemangat dan tidak mudah bosan sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn adalah media flipchart, media ini akan lebih menarik perhatian siswa karena materi pelajaran disajikan dengan huruf, gambar, diagram dan bagan yang disusun dengan menggunakan warna-warna yang menarik dan membuat siswa menjadi mudah tidak bosan. Selain itu dengan media flipchart materi pelajaran disajikan secara singkat dan praktis sehingga diharapkan materi pelajaran lebih terfokus dan mudah dipahami siswa. Dengan demikian diharapkan akan tercipta pembelajaran PKn yang menyenangkan, lebih mengaktifkan siswa, lebih menarik perhatian siswa, dan materi pelajaran lebih mudah dipahami siswa sehingga hasil belajar PKn siswa menjadi lebih meningkat. Diterapkannya model pembelajaran course review

horay berbantuan media flipchart diharapkan akan dapat mempermudah

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Secara sistematis alur kerangka berpikir mengenai penggunaan model

(23)

pembelajaran course review horay berbantuan media flipchart pada pelajaran PKn untuk meningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Tindakan

Penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media

flipchart pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay Kelebihan Media Flipchart Suasana kelas menyenangkan dan tidak monoton Pembelajaran menarik

dan siswa lebih bersemangat belajar

Menarik perhatian siswa

Siswa tidak mudah bosan

Materi pelajaran disajikan secara singkat

dan praktis Materi pembelajaran mudah dipahami Hasil Belajar PKn Siswa Meningkat Melatih kerjasama siswa

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berpikir  2.4 Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan itu, tokoh si Hutan (Indra Bangsawan) masuk ke istana menghadap Raja Kabir dengan membawa air susu harimau beranak muda. Akan tetapi, tokoh ini berpura-pura

Semua aktivitas kerja sama di bawah Nota Kesepaharnan ini akan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan dana, personi-1, dan sumber daya lain yang diperlukan

Di dalam suatu keluarga kita mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.Tanggung jawab terhadap diri sendiri itu menuntut kesadaran akan diri kita untuk memenuhi

S, Patricia Febrina D, SE., MA., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan banyak saran dan nasehat untuk

Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approval material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan ke Konsultan Pengawas / Owner. -

Dalam Pasal 1320 KUH KUHPerdata, tidak dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan hal-hal tertentu. Namun dalam konteks kontrak bisnis, hal tertentu maksudnya adalah

Nilai (a*) dan (b*) pada Kunyit yang Dikeringkan dengan Perlakuan Fan pada Chamber 4..

Dua permasalahan pokok pembelajaran matematika di kelas yang berkait dengan rendahnya kemampuan siswa Indonesia serta proses pembelajaran di kelas yang kurang